Jiraiya mempersiapkan pernikahan sederhana di sebuah gereja kecil dipinggir kota, ia membawa serta paman kesayangan Luna, Smith untuk menjadi pendampingnya. Smith adalah adik dari ayah Luna.
Tepat pukul 6 Luna dan Rey sudah berdiri di altar, pendeta memimpin pemberkatan. Paman Smith meneteskan air mata, keponakan kesayangannya sudah menikah dengan pria yang ia cintai. Kira-kira seperti itu yang ada dipikirannya, hal itu dikarenakan Jiraiya berhasil meyakinkannya bila Luna tak ingin dijodohkan karna sudah memiliki pria yang ia cintai.
"Kau boleh mencium istrimu" ucap pendeta.
Kini Rey dan Luna saling berhadap-hadapan, Rey tersenyum sambil menaik turunkan alisnya sedangkan Luna memberi ekspresi menahan jijik dan menggelengkan kepalanya pelan.
"Silakan tuan" pendeta mengulang perkataannya.
Rey mengambil kesempatan itu.
Ini adalah satu-satunya kesempatan ku untuk bisa mencium nona Luna yang cantik
Ia langsung menghampiri Luna, Luna masih menggeleng pelan. Rey memegang pinggang Luna, Luna ingin sekali menghindar. Mereka mulai berdekatan, Rey sudah sangat dekat, makin mendekat, dan mendekat membuat Luna ingin menendangnya sekuat tenaga.
"Bolehkah kami memulainya di kamar saja pendeta?" Rey menghentikan aksinya dan tersenyum kepada pendeta, Luna menghela napas kasar.
Yasmin yang menyaksikan kejadian itu menahan tawa.
Setelah pemberkatan selesai, Luna dan Rey kembali ke hotel. Seperti yang telah direncanakan, Jiraiya memberitahu mami bila Luna sudah menikah.
Mami sangat murka, ia menghubungi Samuel dan mereka bersama-sama menggerebek Luna dan Rey di kamar hotel. Luna pun sudah merencanakan semuanya dengan matang, ia menyuruh Rey mandi dan Luna menggunakan pakaian tidur seksi.
"Apa kau gila!!!!! Kau menikah tanpa sepengetahuan mami??!!!! Apa kau menganggap mami sudah mati??" Mami menerobos masuk dan langsung melabrak Luna yang sedang duduk di sofa kamar itu.
"Mami??" Luna berpura-pura kaget.
Mami makin gusar melihat Luna menggunakan pakaian tidur yang seksi dibalut dengan jubah tidur tipis. Samuel melihat Luna dengan mata keranjangnya, ia menatap Luna penuh gairah.
"Mana pria itu?!!!" Mami meluaskan pandangan keseluruh kamar.
"Ada apa ini?" Rey yang baru selesai mandi keluar dengan hanya memakai handuk yang menutupi bagian bawahnya.
Luna segera berlari memeluk Rey. Rey terkejut, ia menahan rasa ingin pingsannya.
"Honey, mami datang dan ingin bertemu dengan mu" Luna mengucapkannya dengan sangat manja membuat Rey terbuai.
"Jadi ini pria yang berani menikahimu tanpa restu dari mami??!!!!" Mami menatap tajam ke arah Rey. Rey hampir saja ciut. Namun karna hal ini sudah diprediksi sebelumnya oleh Luna Rey berusaha bersikap santai.
"Mami maafkan aku menikahi Luna tanpa sepengetahuan mami, tapi kami saling mencintai. Aku tidak ingin kehilangan Luna" Rey memulai aktingnya, Samuel memandang tak suka kepada Rey.
"Beraninya kau memanggilku mami!!!! Aku bukan mamimu!!! Ceraikan dia sekarang! Aku tak sudi memiliki menantu dari kalangan tak jelas seperti mu!!"
Jiraiya menyerahkan berkas kepada mami, mami mengambilnya dengan kasar dan membacanya. Itu adalah hasil penyelidikan ala-ala yang dibuat oleh Jiraiya atas permintaan Luna. Mami menghela napas kesal, ia duduk disofa. Samuel berdiri disebelahnya.
"Mami, aku mohon jangan paksa aku berpisah dengan Rey" Luna menambah erat pelukannya, Rey tersenyum-senyum menikmati pelukan Luna.
Lebih lama disini ya mi, agar nona Luna tetap memelukku seperti ini
Doa Rey dalam hati. Mami seperti berpikir keras, Samuel memperhatikan gerak gerik Rey yang terlihat aneh buatnya. Samuel adalah aktor, ia tidak mungkin mudah ditipu dengan akting kacangan Luna dan Rey.
"Baiklah, untuk saat ini mami butuh waktu untuk berpikir" Mami mulai berdiri, ia memberi tanda untuk keluar kamar.
