Setelah selesai acara Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, Riska memutuskan untuk langsung pulang saja seperti biasanya.
"Hebat ya Ris, Ka Reza selain ganteng ternyata punya ilmu telepati, itu buktinya bisa tahu kalau kamu suka dengan diary dan bisa pas lagi warnanya glowly gitu! "
"Kebetulan saja kali Zi, oh iya bekalmu masih utuh kan, nanti di mobil aku minta ya, jadi kan main ke rumahku? "
"Ok siap, jadi dong Tuan Puteri. Hari ini kamu dijemput siapa Ris? "
"Dijemput Pa Yuda. "
"Ehhh Pa Yuda supir yang dulu dari jaman SD? "
"Masih ada beliau? "
"Yaa masihlah, kan sekarang papa tugasin Pa Yuda jadi supirnya mama, karena papaku tidak memberikan ijin mama untuk menyetir sendiri. Padahal mama sudah menolak, dengan alasan karena mama kan tipe wanita yang memang senang di rumah dan hanya keluar rumah kalau ada hal penting saja. "
"Ahhhhh romantis sekali papamu tuh Ris, sampai segitu perhatiannya sama mamamu. Enak donk ya jadi Pa Yuda, karena Mama Dinda kan jarang keluar rumah, pasti bisa tiduran seharian donk ya karena tidak ada tugasnya, hihihiii" Celetuk Zia asal.
" Iiih kata siapa, Pa Yuda masih suka diminta papa untuk nyetir kalau kebetulan papaku harus keluar kota atau ada pekerjaan lembur. Terkadang Ka Rina atau Ka Rini juga suka minta tolong Pa Yuda untuk menyetir mobil mereka, kalau kebetulan kedua kakaku lagi cape untuk menyetir, ya kalau sedang di rumah Pa Yuda suka bantu-bantu pekerjaan Pa Mamat. "
"Oooh kirain banyak nganggurnya Pa Yuda, tadinya mau aku kasih kerjaan tuh Pa Yuda. "
"Kerjaan apa Zi? " Riska binggung dengan ucapan Zia.
"Ya kerjaan antar jemput aku Ris, wkwkwkwkkwkw" Zia mengucapkannya sambil tertawa puas.
"Ziaaaaaaa ihhh, aku pikir serius ternyata..... . "
Sepanjang jalan menuju ke tempat parkiran sekolah, Riska dan Zia asik mengobrol. Tanpa memperdulikan kiri kanan mereka.
Di Taman sekolah, Reza sedang berkumpul dengan sahabat-sahabatnya sambil menikmati baso colok dan es teh yang baru saja dibeli di kantin, karena kantin masih ramai jadi mereka memutuskan untuk bersantai di taman sekolah.
"Ah hebat rencanamu ternyata berhasil ya Za, bisa kenal sama gadis misterius mu, siapa ya tadi namanya? " Sahut Rais.
"Riska Tri Hapsari" Jawab Reza.
"Weeeis langsung diingat nama panjangnya, panggilannya pasti Riska kan tidak mungkin Tri atau Hapsa? " Cicit Rais
"Sepertinya sih dia dipanggil Riska" Jawab Reza.
"Dapat fotonya pula boow" Kata Eka.
"Tapi Riska tadi tidak mau salaman dengan aku Ka! " Kata Reza.
"Bro.... Berlian tuh dia, jelas Riska tidak mau salaman dengan kamu, kan kalian bukan mahram! " Jawab Eka.
"Yaelahhh hari gini masih kaku kayak gitu, pakai mahram-mahraman segala! " Kata Reza.
"Za... Itu sudah aturan baku yang tidak bisa dilanggar, dosa tahu! Berarti Riska paham agama. Lagi sejak kapan seleramu jadi berubah" Tanya Eka.
"Sejak ketemu Riska" Jawab Reza. Reza menjawab pertanyaan teman-temannya sambil berkali-kali melihat foto Riska yang diambil Eka tadi.
Tiba-tiba Reza melihat sosok Riska yang sedang berjalan berdua dengan sahabatnya Zia.
"Guys... Riska" Kata Reza.
