Pagi hari selepas sholat shubuh, Riska dan Ka Rina serta Ka Rini memilih untuk olahraga jalan pagi disekitar komplek tempat tinggal mereka. Biasanya Papa Pras dan Mama Dinda ikut serta olah raga, tetapi karena Papa baru sampai rumah tengah malam jadi badan Papa sepertinya lelah untuk berolah raga, jadi papa hanya memilih duduk-duduk santai saja diteras dan Mama sedang sibuk didapur menyiapkan sarapan untuk keluarga tercintanya dibantu oleh Bi Iyem. Pagi ini Mama bikin nasi uduk, telor suir, bawang goreng, ayam goreng dan perkedel kentang. Salah satu menu favorit keluarga Prasetyo.
Setelah selesai berolah raga, mereka sarapan bersama di meja makan, seperti biasanya sarapan sambil diselingi cerita kesibukan mereka masing-masing. Papa menceritakan tentang kliennya yang ternyata lihai berbahasa daerah Jawa walaupun dia berasal dari Amerika, karena ternyata kliennya Papa pernah tinggal di Semarang selama empat tahun dan beristrikan orang Semarang, pada akhirnya yang semula mereka berbincang dalam Bahasa Inggris akhirnya karena tahu Papa juga berasal dari Jogjakarta, perbincangan mereka pun dilanjutkan dengan bahasa Jawa, kami tertawa mendengarnya. Kagum karena ada orang asing yang fasih berbahasa daerah di jaman yang sudah serba modern ini. Ka Rina menceritakan tentang perkembangan skripsinya dan mata kuliah terakhirnya, Ka Rini juga menceritakan tentang kuliahnya dan dosennya, Riska menceritakan tentang pengalaman hari terakhir eskul daysnya, kalau Mama bagian pendengar dan menanggapi cerita-cerita dari semua anggota keluarga.
Waktu sudah menunjukan pukul delapan pagi, itu tandanya Riska dan Kedua kakanya harus bersiap-siap karena mau berangkat menghadiri kajian di Masjid Al Shaff dimana pemberi materi kajiannya adalah Ummi Ida. Mereka bertiga pun pamit kepada Papa dan Mama untuk bersiap-siap berangkat ke kajian.Riska mengenakan gamis berwarna merah muda dengan jilbab yang panjang warna senada. Saat Ka Rina dan Riska sudah siap dan rapih di ruang tengah seperti biasa ternyata Ka Rini masih santai dengan baju rumahnya. Ka Rina dan Riska pun melemparkan protesnya.
"Rin... Belum siap-siap? " Tanya Ka Rina.
"Masih lama ini kan, jam 09.15 kita baru mau berangkat, nanti gamisnya keburu bau keringet" Dengan santai Ka Rini menjawab seperti itu.
"Iya Ka, tapi kan kita mau jemput Zia dulu" Ucap Riska.
" Ya Allah Kaka lupa kalau kita mau ke rumah Zia dulu ya, hehehe" Jawab Ka Rini sambil terkekeh.
"Ya sudah aku ganti pakaian dulu deh" Ucap Ka Rini.
"Hmmmm.... " Jawab Ka Rina sudah malas menanggapi tingkah Ka Rini.
Kami pun kemudian bersiap berangkat menggunakan mobil Ka Rina. Kami bertiga salim terlebih dahulu kepada Papa dan Mama lalu kemudian pamit.
"Assalamu'alaikum Pa.. Ma" Ucap kami bertiga bersamaan.
"Waalaikumsalam... " Jawab Papa dan Mama.
Tiba-tiba Mama mengingatkan kembali, jangan sampai kami bertiga sampai lupa selepas pulang kajian nanti untuk mampir ke Rumah Makan Sunda Kang Uus, rumah makan Sunda favorit Keluarga Prasetyo, karena nanti Papa dan Mama sudah terlebih dahulu menunggu kami disana.
Perjalanan menuju rumah Zia juga lancar, sesampai di rumah Zia, Riska dan kedua kakanya turun terlebih dahulu dari mobil untuk bertemu dengan kedua orangtuanya Zia yaitu Abu Fikri dan Ummi Farah. Ka Zidan yang saat itu sedang membersihkan halaman rumah langsung membukakan pintu pagar untuk Riska dan kedua kakanya masuk. Seperti biasa Ka Zidan juga selalu mencuri pandang ke arah Riska. Lalu Ka Zidan mempersilahkan Riska dan kedua kakanya untuk menunggu di ruang tamu. Ternyata Zia sudah rapih, kemudian keluarlah kedua orang tuanya Zia, Abi Fikri dan Ummi Farah kepada Abi kami bertiga hanya menundukan kepala sambil menangkupkan kedua tangan kami sedangkan kepada Ummi Farah kami bertiga salim, sekalian Riska meminta ijin mau mengajak Zia makan bersama keluarganya selepas pulang dari kajian. Tentu saja ijin diberikan oleh Abi Fikri dan Ummi Farah, karena keluarga Riska dan keluarga Zia sudah saling mengenal satu dengan lainnya.
Kajian Khusus Muslimah kali ini temanya " Adab Berteman Dengan Lawan Jenis" Itu kenapa Riska begitu tertarik untuk hadir, karena Riska tertarik dengan bahasan kajian hari ini.
Ummi Ida seperti biasa selalu datang tepat pada waktunya, tidak pernah beliau datang terlambat walau sedetik. Saat Ummi Ida sedang menjelaskan, Zia, Riska, dan kedua kakanya serius menyimak setiap kata yang terucap dan sesekali mereka mencatat hal-hal penting di buku tulis yang mereka bawa.
Riska mencatat ke dalam buku tulisnya perihal adab berteman dengan lawan jenis, yaitu tidak pacaran, tidak bersentuhan, bermainnya bersama yang sejenis, tidak berkirim pesan yang tidak penting dengan lawan jenis, tidak berdua-duaan dan memakai jilbab ketika ada laki-laki non mahram. Tiba-tiba saat Riska sedang serius menyimak dan menulis apa yang didengarnya ke dalam bukunya, Zia berbisik kepada Riska
"Tuuuuh Ris dengerin"
"Ziiii..... Dengerin dulu"
"Iya... Iya ini juga sambil dengerin kok" Jawab Zia dengan santai.
Waktu kajian tidak terasa sudah berjalan satu jam, kemudian Ummi mempersilahkan untuk jamaah yang hadir jika ada pertanyaan yang ingin ditanyakan. Ada banyak yang mengangkat tangannya untuk bertanya, jika waktu mencukupi maka semua yang mengangkat tangan akan diberikan waktunya untuk bertanya, tetapi jika waktunya tidak cukup maka akan dipilih oleh panitia. Sudah tiga jamaah yang Ummi Ida jawab pertanyaannya, waktu sudah mau habis, maka panitia memilih satu jamaah lagi, dan ternyata yang terpilih adalah Riska. Ummi Ida dan Riska memang sudah saling mengenal, tetapi karena ini di forum maka Riska harus mengenalkan dirinya kembali. Berdirilah Riska sambil memegang microphone yang diberikan oleh panitia. Semua mata tertuju kepada Riska.
"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Nama saya Riska, saya mau tanya Ummi, jika ada teman kita yang laki-laki mengirimkan pesan kepada kita, bolehkah kita membalas pesan tersebut? Terima Kasih Ummi. " Tanya Riska.
Ummi Ida sempat tersenyum ketika melihat siapa yang berdiri dan bertanya kepadanya.
"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh, MasyaAllah pertanyaannya bagus sekali. Jawabannya boleh, dengan catatan chat sesuai kebutuhan atau keperluan, batasi intensitas chattingan, kurangi penggunaan emoticon, hindari percakapan yang tidak penting, isi tulisannya tegas tidak bermanja-manja, dan hapus chat jika sudah selesai urusannya" Jawab Ummi.
Lagi -lagi Zia tiba-tiba berbisik
"Tuuuuh Ris.... "
"Ziiiiii.... " Jawab Riska.
"Iya.... Iya" Zia menjawab sambil terkekeh.
Apa yang Ummi Ida sampaikan semua Riska catat. Riska selalu membawa catatan jika berangkat ke majelis-majelis ilmu, karena jika dirumah Riska senang mengulang kembali untuk membaca tulisan yang ada di buku catatannya. Tujuannya ya supaya selalu ingat isi materi.
Tidak terasa kajian sudah berjalan satu setengah jam, itu tandanya waktu kajian sudah selesai, panitia menutup kajian dengan pembacaan doa penutup majelis. Kemudian jamaah dipersilahkan pulang. Ka Rina, Ka Rini, Riska dan Zia kemudian mampir terlebih dahulu melihat-lihat stand-stand jualan yang sudah berjejer di halaman parkir masjid. Ada yang jual jilbab, gamis, buku-buku agama, alat tulis, makanan serta minuman. Ka Rina tertarik untuk membeli buku, kebetulan buku yang dilihatnya Ka Rina belum punya, Ka Rini membeli jilbab berwarna merah muda, karena jilbab merah mudanya sudah mulai terlihat tidak layak pakai. Riska dan Zia hanya membeli teh tarik, karena mereka berdua merasa haus.
Ka Rina, Ka Rini, Riska dan Zia kemudian melanjutkan perjalanan ke Rumah Makan Sunda Kang Uus, karena disana Mama dan Papa sudah menunggu untuk makan siang bersama. Jalan menuju rumah makan sedikit tersendat, karena ini akhir pekan banyak orang yang keluar rumah untuk beraktifitas. Beruntung jarak dari masjid menuju rumah makan tidak terlalu jauh, jadi walaupun perjalanannya tersendat, Papa dan Mama tidak perlu menunggu lama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments