"Eh, orang atas kalau malam suka tarik-tarik koper ya?"
"Hah? Maksudnya?"
Aku bingung dengan pertanyaan Nana. Dia adalah penghuni kamar nomor 4. Kamar yang berada agak ke kanan dari depan kamarku.
"Kamar atas itu loh. Kalau tengah malam suka bunyi seperti roda koper diseret-seret gitu?"
"Ingin mudik mungkin dia. Hahaha."
Seingatku, di kosan ini tidak ada yang membawa koper. Kami membawa baju-baju kami memakai tas ransel. Ala-ala anak rumah akan kabur saja gitu ✌
"Ih serius tahu. Aku suka dengar. Kalau malam dari kamar atas suka bunyi 'gredeg-gredeg-gredeg', seperti suara roda koper saja begitu."
"Malam jam berapa?" aku penasaran.
"Malam intinya. Jamnya tidak menentu. Intinya kalau kita sudah pada tidur, dan kosan sudah sepi, nah baru tuh terdengar suara kopernya."
"Ih ya masa orang atas giliran orang lain sudah pada tidur dia malah main koper??" aku protes.
Nana mengangguk setuju.
Suara roda koper tanpa ada yang punya koper?
Ya entahlah suara apa itu. Hanya 'mereka' yang tahu.
***
Malam ini aku tidur di kamar Mawar, kamar nomor 7 yang letaknya ada di paling ujung, dekat pembatas bangunan, karena harus lembur mengerjakan tugas. Temanku itu memang tidak satu kampus denganku. Hanya saja kebetulan dia juga punya tugas dari dosennya. Untuk itu kami begadang bersama walau mata kami fokus pada layar laptop masing-masing.
"Kemarin malam, Yani dengar ada orang menangis di jemuran."
Aku yang sedang mengetik menghentikan tanganku mendengar ucapan Mawar. Di kamar ini, Mawar tinggal bersama Yani, sahabatnya dari SMA. Dan hari ini kebetulan Yani sedang pulang kampung, karena itu aku bisa menginap. Jemuran yang Mawar maksud adalah lahan jemuran satu-satunya di kosan yang lumayan luas, berada berhadapan dengan bangunan kosan kami yang dua lantai. Jemurannya memanjang dengan lima tali. Cukup untuk menampung jemuran kami semua.
"Serius kamu?"
Aku sedikit tidak percaya karena baru kemarin aku mendengar cerita Nana mengenai pengalaman ganjilnya dari kamar atas. Dan malam ini aku mendengarnya lagi dari Mawar.
"Menurut Yani, suara itu awalnya dari jemuran. Tapi lama-lama makin dekat. Sampai akhirnya suara itu pindah ke depan pintu."
"Pintu kamar ini? Suara tangisan? Jelas?" aku meyakinkan.
"Iya. Jelas katanya. Perempuan, nangis. Dari tengah malam sampai menjelang subuh."
"Astaghfirullah."
Aku diam. Bulu kudukku merinding. Karena membayangkannya saja aku sudah takut.
Perempuan, nangis malam-malam?
Kalian pasti tahu dia siapa kan?
Di dunia 'mereka', aku paling takut dengan dua diantaranya, yaitu Pocong dan wanita menangis itu, yang kata orang disebut, Kuntilanak.
Aku dan Mawar sudah selesai mengerjakan tugas. Kami bergegas tidur karena waktu sudah menunjukkan pukul 1 malam.
Mawar beruntung sekali karena dia bisa cepat tidur pulas. Sementara aku, masih terbayang-bayang ceritanya tadi. Aku tidak bisa tidur.
Lampu kamar sudah dimatikan. Hanya lampu dari kamar mandi yang cahayanya lumayan membuat ruangan masih terang. Kamar mandi kosan kami memang ada di dalam kamar masing-masing.
Malam itu hening. Seluruh penghuni kosan pasti sudah tertidur pulas. Hanya aku yang mungkin masih melek seorang diri. Sampai aku dengar,
PLAK PLAK PLAK.
Aku diam. Aku tajamkan telingaku untuk lebih teliti mendengar.
PLAK PLAK PLAK.
Suaranya jelas sekali aku dengar dari lantai atas.
PLAK PLAK PLAK.
Sekarang terdengar sedang menuruni tangga. Jelas sekali.
PLAK PLAK PLAK.
Suara itu makin mendekat.
PLAK PLAK PLAK.
Semakin dekat.
PLAK PLAK PLAK
Suara itu terdengar jelas, dia berhenti tepat di area jemuran.
Aku menarik napas panjang menenangkan diriku yang mulai panik. Aku diam. Aku tidak membangunkan Mawar. Karena setelah suara itu berhenti di jemuran, suara itu hilang.
"Plak plak plak."
Aku hapal betul suara apa itu.
"Plak plak plak."
Ku hapalkan lagi suara itu dalam pikiranku.
Aku gelengkan kepalaku.
Jika aku berpikir positip, anggap saja suara itu adalah anak kamar atas yang turun hendak menjemur pakaian.
Tapi siapa yang berani menjemur pakaiannya malam-malam begini?
Aku masih mengatur napasku.
Suara tadi, "Plak plak plak," aku tahu betul, itu adalah suara sandal karet yang berbenturan dengan lantai keramik.
Kalian bisa bayangkan bunyinya?
"PLAK PLAK PLAK."
Seolah seseorang dengan memakai sandal karet, berlari dari lantai atas menuju jemuran, di tengah malam buta.
Dan aku tidak mau tahu suara sandal siapa itu.
Namun aku terpikirkan sesuatu, ada apa sebenarnya dengan area jemuran???
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
novita setya
iya tuh sering bet mlm2 ada suara mengganggu..ada yg ngorok kenceng bgt bahkan ada yg k*entut suaranya bikin kaget seantero kosan😁
2021-11-27
3
Oke Jek
plak plak plak😭aku kira ada setan rebutan sampe gampar gamparan
dih ngakak sama fungsi otaku sendiri
2021-11-12
2
atmaranii
udh deg deg serr....
aku jg sering Dnger suara nangis TGH mlm...dan itu hal yg mnyramkan....
2021-09-21
1