Astagfirullah.. "
"Astagfirullah.. "
"Astagfirullah.. "
Riska berdzikir didalam hatinya karena sejak pertemuannya tadi dengan Reza di rumah makan entah kenapa jantungnya berdetak tidak karuan. Beruntung karena Riska anaknya pendiam jadi keluarganya tidak ada yang tahu suasana hatinya saat ini.
Saat sampai dirumah pun Riska memilih untuk masuk ke kamarnya terlebih dahulu, sambil duduk di sofa yang terdapat di dalam kamarnya seolah kilasan pertemuannya tadi dengan Reza muncul kembali. Apalagi saat tatapan mereka bertemu untuk yang kesekian kalinya.
"Ya Allah ada apa dengan hati ini"
"Kenapa Ka Reza selalu menatapku dengan intens? "
"Dan kenapa jantung ini selalu berdetak tidak menentu saat bertemu dengan Ka Reza? "
"Apa Ka Reza mengandung virus ya, kok kalau dekat Ka Reza detak jantung aku jadi tidak beraturan? "
Riska berbicara dengan hatinya sendiri. Sampai malam hari tiba pun Riska masih saja terbayang sosok Reza. Walaupun dia sudah berusaha untuk menyanggah perasaannya tetap saja sosok itu selalu hadir di kilasan ingatannya. Kemudian Riska mencoba membuka internet dan mengetikan bahasan apa yang mau dia cari
"Bagaimana rasanya jatuh cinta?' lalu muncullah beberapa artikel tulisan dan ada satu artikel yang Riska klik, mengatakan bahwa Jatuh cinta itu bisa membuat perasaan campur aduk. rasa senang, gundah, khawatir hingga tidak karuan. Semua itu akan menjadi satu. Proses jatuh cinta ada hubungannya dengan reaksi fisiologis dalam tubuh. Reaksi fisiologis ini melibatkan berbagai macam hormon-hormon dan zat-zat kimia didalam tubuh, sehingga menimbulkan sinyal di dalam tubuh diantaranya terus memikirkan orang tersebut.
"Haaaa...apa aku jatuh cinta? "
"Iiih masa siih aku jatuh cinta sama Ka Reza? "
"Kenapa harus Ka Reza? "
"Tapi tanda-tandanya sama dengan yang di internet aku baca! "
"Emang sih hanya dengan Ka Reza jantung ini debarannya jadi tidak karuan, apa ada masalah dengan jantungku ya? Apa aku harus periksa ke dokter ya untuk memastikan bahwa jantungku baik-baik saja? "
"Mau cerita ke Mama, khawatir Mama menceritakan kembali ke Papa, waaah bisa-bisa aku diceramahin tujuh hari tujuh malam, mau cerita ke Ka Rina atau Ka Rini bisa-bisa mereka tertawa puas pastinya, belum lagi mereka berdua juga kan belum pernah punya pacar karena Papa emang melarang kami berpacaran. "
"Nanti sajalah kapan-kapan kalau waktunya pas aku baru cerita ke Mama, untuk sementara cukup Allah dan Diaryku saja yang tahu isi hatiku."
"Ahhhh gawat ini tidak boleh sampai terjadi".
" Aku harus berdoa minta sama Allah untuk dikuatkan hati ini jangan sampai lemah sampai waktunya tiba hati ini akan aku kasih ke seseorang yang memang Allah pilih untukku. "
Riska bermonolog dengan dirinya sendiri.
Akhirnya sebelum tidur seperti biasa Riska menuliskan semuanya di diary kesayangannya, menulis apa yang Riska alami dan rasakan hari ini, sambil menulis di diary lamanya sambil menatap diary pemberian dari Reza yang masih tersimpan rapi diatas meja belajarnya bahkan plastiknya pun belum dibuka dan tanpa sadar ada senyum kecil yang terukir.
Berbeda dengan Riska, pertemuan yang tidak direncanakan tadi saat di rumah makan telah membuat hati Reza berbunga-bunga bagaikan di taman bunga. Tanpa sadar wajahnya terlihat bahagia dan senyumnya terukir jelas.
"Kenapa aku jadi suka sekali melihatnya ya?"
"Tidak hanya cantik tapi menarik, matanya indah, lesung pipinya saat tersenyum, wajahnya tanpa polesan saja sudah enak dipandang, hidungnya ... Sempurna, apa yang ada di Riska sempurna. " Reza bermonoloh dengan dirinya sendiri sambil mengusap wajahnya.
