Bab 18 Rezeki Tidak Akan Tertukar

Mobil yang dikemudikan Pa Yuda tiba didepan gerbang sekolah. Setelah Pa Yuda menghentikan laju mobil, Riska sengaja buru-buru membuka knop pintu mobil penumpang, tujuannya supaya Pa Yuda tidak perlu repot-repot membukakan pintu mobil untuknya. Tidak lupa Riska mengucapkan ucapan terima kasih kepada Pa Yuda karena sudah diantarkan ke sekolah. Lalu Riska turun dengan mengucapkan

'Bismillahirrahmanirrahiim', yang jika diterjemahkan artinya adalah " Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. " Riska selalu mengawali setiap aktivitasnya dengan ucapan tersebut, karena dengan menyebut bacaan bismillah disetiap awal pekerjaan, bertujuan untuk selalu mengingat kebesaran Allah dan berharap memperoleh keberkahan dari setiap apa yang dikerjakan.

Riska melangkahkan kakinya dengan hati yang senang. Bagaimana tidak senang, hari ini pelajaran akan dimulai dan Riska sudah tidak sabar bertemu dengan guru-guru hebat di sekolah ini saat mereka memberikan materi pelajaran di kelas.

Saat sedang berjalan dilorong, Tiba-tiba Riska mendengar ada yang berteriak-teriak memanggil seorang anak kecil. Mulanya Riska berfikir mungkin saja ada guru yang membawa anaknya, kemudian anaknya lari-larian dan guru tersebut memanggil anaknya tersebut yang masih kecil. Tapi ternyata pikiran Riska salah, ternyata itu adalah suara Tasya yang memanggil dirinya.

Tasya yang melihat Riska dari kejauhan sedang berjalan di lorong sekolah, langsung mempercepat langkahnya agar dapat mengejar Riska. langkah Tasya bahkan seperti orang yang sedang olah raga jalan cepat. Orang lain yang melihat Tasya berjalan sangat cepat bahkan mungkin setengah berlari mengira Tasya sedang latihan jalan cepat. Hati Tasya sudah panas bergejolak. Dengan melihat sosok Riska saja Tasya sudah kesal dibuatnya, padahal kalau dipikir-pikir Riska sama sekali belum pernah berbuat salah kepada Tasya. Hanya karena melihat dengan mata kepalanya sendiri tempo hari Reza yang tidak lain adalah pacarnya sendiri mengikuti Riska pulang dan mengetahui kenyataan saat sedang berada di Salon Tante Rahma, bahwa Riska jauh lebih cantik dari dirinya dan tentunya lebih kaya karena Papanya adalah seorang pengusaha ternama, hal ini lah yang membuat Tasya seperti kebakaran jenggot karena merasa tersaingi dan Tasya juga khawatir Riska akan merebut Reza. Saat jaraknya sudah dekat dengan Riska, Tasya langsung memanggil Riska, tetapi dengan tidak menyebutkan nama Riska, melainkan menyebut Riska dengan sebutan anak kecil, ya ini karena Tasya beranggapan Riska adalah anak yang baru saja masuk SMA, karena yang dipanggil tidak juga menengokkan kepalanya ataupun memberhentikan langkahnya, akhirnya Tasya nekad untuk menarik tasnya Riska.

"Anak kecil...... "

"Heyyyyy Anak kecillll berhenti... "

Ucap Tasya kepada Riska, namun tidak mendapat tanggapan dari Riska. Yang ada Riska malah melihat ke sisi kanan dan kirinya siapa tahu memang ada anak kecil disekitarnya. Tiba-tiba langkah Riska tertahan, karena ada yang menarik tasnya dengan paksa, Riska pun akhirnya menenggokan kepalanya. Awalnya kaget, karena Riska tahu siapa sosok yang sudah berani menarik tasnya, tetapi memang Riska belum tahu siapa nama gadis tersebut.

"Astagfirullah" Sahut Riska.

"Hey... Kamu.. Dari tadi aku panggil diam saja kamu!!! "

"Kamu itu nga bisa dengar atau tuli sihhhh????? " Ucap Tasya penuh penekanan.

