Samuel dan beberapa orang suruhannya sampai di rumah Bibi May, namun rumah itu tampak sepi. Ia berjalan memasuki pekarangan.
"Permisi" ucapnya sambil mengetuk pintu.
"Ya..." Bibi May membuka pintu, ia terkejut melihat Samuel. Ia berusaha menutup kembali pintu rumahnya, namun Samuel menahannya dengan kaki.
Braak...
Pintu rumah terbuka lebar, Syafa berlari menghampiri ibunya. Bibi May segera menggendong Syafa. Samuel memasuki rumah bersama dua orang suruhannya, yang lain berjaga-jaga diluar.
"Apa yang kau mau?" teriak Bibi May.
"Aku hanya ingin kau ikut denganku, jangan melawan karna aku tak segan-segan untuk menyakitimu dan anakmu ini!" bentak Samuel.
Kedua orang suruhan Samuel maju dan segera memegang kedua tangan Bibi May, Bibi May meronta sambil terus menggendong Syafa dipelukkannya. Syafa mulai menangis membuat suasana menjadi sangat berisik.
"Hentikan tangisannya!" Samuel membentak lagi, Bibi May sangat sebal melihat Samuel.
Bibi May dipaksa keluar oleh dua orang suruhan Samuel, saat sampai diluar rumah senyuman Samuel hilang.
"Angkat tangan! Anda sudah dikepung!"
Banyak polisi yang menunggunya diluar, orang-orang suruhannya sudah dibekuk.
♥️♥️♥️
"Tuan Samuel sudah ditangkap dan dibawa ke kantor polisi disana nona" ujar Jiraiya melaporkan kepada Luna yang sedang duduk dikursi ruang kerjanya.
"Bagus, biarkan dia dipenjara. Itu sesuai dengan keinginannya untuk meningkatkan popularitas" Luna menyeringai.
"Baik nona"
Luna berpikir lagi.
"Tunggu Jiraiya! Minta dia menandatangani berkas bahwa ia tak akan menggangguku lagi lalu lepaskan dia" Luna berbelas kasih kepada Samuel.
"Baik nona"
"Apakah Bibi May baik-baik saja?" tanya Luna khawatir.
"Nyonya May dan nona kecil baik-baik saja nona, mereka tidak ikut dibawa ke kantor polisi. Para pengawal menjaga mereka dengan baik tanpa membuat mereka takut"
Luna mengangguk-angguk, ia mengambil ponselnya hendak memberitahu Rey.
"Nona, apakah itu kau?" Rey mengangkat telponnya dengan nada heran.
"Ya ini aku" jawab Luna judes.
"Waaaah aku sangat bahagia kau menelponku, tapi kau baik-baik saja kan?"
"Kenapa kau bertanya begitu? Tentu saja aku baik-baik saja!" Luna sewot.
"Syukurlah, sebentar nona... Aduuuh..."
"Apa yang kau lakukan?"
"Aku mencubit lenganku dengan keras untuk memastikan ini bukan mimpi" ucap Rey malu-malu.
"Aku hanya ingin mengingatkanmu untuk pulang sebelum jam 9 dan buatkan aku makan malam!"
Klep...
Luna mematikan teleponnya.
Apa yang aku lakukan? Kenapa aku malah membelokan tujuanku saat menelponnya?
Gerutu Luna, ia memukul pelan kepalanya.
"Luna, kau bisa pergi bersamaku?" Yasmin yang baru datang dan langsung mengajak Luna pergi.
"Emm aku tidak tahu" jawab Luna ragu.
"Apa kau berjanji dengan seseorang nanti malam?" Yasmin curiga.
"Tidak, aku tidak janjian dengan siapapun malam ini. Kau ingin mengajakku kemana?"
"Fashion show temanku, nanti malam dia juga akan mengadakan pesta. Kita akan minum-minum disana" ujar Yasmin senang.
Luna berpikir sejenak, ia tak ingin mabuk seperti kemarin karna suasana hatinya hari ini sedang baik dan tak ada alasan untuk minum.
"Baiklah, tapi aku tak bisa pulang terlalu malam hari ini"
"Kenapa? Apa kau mulai menyukai suamimu? Kau harus ingat, dia akan menjadi milikku setelah kalian berpisah"
"Bukan seperti itu Yasmin, tapi besok pagi aku ada meeting dengan klien penting. Kami akan membahas kerjasama dengan jumlah besar, kau bisa bergabung nanti"
"Apakah ada hubungannya dengan fashion dan gaya rambut?" Yasmin penasaran.
"Tidak, namun kau bisa membantuku membuat design pakaian untuk kami pakai saat pembukaan hotel baruku di kota tempat klien ku tinggal"
"Baiklah, ayo kita keluar. Sore ini aku merasa lapar, kita makan di restauran mu. Aku ingin melihat Rey disana" Kata Yasmin penuh semangat.