"Padahal kan Riska bukan termasuk ke dalam tipe gadis idaman aku, dengan jilbab panjang yang dia pakai mana aku tahu rambutnya seperti apa,mana aku tahu kalau rambutnya indah, siapa tahu ternyata dia botak, hiiii jangan sampai deh. Belum lagi baju gamisnya yang membuat lekuk tubuhnya tidak terlihat, mana aku tahu kalau tubuhnya bagus atau tidak, siapa tahu tubuhnya kurus kerempeng. " Reza masih sibuk berbicara dengan dirinya sendiri sambil mengusap dahinya yang tidak gatal.
"Belum lagi......Hadduh tapi gawat ternyata dia anak orang kaya raya, apa kalau aku menyatakan perasaanku ke Riska dia mau menerima aku ya? "
"Eeehhh tapi Tasya bagaimana? Aku juga kan tidak boleh menyakiti perasaannya! Bagaimanapun juga salah kalau aku memutuskan Tasya hanya demi Riska. "
"Haddduuuhhh binggung aku. "
" Seperti ada magnet yang membuatku ingin selalu memandang Riska. "
"Ada apa dengan hati ini? "
Ucap Reza didalam hatinya sambil memandang langit-langit dari jendela di dalam kamarnya. Dan Reza pun tidak henti-hentinya menatap foto Riska yang tadi sempat dia ambil diam-diam. Tidak bosan-bosannya dia mengulang-ulang mengscrool foto-foto Riska.
"Cantik sekali ternyata dia" Reza masih berbicara dengan dirinya sendiri. Dan sampai malam tiba Reza masih melakukan hal yang sama, yaitu mengulang-ulang memandangi foto Riska. Sampai -sampai Reza tertidur masih dengan handphone ada di tangannya karena terus menerus memandangi foto Riska hingga tertidur lelap.
\*\*\*
Minggu pagi, Mama Dinda sudah sibuk di dapur seperti biasanya dibantu oleh Bi Iyem, Mama Dinda sedang menyiapkan sarapan untuk anggota keluarganya. Hari ini Mama Dinda memasak Nasi Uduk, telor bulat balado, kentang mustofa, ayam supir, dan kerupuk udang. Dari wanginya saja sudah menggugah selera apalagi rasanya bisa menggoda lidah untuk tidak bisa berhenti makan.
Papa Pras adalah orang pertama yang menghampiri meja makan, padahal Mama masih menata makanan di meja, dibantu oleh Riska yang membawakan perlengkapan makan seperti piring dan sendok.
"MasyaAllah masakan mama ini wanginya bikin Perut Papa jadi keroncongan saja" Ucap Papa.
"Iiih Papa bisa saja"
"Terima Kasih Pa untuk pujiannya" Jawab Mama sambil memerah wajahnya karena dipuji oleh Papa.
Tidak lama Ka Rina dan Ka Rini yang sedang berada di ruang keluarga pun menghampiri meja makan, lalu kami sarapan bersama. Seperti biasa saat sedang berkumpul pasti ada saja pembicaraan dan candaan diantara kami. Lalu tiba-tiba Mama merencanakan sesuatu untuk hari ini.
"Hari ini Mama pingin ke Salon Tante Rahma, boleh ya Pa? Harus boleh kalau nga boleh nanti Mama nga mau masak selama seminggu, hehehe" Ucap Mama kepada Papa.
"Mama ini minta ijinnya kok seperti itu? Tenang saja pasti Papa ijinin, memangnya apa sih yang tidak buat Mama? " Jawab Papa dengan santainya.
"Mulai deh gombal gombelnya" Ucap Mama.
"Kan kalau Mama sehabis dari salon makin cantik Papa juga yang senang" Jawab Papa mulai dengan rayuannya.
"Iiihhh Papa ini bisa saja bicaranya" Ucap Mama yang sudah merah merona pipinya karena terkena gombalan Papa.
kalian mau ikut tidak?" Tanya Mama.
"Papa tidak ikut ya Ma" Sela Papa sambil terkekeh.
"Emangnya Papa perempuan???? Ihhh Papa mah kan salon Tante Rahma salon khusus wanita" Jawab Mama.
"Kalau Papa mau ikut nanti Papa sama Mama pakaikan gamis sama jilbab saja kalau gitu ya" Ucap Mama asal.
" Papa jadi harus ganti nama ya Ma kalau pakai gamis sama jilbab, bukan Prasetyo tapi Prasetyarini, hahahahahah.... " Jawab Papa sambil tertawa puas.
"Hahahahahha.... " Papa mah bisa aja, Mama pun dibuat tertawa lepas oleh jawaban Papa.
Percakapan kedua orang tuanya cukup membuat Riska dan kedua kakanya olah raga pipi di pagi hari. Ada pertunjukan komedi gratis di hadapan mereka. Papa Pras dan Mama Dinda memang selalu bercanda berdua, sebagai bumbu-bumbu dalam menjalani rumah tangganya.
"Rina mau deh ma, hitung-hitung refresing ngilangin mumet ngurusin skripsi" Ucap Ka Rina.