"@@@@????? " Riska mengkerutkan keningnya, karena binggung dengan yang diucapkan Tasya baru saja.

"Nga bisa dengar sama tuli kan sama saja Ka?" Jawab Riska santai.

"Ya ampunnnnn oon banget sih aku pake ngomong kayak gitu" Ucap Tasya didalam hatinya.

"Kamu tuh ngejawab aja" Ucap Tasya lagi untuk menutupi rasa malunya.

"Lagi... Emang Kaka manggil aku? " Tanggap Riska.

"Kaka... Kaka... Emang aku kaka kamu apa heeehhh!!! " Ucap Tasya ketus.

"Laaah.. Kalau bukan panggil kaka, terus aku harus panggil apa? Panggil tante?? Panggil nenek gitu? "

"Dengerin ya Ka, kenalkan nama aku Riska bukan anak kecil" Jawab Riska penuh penekanan sambil mengulurkan tangannya untuk mengajak Tasya berjabat tangan, tetapi Tasya tidak menanggapi uluran tangannya Riska, sehingga Riska menarik kembali tangannya.

"Aku udah tahu nama kamu, cuma males aja nyebutnya"

"Dengerin ya kamu... "

Tasya bicara sambil menunjukan jari telunjuknya dihadapan wajah Riska, tetapi tanpa Tasya duga ternyata jari telunjuknya ditepis oleh Riska.

"Sialan niih anak kecil berani juga sama aku. "

"Mana sakit juga barusan saat jari telunjuk aku ditepis" Tasya berbicara didalam hatinya sambil tetap matanya menatap tajam mata Riska.

"Enak aja niih bule berani nunjuk-nunjuk didepan wajah aku, belum tahu aja dia kalau aku pernah jadi atlet taekwondo" Riska pun berbicara didalam hatinya. Riska paling tidak suka diintimidasi seperti ini. Beruntung Riska dari SD sampai lulus SMP kemarin rajin mengikuti latihan taekwondo, sehingga dirinya mempunyai kepercayaan diri saat sedang di situasi yang tidak bisa diduga. Ketiga putri Papa Pras menguasai yang namanya beladiri dan renang, Papa Pras mengikuti ketiga puterinya sedari kecil dua kegiatan tersebut tentu ada maksudnya, yaitu supaya ketiga putrinya bisa survive saat ada hal-hal yang tidak terduga.

"Nga usah pake tunjuk-tunjuk Ka, emangnya aku papan tulis apa???? " Jawab Riska enteng.

"Kamuuu tuuuh.... Dengerin ya... Jauhi Reza, jangan dekat-dekat sama dia!! Reza itu punya akuu!!! Ngerti kamu??? "

Ucap Tasya yang sudah kesal karena Riska ternyata punya nyali besar menghadapinya.

"Sudah bicaranya??? Jadi cuma mau bilang itu saja sampai harus narik-narik tas segala. Gak penting banget! " Jawab Riska.

"Iiihh kamu tuuh... "

Belum juga Tasya melanjutkan bicaranya, tidak lama kemudian muncul Reza, Reza yang sebenarnya tadi saat di depan gerbang sudah melihat Riska turun dari mobilnya. Niat awal mau menyusul Riska supaya bisa mengajak Riska ngobrol bareng, tapi karena Reza pun harus terlebih dahulu memarkirkan mobilnya dan kemudian saat baru turun dari mobil ada temannya yang mengajaknya bicara, otomatis Reza tidak bisa langsung mengejar langkah Riska. Tetapi saat dari jauh Reza melihat Tasya sedang berbicara dengan Riska, Reza menyadari ada hal yang tidak beres terjadi, karena untuk apa Tasya mendekati Riska yang notabenenya adik kelas dan setahu Reza, Tasya juga tidak kenal dengan Riska. Reza pun langsung mempercepat langkahnya untuk mendekati kedua gadis tersebut. Tetapi hatinya tidak bisa diajak kompromi, saat jarak dengan Riska semakin dekat jantungnya berdetak jedag jedug tidak beraturan, membuat Reza harus mengatur nafasnya supaya tidak terlihat gugup.

"Tasya... Lagi apa disini? " Ucap Reza.

Tasya yang mendengar namanya dipanggil pun langsung menengok dan terkejut ketika Reza sudah ada di belakangnya. Wajahnya yang tadi semula penuh amarah berubah menjadi manis semanis gula.

"Oooh.. Jadi pacar Ka Reza namanya Tasya "

"Cantik sih, cumaaaaa ya gitu deh" Riska berbicara didalam hatinya.

"Ehhh sayang, udah datang? Nga ngapa-ngapain kok cuma kenalan saja sama anak baru, iya kan Ris? " Jawab Tasya dengan suara dimanja-manjain.

Riska tidak menjawab pertanyaan Tasya, karena kalau Riska menjawab iya, sama saja Riska berbohong, tetapi jika Riska berkata yang sebenarnya, Riska khawatir Tasya bakal bertindak yang aneh-aneh. Jadi Riska hanya mengangkat bahunya saja, sambil permisi kepada Tasya dan Reza untuk masuk ke kelasnya.

"Permisi ya Ka Tasya, Ka Reza... Riska mau masuk kelas dulu" Ucap Riska sambil melanjutkan langkahnya yang sempat tertahan tadi.

Reza hanya menjawabnya dengan anggukan kepalanya saja. Saat Riska berjalan meninggalkan mereka berdua Reza masih saja menatap Riska dari belakang, tetapi buru-buru pandangan itu ia alihkan karena ada Tasya disampingnya.

'Kamu ngapain sih Sya tadi sama Riska? " Tanya Reza.

"Nga usah tahu kamu Za, ini urusan cewek" Jawab Tasya.

"Oooooh..ok. " Ucap Reza simpel dan tidak mau memperpanjang lagi pertanyaannya, karena Reza malas menghadapi sifat Tasya yang suka merajuk. Mereka pun berjalan berdampingan menuju kelas.

Sebenarnya tadi saat Reza, berada di samping Tasya perasaan Riska pun menjadi tidak enak, tetapi Riska menepis perasaan tersebut, karena Riska berpikir posisi Riska yang bukan siapa-siapa untuk Reza. Tanpa Riska tahu sebenarnya Reza menaruh hati padanya.

Sampailah Riska dikelas, dan sudah ada Zia sahabatnya yang selalu menanti kehadiran Riska.

"Eehhh kenapa tuh muka asem gitu? Habis makan buah kecut bukan?'" tanya Zia sambil cengegesan.

"Hadeeeuu Zi, astagfirullah ngimpi apa aku semalam ya? " Ucap Riska ambigu.

"Waaaaauuw pasti ngimpi indah ya? " Tebak Zia.

" Ihh kamu mah, kalau aku mimpi indah mah pasti wajah aku berseri-seri atuh sekarang" Jawab Riska.

"Yaaa mana aku tahu kamu mimpi apa, lagi aku tanya kenapa tuh muka asem banget kamu jawabnya malah ke mimpi, hehehe.... " Ucap Zia.

Riska pun menceritakan kejadian tadi di lorong sekolah sedetail-detailnya kepada Zia, sampai yang pada akhirnya ada Reza yah datang mendekati mereka.

"Yaaa ampun ngapain sihh tuh bunglon bule ngomong gitu segala? Takut kali dia Ris sama kamu" Ucap Zia.

"Takutt????? "

"Emangnya aku hantu gitu? " Tanya Riska sambil mempraktekan gaya hantu kalau lagi beraksi nakut-nakutin manusia.

"Hahahah... ga cocok kamu Ris jadi hantu"

"Iyaa....Ka Tasya itu takut Ka Reza pindah ke hati kamu, hahahahha" Zia menjawab pertanyaan Riska sambil tertawa puas.

"Ishh kamu mah Zi, aku pikir takut kenapa" Ucap Riska.

Tidak lama bel berbunyi itu tanda bahwa pelajaran akan dimulai. Sebelumnya Wali kelas Riska yang bernama Ibu Meffi meminta siswa-siswi untuk mengumpulkan formulir persetujuan orang tua untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Riska dan Zia sudah memilih ekstrakulikuler mading. Mereka berdua senang berkutik hal-hal yang berkaitan dengan berita-berita terbaru. Tanpa Riska sadari sebenarnya dengan Riska memilih ekstrakulikuler mading, maka Riska akan sering bertemu dengan Reza. Kemudian formulir yang terkumpul oleh Ibu Meffi dikelompokan berdasarkan ekstrakulikuler yang diikuti siswa untuk kemudian nanti akan Ibu Meffi bawa ke ruang administrasi saat jam istirahat.

Siang hari, saat jam istirahat tiba, Reza dan Eka ke tempat administrasi untuk mengambil formulir ekstrakulikuler mading. Saat mereka sedang melihat satu demi satu formulir tersebut, Reza membaca salah satu formulir tersebut ada yang tertulis nama Riska Tri Hapsari. Reza pun tersenyum, dia sangat senang sekali saat mengetahui Riska memilih mading, dan Reza sudah tidak sabar menanti hari-hari dimana mereka bisa selalu bertemu. Eka hanya mengelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya.

Reza sudah menceritakan kepada sahabat-sahabatnya tentang siapa sosok Riska sebenarnya, dan sahabat-sahabatnya pun awalnya cukup kaget dengan apa yang diceritakan Reza, memang jika dilihat dari penampilan Riska yang sederhana, sama sekali tidak ada yang menduga bahwa Riska anak pengusaha ternama. Tetapi jika dilihat satu persatu apa yang dikenakannya walau memang terlihat setiap hari Riska selalu memakai barang yang sama, tetapi semuanya merupakan barang bermerk ternama. Apalagi mobil yang mengantar jemput Riska, semuanya mobil mewah, ditambah memakai supir pribadi.

Sedangkan di kelas 1-4, Riska daritadi memperhatikan Zia yang lebih banyak diam dari biasanya. Kemudian Riska pun melihat Zia membawa dua tempat wadah besar yang bisa ditebak isinya pasti kue buatan Ummi Farah.

"Ziii kamu kenapa kok seperti ada yang sedang dipikirkan? " Tanya Riska.

"Ehhh ini Riska, aku lagi sedih plus binggung, tadi kan Ummi minta tolong sama aku sekalian aku berangkat sekolah untuk menitipkan jualan kuenya Ummi di Warung Bu Desti, tapi ternyata tadi pas aku ke Warung Bu Desti, warungnya tutup, anaknya lagi demam katanya. Tapi harusnya kan Bu Desti mengirimkan kabar ya Ris sama Ummi, biar Ummi tidak usah membuat kue sebanyak ini. Kasihan kan Ummi dari jam 2 pagi sudah berkutik di dapur untuk membuat kue- kue untuk jualan. Kalau masih banyak gini Ummi nga bakal dapat uang dong hari ini, mana sudah beberapa hari ini lagi sepi pesanan kue" Curhat Zia kepada Riska sambil menunjukan kesedihan di wajahnya.

Riska bisa merasakan kesedihan yang Zia rasakan, karena mereka sudah bersahabat dari sejak duduk dibangku sekolah dasar. Riska tahu sendiri bagaimana keadaan ekonomi keluarganya Zia.

'Pleeetakkkk'

Riska meneke keningnya Zia.

"Aduuuhh... Sakit tau Ris, kamu senang banget sih menganiaya aku" Ucap Zia sambil memegang keningnya.

"Lagi kamu tuh Zi, rajin ikut pengajian masih saja berfikiran seperti itu.Qodarullah Zi, anaknya Ibu Desti harus sakit, jadi jangan menyalahkan beliau. Ingat Rezeki setiap orang sudah dibagi, karena rezeki itu datangnya dari Allah" Jawab Riska.

"Iyaaa... Iya... Tapi aku juga kan manusia biasa, terus ini bagaimana nasib kue-kue Ummi aku Ris? " Ucap Zia sambil memandang dia kotak wadah kuenya.

"Ingat Zi, bahwa rezeki itu tidak akan pernah tertukar dan rezeki itu bisa datang dari mana saja" Ucap Riska mengingatkan Zia sahabatnya.

