Bab 12 Curiga

Mobil Riska pun masuk ke halaman rumah, kemudian Pa Mamat menutup kembali pintu pagar rumah. Lagi-lagi Reza dan ketiga sahabatnya dibuat terpukau dengan kondisi rumah yang dimasuki Riska, setelah tadi mobil sekarang rumahnya padahal kalau melihat penampilan Riska yang sederhana mana ada yang mengira kalau Riska ternyata seorang anak pengusaha ternama bernama Prasetyo.

Tidak hanya Riska, semua anggota keluarga Prasetyo diajarkan untuk tampil sederhana. Sederhana tapi bersahaja. Sederhana bukan berarti pura-pura tidak mampu, tetapi lebih kepada membeli barang memang jika dibutuhkan bukan karena keinginan semata. Riska hanya mempunyai dua tas sekolah, satu yang selalu Riska pakai dan satu lagi cadangan jika tasnya kebasahan. Satu tas untuk ke acara-acara formal dan satu tas untuk jika ingin berpergian, jadi total Riska hanya memiliki empat tas saja. Tentu saja belinya sekalian yang bermerk biar tahan lama. Sepatu pun seperti itu, Riska hanya memiliki dua sepatu sekolah, satu yang selalu dipakai, 1satu cadangan, satu untuk ke acara-acara formal dan satu untuk jika ingin berpergian. Di Kamar Riska juga hanya ada satu lemari pakaian. Walaupun semuanya bermerk tetapi tidak banyak jumlahnya. Riska baru akan membeli yang baru jika dirasa barang yang lama sudah tidak layak pakai. Begitu juga yang dilakukan papa, mama dan kedua kakanya.

Reza kembali melajukan mobilnya menuju Kedai Kopi setelah tadi mengikuti kemana arah mobil Riska. Sepanjang perjalanan Ardi, Rais dan Eka ramai membicarakan tentang Riska.

"Tadi katamu Za, pagi-pagi Riska turun dari mobil sedan camary warna hitam lahh kok tadi dia pulang pakai mobil fortune putih terbaru? " Tanya Eka.

"Pesan taksi online kali masa iya datang dan pulang dengan mobil yang berbeda? " Ucap Rais tidak mau kalah.

"Ehhh malihhh mana ada taksi online mobilnya mewah gitu" Ucap Ardi menanggapi ucapan Rais.

" Ya kalau nga siapa tahu Riska Bapaknya punya usaha rental gitu? " Ucap Rais lagi.

"Ehhh tapi bisa jadi tadi mobil temannya Riska, iyaaa kan?? " Ucap Eka.

" Iya juga ya... " Kata Reza.

"Udah mobilnya wooow, rumahnya juga waaaaahhhh. Sudah beda kelas ini mah sama kita Za" Kata Eka.

"Sudah... Sudah nanti saja aku selidiki siapa Riska sebenarnya, kalau Riska sudah mengumpulkan formulir untuk mengikuti ekstrakulikuler, daripada berspekulasi gini" Sahut Reza.

Mereka berempat tadi sempat tidak mengira bahwa mobil Riska akan masuk ke dalam sebuah rumah mewah bergaya Mediterania yang didominasi oleh warna putih dan abu-abu. Dari tampilan luarnya saja sudah terlihat mewah apalagi dalamnya. Rumah yang terdiri dari satu kamar utama, tiga kamar tidur, satu kamar tamu yang masing-masing ada kamar mandi didalamnya dan dua kamar untuk pekerja di rumah, mushalla, dan kolam renang, yang terpenting saat masuk ke rumah tersebut selalu terasa hangat karena penghuni rumah tersebut terkenal tidak hanya ramah tetapi juga religius, sehingga rumah tersebut hampir tidak pernah sepi dari lantunan ayat-ayat suci Al Qur'an.

Reza hanya sebentar berada di kedai kopi bersama sahabat-sahabatnya setelah Reza menghabiskan capucino yang di pesannya, Reza pamit, karena Reza sudah berjanji untuk menjemput Tasya di salon, karena kalau sampai telat menjemput bisa-bisa Tasya merajuk seperti anak kecil, hal ini yang sebenarnya bikin Reza malas menghadapi Tasya.

"Guys... Sorry, aku duluan ya sudah janji mau jemput Tasya di salon soalnya." Kata Reza.

"Tasya lagi... Tasya lagi... Iya dehh sok gih diijinin, asal besok-besok bisa ya kumpul kayak gini lagi. " Sahut Ardi.

"Siapppp... " Jawab Reza.

Kemudian Reza melakukan kembali mobilnya ke salon tempat dimana Tasya melakukan perawatan.

Disalon, Rambut Tasya tinggal dikeringkan saja menggunakan hair dryer setelah creambath, sambil jari-jari tangan dan kakinya di manicure pedicure. Tasya sering melakukan perawatan di salon ini, karena salon ini adalah salon milik temannya Ibunya Tasya, yaitu Tante Rahma. Salon ini sangat ramai setiap harinya, karena merupakan satu-satunya salon khusus wanita yang ada di daerah terdekat dengan rumah Tasya. Yane sudah selesai terlebih dahulu, karena Yane hanya melakukan creambath saja. Tidak lama Tasya pun selesai dengan perawatannya, setelah selesai membayar, tidak lupa Tasya menghampiri sang pemilik salon

"Terima Kasih ya tan, sudah bikin Tasya jadi cantik gini. "

"Sama-sama cantik, kamu mah emang sudah aslinya cantik mau diapakan juga ya tetap cantik. " Kata Tante Rahma.

"Tasya, Reza mau jemput jam berapa? " Tanya Yane.

"Tadi sih kirim pesan sudah on the way" Jawab Tasya.

"Aku duluan ya, ini mama kirim pesan minta aku buru-buru pulang kalau sudah selesai nemenin kamu. " Kata Yane.

"Ya sudah sana pulang takutnya ada hal penting, bentar lagi juga pasti Reza datang mana berani dia datang telat, kalau sampai berani siap-siap dia nerima rajukan aku, hehehe... "

"Lagipula sambil nunggu Reza datang aku bisa sambil ngobrol-ngobrol sama Tante Rahma kok" Ucap Tasya.

"Ya sudah deh aku pulang dulu ya, Daaaah Tasya, Terima kasih untuk traktiran creambathnya ya! "

"Sering-sering ya.... Hehehe" Canda Yane.

"Iya sama-sama... Ihhh kamu. "

Hanya berselang lima menit dari Yane pamit pulang ke Tasya, tidak lama Reza datang. Berhubung ini salon khusus wanita, jadi Reza langsung memberi kabar ketika sudah sampai di depan salon.

💬 "Tasya, aku sudah didepan. "

💬"Ok sayang" Lalu Tasya pamit kepada Tante Rahma yang saat itu sedang melayani pelanggannya.

"Tante... Tasya pamit ya sudah dijemput. "

"Ooohhh iya hati-hati ya Tasya, salam untuk ibu. "

"Iya nanti Tasya sampaikan salamnya" Jawab Tasya sambil berjalan menuju pintu keluar dan tidak menyadari sebenarnya Tante Rahma begitu Tasya mengucapkan kata pamit ingin mengantarkan anak temannya itu sampai ketemu dengan yang menjemputnya, tetapi karena sedang melayani pelanggan jadi Tante Rahma perlu waktu.

Tante Rahma ijin kepada pelanggan yang sedang dilayaninya untuk mengantarkan Tasya dan Tante Rahma meminta pegawainya untuk melanjutkan apa yang sedang dilakukannya tadi. Tante Rahma berjalan dengan cepat.

"Za.... Lama ya nunggunya? " Tasya berbasa-basi.

"Engga kok, ini juga baru datang"

"Mau kemana lagi habis ini? " Tanya Reza.

Tidak lama pintu salon ada yang membuka dari dalam, ya Tante Rahma ingin memastikan bahwa memang benar Tasya sudah dijemput karena khawatir. Tiba -tiba Tante Rahma mengucapkan sesuatu, karena melihat yang menjemput Tasya adalah sosok yang berbeda dengan yang dahulu pernah Tasya kenalkan.

"Loooh ganti lagi Sya? "

"Tante pikir masih dijemput dengan orang yang sama yang berkaca mata dan sawo matang... Siapa tehhh namanya... Emmmm.... . " Tante Rahma masih berfikir untuk mengingat siapa nama pria yang terakhir mengantar jemput Tasya ke salon ini.

"Degggggg... "

Tasya panik, Tasya lupa kalau dia pernah meminta Bima untuk mengantar jemput Tasya ke Salon Tante Rahma dan memperkenalkan Bima kepada Tante Rahma sebagai pacarnya. Sebelum Tante Rahma menyebut nama Bima, buru-buru Tasya menarik tangan Reza untuk pulang.

"Tante maaf ya.... Tasya pamit. '

Tasya berbicara dalam hatinya

" Haddduuuh bisa gawat kalau tadi Tante Rahma sampai menyebut nama Ka Bima. "

Sedangkan Reza, langsung dikepalanya penuh dengan tanda tanya dengan pernyataan yang dikeluarkan dari Tante Rahma tadi dan menanyakan kembali kepada Tasya.

"Kaca mata? "

"Sawo matang?"

"Siapa sih yang dimaksud Tante Rahma? "

Tasya sontak panik dengan pertanyaan dari Reza, tapi Tasya berusaha mengendalikan dirinya, karena Tasya tidak mau Reza curiga.

"Ooooooh itu.... Mas Bram, ade sepupu aku anaknya Tante Jihan" Jawab Tasya asal.

Memang karena Reza belum mengenal seluruh anggota keluarga Tasya, ya Reza percaya saja dengan ucapan Tasya walaupun sedikit curiga, karena ini sudah yang kedua kalinya ada orang lain yang mengatakan bahwa Tasya bersama pria lain selain Reza. Pertama Ardi, lalu Tante Rahma. Tetapi Reza belum punya bukti yang kuat, jadi untuk sementara Reza memilih untuk diam saja dahulu.

Sambil berjalan menuju parkiran, Tasya berusaha mengalihkan pikiran Reza tentang ucapan Tante Rahma tadi.

"Za... Beli es krim yuuu, hawa panas gini enak makan es krim".

" Ya sudah hayuu. " Jawab Reza.

"Kamu mau es krim apa Za? " Tanya Tasya.

"Aku nga beli, kamu saja yang beli" Jawab Reza.

"Oooh ya sudah... "

"Bang... Es krim cone yang strawberry ya satu. "

Kemudian Reza membayar es krim tersebut.

"Sudah kan kita pulang sekarang? " tanya Reza.

"Iya... " jawab Tasya.

Dimobil seperti biasa Reza lebih banyak diam, dan Tasya yang lebih dominan untuk bercerita. Berkali-kali Reza melirik ke arah Tasya. Kemudian Reza berbicara didalam hatinya

"Cantik sihh dia, tapi kenapa kok rasanya beda ya dengan saat aku menatap Riska? "

"Baru menatap Riska saja sudah membuat jantung aku berdebar-debar, ini dengan Tasya segitu ada di sebelah tetapi hati aku biasa saja? "

"Belum juga sehari tidak melihat Riska, sudah pingin ketemu lagi, ada apa ya denga hati ini? Tapi aku tidak boleh menyakiti hati Tasya. Bagaimanapun juga Tasya gadis yang baik hanya lebay saja. "

Tasya yang sedang menikmati es krimnya kemudian melihat Reza sepertinya sedang memikirkan sesuatu, langsung mengeluarkan suaranya.

"Za mau ngicipin nga? Aku suapin ya? " Sambil menyodorkan es krimnya ke arah Reza.

"Engga ah... Aku kurang suka es krim" Jawab Reza menolak.

"Sedikit saja cobain, siapa tahu nanti jadi suka, kan biar romantis kayak di film-film gitu Za. " Paksa Tasya.

"Engga mau, kalau aku bilang nga mau ya nga mau" Jawab Reza agak menekankan suaranya.

"Iya dehhh... Jangan sewot gitu dong jawabnya, gantengnya kan jadi hilang tuhh! " Ucap Tasya.

Reza lalu diam tidak menanggapi ucapan Tasya, karena tidak mau merusak suasana, walaupun hatinya jengkel, sudahlah tadi penasaran dengan ucapan Tante Rahma sekarang jengkel dengan ucapan Tasya.

Saat mobil Reza sudah mau mendekati ke arah rumah Tasya tiba-tiba handphone Tasya berbunyi, Tasya langsung melihat siapa yang menghubunginya.

"Deeeggggg.... "

"Ka Bima, ya ampun kenapa tadi aku lupa mematikan suara handphoneku ya!!! Bodoh kamu Tasya." Tasya sibuk berbicara didalam hatinya.

" Handphone kamu bunyi Tasya, kok tidak diangkat? " tanya Reza.

"Hmmm.... Nanti saja deh nanggung sebentar lagi kan sudah mau sampai rumah" jawab Tasya berusaha tenang supaya Reza tidak curiga.

"Ooooh.... " Reza hanya menanggapi jawaban Tasya dengan simpel.

Tidak lama kemudian sampailah mobil Reza didepan rumah Tasya. Masih dengan handphone Tasya yang terus-terusan berbunyi. Tetapi Tasya bersikap seolah-olah tidak mendengar bahwa handphonenya berbunyi.

"Mau mampir dulu nga Za? "

"Nga deh aku langsung ya, cape banget nih badan mau istirahat. "

"Oooh ya sudah, sun dulu dong Za" Ucap Tasya sambil menunjuk-nunjuk ke arah pipinya.

Lalu Reza mengangkat kedua jari tangannya, yaitu jari telunjuk dan jari tengah untuk dicium kan ke bibirnya kemudian ditempelkan ke pipi Tasya sambil bilang " Niiiih...jangan suka minta yang aneh-aneh deh."

"Iiihhh garing.... Apaan ini mah, ya sudah aku turun saja deh kalau gini"

"Daaah Reza" Sambil melambaikan tangannya ke arah Reza.

Yang dilambaikan hanya memberikan senyum simpulnya saja. Tasya turun dari mobil Reza dengan tergesa-gesa.

Setelah Tasya turun Reza langsung melajukan mobilnya, dan Tasya langsung mengangkat panggilan dari Bima sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah.

📞 "iya Ka Bima sayang. "

📞"Kok lama benar angkat telephonenya? Masih di salon ya? "

📞"Engga kok, sudah sampai rumah, baru saja. Iya maaf Tasya tadi lagi asiiik makan es krim sambil ngobrol sama teman. "

📞"Duuuh sampai segitu seriusnya ya, sampai-sampai panggilan dari Ka Bima diabaikan. Jangan-jangan temannya pasti cowo ya? "

📞"Iiihhh kaka, jangan berburuk sangka dulu, kan tadi Tasya sudah bilang ke salonnya sama Yane ya cowo itu temannya Yane. "

📞"Oooh Kirain Tasya sudah berpaling ke lain hati. "

📞"Ya engga lah Ka, tenang... Hati Tasya hanya milik Ka Bima seorang" Tasya berbicara sambil suaranya dimanja-manjakan.

"Ya sudah, syukur atuh Ka Bima senang mendengarnya. Ka Bima mau lanjut ke toko Ka Bima ya, ada yang harus dikerjakan. "

"Iya... Hati-hati ya Ka. "

"Love U Tasya. "

"Love U too Ka Bima. "

Lalu telephone pun ditutup. Tasya tidak tahu bahwa tadi saat mobil Reza melaju, Reza sempat melirik ke arah spion dan melihat Tasya mengangkat telephone dengan wajah yang terlihat bahagia.

Episodes
1 Bab 1 Riska
2 Bab 2 Miss Detail & Miss Slowly
3 Bab 3 Zia
4 Bab 4 Kelas 1-4
5 Bab 5 Mahkluk Ganteng
6 Bab 6 Di jemput Ka Rini
7 Bab 7 Reza
8 Bab 8 Makan Siang Bersama
9 Bab 9 Kunjungan Ustadz Farhad
10 Bab 10 Eskul Days
11 Bab 11 Menguntit
12 Bab 12 Curiga
13 Bab 13 Main Ke Rumah Riska
14 Bab 14 Kajian Ummi Ida
15 Bab 15 Calon Menantu Idaman
16 Bab 16 Salon Tante Rahma
17 Bab 17 Riska vs Reza
18 Bab 18 Rezeki Tidak Akan Tertukar
19 Bab 19 Ikhlas
20 Bab 20 Suka Dalam Diam
21 Bab 21 Menambah Daftar Nilai Kekaguman
22 Bab 22 Mading
23 Bab 23 Klapetart
24 Bab 24 Judul Untuk Lomba Mading
25 Bab 25 Menahan Marah
26 Bab 26 Surprise
27 Bab 27 Kaka Sepupu
28 Bab 28 Maaf
29 Bab 29 Panti Asuhan
30 Bab 30 Lomba Mading
31 Bab 31 Ka Rina Sakit
32 Bab 32 Janji Tasya
33 Bab 33 Villa
34 Bab 34 Api Unggun
35 Bab 35 Afif
36 Bab 36 Patah Hati
37 Bab 37 Dokter Cinta
38 Bab 38 Nasihat Eka
39 Bab 39 Pahala
40 Bab 40 Rina dan Aimar
41 Bab 41 Kunjungan Aimar
42 Bab 42 Acara Lamaran
43 Bab 43 Baju Koko
44 Bab 44 Tekad
45 Bab 45 Butik Marwah
46 Bab 46 Takdir
47 Bab 47 Kebersamaan
48 Bab 48 Omah Souvenir
49 Bab 49 Latihan Terakhir
50 Bab 50 Lomba Olimpiade Matematika
51 Bab 51 Pernikahan dan Wisuda Rina
52 Bab 52 Hidayah
53 Bab 53 Perubahan Keluarga Dimas Hartawan
54 Bab 54 Pa Gito
55 Bab 55 Zodiak
56 Bab 56 Jatuh Cinta Tanpa Sadar
57 Bab 57 Untuk Calon Makmumku
58 Bab 58 Perpisahan Sekolah
59 Bab 59 Guru Terfavorit
60 Bab 60 ReKa Tour and Travel
61 Bab 61 Mendaftar Umroh
62 Bab 62 Makkah
63 Bab 63 Doa
64 Bab 64 Madinah
65 Bab 65 Sahabat Sesurga
66 Bab 66 BUCIN
67 Bab 67 Mengandung Bawang
68 Bab 68 Nembak
69 Bab 69 Melamar Riska
70 Bab 70 Pelangkah
71 Bab 71 Jaga Kesehatan
72 Bab 72 Kelelahan
73 Bab 73 Men Sana In Corpore Sano
74 Bab 74 Pernikahan Reza & Riska - Ending
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 1 Riska
2
Bab 2 Miss Detail & Miss Slowly
3
Bab 3 Zia
4
Bab 4 Kelas 1-4
5
Bab 5 Mahkluk Ganteng
6
Bab 6 Di jemput Ka Rini
7
Bab 7 Reza
8
Bab 8 Makan Siang Bersama
9
Bab 9 Kunjungan Ustadz Farhad
10
Bab 10 Eskul Days
11
Bab 11 Menguntit
12
Bab 12 Curiga
13
Bab 13 Main Ke Rumah Riska
14
Bab 14 Kajian Ummi Ida
15
Bab 15 Calon Menantu Idaman
16
Bab 16 Salon Tante Rahma
17
Bab 17 Riska vs Reza
18
Bab 18 Rezeki Tidak Akan Tertukar
19
Bab 19 Ikhlas
20
Bab 20 Suka Dalam Diam
21
Bab 21 Menambah Daftar Nilai Kekaguman
22
Bab 22 Mading
23
Bab 23 Klapetart
24
Bab 24 Judul Untuk Lomba Mading
25
Bab 25 Menahan Marah
26
Bab 26 Surprise
27
Bab 27 Kaka Sepupu
28
Bab 28 Maaf
29
Bab 29 Panti Asuhan
30
Bab 30 Lomba Mading
31
Bab 31 Ka Rina Sakit
32
Bab 32 Janji Tasya
33
Bab 33 Villa
34
Bab 34 Api Unggun
35
Bab 35 Afif
36
Bab 36 Patah Hati
37
Bab 37 Dokter Cinta
38
Bab 38 Nasihat Eka
39
Bab 39 Pahala
40
Bab 40 Rina dan Aimar
41
Bab 41 Kunjungan Aimar
42
Bab 42 Acara Lamaran
43
Bab 43 Baju Koko
44
Bab 44 Tekad
45
Bab 45 Butik Marwah
46
Bab 46 Takdir
47
Bab 47 Kebersamaan
48
Bab 48 Omah Souvenir
49
Bab 49 Latihan Terakhir
50
Bab 50 Lomba Olimpiade Matematika
51
Bab 51 Pernikahan dan Wisuda Rina
52
Bab 52 Hidayah
53
Bab 53 Perubahan Keluarga Dimas Hartawan
54
Bab 54 Pa Gito
55
Bab 55 Zodiak
56
Bab 56 Jatuh Cinta Tanpa Sadar
57
Bab 57 Untuk Calon Makmumku
58
Bab 58 Perpisahan Sekolah
59
Bab 59 Guru Terfavorit
60
Bab 60 ReKa Tour and Travel
61
Bab 61 Mendaftar Umroh
62
Bab 62 Makkah
63
Bab 63 Doa
64
Bab 64 Madinah
65
Bab 65 Sahabat Sesurga
66
Bab 66 BUCIN
67
Bab 67 Mengandung Bawang
68
Bab 68 Nembak
69
Bab 69 Melamar Riska
70
Bab 70 Pelangkah
71
Bab 71 Jaga Kesehatan
72
Bab 72 Kelelahan
73
Bab 73 Men Sana In Corpore Sano
74
Bab 74 Pernikahan Reza & Riska - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!