Rey sangat senang ia diterima bekerja disalah satu restauran sebagai koki dan ia sudah bisa bekerja hari ini. Ia berencana membeli beberapa bahan makanan untuk memasak makan malam saat pulang nanti sebagai ucapan terima kasihnya kepada Luna. Kertas yang Luna berikan tadi pagi sudah dilaminating lalu disimpan didalam dompetnya.
"Bagaimana bisa orang seperti dia kerja disini? Lihat pakaiannya, ia tidak seperti orang yang benar-benar berniat bekerja" ujar salah satu pelayan di restauran itu kepada pelayan lainnya.
"Bahkan aku tak yakin ia benar-benar memiliki keahlian dalam memasak" yang lain ikut menggosipkan Rey.
"Kepala koki juga tidak mengujinya memasak" kata-kata buruk banyak tersebar di restauran itu mengenai Rey.
Rey sudah menduga hal itu akan terjadi, ia hanya menelan semua kata-kata teman kerjanya.
"Bekerjalah dengan baik dan jangan dengarkan mereka, aku yakin nona Luna tidak akan sembarangan merekomendasikan pegawai direstaurannya. Kacamatamu itu tidak mengganggumu kan?" Kata-kata James si kepala koki sekaligus manager di restauran menenangkan hati Rey.
James masih muda, usianya kira-kira 35 tahun. Gayanya yang santai membuat Rey tidak terlalu takut. Tubuhnya kurus tinggi dengan rambut sebahu dan dikuncir biasa.
"Lekas memasak, aku dengar nona Luna akan kemari untuk bertemu dengan koleganya"
"Baik pak" Rey mengikuti segala arahan pak James dengan baik, pak James sangat menyukai cara kerja Rey yang sering bertanya bila ada hal yang tidak dia pahami. Hal itu membuat teman-teman kerja Rey makin tidak menyukainya.
"Kalian, berhentilah bergosip dan bekerja yang benar. Nona muda tidak membayar kalian untuk menggosipkan orang lain" pak James menegur para pelayan yang masih asik menggosipkan Rey. Mereka bubar dengan tatapan tidak suka kepada Rey.
"Kau itu orang kaya, buat apa bekerja disini?" tanya salah satu pelayan wanita kepada Rey saat makan siang.
"Aku bukan orang kaya, aku sangat membutuhkan pekerjaan ini" Rey menjawab apa adanya, namun pegawai itu malah berbisik-bisik didepan Rey.
"Jangan berbisik bila suara kalian masih terdengar" James datang mengagetkan semua pegawai yang sedang makan siang.
"Rey, bila sudah selesai makan segera kembali ke dapur. Nona muda akan datang pukul 1 siang"
"Baik pak" Rey mempercepat makan siangnya, mata para pelayan masih tertuju padanya dengan tatapan iri.
Rey masuk kedalam dapur dan memakai apronnya. James mengarahkan Rey untuk memasak makanan yang akan disajikan untuk nona Luna.
Pukul 1 siang tepat Luna datang dengan koleganya, seorang pria paruh baya berkepala botak, pendek dan gemuk. Pria itu menatap Luna terus menerus tanpa henti, ia adalah salah satu kolega besar yang akan berinvestasi di hotel Black. Jiraiya juga terlihat menemani Luna. Semua pegawai menyambut kedatangan Luna, termasuk Rey dan pak James.
"Pria gemuk itu lagi" gerutu James.
"Ada apa dengannya?" Rey bertanya polos.
"Pria itu sering menatap tidak sopan kepada nona Luna. Bahkan aku sering memergokinya melihat dada ataupun paha nona muda" James berkata sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Rey memperhatikan pria gemuk itu, memang benar ia melihat penuh gairah kepada Luna. Rey ingin bertanya lagi namun James sudah terlanjur masuk kembali ke dalam dapur.
"Rey, bantulah pelayan membawa sajian ini untuk nona Luna. Aku akan merokok diluar sebentar"
"Baik tuan"
Rey bersama beberapa pelayan masuk kedalam ruang meeting, benar saja pria gemuk itu bukan memperhatikan Luna mempresentasikan mengenai hotelnya malah memandang Luna dengan air liur yang hampir menetes.
"Silakan tuan" Rey sengaja menaruh piring dan makanan dengan cara menutupi Luna didepan pria gemuk itu.
Pria itu tampak terganggu dengan kehadiran Rey. Rey bolak balik sambil menutupi Luna dari pria gemuk itu.
"Heii, kau pelayan berkacamata. Kau sangat menggangguku memperhatikan presentasi nona direktur!" Pria itu mulai marah, Luna menoleh ke arah Rey. Ia pun memberi kode kepada Jiraiya untuk membawa Rey pergi.
"Maaf tuan, tolong jangan mengganggu nona muda saat sedang bekerja" ucap Jiraiya setelah membawa Rey keluar dan membawanya ke gudang penyimpanan makanan.
"Apa kau tidak lihat pria gemuk itu melihat nona Luna dengan tatapan menjijikan" Rey meledak-ledak, sambil berjalan mondar mandir menahan amarahnya.
"Maaf tuan, namun pria itu adalah klien nona yang sangat penting. Jadi saya mohon tuan tidak mengganggu nona"
"Oke, Hhhh baiklah" Rey menghela napasnya, menenangkan dirinya.
"Aku mohon padamu Jiraiya, lindungi nona dengan baik" Rey membungkukkan badannya kepada Jiraiya lalu keluar menuju dapur.
Jiraiya melihat ke arah Rey sambil tersenyum. Ia semakin yakin Rey adalah pria yang baik.
"Baik tuan George, besok kita akan bertemu lagi disini untuk menanda tangani kesepakatan kita" Luna menjabat tangan pria gemuk itu. Pria itu menatap Luna dengan tatapan yang membuat Luna sangat jijik.
Setelah tuan George pergi, Luna langsung pergi dari restauran menuju hotel. Ia melirik sinis ke arah Rey, Rey paham ia akan mendapat masalah nanti.
"Aku memperingatkanmu untuk tidak mencampuri urusanku!!!!! Terutama urusan pekerjaan!!! Apa kau paham??!!!!" Bentak Luna saat sudah berada di apartemen kepada Rey. Rey hanya menunduk.
"Jangan pernah berpikir karna kau suamiku lalu kau berhak atas apa yang kau lakukan tadi siang!!!!! Oooh atau kau berpikir aku adalah seseorang yang baik hati karna aku memberikan mu pekerjaan??!! Hah!!!!" Luna benar-benar marah.
"Bila kau melakukannya lagi, aku tidak akan segan-segan membuangmu ke tempat sampah!!" Luna masuk ke kamarnya dan membanting pintu. Rey menghela napas, nantinya ia harus terbiasa dengan sikap Luna.
Aku bisa apa? Aku hanya seorang pelayan untuknya
Gumam Rey sambil menaikan pundaknya. Rey sudah membeli bahan makanan, sangat sayang bila tidak dimasak dalam keadaan fresh. Ia pun mulai memasak makan malam.
"Sepertinya aku akan makan malam sendirian hari ini" Rey bergumam lagi, ia mencicipi rasa kuah sayur yang ia masak dan memotong cabai.
Luna keluar dari kamarnya, ia hanya memakai kaos hitam lengan pendek bergambar Dumbo dan celana jeans pendek dengan rambut digulung asal.
"Aku lapar" Luna memanyunkan bibirnya sambil memegang garpu ditangan kiri dan sendok ditangan kanan.
Rey yang melihat Luna sudah ada di meja makan, tersenyum lega.
Cepat sekali emosi nona Luna berubah
"Silakan nona" Rey membawakan makanan-makanan yang sudah dibuatnya.
"Banyak sekali kau masak, apakah ini semua untukku?" tanya Luna, dia agak terkejut dengan keahlian memasak Rey.
"Ya nona, sebagai ucapan terima kasih kau telah membuatku mendapat pekerjaan kemarin"
Luna menyuap nasi dengan sayur, matanya berbinar.
"Ini enak, tapi bila kau melakukan kesalahan seperti tadi aku tidak segan-segan meminta pak James untuk memecatmu!" ucap Luna sambil menatap tajam kepada Rey.
"Baiklah nona, aku akan berusaha tidak melihat tatapan pria mesum itu" ujar Rey sambil tersenyum.
"Aku tahu semua itu, namun aku membutuhkan kontrak kerja dengannya untuk membuktikan kepada mami bahwa aku bisa membangun bisnis hotel ini dengan baik" Luna cuek saja sambil terus memakan makan malamnya.
"Baiklah bila itu yang nona inginkan, namun aku tidak bisa berjanji akan tetap diam bila pria itu menyentuh nona"
♥️♥️♥️
Keesokan paginya, Rey berangkat bekerja namun ia sudah menyiapkan sarapan untuk Luna.
"Kau anak baru?" seorang wanita mengagetkan Rey yang baru saja datang ke restauran dari pintu belakang. Rey mengangguk.
"Kenalkan, aku Erika. Aku wakil kepala koki disini"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Naoki Miki
Haaii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
cuss baca jan lupa tinggalkan jejaak🤗
tkn prfil q aja yaa😍
vielen danke😘
2020-10-17
1
Kosong (uninstall)
visual erika 😊 artis favorite
2020-09-23
3
Rin's
apakah iya nantinya Luna akn bucin ke Rey, wkwkwk,, q menunggu bucin nya Lunnaaa
2020-09-22
2