Secara otomatis mereka semua melihat ke arah yang dimaksud Reza. Jika Ardi dan Rais matanya tertuju ke Riska, berbeda dengan Eka. Mata Eka tertuju kepada Zia. Eka berbicara didalam hati
"MasyaAllah sahabatnya Riska kalau
diperhatikan cantik juga, sepertinya solehah juga sama seperti Riska. "
Tiba-tiba Reza mempunyai ide, mengajak sahabat-sahabatnya untuk mengikuti kemana Riska pulang.
"Guys... ikutin Riska pulang yuu, penasaran nih rumahnya dimana. "
Sahabat-sahabatnya pun mengiyakan ajakan Reza. Mereka berjalan seperti sedang menguntit orang. Riska dan Zia pun karena asiknya mengobrol sampai tidak sadar ada yang mengikuti. Sesampainya di parkiran sekolah, Pa Yuda yang sudah melihat Riska dari jauh langsung turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Riska
"Terima Kasih Pa Yuda" Kata Riska.
"Sama-sama Neng Riska" Jawab Pa
Yuda.
Begitu pun dengan Zia yang tidak lupa mengucapkan Terima kasih kepada Pa Yuda.
Riska dan Zia sangat beruntung memiliki orang tua yang paham agama dan berhasil mendidik anak-anak mereka menjadi anak yang paham adab dan akhlak. Riska dan Zia selalu mengucapkan kata Terima kasih jika seseorang memberikan jasa atau bantuan kepada mereka, selalu mengucapkan kata tolong jika mereka memerlukan bantuan dan selalu mengucapkan kata maaf jika mereka memang bersalah atau ingin melewati kumpulan orang.
Orang tua Riska dan Zia mengajarkan bahwa kata Terima Kasih, maaf dan tolong adalah kata sakti. Kata yang sederhana tetapi memiliki makna dan manfaat yang luar biasa jika diucapkan. Seperti tadi saat Pa Yuda membukakan pintu untuk Riska dan Zia, mereka berdua langsung mengucapkan kata Terima kasih, hal ini akan membuat Pa Yuda senang, karena merasa dihargai atas apa yang telah Pa Yuda lakukan.
Reza dan ketiga sahabatnya menyaksikan semuanya.
"Za.... Kelas berat ini mah, Riska dijemput mobil Fortune terbaru, wiiih keren" Spontan Rais berbicara seperti itu.
Saat mobil Riska mulai berjalan, Reza dan ketiga sahabatnya buru-buru masuk ke dalam mobil Reza untuk mengikuti kemana mobilnya Riska berjalan. Tanpa mereka sadari, dari kejauhan semua perilaku Reza dan ketiga sahabatnya yang mengikuti Riska dari di taman sekolah tadi tidak luput dari pandangan Tasya dan Yane sahabatnya.
Tasya merasa kesal saat itu juga. Tasya sengaja membiarkan Reza dan ketiga sahabatnya mengikuti Riska, tetapi Tasya tidak menyangka bahwa Reza akan mengikuti mobil Riska.
"Ihhh awas saja tuh sarung guling, harus aku tegur dia supaya tidak menganggu Reza" Ucap Tasya dengan penuh emosi.
"'Sabar... Sabar Tasya, kita berfikiran positif saja dulu, kan belum tentu Reza ngikutin mobilnya Tasya, kebetulan saja memang mobil mereka bersamaan keluarnya. " Yane berusaha menenangkan Tasya.
"Gimana mau berfikiran positif, kan tadi kamu lihat sendiri, kalau mereka semua langsung bersikap aneh saat Riska sama sahabatnya yang kaya kopi lewat. "
Disaat sedang dilanda amarah, handphone Tasya tiba-tiba berdering.
"Iiihhh siapa sih yang telephone, ganggu mood aku saja. " Ucap Tasya.
Tasya langsung melihat handphonenya untuk mengecek siapa yang berani menelephonenya, karena hatinya saat ini sedang tidak baik. Ternyata Bima lah yang menelphone, sang kekasih hati Tasya. Mood Tasya pun langsung berubah 180 derajat dan Tasya langsung tersenyum melihat nama siapa yang menelephonenya.
"Bima..... " Ucap Tasya
"Nahhh loooh" Kata Yane.
"Sssstttt...... " Tasya meminta Yane untuk diam, sambil meredam emosinya yang sempat memuncak.
Tasya langsung mengangkat telephone dari Bima.
📞 "Hai sayang lagi sibuk ya, kok lama sekali diangkatnya, bukannya katanya hari ini masih pulang cepat sekolahnya? "
📞 "Ehhh Ka Bima, tumben telephone nga kirim pesan dulu, nga ini sudah bubaran sekolah kok. "
📞" Iya Kaka lupa kasih kabar sama Tasya habis Kaka sudah kangen berat sama Tasya, Tasya kangen nga sama Ka Bima? "
📞 "Iya.. Tasya juga kangen banget sama Ka Bima, habis belakangan Ka Bima jarang kirim pesan atau telephone Tasya sih! "
📞"Maaf... Maaf.. Ka Bima kan lagi konsentrasi kuliah sama ngejalanin bisnis Ka Bima, kan biar cepat-cepat bisa lamar Tasya" Bima mengatakan hal tersebut sambil tersenyum.
📞"Iya ngerti deh, Tasya tunggu janji Ka Bima ya. "
📞"Sekarang mau pulang atau mau mampir-mampir dulu? "
📞"Tasya mau ke salon Ka, berdua Yane. "
📞" Ya sudah nanti keburu siang lagi nanti keburu panas, sayang kan kalau kulit Tasya yang putih jadi kebakar. "
📞"Ihhh Ka Bima gombal, sudah dulu ya Ka. "
📞"Love u Tasya. "
📞"Love u more Ka Bima. "
Setelah telephone ditutup, Yane langsung mengejek Tasya...
"Love U more Ka Bima... Hahahaha... Belum tahu saja Ka Bima kalau disini ada Reza. "
"Berisik kamu Yane, jadi mau aku traktir ke salon nga? "
"Ohhh tentu jadi donk princes ku" Masih dengan gaya bicara yang meledek.
Berangkatlah mereka menggunakan taksi online yang sudah dipesan untuk berangkat ke salon langganan Tasya,karena nanti rencananya pulangnya Tasya minta Reza yang menjemputnya. Tasya ke salon untuk creambath dan manicure. Kalau Tasya sih memang tidak perlu mencat rambutnya, karena warna rambutnya memang sudah aslinya warna coklat dari lahir.
Perjalanan dari sekolah ke rumah Riska tidak memakan waktu yang lama , Riska menikmati perjalanan pulang kali ini dengan mencicipi kue buatan Ummi Farah, karena tadi Zia belum sempat memakan bekalnya karena terlanjur kenyang makan siomay yang beli di stand. Zia seperti biasanya bercerita banyak hal, sampai membuat Riska dan Pa Yuda tertawa. Saat mau belok ke arah komplek dimana Riska tinggal, Pa Yuda mengatakan kepada Riska bahwa dari di parkiran sekolah tadi ada mobil sedan berwarna hitam yang mengikuti mobil yang Riska tumpangi.
"Neng Riska, itu mobil teman neng ya, Pa Yuda merhatiin dari parkiran sekolah tadi dia ngikutin kita terus. "
Riska mengecek mobil yang dimaksud Pa Yuda, saat Riska melihat mobilnya, tentu saja Riska tahu siapa pemilik mobil tersebut.
"Ka Reza???? " Ucap Riska.
"Neng Riska kenal? "
"Iya Pa, dia satu sekolah sama aku, sudah biarin saja, siapa tahu saja memang kebetulan mobilnya mau ke arah yang sama dengan kita. "
"Ka Reza Ris??? "
"Kok kamu tahu itu mobil Ka Reza? " Tanya Zia penasaran.
"Kan aku bilang kalau tadi pagi aku ketemu ma Ka Reza di parkiran. "
"Ooooo....iyaaaa " Jawab Zia.
Sebenarnya Riska sedikit penasaran, karena sudah tiga hari ini, baru hari ini mobil mereka bisa bersamaan arah. Tetapi Riska masih berusaha untuk berfikiran positif, mungkin saja arah rumah Reza bersamaan dengan arah rumah Riska atau mungkin Reza sedang ada keperluan ke arah yang sama, hingga tibalah mereka di rumah Riska. Pa Mamat sudah siap sedia dengan senyumnya yang khas membukakan pintu pagar supaya mobil bisa masuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments