Bertemu Om Cantik

Aku kecil adalah gadis yang periang. Memiliki banyak teman, laki-laki dan perempuan.

Tapi aku tidak suka bisa melihat beberapa diantara 'mereka'. Mereka bukan siapa-siapa, apalagi temanku.

Aku kecil bukan pemberani. Hanya saja aku kecil belum tahu bahwa mereka yang kulihat bukanlah manusia.

Dan aku bersyukur karena Allah menciptakan semua anak kecil, termasuk aku dulu, sebagai makhluk polos yang menganggap 'mereka' yang berwajah aneh hanyalah manusia yang memakai topeng.

***

Malam itu, aku dalam perjalanan pulang dari rumah kakekku yang hanya berbeda desa dengan tempatku tinggal. Usiaku enam tahunan saat itu.

Aku duduk anteng di belakang jok sepeda tua yang dikayuh bapakku.

Saat itu jalan desa masih terhitung gelap walau ada lampu bohlam berwarna kuning yang menyala dari teras rumah-rumah warga.

Pohon-pohon besar dan rumput tinggi tak terurus masih banyak menghiasi pinggiran jalan menuju rumahku.

Dalam gang menuju rumahku, masih banyak pekarangan warga yang berisi pohon pisang, pohon mangga, pohon kelapa, dan pohon-pohon besar lainnya. Rumahnya pun masih jarang, masih berjauhan antara satu rumah dengan lainnya karena terpisah oleh pekarangan yang aku sebutkan tadi.

KYOT, KYOOOT.

Suara sepeda tua dikayuh. Aku duduk membonceng di belakang berpegangan pinggang bapakku agar tidak jatuh. Jalanan sepi saat itu walau masih sekitar pukul 8-9 malam. Kalau tidak salah saat itu sekitar tahun 1997.

KYOT, KYOOOT.

Sepeda terus dikayuh oleh bapakku.

Rumahku semakin dekat. Berapa puluh meter lagi akan sampai.

Aku duduk anteng menyamping di jok belakang. Hingga aku melihat lelaki berbaju putih hingga menutup kaki, berambut panjang, berwajah putih, dengan mata merah, duduk anteng berjongkok di bawah pohon sirsak.

Dia menatapku.

Aku tatap juga dia tanpa rasa takut sedikit pun.

Karena sekali lagi, saat itu aku tidak tahu bahwa di dunia ini ada makhluk selain manusia sepertiku.

Ku perhatikan wujudnya. Dia persis manusia. Sangat persis, tidak ada yang berbeda. Tubuhnya sempurna. Wajahnya pun. Tidak ada muka robek atau mulut besar seperti yang di film-film.

Maka dari itu, dulu aku yakin dia adalah manusia yang sengaja berdandan menor. Manusia yang berbedak tebal dan memakai eyeshadow merah di sekeliling matanya. Hanya itu.

Tapi satu yang aneh, mukanya benar laki-laki. Dia berwajah lebar dan tegas. Bukankah katanya, makhluk seperti dia adalah perempuan?

Dia duduk jongkok tak bergerak. Matanya tetap melirikku walau sepeda yang dikayuh bapakku mulai menjauhi tempatnya berdiam diri.

Mataku pun tetap melihatnya hingga sepeda bapakku benar-benar menjauhinya. Dan kami sampai rumah.

"Pak, Pak, masa tadi ada orang jongkok di bawah pohon si malam-malam?" Aku langsung memberitahu bapakku.

Bapakku hanya senyum tak menjawab. Dan aku tak mengerti apa arti senyumannya itu.

***

Semakin bertambah usia, mataku sudah tidak lagi bisa melihat 'mereka'.

Atau 'mereka' yang sudah tidak ingin lagi aku lihat?

Apapun alasannya, aku bersyukur. Karena akan repot sekali kalau sampai dewasa aku masih bisa melihat 'mereka'.

Tapi satu yang masih melekat padaku, aku masih bisa mencium aroma dan mendengar 'mereka'.

"Heh, bau kembang ya?" kataku pada teman-teman saat kami bermain malam-malam.

Jaman dulu pas aku kecil, selepas isya (sekitar pukul setengah delapan malam), anak-anak bermain ramai di luar. Dan para ibu duduk ririungan membicarakan banyak hal ngobrol ngalor-ngidul.

Memang indah saat itu. Berbeda dengan sekarang. Anak-anak sibuk dengan gadgetnya, dan ibu-ibu asik dengan sinetronnya.

"Hust, tidak usah bilang. Nanti dia nongol," jawab salah satu temanku agak berbisik.

Aku langsung diam.

Karena saat itu, aku usia Sekolah Dasar, sudah punya rasa takut terhadap 'mereka'.

Takut kalau-kalau 'mereka' tiba-tiba muncul sambil tersenyum cekikikan.

Dan laki-laki berbaju putih yang jongkok di bawah pohon sirsak yang kuceritakan tadi, baru ku tahu saat aku sudah beranjak besar, bahwa dia adalah KUNTILANAK.

Terpopuler

Comments

Nurohman

Nurohman

masih mending naik sepeda ak jalan kaki umur 5 thn thn 1988 listrik blm masuk ke desaku jam 10 mlm ceritanya mau nginep di rumah kakek ,tp nggak jadi akhirnya di anter pulang nggak jauh mungkin 2 km buset ternyata kampung kelahiranku di jaga sama 2 ekor raksasa berwujud singa. pas di sebelah singa ada perempuan cantik bngt di atas pohon salak. dasarnya ak nggak takut y tak tanyain lagi ngapain mbak,tp cuma sampai umur 28 sj trus di tutup total sama kyai usia 33 thn sekarang udh bebas

2022-01-19

1

R⃟ Silu ✰͜͡w⃠🦃🍆(OFF)

R⃟ Silu ✰͜͡w⃠🦃🍆(OFF)

syukaaaa ceritanya

2021-12-09

1

Bz

Bz

kuntilanak ada juga yg jenis kelamin nya laki laki kah???🤩🤩🤩

2021-11-04

1

lihat semua
Episodes
1 Menjadi Anak Kosan
2 Bertemu Om Cantik
3 Kosanku Ternyata ...
4 Dia Mulai Menyapa
5 Di Balik Tangga
6 Ketukan Pintu Malam-Malam
7 Kontrakan untuk Teh Wati
8 Kisah Tragis si Bungsu
9 Suara Apa Itu?
10 Dalam Pantulan Cermin
11 Temanku Kesurupan
12 Tamu Tak diundang
13 Jaga Diri Baik-baik !!
14 Pindah Kosan
15 Hari Pertama di Kosan Baru
16 Dari dalam Kamar Mandi
17 AUTHOR MENYAPA
18 Dia Datang
19 Bercanda dengan Mereka
20 Mereka Ada di Mana-mana
21 Menepati Janji
22 PPL (Part 1)
23 PPL (Part 2)
24 PPL (Part 3)
25 PPL (Part 4)
26 PPL (Part 5)
27 PPL (Part 6)
28 PPL (Part 7-End)
29 Kisah Sekolah (Part 1)
30 Kisah Sekolah (Part 2)
31 Kisah Sekolah (Part 3)
32 Kisah Sekolah (Part 4-End)
33 PENGUMUMAN
34 KKN (Part 1)
35 KKN (Part 2)
36 KKN (Part 3)
37 KKN (Part 4)
38 KKN (Part 5)
39 KKN (Part 6)
40 KKN (Part 7-End)
41 Kembali ke Kosan
42 Kosan Baru
43 Sesuatu pada Jemuran
44 Kosan Fardan (Part 1)
45 Kosan Fardan (Part 2)
46 Kosan Fardan (Part 3)
47 Kosan Fardan (Part 4)
48 Kosan Fardan (Part 5)
49 Kosan Fardan (Part 6-End)
50 Kosan Teh Lisa (Part 1)
51 HALO
52 Kosan Teh Lisa (Part 2)
53 Kosan Teh Lisa (Part 3)
54 Kosan Teh Lisa (Part 4-End)
55 Kenangan di Kosan (END)
56 Desaku (Ekstra Part 1)
57 Desaku (Ekstra Part 2)
58 Desaku (Ekstra Part 3)
59 Desaku (Ekstra Part-End)
60 WORO-WORO
61 Cerita si Fardan
62 Hallooooo
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Menjadi Anak Kosan
2
Bertemu Om Cantik
3
Kosanku Ternyata ...
4
Dia Mulai Menyapa
5
Di Balik Tangga
6
Ketukan Pintu Malam-Malam
7
Kontrakan untuk Teh Wati
8
Kisah Tragis si Bungsu
9
Suara Apa Itu?
10
Dalam Pantulan Cermin
11
Temanku Kesurupan
12
Tamu Tak diundang
13
Jaga Diri Baik-baik !!
14
Pindah Kosan
15
Hari Pertama di Kosan Baru
16
Dari dalam Kamar Mandi
17
AUTHOR MENYAPA
18
Dia Datang
19
Bercanda dengan Mereka
20
Mereka Ada di Mana-mana
21
Menepati Janji
22
PPL (Part 1)
23
PPL (Part 2)
24
PPL (Part 3)
25
PPL (Part 4)
26
PPL (Part 5)
27
PPL (Part 6)
28
PPL (Part 7-End)
29
Kisah Sekolah (Part 1)
30
Kisah Sekolah (Part 2)
31
Kisah Sekolah (Part 3)
32
Kisah Sekolah (Part 4-End)
33
PENGUMUMAN
34
KKN (Part 1)
35
KKN (Part 2)
36
KKN (Part 3)
37
KKN (Part 4)
38
KKN (Part 5)
39
KKN (Part 6)
40
KKN (Part 7-End)
41
Kembali ke Kosan
42
Kosan Baru
43
Sesuatu pada Jemuran
44
Kosan Fardan (Part 1)
45
Kosan Fardan (Part 2)
46
Kosan Fardan (Part 3)
47
Kosan Fardan (Part 4)
48
Kosan Fardan (Part 5)
49
Kosan Fardan (Part 6-End)
50
Kosan Teh Lisa (Part 1)
51
HALO
52
Kosan Teh Lisa (Part 2)
53
Kosan Teh Lisa (Part 3)
54
Kosan Teh Lisa (Part 4-End)
55
Kenangan di Kosan (END)
56
Desaku (Ekstra Part 1)
57
Desaku (Ekstra Part 2)
58
Desaku (Ekstra Part 3)
59
Desaku (Ekstra Part-End)
60
WORO-WORO
61
Cerita si Fardan
62
Hallooooo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!