Akupun turun dari mobil Ka Rina. "Bismillah" Sambil aku membuka pintu. Ka Rina pun langsung melajukan mobilnya karena harus ke kampusnya. Setelah mobil Ka Rina cukup jauh, aku melanjutkan langkahku untuk masuk ke gerbang sekolah. Baru juga hendak melangkahkan kaki masuk gerbang terdengar suara seseorang memanggilku.
"Riskaaaaaa"
"Riska Tri Hapsari.... tunggu aku"
Aku tersenyum mendengarnya, jelas aku pun mengenal sang pemilik suara, yaitu Zia. Zia adalah sahabat terbaikku. Kami bersahabat dari mulai masih berseragam putih merah. Akupun sudah mengenal seluruh anggota keluarga Zia dari mulai abi, ummi dan kakanya Zia, yaitu Ka Zidan. Begitupun sebaliknya, Zia juga sudah mengenal baik keluargaku, papa, mama dan kedua kakaku. Aku sering menginap di rumah Zia, dan Zia pun sering menginap di rumahku. Abi Zia adalah seorang pegawai di kantor pemerintahan dan umumnya adalah ibu rumah tangga yang suka menerima pesanan kue-kue basah, cake dan camilan. Mamaku juga sering memesan kue basah dan cake buatan ummi Zia setiap kali dirumahku ada acara. Kata mamaku rasa kue dan cake buatan ummi Zia tidak kalah saing dengan yang dijual di toko -toko besar. Zia pun suka membawa bekal kue buatan umminya bahkan terkadang membawa kue dan cake potong buatan umminya untuk dititipkan dikantin sekolah atau dijual di kelas. Papa tidak pernah melarang aku berteman dengan siapapun tetapi papa selalu berpesan jika ingin berteman dekat lihatlah dulu akhlaknya, karena kata papa teman dekat kita adalah gambaran diri kita.
Aku pun langsung menengok dan mendekati Zia yang pagi ini diantar oleh Abinya. Akupun menyapa abi Zia "Assalamu'alaikum abi".
" Waalaikumsalam Na Riska, gimana papa mama sehat? " kata abi Zia.
"Alhamdulillah bi, papa dan mama sehat" jawabku.
"Salam ya untuk papa dan mama mu na Riska" kata abi Zia.
"InsyaAllah nanti Riska sampaikan ya abi" jawabku.
Zia pun salim dan pamit kepada abinya. "Zia masuk dulu ya bi" kata Zia.
"Iya.. Hati-hati ya na" jawab abi.
"Na Riska titip Zia ya" Tiba-tiba abi bilang seperti itu kepadaku dan aku jawab dengan kata "InsyaAllah siap abi". dan Zia pun menjawab " ihhh emang aku barang apa pakai dititip-titip segala". Abi Zia dan aku hanya tersenyum mendengar ocehan Zia.
"Yu ah kita masuk" kata Zia.
"Hayuu.. " sahutku.
"daaaahh abi" Zia melambaikan tangannya kepada abinya sambil kami melanjutkan langkah kami.
"Zi, bawa kue nga? " tanyaku. siapa tahu saja kan Zia bawa, lumayan buat camilan kalau nanti rasa laper datang.
"Hadduhhh aku tadi buru-buru Ris, jadi nga sempat bawa kuenya ummi, maaf ya" jawab Zia.
"Ihhh ga pa pa kok, kan besok-besok juga bisa" sahutku.
Dipintu gerbang terpasang spanduk bertuliskan "Selamat Datang Siswa Siswi baru di Sekolah Menengah Atas X, sekolahnya para juara. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah favorit di kotaku, selain karena bangunannya yang terlihat megah, guru-guru dan murid-muridnya banyak yang mengukir prestasi. Bahkan kepala sekolah sekolah ini merupakan kepala sekolah teladan se nasional. Guru matematikanya pun merupakan pemenang lomba guru terbaik se Jawa Barat. Tidak hanya guru, murid-muridnya pun tidak kalah hebat. Dari mulai Juara Umum baris berbaris, Juara 1 pidato berbahasa Inggris, Juara 2 Cerdas Cermat tingkat Kota, dan sekolah ini pun dijadikan sekolah percontohan, karena lingkungannya yang bersih dan nyaman.
Selama tiga hari ini jadwalnya adalah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dan sekolah pun hanya sebentar sekitar dua jam setengah saja. Terdengar suara toa, yang meminta murid-murid untuk berkumpul dilapangan untuk upacara pagi dan sudah ada kaka -kaka panitia dan guru yang menyambut kedatangan kami para murid baru. Mereka tersenyum lebar dan ramah menyambut kami "selamat datang di sekolah, silahkan masuk, kita baris dulu ya di lapangan" kata salah satu kaka panitia.
Saat upacara selesai kepala sekolah memperkenalkan diri sekaligus memperkenalkan para staff guru, tata usaha, perpustakaan, tukang bersih-bersih sekolah dan penjaga sekolah. Kepala sekolah ku namanya Bapak Rahmat Wijaya, beliau terlihat sekali berwibawa sebagai kepala sekolah. Setelah selesai upacara, diumumkan bahwa pembagian kelas sudah ada dan sudah ditempel di depan pintu masuk masing-masing kelas. Kami pun dipersilahkan untuk mencari kelas kami.
Zia langsung menarik tangan aku "ayoo Ris buruan sudah nga sabar aku" kata Zia. Dan di setiap pintu kelas sudah ada seorang guru yang menyambut kami. Setiap pengumuman aku dan Zia cermati masih belum ada saja namaku dan Zia. Sampai akhirnya kami di pintu kelas ke empat, "coba Zi, kamu liat ada namaku atau kamu nga? " kataku.
"siap tuan putri" jawab Zia sambil membungkukan badannya. Tiba-tiba tanpa aba-aba Zia, jingkrak kegirangan ke arahku. "Riskaaaaa....yeeeayyy kita sekelas, ternyata kita tuh emang ditakdirkan untuk selalu bersama ya Ris" kata Zia. Aku tersenyum mendengarnya dan hanya menjawab "alhamdulillah Zi". Aku senang ternyata sekelas dengan sahabatku jadi ya aku nga usah binggung duduk sebangku dengan siapa. Setidaknya diawal-awal sekolah aku bisa selalu bersama sahabatku. Kami pun masuk ke kelas. Kelas kami namanya Kelas 1- 4.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
filzah
Ceritanya selalu bikin ku ketagihan dan engga bisa berhenti membacanya.
2023-08-13
2
filzah
Gak kebayang gimana lanjutannya!
2023-08-13
2