Luna dan Rey sampai diapartemen, ternyata ada Yasmin disana dengan wajah cemberut melihat ke arah mereka.
"Kau kemana saja? Aku terus-menerus diteror oleh mamimu!" ujar Yasmin sambil berdiri menatap Luna penuh kekesalan.
"Maafkan aku, aku tidak bermaksud begitu" Luna berkata sambil menghampiri Yasmin dan duduk.
"Kenapa kau tidak memberitahuku kemana kau pergi?" Yasmin ikut duduk kembali disebelah Luna.
"Aku tahu ibuku pasti bertanya padamu, itulah sebabnya aku tak memberitahumu"
Rey yang melihat Luna sedang berbicara dengan Yasmin langsung berjalan menuju belakang.
"Buatkan kami teh hangat" suruh Luna, Yasmin menatap Luna tak percaya dengan sikap yang Luna berikan pada Rey.
"Baik Nona"
"Kau masih saja memperlakukannya seperti itu" Yasmin berbisik sambil melotot.
"Bila kau masih berminat kepadanya jangan mengaturku" ucap Luna santai.
"Baiklah, aku pegang ucapanmu" Yasmin tersenyum, ia berdiri dan berjalan menuju dapur untuk menghampiri Rey.
"Bolehkah aku membantumu?" Rey terkejut Yasmin sudah berada dibelakangnya.
"Tidak nona, aku sudah biasa mengerjakannya sendiri" kata Rey sambil tersenyum, Yasmin suka melihat senyuman Rey yang tulus itu.
"Kau boleh memanggilku Yasmin, tidak perlu samakan aku dengan nona mudamu itu" ucap Yasmin sambil melirik Luna usil.
Luna tak mau mengambil pusing ucapan Yasmin, ia fokus pada ponselnya.
"Ini nona tehnya, aku ingin mandi dulu bila kau membutuhkan sesuatu ketuk lah kamar mandinya"
Rey menaruh minuman dimeja dan berlalu masuk ke kamar mandi yang berada didekat dapur.
"Aku lihat dia bertambah tampan" puji Yasmin. Luna tak menggubris ucapan Yasmin.
"Kau benar-benar tidak menyesal memberikannya padaku setelah kontrak itu selesai?" Yasmin meyakinkan Luna.
"Sepertinya tidak" Luna menjawab enteng.
"Dia sudah menjadi penyelamat mu dua kali" Yasmin mengingatkan Luna.
"Aku membebaskannya untuk meminta apapun kepadaku setiap ia menyelamatkan ku dan aku pikir itu cukup adil" Luna menatap malas kepada Yasmin.
"Baiklah, bila suatu saat kau berubah pikiran aku tidak akan mengembalikannya padamu" Yasmin tersenyum meledek.
"Ya suka-suka kau saja" Luna menaruh ponselnya dan meminum teh yang telah disediakan Rey.
Teh ini sangat enak, apa dia menaruh sesuatu di minumanku?
Pikir Luna. Ia meneguk sekali lagi teh yang dibuat Rey.
"Apa teh ini begitu enaknya sampai kau mau menghabiskannya sekali minum?" ujar Yasmin, lalu meminum teh buatan Rey karna penasaran.
"Ya Tuhan, apakah dia pria sempurna yang kau turunkan untukku" Yasmin terpesona menikmati teh buatan Rey.
"Tak usah berlebihan begitu" Luna beranjak dari duduknya, ia berjalan menuju kamarnya. Yasmin mengikutinya dari belakang.
Rey baru saja selesai mandi, ia mengenakan kaos berwarna hitam dan celana training panjang. Rambutnya yang basah masih acak-acakan karna dia membasuhnya dengan handuk sambil berjalan keluar.
Yasmin dan Luna yang sedang berjalan menuju kamar, melihat ke arah Rey. Keduanya tiba-tiba mematung, tanpa disadari Luna ikut terbawa suasana melihat Rey yang terlihat sangat segar setelah mandi. Pemandangan yang baru pertama kali dilihatnya, karna awal dulu Rey hanya berpura-pura habis mandi.
"Nona, apakah aku boleh keluar untuk membeli bahan makanan?" tanya Rey.
Luna masih mematung sambil menatap Rey. Yasmin menyenggol lengan Luna.
"Oowh... Ya tentu saja. Aku akan meminta Jiraiya menemanimu. Jangan sampai kau bertemu mami ataupun orang suruhannya" suara Luna terdengar agak gugup, ia memalingkan wajahnya lalu masuk kedalam kamar. Yasmin melambaikan tangan malu-maku kepada Rey lalu ikut masuk ke dalam kamar Luna.
Rey menunggu Jiraiya, tak lama Jiraiya datang dengan seorang supir.
"Bobby??" Rey mengenali supir tersebut.
