Bab 13 Main Ke Rumah Riska

Di Rumah Riska, rumah menjadi ramai karena kedatangan Zia. Mama Dinda juga senang sekali melihat Riska tadi datang dari sekolah bersama Zia. Mama Dinda sudah menganggap Zia seperti anak sendiri dan Zia sudah menganggap Mama Dinda seperti mamanya sendiri, bahkan Mama Dinda mengijinkan Zia untuk memanggilnya sama seperti Riska, yaitu Mama.

"Ahhhh Zia, Mama Dinda kangen banget kamu main ke sini, sudah lama ya kamu tidak main ke sini? " Tanya Mama Dinda.

"Iya sudah sebulan Zia tidak main ke sini ya Ma. Habis Zia sibuk bantuin Ummi bikin pesanan-pesanan kue, kasihan Ummi ngerjain semuanya sendirian. " Jawab Zia.

"MasyaAllah Zia, Mama Dinda bangga sama kamu. "

Zia hanya tersenyum mendengar penuturan Mama Dinda.

Biasanya yang membuat suasana rumah ramai adalah Ka Rina dan Ka Rini, tetapi sekarang keduanya sedang disibukan dengan jadwal di kampusnya jadi yang tersisa tinggal Riska yang notabenenya anak yang tidak banyak bicara. Dengan kedatangan Zia, Mama Dinda jadi punya lawan bicara, karena Zia anaknya sama-sama senang bercerita.

"Ma, Riska sama Zia ijin mau ke kamar dulu ya mau beres-beres dulu. "

"Oh iya, tapi jangan lama-lama ya, Mama sepi nih nga ada teman bicara. "

"Ok" Jawab Riska singkat.

Kemudian mereka ke atas menuju kamar Zia. Riska menyimpan tasnya dimeja belajarnya, kemudian Riska mengeluarkan diary yang merupakan hadiah dari acara di sekolahnya tadi. Riska sama sekali tidak mengetahui bahwa sebenarnya diary itu dibeli dari uang pribadinya Reza, karena acara untuk maju depan tadi termasuk ke dalam rencana Reza supaya bisa mengenal Riska. Disimpannya diary tersebut diatas meja dekat dengan lampu belajarnya. Tanpa sadar sambil menyimpan diary tersebut Riska tersenyum dan hal ini diperhatikan oleh Zia.

"Cieee.... Suka ya sama diarynya? "

"Ehhh atau suka sama yang nyerahin hadiahnya? Atau dua-duanya? Hehehhe" Ucap Zia sambil tertawa.

Zia paling senang mengejek sahabatnya ini, hiburan tersendiri buat Zia ketika sedang mengejek Riska.

"Iiih kamu mah Zi, suka gitu"

"Ya suka diarynya lah, kan kamu tahu sendiri aku senang dengan diary" Jawab Riska sambil tersenyum.

"Ya sekarang bolehlah suka diarynya nanti lama-lama jadi suka sama yang ngasihnya, hihihiii" Ucap Zia sambil tertawa kecil.

"Kalau Ka Reza ngungkapin perasaannya ke kamu, kamu Terima nga Ris?" Tanya Zia.

"Iiih apaan sih Zi, ingat aku kan tidak boleh pacaran sama papa, bisa diceramahin semalaman aku kalau sampai aku pacaran" Jawab Riska.

"Kamu kali Zi yang pingin jadi pacarnya Ka Reza, hayooo ngaku? " Riska malah balik bertanya kepada Zia.

"No way.. No... no, kan aku sama dengan kamu Ris, mana boleh aku punya pacar sama abi, yang ada nama aku nanti dicoret dari kartu keluarga, hihihiii" Jawab Zia.

"Baru juga tiga hari sekolah Zi, sudah ribut saja kamu urusan jodoh, memangnya kamu mau nikah muda? " Tanya Riska.

"Kalau aku sih mau Ris, kalau nanti pas aku lulus SMA ada yang ngelamar terus abi nerima lamarannya ya aku mau. " Jawab Zia.

"Aku juga sama, malah aku punya keinginan untuk nikah muda. Ummi Ida pernah cerita kalau menikah itu kan ibadah kenapa harus ditunda kalau memang jodohnya sudah ada" Ucap Riska.

"Hihiiii seru kali ya kalau kita nanti akad sama resepsinya barengan" Ucap Zia.

"Hihihiiii.... " Riska pun tertawa mendengar ucapan Zia.

"Sudah yu kita ke bawah, mama sudah nyiapin makanan karena tahu kamu mau datang Zi" Kata Riska.

"Waaaahhh MasyaAllah sampe segitunya, kenapa nga bilang dari tadi kalau Mama Dinda nyiapin makanan? " Tanya Zia.

"Iiih kamu mah kalau urusan makanan mah cepet tanggap deh. "

Keluarlah mereka berdua menuju ke ruang makan. Di meja makan Mama Dinda sudah menyiapkan beberapa makanan, karena dari sehari sebelumnya Riska sudah memberitahukan mamanya kalau hari ini Zia mau datang.

"Naaahhh akhirnya keluar juga dari kamar, Mama sepi tahu disini, kalau ada kalian berdua kan jadi ramai. Hayuuu Zi, mau makan apa ada Martabak telor, ca kwe bumbu kacang, mie goreng sama es buah, ambil saja ya sendiri seperti biasa" Kata Mama.

"Wooooowww.... Banyak banget Mama Dinda ini mah makanan kesukaan Zi semua, bisa-bisa Zi kalau setiap hari main ke sini jadi membulat, hihihiii" Ucap Zia sambil tertawa.

"Zi ambil ca kwe dulu deh ma sama es teler soalnya tadi Zi lihat mereka sudah melambai lambai tangannya minta diambil" Ucap Zia.

"Hahahaha kamu mah Zi ada-ada saja, memangnya ca kwe sama es teler punya tangan apa" Jawab Riska menanggapi ucapan Zia.

"Hmmm boleh niiih kl nga habis ma Zia di masukin ke tempat bekal buat di rumah Zia" Ucap Zia lagi sambil terkekeh mengucapkannya.

"Oooh tentu dong boleh, apa sih yang yang tidak boleh buat sahabatnya Riska" Jawab Mama Dinda.

"Ahhh MasyaAllah, rezeki Zi temenan sama Riska niiih" Ucap Zia.

"Hayuuu ah Zi buruan, aku sudah laper niih. Mau makannya dimana? " Kata Riska.

"Hmmmm.... Kalau dimeja makan mah sudah biasa, karena dirumah Zi juga kan ada meja makan, hehehe... "

"Kita di pinggir kolam ikan saja yu sepertinya seru siapa tahu saja ikan koi nya jadi ngiler liat kita makan ca kwe sama es teler" Ucap Zia.

"Ziiii.... Mana ada ikan koi suka ca kwe sama es teler!!! " Ucap Riska sambil terkekeh mendengar ucapan sahabatnya itu.

"Ddduh makan belum perut aku sudah sakit duluan gara-gara dengar kamu bercanda melulu" Kata Riska.

"Lagiii siapa suruh kamu ketawa, kan aku bilang apa adanya" Ucap Zia tanpa rasa bersalah.

" Ziiiiiii...... "

"Iya... Iya.... "

Mama Dinda pun ikutan tertawa mendengar tiap ucapan yang keluar dari mulut Zia. Mama Dinda pun ikutan ke kolam ikan bersama Riska dan Zia.

"Gimana kegiatan hari ini disekolah? Seru tidak? " Tanya Mama Dinda.

" Seruuu ma, ternyata ekstrakulikulernya banyak, Riska jadi binggung mau ikut yang mana" Jawab Riska.

"Masih ada waktu dua hari untuk berfikir kan mau ikut yang mana. Ikut yang memang Riska sama Zia minat ya?" Pesan Mama.

"Banyak stand makanan sama minuman lagi Ma" Ucap Zia.

"Hmmm Ziii... Makanan melulu yang diingat" Ucap Riska.

Zia dan Mama Dinda langsung tertawa mendengar celetukan Riska.

"Jadi kalian tadi beli makanan sama minuman apa? " Tanya Mama.

"Kami cuma beli siomay saja ma, kan kalau minuman cukup air putih yang dibawa dari rumah saja" Jawab Riska.

"Terus.... " Ucap Mama simpel.

"Terus apa Ma? " Tanya Riska.

"Nga beli buat Mama di rumah? " Ucap Mama.

"Hehehe... Mama nga pesen sih tadi pagi, Riska jadi lupa deh" Jawab Riska serba salah sambil menggaruk kepala nya yang tidak gatal.

"Iihhh kamu mah Na, lagi juga Mama hanya bercanda kok" Ucap Mama sambil tersenyum lebar karena senang melihat wajah Riska yang serius menanggapi candaan Mamanya tadi.

"Ada yang ditunjuk ke depan loh tadi Ma, terus di kasih hadiah dehh. Diary lagi hadiahnya" Kata Zia .

"Laaaahhh kok hadiahnya bisa pas gitu dengan Riska? Itu namanya rezeki, jadi tidak mubazir kan hadiahnya" Ucap Mama Dinda.

"Justru itu Riska juga binggung Ma waktu nerima hadiahnya, kok bisa pas banget dengan kesukaan Riska yang senang menulis di diary" Ucap Riska sambil tersenyum simpul.

"Tahu tidak Ma... Ketua OSIS disekolah kita gantenggg abisss" Ucap Zia dengan semangat 45.

"Ohhh ya" Jawab Mama penasaran.

"Dddduuh gimana Zia ngegambar innya ya... Hmmmm... Pokonya mah tinggi, hidungnya kayak burung betet, alis sama rambutnya hitam lebat berombak, badannya atletis, kayaknya anaknya pinter juga deh Ma soalnya bicaranya waktu didepan berbobot banget" Jawab Zia semangat sekali menggambarkan sosok Reza.

"Terus.... " Tanya Mama semakin penasaran.

"Namanya Ka Reza ma" Jawab Zia.

"Terus.... " Tanya Mama lagi.

"Hmmm kalau menurut perkiraan Zi ya, kayaknya Ka Reza suka sama Riska deh Ma, soalnya matanya sedikit-sedikit mandangin Riska" Ucap Zi dengan santainya.

"Huzzz pakai perkiraan segala emangnya cuaca Zi... "

"Lagi Mama ihhh terus.... Terus ...terus ...melulu kayak tukang parkir saja, hehehe" Riska menanggapi ucapan sahabatnya Zia.

"Ya kan Mama kepo Ris" Jawab Mama.

Mama Dinda memang tipe Mama yang bersahabat dengan ketiga putrinya, jangan kan Riska dan kedua kakanya, Zia pun merasa senang jika bercerita dengan Mama Dinda, karena Mama Dinda selalu siap menjadi pendengar, siap menjadi penengah dan selalu siap memberikan masukan ataupun nasihat tanpa disertai dengan emosi.

"Hmmm anak Mama baru tiga hari sekolah sudah punya pengagum rupanya. "

"Iiih Mama apaan siih" Wajah Riska menjadi merah seketika karena malu kepada mamanya.

"Kalau ada yang kagum kepada kita ya biarkan saja selama dia tidak mengusik kita, ya mau gimana lagi, orang dia juga punya mata, yang terpenting kita jangan berusaha menarik perhatian dia, apalagi kita kan perempuan. Jadi perempuan itu harus bisa jaga kehormatan" Ucap Mama.

"Iya Mama, Riska juga masih ingat nasihat Ummi Ida, bahwa wanita harus bisa menjaga kehormatannya, karena hal tersebut merupakan salah satu bukti dari wanita shalehah dan menjaga kehormatan ini adalah salah satu bentuk penghargaan diri untuk kebaikan yang telah dijanjikan oleh Allah" Ucap Riska.

"MasyaAllah anak Mama hebat. "

Zia hening sesaat mendengarkan penuturan Mama Dinda dan Riska. Lalu kemudian Zia mengucapkan sesuatu.

"Oooh iya itu makanya kenapa kita harus mengenakan hijab ya Ma? " Tanya Zia.

"MasyaAllah... Zia juga hebat ternyata, iya benar. Ada tiga hal yang harus dijaga oleh perempuan, yaitu menjaga pandangan mata, menjaga ******** dan menjaga aurat. Mengenakan hijab ini termasuk ke dalam menjaga aurat" Jawab Mama.

"Zia... Teaaa" Jawab Zia tidak mau kalah.

Obrolan kami bertiga kian seru, sampai tidak terasa adzan sholat ashar berkumandang. Mama, Riska dan Zia lantas segera mengambil wudhu dan melaksanakan sholat ashar di mushalla rumah. Setelah selesai sholat seperti biasanya Riska selalu membuka Al Qur'an untuk dibaca walaupun hanya sekedar hanya membaca beberapa ayat. Mama dan Zia pun melakukan hal yang sama.

Baru juga Riska merapihkan mukena yang dikenakan, terdengar suara Pa Mamat memanggil nama Mama, karena tadi Pa Mamat melihat kami sedang murojaah jadi Pa Mamat menunggu kami hingga selesai murojaah. Setelah melihat kami membereskan mukena baru Pa Mamat kembali mendekati kami.

"Maaf Bu Dinda, di luar ada Kang Zidan, kakanya Neng Zia. "

"Ooh ya.. Suruh masuk atuh pa" Kata Mama.

"Baik bu" Jawab Pa Mamat.

"Zi, Ka Zidan sudah jemput tuh. Oh ya besok ada Kajian Khusus Muslimah di Masjid Al Shaff, mau datang tidak? Kita bareng saja berangkatnya" Tanya Riska.

"Hayuuu boleh, nanti aku bilang dulu ya sama abi dan ummi, mereka pasti memberikan ijin apalagi kita kan niatnya mau ke kajian terus perginya bareng kamu lagi" Jawab Zia.

" Ok..."

Kemudian Zia mengambil dahulu tasnya ke kamar Riska, kemudian Mama dan Riska mengantarkan Zia sampai ke ruang tamu dimana sudah ada Zidan menunggu. Zidan hanya menangkupkan kedua tangannya kemudian mengucapkan salam kepada Mama Dinda dan Riska. Zidan juga sempat melirik ke arah Riska sebentar, karena Zidan juga sebenarnya menaruh hati kepada Riska, tetapi Zidan hanya menyimpan sendiri kekagumannya di dalam hati.

"Kaka... Cepat benar jemputnya, Zia baru sebentar juga disini" Ucap Zia.

"Cepat??? Sekarang sudah jam berapa Zi? Tadi kan Zi dirumah Riska dari jam 11 bukan?" Tanya Ka Zidan balik.

"Hehehehe.... Sekarang sudah jam 4" Jawab Zia sambil terkekeh.

"Oh ya Zi, ini Martabak, Ca Kwe sama Mie Goreng untuk di bawa ke rumah" Ucap Mama Dinda sambil memberikan tas yang berisi makanan tersebut.

"Iiih Mama Dinda, Zi maluuuu, jadi ngerepotin" Jawab Zia sambil menerima tas yang diberikan Mama Dinda.

"Apa nya yang repot Zi, malah senang, sering-sering main ke sini ya, Mama senang sekali kalau Zi main ke sini, rumah jadi ramai. "

"Terima Kasih ya Ma, InsyaAllah Zi kapan-kapan main lagi ya" ucap Zia

"Iya sama-sama" jawab Mama.

"Zi sama Ka Zidan pamit dulu ya Ma. "

"Riska, aku pamit dulu ya. " Ucap Zi.

Zia kemudian salim kepada Mama Dinda dan Ka Zidan hanya menangkupkan kedua tangannya kepada Mama Dinda dan Riska. Kemudian Zia dan Ka Zidan berbarengan mengucapkan salam

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam" Jawab Mama Dinda dan Riska berbarengan.

Sebelum keluar pagar rumah, Zia sempat melambaikan tangannya kepada Mama Dinda dan Riska, dan tidak lupa juga mengucapkan Terima kasih kepada Pa Mamat karena sudah dibukakan pintu pagar.

Tidak lama Zia dan Ka Zidan pulang, Ka Rina dan Ka Rini pun datang. Rumah kembali ramai jika sudah ada Ka Rina dan Ka Rini. Sedangkan papa hari ini ada kerjaan diluar kota, ada kemungkinan baru sampai di rumah malam.

Hari sudah malam, Riska pun ijin ke mamanya dan kedua kakanya untuk masuk ke kamar. Di kamar sebelum tidur, Riska seperti biasa membersihkan dirinya terlebih dahulu, dan Riska menyempatkan diri untuk menulis diary untuk menceritakan apa yang dialaminya hari ini sambil memandang diary yang tadi diberikan oleh Reza tanpa sadar Riska sambil tersenyum sendiri memandang diary tersebut. Setelah selesai Riska menuju tempat tidurnya, dan seperti biasa tidak perlu waktu lama Riska sudah terlelap dalam tidurnya.

