Jiraiya sudah mengantar Rey sampai di apartemen Luna.
"Pakaian tuan sudah saya letakan dilemari dekat kamar mandi jadi tuan tidak perlu masuk ke dalam kamar nona Luna" Rey mengangguk paham.
"Nona Luna akan pulang sebentar lagi" Rey mengangguk lagi.
"Apakah kau tidak mengikuti nona Luna kemana pun dia pergi?" tanya Rey.
"Nona akan sangat keberatan bila pria tua seperti saya mengikutinya, namun saya selalu mengutus pengawal bayangan untuk mengikuti nona"
"Tapi malam itu nona Luna sepertinya sendirian"
"Itu adalah kelalaian saya tuan, terima kasih banyak telah menolong nona saat itu" Jiraiya menundukkan kepalanya memberi hormat pada Rey.
"Dia sangat ketakutan saat itu, aku benar-benar tak bisa membayangkan bila saat itu aku tidak lewat tempat itu" Rey terlihat khawatir.
"Saya akan pastikan itu yang pertama dan terakhir tuan" Jiraiya membungkukkan badannya lalu pamit meninggalkan apartemen Luna.
Jam menunjukan pukul 2 pagi, Rey sudah terlelap disofa ruang tamu apartemen Luna.
Ceklek...
Pintu apartemen dibuka, Rey terbangun dan melihat Luna datang dalam keadaan mabuk. Ia memegang sepatunya dengan kedua tangannya, berjalan sempoyongan kearah sofa. Luna langsung duduk di sebelah Rey.
"Kau siapa?" Luna bertanya dengan suara mabuk.
"Saya Rey nona" ucap Rey sambil mengambil sepatu dari tangan Luna.
"Rey?" Luna membuka setengah matanya.
"Oowh yaaa kau adalah suamikuuu, hahaha kau adalah orang yang ku bayar untuk menikah dengan ku tadi pagi" Luna menepuk pipi Rey pelan.
"Aku hauuuusss, aku ingin minum!!!" Luna berteriak, Rey segera mengambilkan air minum untuk Luna.
"Tidak tidaaaak, ini bukan air jeruk. Aku ingin air minum rasa jeruk!!!" Luna berteriak lagi, Rey kebingungan. Ia kembali berlari kearah dapur dan mencari sesuatu berasa jeruk dikulkas. Ia menemukan sebotol jus jeruk, ia langsung meminum air mineral yang ada di gelas dan menuangkan jus jeruk tersebut.
"Ini ini nona jus jeruk" Luna mencium minuman itu, lalu ia terlihat ingin muntah.
" No no noooo, baunya seperti alkohol. Aku tidak minum alkohol" Luna menggunakan jari telunjuknya untuk menolak. Rey mendekatkan hidungnya ke arah gelas memastikan bau jus jeruk itu.
Yang bau alkohol itu dirimu nona.
Gerutu Rey dalam hati, ia memperhatikan Luna yang sedang mengoceh terus menerus.
"Heiii cepat ambilkan aku minuman rasa jeruk!!! Kenapa kau diam sajaaaa haaah!!!" untuk ketiga kalinya Luna berteriak.
"Ba baik nona" Rey semakin salah tingkah. ia kembali lagi ke dapur, dan berpikir keras.
Akhirnya Rey mencampur jus jeruk itu dengan air mineral dan memberikannya lagi kepada Luna.
Praaaaang...
Luna melempar gelas itu.
"Berikan aku minuman rasa jeruk yang benaaar, bodooooooh!!!" Rey terkejut dengan sikap Luna, ini jauh dari apa yang Rey bayangkan tentang Luna.
Rey bingung harus berbuat bagaimana, akhirnya ia mengambilkan air mineral lagi untuk Luna.
"Ini nona air minum rasa jeruk" ujar Rey seraya duduk dan menyerahkan gelas kepada Luna. Luna memaksakan dirinya untuk duduk dan menerima gelas dari Rey.
"Anak pintar.." Luna menepuk pipi Rey pelan sambil meminum air mineral pemberian Rey.
"Aku mau lagi, ini rasanya sangat enak" Rey mengambil kan lagi minuman untuk Luna.
Namun saat Rey kembali Luna sudah dalam keadaan tidak sadar. Rey menghela napasnya melihat Luna. Wanita yang sangat ia kagumi saat ini ada dihadapannya, Rey bisa melakukan apa saja jika ia mau.
Bila aku tidak dapat menahan diriku maka aku akan menodai kepercayaanmu kepadaku nona, aku tidak memiliki keberanian untuk menyakitimu
Rey bergumam dalam hati. Rey mencoba membangunkan Luna, namun tak berhasil. Rey menggendong Luna dipunggung dan mengantar Luna ke kamarnya. Ia membaringkan Luna dikamarnya lalu keluar dari kamar Luna.
Keesokan paginya, Rey sudah bangun dan memasak untuk Luna. Rey adalah lulusan sekolah menengah atas jurusan pariwisata, namun Rey memilih memasak sebagai bidang yang ia minati.
"Apa yang kau masak?"
Rey terkejut melihat Luna ada dibelakangnya dan sangat dekat dengan tubuhnya.
"Sa saya hanya memasak makanan untuk sarapan nona" Rey gugup, ia masih belum terbiasa bila Luna yang mendekat padanya.
"Sepertinya enak" ujar Luna sambil mencium masakan Rey, ia berjalan menuju meja makan lalu duduk.
Rey melihat Luna sudah mengganti pakaian dengan kaos berwarna putih polos dan celana pendek. Rambut Luna digulung asal ke atas. Terlihat sangat natural dan cantik untuk Rey.
"Aku lapar, cepat bawakan aku makanan" Luna berteriak. Rey buru-buru menyelesaikan masakannya.
Luna langsung memakan makanan yang disediakan oleh Rey. Luna terlihat lahap saat memakannya.
"Masakanmu tidak buruk, masih bisa masuk kedalam tenggorokkanku. Ceritakan padaku kenapa kau bisa dipecat?" Tanya Luna sambil terus memakan makanan Rey.
"Itu karna saya ceroboh dan hampir membakar dapur nona" Rey malu-malu mengatakannya.
"Bagaimana bisa kau melakukan hal itu?"
"Saya melihat nona pagi itu, dan saya sangat menyukai wajah nona yang tersenyum kepada saya. Lalu saya menjadi tidak fokus dan menyalakan kompor begitu besar. Untung saja tuan Bob menyadari bau gosong yang saya timbulkan lalu mematikan kompor, dan saya langsung dipecat hari itu juga" Rey menyelesaikan ceritanya, ia tersipu malu sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Ya kau memang sudah sepatutnya dipecat, dan kau perlu tahu aku tidak berniat tersenyum padamu, aku hanya tersenyum secara acak. Dan perlu kau ketahui saat itu bahkan aku lupa pernah melihatmu sebelum kejadian malam itu" Luna meruntuhkan rasa percaya diri Rey. Tapi Rey menyukai cara Luna menghabiskan makanannya.
"Aku sudah selesai, terima kasih atas makanannya, dan bereskan meja ini. Besok buatkan lagi sarapan untukku. Aku akan mandi, bila kau ingin keluar pergi saja dan kembali sebelum jam 9 malam" Luna berlalu masuk kedalam kamar.
Rey membereskan meja makan, dan segera mandi lalu bersiap mencari pekerjaan baru. Ia memakai pakaian yang telah disiapkan oleh Jaraiya dilemari. Rey kaget dengan semua baju yang disiapkan Jiraiya.
Dengan pakaian seperti ini apakah ada kedai atau restauran yang percaya bahwa aku membutuhkan pekerjaan?
Gumam Rey sambil memperhatikan semua pakaian bermerk yang ia kenakan. Ia mengambil kacamata, topi serta masker yang sudah disiapkan Jiraiya untuk penyamaran.
Luna melemparkan secarik kertas ke arah Rey sebelum Rey keluar dari pintu.
"Apa ini?"
"Datanglah ke alamat itu, kau akan dibantu olehnya untuk mendapatkan pekerjaan" Luna masuk kembali ke dalam kamarnya.
Rey menciumi kertas itu,
Aku akan menyimpan dan melaminatingnya, ini adalah barang pertama pemberian nona Luna. Masih ada harum tangannya juga.
Rey meloncat gembira dan ia keluar dari apartemen dengan perasaan yang senang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Rina
ceritanya bagus, tpi si rey kok alay ya huuuu
2021-07-07
0
Michelle Avantica
waduuuuh emang dah bucin nih si Rey .. segitunya loe bro
2021-01-31
1
Yane Kemal
kocak
2020-12-06
1