"Tunggu mi" Samuel menghadang.
"Ada apa Sam?" Mami menoleh ke arah Samuel, ada senyuman aneh diwajahnya.
"Bila kalian memang saling mencintai, kalian harus bisa membuktikannya padaku" kata Samuel yakin.
Luna melepaskan pelukannya, Rey mendengus pelan.
"Apa yang kau mau?" Luna menantang Samuel dengan suara lantang.
"Kau begitu hebat saat berciuman denganku dulu, bagaimana bila kau mempraktekannya dengan suamimu itu?" Samuel menyeringai.
Luna berusaha menyembunyikan rasa terkejutnya.
Si****an kau Samuel!!!!
Maki Luna dalam hati. Rey juga terkejut. Luna membalik tubuhnya menghadap Rey, kini Rey yang menggeleng pelan seperti menolak. Ia takut pingsan lagi. Luna mengalungkan tangannya di leher Rey.
"Jangan pingsan atau aku akan membunuhmu dan membuangmu ke lautan luas" Bisik Luna dengan nada kejam, Rey menelan ludah pelan.
"Sam, apa yang kau lakukan?" bisik mami.
"Lihat saja mi, Luna adalah wanita yang tidak sembarangan mencium pria" Ujar Samuel yakin, Samuel memang mengenal Luna dengan baik.
"Honey, kau tidak keberatan kan kita berciuman didepan mantan kekasih dan mami?" Luna berkata dengan manja. Rey masih menahan dirinya sambil terus menatap Luna dari dekat. Ini berbeda dari saat di Rey menggoda Luna di altar.
"Ehhmm tentu tidak sayang" Suara Rey terasa agak berat, Luna melotot ke arah Rey. Rey jadi salah tingkah, keseimbangannya mulai goyah. Luna hampir jatuh dari pelukannya, Rey menahan badan Luna dan mereka makin berdekatan. Mereka saling bertatapan.
"Ayo tunggu apalagi? Tunjukan padaku cinta kalian" Samuel sengaja menekankan kata cinta untuk memprovokasi Luna.
Luna seakan tidak ingin kehilangan gengsinya dihadapan Samuel, pria yang dulu pernah sangat dicintainya. Luna langsung memajukan wajahnya dan mencium Rey, Rey sangat terkejut.
Luna terus memainkan bibirnya dengan bibir Rey, Rey yang memang belum berpengalaman terlihat sangat kaku. Samuel tersenyum sinis.
Hebat juga kau Luna, tapi aku tidak akan menyerah secepat itu. Akan ku buktikan bahwa pernikahan ini adalah omong kosong belaka mu!!
Samuel menyeringai dalam hati.
"Ayo kita pergi Sam, mami jijik melihat mereka!!" Mami menarik tangan Samuel, Samuel mengikuti mami.
Mami keluar bersama dengan Samuel dan semua pengawalnya, namun Luna dan Rey masih belum sadar.
"Ehem nona, nyonya besar sudah pergi" Jiraiya mengingatkan.
Luna membuka matanya, ia melepaskan kasar ciumannya dengan Rey. Rey masih terpana, Luna langsung masuk ke dalam kamar mandi dan mencuci mulutnya dengan sikat gigi. Tak lama, Luna keluar dari kamar mandi dan menuju ruang ganti.
"Kau akan pergi?" tanya Rey saat melihat Luna mengganti bajunya dengan baju kasual.
"Ya, jangan ikut campur urusanku. Pakai bajumu dan ikuti apa yang Jiraiya katakan!!!!" Luna berjalan keluar, Jiraiya menghampiri Rey.
"Tuan silakan gunakan pakaian ini" Jiraiya memberikan dua buah paper bag kepada Rey, Rey terkejut melihat pakaian yang dibawa Jiraiya karna merupakan baju dari merk terkenal yang tak akan mampu ia beli walaupun dengan menabung selama setahun.
"Ba baiiik tuan" Rey agak takut.
"Panggil saja saya Jiraiya, tuan" ucap Jiraiya sambil menunjukkan kepalanya.
Rey masuk ke dalam ruang ganti dan memakai pakaian yang diberikan Jiraiya, ia bercermin.
Kau terlihat tampan tuan Rey.
Pujinya dalam hati, sambil bergaya. Ia keluar dari kamar ganti.
"Silakan tuan ikut saya"
"Kemana kau akan membawa ku?" Rey heran.
"Ke Apartemen nona Luna"
"Ya ya ya, bawalah aku kemanapun kau mau Jiraiya" ujar Rey pasrah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Rina
kok rey sperti orang bodoh ya
2021-07-07
0
Michelle Avantica
waaaah beneran seru nih story ..kendali penuh dipegang sang cewek, Mantul lah
2021-01-31
1
Solie Santasu
haaaa...gue kira bakal pingsan 😅
2020-12-04
5