"Benarkah dia bekerja sebagai koki direstauran milik Luna?! Kenapa kau baru memberitahuku sekarang!!" Mami sangat marah pekerjaan Rey saat ini dari Samuel.
"Maafkan aku mi, awalnya aku tidak yakin. Lalu aku menyuruh seseorang untuk mencari tahu dan ternyata benar ia tukang masak di restauran Luna"
Mami terlihat geram.
"Siang ini kita ke restauran itu dan memastikan itu semua!!"
♥️♥️♥️
"Sepertinya semua sudah lengkap, ayo kita ke kasir dan segera kembali ke apartemen" Ajak Rey setelah ia selesai memilih bahan makanan yang akan ia masak untuk makan malam.
"Oke"
Bobby dan Rey berjalan sambil bersenda gurau, tiba-tiba ada yang akan memukul Rey dari belakang. Dengan sigap Bobby menangkap tangan orang yang akan memukul Rey tersebut.
"Apa yang ingin kau lakukan?" gertak Bobby.
"Auuu sakiit"
"Lepaskan dia Bobby, ini Erika teman kerjaku" ucap Rey sambil melepaskan tangan Bobby dari Erika.
"Maaf nona saya tidak tahu" Bobby melepaskan tangan Erika. Erika memegang tangannya yang sakit.
"Kau baik-baik saja Erika?" tanya Rey sambil ikut memegang tangan Erika.
"Ya aku baik-baik saja, tumben sekali kau tidak memakai kacamata" Erika menjawab dengan kesal lalu melihat ke arah Bobby. Rey segera merogoh tasnya dan memakai kacamata.
"Tadi kacamataku terasa buram, makanya aku menyimpannya. Sekarang sudah tidak buram lagi" jawab Rey asal.
"Ya Tuhan Rey, temanmu cantik sekali" Bobby terpesona dengan wajah Erika.
"Jangan menggodanya, dia sangat galak" goda Rey, Erika melototinya.
"Kau tidak mengenalkan aku dengannya?" Bobby melirik Erika.
"Erika kenalkan ini Bobby, dan Bobby ini temanku Erika" Bobby mengulurkan tangannya, Erika hanya menyentuh tangan Bobby cepat.
Bobby memperhatikan Erika terus menerus.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Rey.
"James memintaku untuk membeli beberapa bahan makanan yang hampir habis" kata Erika sambil menunjukan barang belanjaannya.
"Apa yang kau lakukan disini?" Erika balik bertanya.
"Aku... Membeli bahan makanan untuk kami berdua" Rey merangkul Bobby, sambil memberikan sebuah kode kepada Bobby.
Bobby hanya ikut mengangguk sambil tersenyum manis kepada Erika.
"Apa kau bisa mulai bekerja hari ini? Kami sangat kerepotan kau tak ada" bujuk Erika.
"Eeeem akuu..." Rey sedikit berpikir, ia bingung harus menjawab apa.
"Oooh sepertinya ada barang yang belum masuk ke keranjang belanjaan ku, aku tinggalkan kalian sebentar ya. Jangan berpindah posisi" ujar Rey lalu berlalu pergi meninggalkan Erika dan Bobby. Bobby melihat Erika dengan pandangan terbaiknya, Erika melihat malas ke arah Bobby.
Rey segera mencari tempat yang aman untuk menelpon Luna.
"Ya, ada apa?" terdengar suara Luna malas menjawab telpon dari Rey.
"Nona bisakah aku mulai bekerja hari ini?" Tanya Rey.
"Ya, bawa supir itu bersamamu"
Klep... Luna langsung menutup telponnya.
Rey segera kembali menemui Erika dan Bobby.
"Ayo Erika, kita ke restauran" Rey segera mendorong Erika ke kasir untuk membayar belanjaannya.
Lalu ia berbisik kepada Bobby.
"Jangan sampai dia tahu aku suami nona Luna dan kau ikut aku ke restauran. Tinggalkan mobil disini" Bobby memberikan jempolnya kepada Rey tanda setuju.
"Ayo kacamata" ajak Erika.
"Sebentar aku harus membayar belanjaanku dulu"
Rey dan Bobby menghampiri Erika. Mereka berjalan menuju mobil restauran yang diparkir dihalaman super market itu. Erika tertarik melihat mobil sport yang terparkir tak jauh dari ia memarkir mobil.
"Mobil itu sangat bagus" Erika menunjuk mobil range rover yang tadi dinaiki oleh Rey dan Bobby.
"Aku bisa mengantarmu dengan mobil itu bila kau mau" ujar Bobby bangga. Rey menginjak kakinya kencang.
"Aduuuuh.."
Erika melihat Rey dan Bobby heran.
"Sudahlah ayo masuk, James menunggu kita kacamata"
"Oke" Bobby yang menjawab semangat.
"Apa dia akan ikut dengan kita?" tanya Erika heran, Bobby dan Rey mengangguk bersamaan.
"Baiklah, ayo"
Bobby, Rey dan Erika menuju restauran. Rey yang menyetir mobilnya, Erika duduk disebelah Rey dan Bobby dibelakang sambil bermain dengan ponselnya.
"Ada apa ini? Mengapa disini ramai?" Erika melihat banyak pria berbadan besar yang ada didepan restauran, Rey sepertinya mengenal para pria itu. Ia tidak menghentikan mobil restauran.
"Kenapa kau tidak berhenti kacamata?"
"Nona cantik tak perlu khawatir, Rey tahu apa yang harus dia lakukan" ujar Bobby sambil menaikan salah satu alisnya kepada Erika.
Erika diam saja mengikuti ucapan Bobby.
"Ayo kita turun nona" ajak Bobby, Erika heran.
"Kau pergilah duluan dengan Bobby, aku akan segera menyusul" ujar Rey.
Bobby membukakan pintu mobil untuk Erika dan mereka berdua berjalan menuju pintu belakang restauran.
"Dimana koki itu!!" mami berteriak.
"Saya koki disini nyonya" James menjawab santai.
"Bukan kau, tapi koki yang bernama Rey!!" Bentaknya.
"Rey?" James mulai bisa meraba-raba apa yang terjadi.
"Ya, aku dengar dia seorang koki rendahan di restauran ini" ucap mami menyeringai.
"Cepat kau bawa keluar koki berkacamata itu!" Samuel ikut berteriak.
James rasanya ingin memukul wajah Samuel yang terlihat sangat sok jagoan didepan mami. Tetapi ia mengurungkan niatnya karna tidak mau masalah bertambah runyam.
"Ada apa ini?" tanya Erika yang baru datang.
"Mereka mencari Rey" jawab James.
"Apa kau bisa menghandle ini?" ucap James lagi, ia sepertinya sudah tidak tahan dengan keadaan yang sedang terjadi di restauran. Erika mengangguk. James meninggalkan mami dan berjalan menuju dapur dan keluar untuk merokok.
"Bila nyonya ingin mencari koki berkacamata, saat ini dia sedang tidak masuk kerja" Erika menjelaskan dengan nada selembut mungkin.
"Kau berbohong!! Aku sudah menyelidikinya, koki rendahan itu sudah pulang bersama Luna tadi pagi!" ujar Samuel memprovokasi mami.
"Saya tidak berbohong tuan"
"Aku tidak percaya padamu!! Mi, dia adalah wanita yang sudah menghalangiku untuk membongkar kedok koki rendahan itu saat aku hampir memergokinya" kata Samuel sambil melirik sinis ke arah Erika.
Erika diam saja tak menjawab apapun.
"Kau tak bisa menjawab kan?? Hahaha itu karna apa yang aku katakan adalah kebenaran. Pecat dia mi!"
Kau pikir kau itu siapa pria kurang ajar!!!
Maki Erika dalam hati.
Mami diam saja, restauran itu adalah satu-satunya milik Luna yang tak bisa ia ganggu gugat karna itu usaha yang dibangunnya sendiri tanpa bantuan dari ayahnya.
"Itu, itu dia" Mami menunjuk seorang pria yang ada di dapur dengan memakai kacamata.
"Kena kau!" ujar Samuel.
Mami memerintahkan pengawalnya untuk menangkap pria berkacamata yang ada didapur. Dengan sigap dua orang pengawal berjalan ke arah dapur dan membawa pria itu ke hadapan mami.
Matilah kau kacamata....
Ujar Erika dalam hati sambil bergidik.
"Apa-apaan ini??" pekik pria itu, suaranya terdengar sampai keluar.
Kedua pengawal itu membawa keluar pria yang mami maksud. Mami menatap heran pria yang dibawa oleh pengawalnya.
"Nyonya apa salah saya?!!" teriak pria berkacamata itu.
"Dia bukan Rey, Sam!!!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Michelle Avantica
diih infill gw sm Samuel yg ngekor terus kek anak ayam takut kehilangan induknya
2021-01-31
1
agussajiwo
mantap
2020-12-28
1
Juniarti
kapok samuel
2020-09-25
2