"Rini juga mau deh ma, gratis kan? Heheheh" Ucap Ka Rini.
Ka Rina selain masih mendapat uang saku dari Papa, Ka Rina juga sudah mempunyai penghasilan sendiri walaupun tidak besar, Ka Rina magang di kantor notaris karena niatnya setelah lulus sarjana Ka Rina mau melanjutkan kuliahnya kembali untuk mengambil sekolah notariat. Begitupun dengan Ka Rini, selain mendapat uang saku dari Papa, Ka Rini juga berjualan on line, walaupun hasilnya belum seberapa tapi setidaknya kalau Ka Rini mau membeli sesuatu Ka Rini sudah bisa membelinya sendiri. Tinggal Riska yang masih memikirkan bagaimana caranya bisa menghasilkan uang sendiri.
"Tenang saja semua Mama yang bayar kalian tinggal duduk cantik saja, habis kalau sendirian ke salon Mama males, kalau ada temannya kan jadi semangat" Ucap Mama.
"Hmmmm... Riska juga mau deh Ma, kalau semuanya ikut" Ucap Riska.
"Ya sudah kita berangkat jam 9 ya, nanti Mama telephone Tante Rahma dulu biar tidak perlu antri lama disana. Ini kan weekend biasanya suka penuh" Kata Mama.
Ya Salon Tante Rahma memang cukup terkenal di kota tempat Riska tinggal, karena Salon itu merupakan Salon Khusus Wanita pertama yang ada. Keberadaan Salon milik Tante Rahma ini memudahkan para wanita untuk melakukan perawatan dengan rasa nyaman tanpa rasa khawatir karena bercampur dengan pria. Di Salon ini semua pegawainya wanita, bahkan penggunjung pria tidak diperbolehkan masuk ke dalam Salon. Salon ini terkenal selalu memberikan perawatan terbaiknya dengan harga yang bersaing, seperti lulur, massage, creambath, spa, facial, totoo wajah, laser, scrub, pewarnaan dan potong rambut. Makanya Salon Tante Rahma selalu ramai dikunjungi di akhir pekan.
Mama Dinda ditemani ketiga putrinya berangkat ke Salon Tante Rahma.
Saat Mama Dinda membuka pintu Salon dan masuk ke dalamnya, Tante Rahma langsung menyambut kedatangan Mama Dinda.
"Selamat Pagi Ibu Dinda. Sehat Bu? " Sapa Tante Rahma.
"Alhamdulillah saya sehat, Tante Rahma sehat? " Mama Dinda menanyakan balik keadaan Tante Rahma.
"Alhamdulillah saya juga sehat. Ibu Dinda makin hari makin cantik saja ya apalagi ini ketiga putrinya ya ampun cantik-cantik semua. "
Ujap Tante Rahma.
Riska dan kedua kakanya hanya tersenyum menanggapi ucapan Tante Rahma.
"Oh ya... Mari-mari masuk sudah saya siapkan semuanya" Kemudian Tante Rahma memanggil empat pegawainya yang memang sudah dipersiapkan untuk menangani perawatan yang akan dilakukan Mama Dinda beserta ketiga putrinya.
Kemudian Mama Dinda, Ka Rina, Ka Rini mengikuti instruksi dari pegawainya Tante Rahma. Hari ini Mama Dinda dan ketiga putrinya akan melakukan Creambath dan facial, karena akan melakukan Creambath otomatis Mama Dinda dan ketiga putrinya melepaskan jilbab yang dikenakan terlebih dahulu untuk disimpan di tempat yang telah disediakan. Mama Dinda, Ka Rina, Ka Rini dan Riska tidak merasa risih untuk melepaskan jilbabnya karena mereka beranggapan di dalam Salon ini semuanya wanita.
Tanpa Riska sadari, di sudut lain Salon sedang ada Tasya dan Ibunya yaitu Ibu Astrid, yang sedang di make up untuk persiapan mau berangkat ke undangan rekan kerja ayahnya Tasya di Hotel Garden siang nanti, jadi penampilan mereka harus terlihat wah. Tasya melihat Tante Rahma yang sedang menyambut tamunya begitu hormat, sehingga membuat Tasya melihat dari cermin didepannya dengan siapa Tante Rahma berbicara? Kemudian Tasya menangkap sosok Wanita yang terlihat anggun tetapi sederhana penampilannya didampingi dengan ketiga putrinya dan Tasya melihat ada Riska diantara mereka.
"Riska????? "
"Mau ngapain tuh sarung guling pakai ke salon segala, gaya benar. "
"Terus itu kok dia bisa barengan sama ibu yang tadi? "
"Ahhh aku kepo selangit, aku harus tanya langsung sama Tante Rahma"
Sambil di make up Tasya sambil bermonolog dengan dirinya sendiri.
"Tasya... Kamu kenapa kok seperti yang gelisah? " Tanya Ibu Astrid ibunya Tasya.
"Ahhh engga Bu, Tasya nga apa-apa, cuma pegel saja dari tadi duduk terus" Jawab Tasya.
"Oooh ya sudah, Ibu pikir kamu tidak enak badan" ucap Ibu Astrid.
"Beneran kok Bu, Tasya tidak apa-apa" Jawab Tasya sambil memberikan senyum manisnya supaya Ibunya percaya.
Lagi-lagi Tasya mengamati gerak gerik Riska dan lagi-lagi Tasya dibikin kesal dengan apa yang dilihatnya, yaitu ketika Riska membuka jilbabnya. Tasya sempat terpesona, ternyata Riska mempunyai rambut yang sangat indah dan cocok sekali menjadi pemain iklan shampoo. Selama ini Tasya belum pernah menatap wajah Riska secara intens paling hanya sekilas-sekilas saja, tetapi kali ini Tasya mengamati Riska secara intens.
"Indah sekali rambutnya, masa sihh Riska mampu merawat rambutnya sampai indah seperti itu? "
"Ternyata Riska cantik banget, apalagi jika tidak sedang memakai jilbabnya. "
"Awas....sepertinya aku harus memperingatinya nanti di sekolah supaya jangan dekat-dekat sama Reza, pantes saja kemarin Reza sampai terhipnotis ngikutin Riska pulang. "
Sejak melihat kehadiran Riska di salon, Tasya sibuk berbicara dengan dirinya sendiri, dan Tasya merasa kesal, gelisah dengan kenyataan bahwa Riska memiliki wajah yang cantik natural.
Karena melihat sahabatnya sudah mau selesai di make up, Tante Rahma pun mendekati ke tempat dimana Ibu Astrid dan Tasya sedang di make up.
"Ddduhhh Astrid pangling aku lihat kamu di make up seperti ini, pantes itu bule sampai klepek-klepek sama kamu" Ucap Tante Rahma.
"Duuh senangnya dipuji cantik sama yang cantik" Jawab Ibu Astrid.
Tiba-tiba Tasya menarik lengan Tante Rahma sambil berbicara pelan, supaya tidak terdengar oleh yang lain.
"Tante...... Tasya mau tanya sesuatu nih."
"Ibu tadi yang pakai gamis biru dongker siapa tan? " Tanya Tasya.
"Yang mana ya? Yang datang bersama ketiga putrinya yang Tasya maksud ya? Oooohhh itu Ibu Dinda, emangnya kenapa? " Jawab Tante Rahma.
"Engga, soalnya tadi Tasya lihat sepertinya Tante hormat banget sama Ibu tadi. Terus itu ketiganya emang anaknya Ibu tadi? " Tanya Tasya yang memang sudah penasaran tingkat dewa.
"Masa Tasya tidak tahu Ibu Dinda, beliau suka muncul di televisi ataupun media cetak juga. Tasya siih main handphone nya tidak pernah buka-buka situs berita ya? " Ujar Tante Rahma.
"Degggg.... Televisi???? Media cetakkk????? Artis emangnya??? " Pikir Tasya didalam hatinya sambil menyimak penuturan Tante Rahma.
"Ibu Dinda itu istri pengusaha ternama dan termasuk orang terkaya di negara kita, dan beliau datang bersama ketiga putrinya" Jawab Tante Rahma.
Tasya terkejut dengan apa yang diucapkan oleh Tante Rahma dan berharap apa yang diucapkan Tante Rahma bakal diklarifikasi tetapi nyatanya itu fakta sebenarnya.
"Sialll... Ternyata si sarung guling anak pengusaha dan anak orang kaya!!!!!! "
Tasya berbicara sendiri didalam hatinya setelah mendengar penuturan Tante Rahma. Setelah selesai di make up Tasya terburu-buru mengajak Ibunya untuk segera keluar dari dalam Salon Tante Rahma, karena hatinya panas dan kesal dengan kenyataan bahwa Riska jauh lebih baik darinya dan ketakutan akan Riska yang mengalihkan perhatian Reza dari dirinya. Padahal Tasya sendiri lupa kalau Tasya telah membohongi Reza kalau dirinya telah mempunyai pacar jauh sebelum Reza menyatakan perasaan ke Tasya. Sikap Tasya yang tiba-tiba bad mood ini sempat membuat Tante Rahma dan Ibu Astrid binggung, tetapi mereka berdua memaklumi mengingat Tasya anak tunggal yang membuat sifat dan sikapnya jadi manja dan seperti permaisuri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Suryani
rassin tu makanya jd orang jgn sombong
2024-01-22
1