Luna merapihkan mejanya, lalu ia mengambil tas dan mengikuti langkah Yasmin. Mereka masuk ke dalam mobil Luna dan menuju restauran, tak sampai 5 menit mereka sudah sampai di tempat tujuan.
"Ayo.."
Dengan semangat Yasmin keluar dari mobil Luna dan masuk ke restauran. Semua pegawai membungkukkan badannya saat melihat Luna dan Yasmin yang datang.
Yasmin mencari-cari sosok Rey disana. Pelayan memberikan daftar menu kepada Luna dan Yasmin.
"Apa kau mengenal Rey?" tanya Yasmin kepada pelayan yang melayani mereka, pelayan itu mengangguk ragu.
"Dimana dia?" Luna tahu maksud Yasmin, ia melotot ka arah Yasmin namun Yasmin cuek saja.
"Bisakah kau panggilkan dia untukku?" Yasmin berkata lagi, pelayan itu bingung karna Luna seolah tidak mengijinkan.
"Bila kau tak mengijinkannya memanggil Rey, aku yang akan masuk ke dapur" ucap Yasmin sambil berdiri.
"Duduklah, jangan membuatku malu. Kau, panggilan Rey ke sini" ucap Luna singkat, pelayan itu segera berjalan cepat menuju dapur dan memanggil Rey.
Erika terlihat berbicara dengan pelayan itu sambil melihat ke arah Yasmin dan Luna, lalu ia masuk dan memanggilkan Rey.
"Kacamata, kau di panggil nona Yasmin!" teriak Erika.
Rey yang sedang memasak terkejut, Bobby mendekati Rey.
"Hidupmu benar-benar beruntung Rey, bahkan nona Yasmin yang menawan itu juga ingin dekat denganmu" goda Bobby sambil tertawa, Rey membuka apronnya dan keluar.
Rey melihat Luna sedang duduk berdua dengan Yasmin, seperti biasa wajah Luna menunjukan aura kejudesan yang hakiki meskipun dilihat dari jauh.
"Ada yang bisa saya bantu nona Yasmin?"
"Rey... Aku senang melihatmu" ucap Yasmin sambil tertawa senang, Luna hanya melirik sinis.
"Ada apa nona memanggil ku?"
"Duduklah disini" ujar Yasmin, Luna menggeleng sambil memberikan tatapan membunuh pada Yasmin.
"Baiklah jangan, kau berdiri saja. Aku tak ingin nona ini menggigit mu bila kau duduk disebelahnya" ucap Yasmin sambil tersenyum, Luna mendengus kesal melihat tingkah Yasmin.
"Mana makanannya?" Luna berkata dengan nada yang sedikit ketus, Rey bingung.
"Maafkan aku nona, tapi aku sedang memasak makanan pesanan kalian" ujar Rey.
"Ooowh tidak tidak akulah yang harus meminta maaf telah mengganggumu bekerja" ucap Yasmin tersenyum menyesal.
"Tidak apa-apa nona, aku senang melihatmu disini" Rey mengucapkannya sambil menoleh ke arah Luna, Luna tidak menggubris kata-kata Rey.
"Cepat kembali ke dapur dan selesaikan makanan ku!" perintah Luna.
Rey berlari kembali ke dapur menyelesaikan masakannya.
"Kau itu! Tak bisa kah kau sedikit lembut kepadanya?" protes Yasmin kesal.
"Aku sudah bilang jangan mengaturku untuk bersikap kepadanya. Saat ini dia masih milikku jadi kau tunggu saja giliranmu"
"Aku akan memperlakukannya dengan baik jika dia menjadi milikku nanti" ujar Yasmin sambil tersenyum manis.
"Jangan terlalu baik padanya, kau akan membuatnya menjadi besar kepala"
"Apa aku mencium bau kecemburuan disini?" ujar Yasmin tersenyum usil.
"Jangan berkata yang aneh-aneh atau aku akan pergi dari sini" ancam Luna, Yasmin cuek saja. Ia melihat sekitar restauran Luna.
"Luna, bolehkah aku membuatkan seragam baru untuk pegawai mu disini?"
"Buat apa? Seragam mereka saat ini juga buatanmu" Luna memandang heran kepada Yasmin.
"Tadi aku melihat koki tampanmu itu tidak menggunakan seragam, aku ingin membuatnya tampan dimanapun ia berada"
Luna menatap malas kepada Yasmin.
"Apa kau begitu terobsesi padanya?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Rina
ceritanya baguuuus,,, daaan penulisanya juga bagus, saya suka saya sukaaaa
2021-07-08
0
Michelle Avantica
Yaelaaaah Luna kalo sikap loe masih kek gitu, gw dukung Yasmin jadian sama Rey deh..eh tapi Pertanyaannya kira2 Rey nya mau gak ya sm Yasmin, secara Rey kan cinta pada pandangan pertama sm Luna tuh ...
2021-01-31
2
Yakoba Robetsi
haha jasmin semangat amat,,aku suka aku sukaaa thor
2020-11-23
3