Episodes
1 Bab 1 Riska
2 Bab 2 Miss Detail & Miss Slowly
3 Bab 3 Zia
4 Bab 4 Kelas 1-4
5 Bab 5 Mahkluk Ganteng
6 Bab 6 Di jemput Ka Rini
7 Bab 7 Reza
8 Bab 8 Makan Siang Bersama
9 Bab 9 Kunjungan Ustadz Farhad
10 Bab 10 Eskul Days
11 Bab 11 Menguntit
12 Bab 12 Curiga
13 Bab 13 Main Ke Rumah Riska
14 Bab 14 Kajian Ummi Ida
15 Bab 15 Calon Menantu Idaman
16 Bab 16 Salon Tante Rahma
17 Bab 17 Riska vs Reza
18 Bab 18 Rezeki Tidak Akan Tertukar
19 Bab 19 Ikhlas
20 Bab 20 Suka Dalam Diam
21 Bab 21 Menambah Daftar Nilai Kekaguman
22 Bab 22 Mading
23 Bab 23 Klapetart
24 Bab 24 Judul Untuk Lomba Mading
25 Bab 25 Menahan Marah
26 Bab 26 Surprise
27 Bab 27 Kaka Sepupu
28 Bab 28 Maaf
29 Bab 29 Panti Asuhan
30 Bab 30 Lomba Mading
31 Bab 31 Ka Rina Sakit
32 Bab 32 Janji Tasya
33 Bab 33 Villa
34 Bab 34 Api Unggun
35 Bab 35 Afif
36 Bab 36 Patah Hati
37 Bab 37 Dokter Cinta
38 Bab 38 Nasihat Eka
39 Bab 39 Pahala
40 Bab 40 Rina dan Aimar
41 Bab 41 Kunjungan Aimar
42 Bab 42 Acara Lamaran
43 Bab 43 Baju Koko
44 Bab 44 Tekad
45 Bab 45 Butik Marwah
46 Bab 46 Takdir
47 Bab 47 Kebersamaan
48 Bab 48 Omah Souvenir
49 Bab 49 Latihan Terakhir
50 Bab 50 Lomba Olimpiade Matematika
51 Bab 51 Pernikahan dan Wisuda Rina
52 Bab 52 Hidayah
53 Bab 53 Perubahan Keluarga Dimas Hartawan
54 Bab 54 Pa Gito
55 Bab 55 Zodiak
56 Bab 56 Jatuh Cinta Tanpa Sadar
57 Bab 57 Untuk Calon Makmumku
58 Bab 58 Perpisahan Sekolah
59 Bab 59 Guru Terfavorit
60 Bab 60 ReKa Tour and Travel
61 Bab 61 Mendaftar Umroh
62 Bab 62 Makkah
63 Bab 63 Doa
64 Bab 64 Madinah
65 Bab 65 Sahabat Sesurga
66 Bab 66 BUCIN
67 Bab 67 Mengandung Bawang
68 Bab 68 Nembak
69 Bab 69 Melamar Riska
70 Bab 70 Pelangkah
71 Bab 71 Jaga Kesehatan
72 Bab 72 Kelelahan
73 Bab 73 Men Sana In Corpore Sano
74 Bab 74 Pernikahan Reza & Riska - Ending
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 1 Riska
2
Bab 2 Miss Detail & Miss Slowly
3
Bab 3 Zia
4
Bab 4 Kelas 1-4
5
Bab 5 Mahkluk Ganteng
6
Bab 6 Di jemput Ka Rini
7
Bab 7 Reza
8
Bab 8 Makan Siang Bersama
9
Bab 9 Kunjungan Ustadz Farhad
10
Bab 10 Eskul Days
11
Bab 11 Menguntit
12
Bab 12 Curiga
13
Bab 13 Main Ke Rumah Riska
14
Bab 14 Kajian Ummi Ida
15
Bab 15 Calon Menantu Idaman
16
Bab 16 Salon Tante Rahma
17
Bab 17 Riska vs Reza
18
Bab 18 Rezeki Tidak Akan Tertukar
19
Bab 19 Ikhlas
20
Bab 20 Suka Dalam Diam
21
Bab 21 Menambah Daftar Nilai Kekaguman
22
Bab 22 Mading
23
Bab 23 Klapetart
24
Bab 24 Judul Untuk Lomba Mading
25
Bab 25 Menahan Marah
26
Bab 26 Surprise
27
Bab 27 Kaka Sepupu
28
Bab 28 Maaf
29
Bab 29 Panti Asuhan
30
Bab 30 Lomba Mading
31
Bab 31 Ka Rina Sakit
32
Bab 32 Janji Tasya
33
Bab 33 Villa
34
Bab 34 Api Unggun
35
Bab 35 Afif
36
Bab 36 Patah Hati
37
Bab 37 Dokter Cinta
38
Bab 38 Nasihat Eka
39
Bab 39 Pahala
40
Bab 40 Rina dan Aimar
41
Bab 41 Kunjungan Aimar
42
Bab 42 Acara Lamaran
43
Bab 43 Baju Koko
44
Bab 44 Tekad
45
Bab 45 Butik Marwah
46
Bab 46 Takdir
47
Bab 47 Kebersamaan
48
Bab 48 Omah Souvenir
49
Bab 49 Latihan Terakhir
50
Bab 50 Lomba Olimpiade Matematika
51
Bab 51 Pernikahan dan Wisuda Rina
52
Bab 52 Hidayah
53
Bab 53 Perubahan Keluarga Dimas Hartawan
54
Bab 54 Pa Gito
55
Bab 55 Zodiak
56
Bab 56 Jatuh Cinta Tanpa Sadar
57
Bab 57 Untuk Calon Makmumku
58
Bab 58 Perpisahan Sekolah
59
Bab 59 Guru Terfavorit
60
Bab 60 ReKa Tour and Travel
61
Bab 61 Mendaftar Umroh
62
Bab 62 Makkah
63
Bab 63 Doa
64
Bab 64 Madinah
65
Bab 65 Sahabat Sesurga
66
Bab 66 BUCIN
67
Bab 67 Mengandung Bawang
68
Bab 68 Nembak
69
Bab 69 Melamar Riska
70
Bab 70 Pelangkah
71
Bab 71 Jaga Kesehatan
72
Bab 72 Kelelahan
73
Bab 73 Men Sana In Corpore Sano
74
Bab 74 Pernikahan Reza & Riska - Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!