"Rey...? Benar kau Rey!!!" mereka saling berpelukan. Jiraiya memandang aneh kepada mereka berdua.
"Jiraiya, dia adalah Bobby temanku berlatih bela diri saat didesa" ucap Rey senang.
"Mulai saat ini Bobby akan menjadi supir anda" Rey terkejut, begitupun Bobby.
"Kau suami nona Luna?" Bobby menggeleng-gelengkan kepalanya takjub.
"Bobby adalah salah satu pengawal terbaik kami dihotel. Nona Luna ingin dia menjadi supir sekaligus pengawal tuan muda" Jiraiya menjelaskan.
"Benarkah tuan Jiraiya? Mulai saat ini aku akan memanggilmu tuan Rey" ucap Bobby sambil menepuk lengan Rey pelan.
"Ehem, jaga sikapmu Bobby" ujar Jiraiya mengingatkan, Bobby menjadi gugup.
"Tidak apa-apa Jiraiya, dia sahabat lamaku" Rey membela Bobby.
"Bertindaklah sebagaimana mestinya Bobby. Saat ini nyawa tuan muda bergantung padamu" ucap Jiraiya lalu membungkukkan badan kepada Rey dan pergi.
"Kau sangat hebat Rey, bagaimana bisa kau menikah dengan nona Luna?" tanya Bobby penasaran.
"Sudah jangan banyak tanya, ayo kita ke pusat perbelanjaan untuk membeli bahan-bahan makanan" Rey mengambil tasnya dan mendorong Bobby keluar dari apartemen Luna.
Bobby menunjukan mobil yang akan mereka gunakan untuk pergi, sebuah mobil range Rover sport berwarna hitam. Rey sangat terpesona dengan mobil itu.
"Apakah kita akan menaiki mobil ini?" tanya Rey masih terkesima.
"Ya, ini salah satu mobil nona Luna dan aku yang selalu membawanya" ujar Bobby bangga.
"Ayo masuklah tuan muda" Bobby membukakan pintu mobil untuk Rey.
"Hahaha kau mengejekku?" Rey masuk kemobil sambil tertawa.
Bobby membawa mobil itu dengan kecepatan sedang, Rey penasaran bagaimana Bobby bisa bekerja menjadi supir Luna. Karena selama ini mereka tidak dapat berkomunikasi semenjak Bobby dan keluarganya pindah ke kota mencari peruntungan.
"Ceritakan padaku, bagaimana bisa kau menjadi supir kepercayaan di hotel itu?" tanya Rey.
"Itu adalah salah satu perjuangan yang tidak akan bisa kau bayangkan, Rey. Bahkan aku tak pernah menyangka bisa sampai sejauh ini menjadi salah satu pegawai disana" Bobby mengatakannya dengan bangga.
"Ayolah ceritakan" Rey memaksa.
"Baiklah karna kau majikanku sekarang aku akan menceritakannya padamu. Jadi setelah aku pindah ke sini dan lulus dari SMA, aku adalah anak nakal. Ayah dan ibuku sangat kesal kepadaku dan mengusirku. Aku sering berkelahi dan membuat onar, saat itu aku sedang berlari menghindari kejaran polisi. Tak sengaja tuan Jiraiya menabrakku dengan mobilnya, aku koma selama 3 hari.
Setelah aku sadar dari koma, tuan Jiraiya mengatakan padaku bahwa ayah dan ibuku tidak mau menjemput ku di rumah sakit. Saat itu aku menangisi kebodohan ku yang sudah membuat kedua orang tuaku tak peduli kepadaku.
Lalu tuan Jiraiya bertanya padaku, apa keahlian yang aku miliki. Aku berkata aku dapat bela diri dan menyetir mobil, setelah aku benar-benar sembuh ia menguji coba keahlian ku menyetir dan bela diri. Selama 6 bulan aku bekerja tanpa dibayar namun aku diperbolehkan tinggal dirumahnya. Setelah dia yakin aku dapat dipercaya ia merekomendasikan ku kepada nona Luna" Bobby mengakhiri ceritanya. Rey benar-benar tidak menyangka Bobby melewati hal yang begitu sulit dalam hidupnya.
"Lalu kau, bagaimana kau bisa menjadi suami dari wanita yang paling kaya dikota ini?" tanya Bobby.
Rey ragu, namun ia sedikit menceritakan kronologisnya.
"Aku tahu kejadian nona Luna dan tuan Sam, karna saat itu aku lah yang membuktikan bahwa tuan Sam berselingkuh" ungkap Bobby bangga.
Babang Bobby yang swag abiss 😍😍😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
Agus Sinurat
😂😂 Bobby ikon
2022-04-28
0
Michelle Avantica
Duuuh Luna loe jangan nyesel ya kalo ampe ngelepasin cowok macam Rey ..
2021-01-31
2
Ali Ridho
cakep
2020-11-15
3