Sahabat yang baik itu adalah sahabat yang selalu mengingatkan hal-hal kebaikan dan mau menasehati disaat sahabatnya sedang merasa jatuh.

"Iya siiih... Tapiiii.... " Jawab Zia masih seperti yang binggung.

"Tapi... Tapi melulu... Sinih ikutin aku"

Ucap Riska sambil mengambil kotak wadah kuenya.

"Bismillah"

"Kue... Kue... Kue enak, siapa mau? "

Ucap Riska, ya Riska tanpa malu sedikitpun menawarkan kue-kue tersebut kepada teman-temannya.

"Waaah asiiik, mau deh Ris 2 ya. "

"Aku juga mau beli. "

"Aku juga mau 2 ya. "

"Sabar.. Sabar antri ya" Jawab Riska.

Tidak hanya kepada teman-temannya satu kelas saja, Riska juga menawarkan kue-kue tersebut kepada teman-teman yang beda kelas. Siapa yang tidak kenal Riska, walaupun siswi baru disekolah tersebut, tapi pesonanya sudah dikenal oleh satu sekolah sebagai 'gadis cantik berjilbab panjang. '

Saat Riska sedang berjualan kue-kue tersebut diluar kelasnya, Lagi-lagi Riska harus bertemu dengan Tasya dari arah yang berlawanan. Riska pun langsung meningkatkan kewaspadaannya saat melihat Tasya mendekat ke arahnya. Tasya yang melihat Riska ada di arah yang berlawanan dengannya pun langsung tersenyum licik, Tasya merencanakan sesuatu untuk membuat Riska malu. Saat Riska dan Tasya bertemu dengan jarak yang dekat, Tiba-tiba saja kaki Tasya menyundul kaki Riska. Riska yang memang dari awal sudah waspada, alhamdulillah mempunyai refleks yang bagus, Riska sempat hampir terjatuh tetapi kakinya mampu dengan cepat menopang kembali tubuhnya dan yang terpenting kue-kue yang sedang dipegangnya sama sekali tidak ada yg terjatuh.

"Astagfirullah"

"Alhamdulillah kue-kuenya aman" Ucap Riska.

Zia yang berada di samping Riska ikut terkejut dengan apa yang dilakukan Tasya, dan Zia pun bersyukur karena Riska memiliki refleks yang bagus sehingga sisa kue-kuenya yang masih ada aman tidak ada yang terjatuh.

"Iihhh apa-apaan sih itu bunglon bule, norak banget" Ketus Zia.

"Sudah Zi, biarkan saja, biar Allah yang balas"

"Lagi pula aku juga nga apa-apa kok dan kuenya juga tidak ada yang tumpah"

"Kita lanjutkan saja yuu jualannya, tinggal sedikit lagi nih" Ucap Riska menenangkan Zia yang terlihat panas karena ulah Tasya.

Zia benar-benar bangga memiliki sahabat seperti Riska, walaupun dirinya berbeda status sosial dan ekonomi tetapi Riska tidak malu sama sekali membantu Zia untuk menjual kue-kuenya Ummi Farah. Riska terlihat semangat sekali menawarkan kue-kue tersebut kepada teman-temannya. Malah dengan Riska yang berjualan, kue-kue itu laris manis dalam kurun waktu lima belas menit.

Pemandangan Riska berjualan dan Tasya yang mengerjai Riska, semuanya terpantau oleh Reza tanpa diketahui oleh dua gadis tersebut. Sejak Riska bersekolah disana, duduk di taman sekolah menjadi hobinya Reza, karena dari taman sekolah inilah bisa melihat langsung ke arah kelasnya Riska. Walaupun hanya melihat Riska dari jauh, tapi untuk sementara itu sudah cukup buat Reza untuk menyenangkan hatinya. Reza kagum dengan sosok Riska yang pada dasarnya seorang anak pengusaha tetapi tidak malu untuk membantu sahabatnya berjualan kue, dan Reza kecewa ketika melihat Tasya mengerjai Riska. Tetapi Reza tidak bisa apa-apa, kalau Reza membela Riska walaupun benar, sudah dipastikan Tasya bakal marah besar. Tetapi jika Reza membela Tasya, Reza tidak mau karena tahu bahwa dalam hal ini Tasya lah yang salah. Akhirnya Reza memilih diam saja ditempatnya.

"Alhamdulillah Zi, kuenya habis" Ucap Riska.

"Alhamdulillah, walaupun warung Bu Desti tutup, tapi kue-kue ini bisa habis" Ucap Zia.

"Iya Alhamdulillah ya, Allah menggerakkan hati teman-teman untuk membeli kue-kue mu Zi"

"Coba dirapihkan sambil dihitung uangnya Zi" Ucap Riska.

Zia pun melakukan apa yang diperintahkan Riska, yaitu merapihkan sambil menghitung jumlah uang yang didapat dari hasil berjualan kue tadi.

"Terima kasih ya Ris sudah bantu aku, you are my best friend" Zia mengucapkannya sambil memeluk Riska.

"Sama-sama Zi, aku senang kok bisa bantu kamu, you are my best friend too" Jawab Riska.

Riska pun merasa bahagia melihat senyum yang kembali berkembang di bibir Zia.

"Naaah gitu dong senyum lagi, kan jadi keliatan manis" Ujar Riska.

"Apaan sih kamu Ris, pakai ada kata-kata manis segala, emangnya aku teh manis apa? " Jawab Zia.

Riska hanya tersenyum lebar mendengar jawaban Zia, mendengar jawaban Zia yang suka asal, itu menandakan Zia yang sudah kembali lagi menjadi dirinya. Kemudian Riska pun berdoa didalam hatinya

"Ya Allah jadikanlah aku merasa cukup dengan apa yang engkau rezekikan dan berikanlah berkah didalamnya. "

Episodes
1 Bab 1 Riska
2 Bab 2 Miss Detail & Miss Slowly
3 Bab 3 Zia
4 Bab 4 Kelas 1-4
5 Bab 5 Mahkluk Ganteng
6 Bab 6 Di jemput Ka Rini
7 Bab 7 Reza
8 Bab 8 Makan Siang Bersama
9 Bab 9 Kunjungan Ustadz Farhad
10 Bab 10 Eskul Days
11 Bab 11 Menguntit
12 Bab 12 Curiga
13 Bab 13 Main Ke Rumah Riska
14 Bab 14 Kajian Ummi Ida
15 Bab 15 Calon Menantu Idaman
16 Bab 16 Salon Tante Rahma
17 Bab 17 Riska vs Reza
18 Bab 18 Rezeki Tidak Akan Tertukar
19 Bab 19 Ikhlas
20 Bab 20 Suka Dalam Diam
21 Bab 21 Menambah Daftar Nilai Kekaguman
22 Bab 22 Mading
23 Bab 23 Klapetart
24 Bab 24 Judul Untuk Lomba Mading
25 Bab 25 Menahan Marah
26 Bab 26 Surprise
27 Bab 27 Kaka Sepupu
28 Bab 28 Maaf
29 Bab 29 Panti Asuhan
30 Bab 30 Lomba Mading
31 Bab 31 Ka Rina Sakit
32 Bab 32 Janji Tasya
33 Bab 33 Villa
34 Bab 34 Api Unggun
35 Bab 35 Afif
36 Bab 36 Patah Hati
37 Bab 37 Dokter Cinta
38 Bab 38 Nasihat Eka
39 Bab 39 Pahala
40 Bab 40 Rina dan Aimar
41 Bab 41 Kunjungan Aimar
42 Bab 42 Acara Lamaran
43 Bab 43 Baju Koko
44 Bab 44 Tekad
45 Bab 45 Butik Marwah
46 Bab 46 Takdir
47 Bab 47 Kebersamaan
48 Bab 48 Omah Souvenir
49 Bab 49 Latihan Terakhir
50 Bab 50 Lomba Olimpiade Matematika
51 Bab 51 Pernikahan dan Wisuda Rina
52 Bab 52 Hidayah
53 Bab 53 Perubahan Keluarga Dimas Hartawan
54 Bab 54 Pa Gito
55 Bab 55 Zodiak
56 Bab 56 Jatuh Cinta Tanpa Sadar
57 Bab 57 Untuk Calon Makmumku
58 Bab 58 Perpisahan Sekolah
59 Bab 59 Guru Terfavorit
60 Bab 60 ReKa Tour and Travel
61 Bab 61 Mendaftar Umroh
62 Bab 62 Makkah
63 Bab 63 Doa
64 Bab 64 Madinah
65 Bab 65 Sahabat Sesurga
66 Bab 66 BUCIN
67 Bab 67 Mengandung Bawang
68 Bab 68 Nembak
69 Bab 69 Melamar Riska
70 Bab 70 Pelangkah
71 Bab 71 Jaga Kesehatan
72 Bab 72 Kelelahan
73 Bab 73 Men Sana In Corpore Sano
74 Bab 74 Pernikahan Reza & Riska - Ending
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 1 Riska
2
Bab 2 Miss Detail & Miss Slowly
3
Bab 3 Zia
4
Bab 4 Kelas 1-4
5
Bab 5 Mahkluk Ganteng
6
Bab 6 Di jemput Ka Rini
7
Bab 7 Reza
8
Bab 8 Makan Siang Bersama
9
Bab 9 Kunjungan Ustadz Farhad
10
Bab 10 Eskul Days
11
Bab 11 Menguntit
12
Bab 12 Curiga
13
Bab 13 Main Ke Rumah Riska
14
Bab 14 Kajian Ummi Ida
15
Bab 15 Calon Menantu Idaman
16
Bab 16 Salon Tante Rahma
17
Bab 17 Riska vs Reza
18
Bab 18 Rezeki Tidak Akan Tertukar
19
Bab 19 Ikhlas
20
Bab 20 Suka Dalam Diam
21
Bab 21 Menambah Daftar Nilai Kekaguman
22
Bab 22 Mading
23
Bab 23 Klapetart
24
Bab 24 Judul Untuk Lomba Mading
25
Bab 25 Menahan Marah
26
Bab 26 Surprise
27
Bab 27 Kaka Sepupu
28
Bab 28 Maaf
29
Bab 29 Panti Asuhan
30
Bab 30 Lomba Mading
31
Bab 31 Ka Rina Sakit
32
Bab 32 Janji Tasya
33
Bab 33 Villa
34
Bab 34 Api Unggun
35
Bab 35 Afif
36
Bab 36 Patah Hati
37
Bab 37 Dokter Cinta
38
Bab 38 Nasihat Eka
39
Bab 39 Pahala
40
Bab 40 Rina dan Aimar
41
Bab 41 Kunjungan Aimar
42
Bab 42 Acara Lamaran
43
Bab 43 Baju Koko
44
Bab 44 Tekad
45
Bab 45 Butik Marwah
46
Bab 46 Takdir
47
Bab 47 Kebersamaan
48
Bab 48 Omah Souvenir
49
Bab 49 Latihan Terakhir
50
Bab 50 Lomba Olimpiade Matematika
51
Bab 51 Pernikahan dan Wisuda Rina
52
Bab 52 Hidayah
53
Bab 53 Perubahan Keluarga Dimas Hartawan
54
Bab 54 Pa Gito
55
Bab 55 Zodiak
56
Bab 56 Jatuh Cinta Tanpa Sadar
57
Bab 57 Untuk Calon Makmumku
58
Bab 58 Perpisahan Sekolah
59
Bab 59 Guru Terfavorit
60
Bab 60 ReKa Tour and Travel
61
Bab 61 Mendaftar Umroh
62
Bab 62 Makkah
63
Bab 63 Doa
64
Bab 64 Madinah
65
Bab 65 Sahabat Sesurga
66
Bab 66 BUCIN
67
Bab 67 Mengandung Bawang
68
Bab 68 Nembak
69
Bab 69 Melamar Riska
70
Bab 70 Pelangkah
71
Bab 71 Jaga Kesehatan
72
Bab 72 Kelelahan
73
Bab 73 Men Sana In Corpore Sano
74
Bab 74 Pernikahan Reza & Riska - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!