Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh" Ucap Ustadz Farhad dan Ummi bersamaan.
"Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh" Jawab kami berbarengan.
Papa salam dengan Ustadz Farhad, sedangkan Mama salam dengan Ummi Ida dan Riska beserta kedua kakanya salim dengan Ummi Ida.
"Mari-mari silahkan masuk Ustadz seperti biasa anggap saja rumah sendiri".
" Terima Kasih Pa Pras"
"Oh iya ini kami bawa sedikit buah-buah an untuk Pa Pras dan keluarga".
" MasyaAllah alhamdulillah, Terima kasih Ustadz, padahal dengan Ustadz datang saja ke rumah saya, saya sudah senang".
Papa mengajak Ustadz Farhad dan Ummi Ida masuk. Papa mempersilahkan Ustadz dan Ummi Ida untuk duduk, tetapi kemudian mama menarik Ummi Ida untuk berbincang dengan kami para wanita di ruang keluarga.
Ustadz Farhad menanyakan bagaimana kondisi perusahaan papa saat ini dan Papa juga menanyakan bagaimana kondisi Pondok Pesantren milik Ustadz Farhad saat ini, karena memang Papa merupakan salah satu donatur tetap untuk pesantren milik Ustadz Farhad dan papa sudah mengamanatkan kepada Riska, Ka Rina dan Ka Rini untuk melanjutkan menjadi donatur ke pesantren Ustadz Farhad jika kelak papa sudah meninggal dunia. Papa berpesan ada tiga hal yang tidak akan terputus amalannya jika seseorang meninggal dunia, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak sholeh sholehah yang mendoakannya.
Ketika kami sudah berkumpul di ruang keluarga, Ummi memuji Riska dan kedua kakanya
"MasyaAllah Bu Dinda punya tiga anak gadis yang cantik-cantik dan sholehah, pasti bangga ya Bu."
" MasyaAllah tabarakallah alhamdulillah Ummi, semua juga kan berkat bimbingan Ummi".
Saya ingat ketika Ummi menasehati saya tentang "Al Ummu Madrasatul Ula, bahwa seorang ibu adalah sekolah pertama dan utama bagi seorang anak, karena orang pertama yang menemani hidup seorang anak dan juga memberikan pengajaran serta pembangun pondasi diri anak. Ibu ibaratnya sebagai seorang guru, yang harus bisa mendidik anak-anaknya agar bisa cerdas dan mempunyai kepribadian yang baik. Ibu juga memiliki peran penting dalam mendidik anak-anaknya mengenai pendidikan iman, moral, fisik, jasmani, intelektual, psikologis dan sosial. Makanya saya langsung belajar ilmu agama lebih dalam lagi, untuk bekal mendidik anak-anak".
" Saya sempat berfikir masa saya hanya mendidik anak-anak saya ilmu dunia saja tetapi ilmu agamanya tidak, sedangkan ilmu agama jauh lebih penting, jika nanti saya dan papanya meninggal dunia kan salah satunya yang tidak akan terputus amalannya adalah doa anak yang sholeh sholehah, bagaimana anak saya mau mendoakan saya kalau mereka sendiri tidak paham agama".
"MasyaAllah Bu Dinda, saya senang sekali mendengar penuturan Bu Dinda, bukan karena saya bu, saya disini hanya perantara saja tetapi semuanya juga karena ijin Allah. Nahh ini ketiga gadis dihadapan Ummi, Mama kalian ini sudah masuk kategori contoh ibu yang baik. "
Riska dan kedua kakanya tersenyum mendengar perkataan Ummi. Riska, Ka Rina, dan Ka Rini mendengar dengan seksama bahasan pembicaraan antara Mama dan Ummi Ida dan tentu saja mereka kagum dengan penuturan keduanya.
Ummi menambahkan bahwa "ketaatan kepada ibu memiliki derajat tiga (3) kali lebih tinggi dari ayah, sebab ibu yang mengandung, melahirkan dan menyusui sebagaimana terkandung dalam Surat Al Isra ayat 23".
" Derajat seorang wanita itu sangat tinggi, maka apabila seorang wanita (ibu) sudah menjalankan sholat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya dan taat kepada suaminya, InsyaAllah jaminannya surga. "
"Maaf Ummi Ida, Ka Rina mau tanya boleh? " Tanya Ka Rina.
"Tentu saja boleh dong sayang, mau tanya apa?"
"Kalau ibu adalah madrasah pertama untuk anak-anaknya, lalu peran ayah disini dimana? " Tanya Ka Rina.
"MasyaAllah pertanyaan bagus sekali, kalau peran ibu sebagai guru maka peran ayah disini sebagai kepala sekolahnya, ayah lah yang memimpin madrasah tersebut sebagaimana disebut dalam Surat An Nisa ayat 176 bahwa laki -laki adalah seorang pemimpin. Disamping itu pula ayah berperan untuk mencari nafkah bagi keluarga, menjadi suami dan ayah yang baik, menjadi pelindung untuk istri dan anaknya, berprilaku adil terhadap anak dan istri,membantu pekerjaan rumah, bermain dan bercanda bersama anak, memberikan pendidikan kepada anak, menjadi teladan bagi istri dan anak,mencarikan pendamping untuk anaknya, serta mendoakan istri dan anaknya".
"Dan yang paling utama carilah nanti kalian lelaki yang mau melangkahkan kakinya ke masjid, karena wajib untuk laki-laki sholat berjamaah di masjid, nah kalau sudah ada kriteria laki-laki seperti diatas yang menyatakan perasaannya ke kalian, minta segera laki-laki tersebut untuk melamar ke Papa kalian ya, ingat tampan dan kaya itu hanya bonus".
Riska dan kedua kakanya tersenyum dan ketawa kecil mendengar penuturan Ummi Ida.
"Ada yang mau ditanyakan lagi tidak ke Ummi? ".
" Silahkan Ummi sambil menunggu anak-anak berfikir apa yang mau ditanyakan silahkan minum dahulu dan cicipi camilan-camilan yang sudah saya siapkan" Kata mama.
"Baik Bu Dinda, Terima kasih. "
Tidak terasa adzan sholat maghrib pun berkumandang, Papa dan Ustadz Farhad pamit berangkat ke masjid di komplek rumah dan kami yang wanita menunaikan sholat di mushala rumah kami.
Setelah selesai sholat magrib, Papa dan Ustadz Farhad juga sudah kembali dari masjid, kami makan malam bersama. Hidangan makan malam kali ini seperti biasa semuanya olahan Chef Mama Dinda Kania. Mama memasak masakan Sunda dari mulai ayam pepes, ikan asin, sambal terasi, bakwan jagung dan tidak ketinggalan sayur asam. Masakan yang simpel dan sederhana tetapi rasanya luar biasa seperti biasanya.
"MasyaAllah ya Bu Dinda, masakan Bu Dinda ini selalu ngangenin" Kata Ummi."
" Ah Ummi bisa saja, hanya masakan rumahan biasa saja juga".
"Justru masakan rumahan jika diolah dengan tangan yang pas hasilnya luar biasa rasanya, ini saya sampai nambah, wahh kalau tidak ingat berat badan rasanya ingin nambah berkali-kali". Kata Ummi sambil sedikit tersenyum.
" MasyaAllah alhamdulillah, saya senang kalau Ummi Ida dan Ustadz Farhad suka dengan masakan saya".
"Justru masakan istri saya ini lah Ustad dan Ummi yang bikin saya selalu ingat rumah, anak dan istri" Kata Papa yang membuat wajah Mama senang sekaligus malu karena dipuji di hadapan Ustadz Farhad dan Ummi Ida.
Pemandangan yang luar biasa untuk Riska, Ka Rini dan Rina melihat Papanya memuji Mamanya.
Tidak terasa hari makin malam, akhirnya Ustadz Farhad dan Ummi Ida pun pamit pulang dan kami semua mengantarkan kepulangan mereka sampai mobil keluar dari halaman rumah. MasyaAllah kedatangan Ustadz Farhad dan Ummi Ida selalu kami nantikan karena selalu ada ilmu yang bisa kami petik.
Karena waktu sudah malam Riska ijin kepada Papa dan Mamanya untuk ke kamar. Sesampainya di kamar Riska langsung membuka kerudungnya, mencuci muka dan sikat gigi kemudian mengganti gamisnya dengan piyama. Sebelum tidur Riska selalu menyempatkan untuk membaca pesan di handphonenya khawatir ada pengumuman yang terlewat, ternyata saat Riska baru saja sedang membaca pesan -pesan yang sudah masuk, ada sebuah pesan baru, pesan yang dikirim oleh Zia sahabatnya. Otomatis pesan Zia lah yang Riska baca terlebih dahulu
💬 "Assalamu'alaikum "
💬 "Riska sudah tidur belum? "
💬 "Waalaikumsalam, belum Zi "
💬 "Ada apa? "
💬 "Ada berita penting niih! "
💬 " Berita tentang apa Zi? "
💬 "Tadi kan aku nemenin Ummi antar pesanan snack box, pas ngelewatin kafe rimbun aku ngeliat mahkluk ganteng baru keluar dari kafe".
💬 " Kafe Rimbun? "
💬 " Iya, kafe yang di Jl. Adijaya yang ada lambang pohonnya. "
💬 "Oh itu bukannya Kafe Teduh ya Zi namanya?
💬 " Eh iya ya, hehehehe. Tahu tidak sepertinya tadi dia jalan sama bunglonnya! "
💬 " Bunglon? Maksud kamu dia bawa binatang peliharaan gitu? "
💬 " Ihhh Riska mah, gemes deh aku, bukan binatang peliharaan, tapi sepertinya itu pacarnya. "
💬 " Ooooh bilang atuh dari tadi pake bilang bunglon segala, mana aku ngerti Zi. "
💬 " Abis jalannya sambil ngelendod kepalanya ke baju mahkluk ganteng, ihhh pingin aku jitak deh rasanya, tapi kayaknya itu pacarnya deh Ris. Yaaaah dia sudah ada yang punya dong ya berarti? "
💬 " Zi, stok mahkluk ganteng di dunia ini masih banyak bukan cuma dia saja, lagi jangan cuma dilihat gantengnya saja tapi sholeh juga dong. "
💬 " Iya siih tapi kan yang gantengnya luar biasa cuma dia saja Ris, ahhh yang penting selama janur kuning belum melambai, masih ada harapan berdoa sama Allah supaya berjodoh, hihihiii. "
💬 "Hmmm.. Gimana kamu saja deh Zi, sudah malam nihh, aku sudah ngantuk banget. "
💬 "Iya iya tuan Puteri, sudah ya laporannya, selamat tidur, sampai ketemu besok bestie ku".
Setelah selesai berkirim pesan dengan sahabatnya, handphonenya disimpan di meja kecil yang terdapat di samping tempat tidur, dan tidak perlu waktu lama Riska sudah terlelap tidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments