7. Ayo Menikah!

"Ustadz bercanda ya? Ini tuh pernikahan loh Ustadz, bukan main rumah-rumahan!"

"Yang bilang mau main rumah-rumahan siapa?" Suara Ustadz Amar tetap terdengar tenang meskipun lawan bicaranya berapi-api. "Saya juga serius dengan pernikahan ini,"

"Kenapa? Memangnya apa untungnya buat Ustadz?"

"Kalau untungnya sih tetap ada, karena umur saya yang sudah hampir tiga puluh dan belum menikah, keluarga saya mendesak untuk segera mencarikan menantu. Kalau dari sisi kamu, justru lebih untung lagi. Selain bisa kembali kuliah di Jakarta, ada saya yang bisa selalu menjaga kamu di sana,"

Syahla terdiam. Benar juga sih, tapi kan?

"Memang Ustadz sudah yakin mau menikah sama saya? Saya tuh masih kecil Ustadz, baru 19 tahun! Saya nggak bisa masak, nggak jago bersih-bersih, belum dewasa. Ustadz pasti nyesel kalau nikah sama saya!"

"Saya menikah karena mencari pasangan hidup, bukan pembantu." Jawab Ustadz Amar santai. "Saya tidak akan memaksa kamu. Kalau kamu tidak mau, saya masih bisa mencari wanita lain. Tapi kalau kamu menolak, mungkin kesempatan untuk pergi ke Jakarta bakalan hilang."

Syahla mendengarkan dengan seksama. Pikirannya berkecamuk. Ia merasa tidak yakin kalau harus menikah sekarang, apalagi kalau pasangannya si Ustadz Amar yang galak banget itu. Tapi, dia juga masih ingin melanjutkan kuliahnya di Jakarta.

"Baiklah," Syahla menghela napas setelah terdiam cukup lama. "Saya akan menikah. Tapi, saya punya beberapa syarat."

Ustadz Amar tampak terbelalak sejenak. Tapi kemudian raut wajahnya kembali tenang. Ia menganggukkan kepalanya. "Apa saja syaratnya?"

"Tunggu sebentar," Syahla masuk ke dalam kamar dan keluar dengan membawa laptop. Abah, Umi, Gus Sahil dan Hafsa yang memperhatikan mereka saling bertatapan bingung.

"Kenapa bawa-bawa laptop segala?" Tanya Gus Sahil pada sang istri. Hafsa menggelengkan kepalanya tanda tidak tahu.

...----------------...

"Poin pertama, tidak boleh ada sentuhan fisik yang tidak disetujui kedua belah pihak.

Poin kedua, tidak boleh saling mengganggu privasi masing-masing.

Poin ketiga, pihak kedua tidak diperbolehkan memaksa pihak pertama untuk melakukan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci, atau bersih-bersih." Ustadz Amar membaca rincian persyaratan yang dibuat Syahla pada layar laptop. "Pihak pertama dan kedua itu siapa?"

"Pihak pertama itu saya, dan pihak kedua berarti Ustadz," jawab Syahla sok angkuh.

"Poin ketiga dihapus saja,"

"Kenapa begitu?" Protes Syahla. "Ini kan persyaratan yang saya buat kalau Ustadz mau menikah sama saya,"

Ustadz Amar menghela napas. "Karena nanti kita akan tinggal di rumah yang sama, tugas bersih-bersih akan menjadi tanggungjawab bersama. Kalau masalah masak, saya tidak masalah. Tapi kalau mencuci, memangnya kamu mau ****** ***** kamu saya yang cuci?"

Syahla melotot. Buru-buru menghapus poin ketiga. Dia sama sekali tidak kepikiran sampai ke sana.

"Yasudah! Berarti dua itu saja!"

"Tambahkan satu lagi," tambah Ustadz Amar. "Poin ketiga, pihak kedua akan bertanggungjawab penuh dalam urusan finansial dan keselamatan pihak pertama."

Jari Syahla sudah siap mengetik terhenti. Ia mendongakkan wajahnya pada Ustadz Amar dengan tatapan penuh tanya. "Jadi maksudnya, Ustadz Amar akan membiayai semua kebutuhan saya?"

"Jelas," Ustadz Amar menganggukkan kepala. "Kalau saya jadi suami kamu, saya harus bertanggungjawab sama semua kebutuhan kamu,"

Syahla terdiam sejenak. Kemudian ia mengetikkan poin terakhir yang diajukan Ustadz Amar. Setelah membacanya baik-baik, ia kemudian menganggukkan kepalanya.

"Oke, sudah sip! Kalau begitu, ayo menikah!"

...----------------...

"Iya Pa, jadi kita bisa segera siapkan lamarannya," Ustadz Amar tampak sibuk menelepon dari dalam kamar tamu. Malam ini dia memang disuruh menginap di rumah orangtuanya Syahla.

Setelah selesai menelepon, Ustadz Amar mendudukkan pantatnya di atas kasur. Ia kembali membayangkan kejadian tadi, saat dirinya memberi ide untuk menikahi Syahla.

"Sebenarnya, saya punya satu solusi," Ucap Ustadz Amar saat itu. "Tapi saya tidak yakin akan berguna atau tidak,"

"Solusi apa Ustadz? Njenengan bilang saja, kita sudah tidak bisa memikirkan apa-apa sekarang." Ucap Gus Sahil.

Ustadz Amar menelan ludahnya gugup. "Ning Syahla harus menikah, jadi nantinya akan ada seseorang yang bisa menjaganya selama di Jakarta."

"Menikah?" Abah Baharuddin merespon dengan cepat. "Yang benar saja? Syahla masih kecil, masa sudah disuruh menikah?"

"Tapi.. Kalau dipikir-pikir, bagus juga lo Bah," Umi Zahra mencoba meyakinkan sang suami. "Masalahnya kan Syahla di sana sendirian, kita tidak punya keluarga dekat yang tinggal di Jakarta. Kalau Syahla menikah, urusan itu selesai. Kita bisa menitipkan Syahla pada suaminya, sehingga kita bisa tenang!"

"Terus siapa orang yang akan menikahi Syahla? Memangnya Umi punya kenalan laki-laki baik? Abah nggak rela kalau Syahla nenikah dengan orang sembarangan!"

Suasana menjadi hening kembali. Sekarang mereka mengganti obyek pikiran mereka. Siapa kiranya orang yang pantas menikah dengan Syahla?

"Hm.. Sebenarnya, saya sampai saat ini juga sedang mencari calon istri. Kalau Abah dan Umi tidak keberatan, saya bisa—"

"Oh iya! Kan ada Ustadz!" Abah Baharuddin tiba-tiba langsung menghampiri Ustadz Amar dan menggenggam tangannya erat-erat. "Kalau Syahla nikahnya sama Ustadz, saya langsung setuju!"

Membayangkan kembali hal itu membuat Ustadz Amar diam-diam tersenyum. Dia sendiri tidak tahu setan apa yang merasukinya saat itu sampai dia berani sekali melakukan 'lamaran tidak langsung' pada orangtua Syahla. Meskipun ia tidak menyangka kalau langsung disetujui begitu saja.

Hal mengejutkan selanjutnya adalah persetujuan Syahla. Sejak awal, Ustadz Amar sudah menduga kalau gadis itu akan menolak mentah-mentah tawarannya, lantaran selama ini Syahla dengan terang-terangan menunjukkan kebencian padanya. Nyatanya, gadis itu akhirnya menerima rencana pernikahan mereka meski dengan beberapa syarat.

Ustadz Amar menelungkupkan wajahnya di atas bantal. Bibirnya tidak berhenti tersenyum sejak tadi. Menikah dengan Syahla? Ustadz Amar bahkan tidak berani bermimpi sebelumnya.

Pertemuan pertama Ustadz Amar dengan Syahla sebenarnya biasa-biasa saja. Sebagai sarjana yang baru lulus kuliah S1, dirinya ditunjuk oleh pengasuh Al-Raudhah untuk menjadi guru di Madrasah Tsanawiyah sembari melanjutkan kuliah S2.

(Madrasah Tsanawiyah: Sekolah islam setingkat SMP)

Saat pertama kali mengajar, Ustadz Amar merasa kagum dengan seorang gadis yang sangat pintar. Gadis kecil itu selalu bisa menjawab semua pertanyaan yang ia berikan. Ustadz Amar yang cinta belajar tentu tidak bisa mengabaikan anak jenius itu begitu saja.

Seiring berjalannya waktu, Ustadz Amar diangkat menjadi guru Madrasah Aliyah, berbarengan dengan kelulusan Syahla dan teman-teman seangkatannya dari Madrasah Tsanawiyah. Pada akhirnya, mereka kembali bertemu di sekolah sebagai guru dan murid.

(Madrasah Aliyah: sekolah islam setingkat SMA)

Selama tiga tahun mendampinginya belajar, Ustadz Amar menyadari kalau gadis kecil yang jenius itu sudah tumbuh menjadi gadis cantik. Banyak santri putra yang diam-diam mengaguminya dan menulis surat cinta dengan sembunyi-sembunyi. Sayangnya, surat-surat itu selalu ketahuan oleh Ustadz Amar dan akhirnya sang pengirim surat berakhir terkena hukuman.

Saat menyadari perasaannya berubah haluan, Ustadz Amar bersikeras untuk menepisnya. Dia masih waras untuk jatuh cinta pada muridnya sendiri. Maka, kadang-kadang ia bersikap konyol dengan memberikan hukuman yang berlebihan untuk Syahla.

Tapi, semuanya berubah saat ia mendengar Syahla akan pindah ke Jakarta. Ustadz Amar merasa ada yang hilang dari dalam dirinya. Dirinya kemudian beralih mencari pekerjaan di Jakarta. Dan di minggu pertamanya bekerja di sana, tanpa sengaja dirinya bertemu dengan Syahla yang berada di ambang bahaya.

Maka, saat ada kesempatan, Ustadz Amar tidak akan menyia-nyiakannya. Rasa cintanya yang terlampau besar tidak membiarkan gadis itu tertimpa bahaya sendirian. Dia ingin menempatkan Syahla di sisinya bagaimanapun caranya.

Terpopuler

Comments

Rahma Inayah

Rahma Inayah

so sweet ustadz sdh mengagumi murid nya dr SMP ..amazing

2025-03-03

0

Putra Tambe

Putra Tambe

ternyata oh ternyata dia udah jatuh cinta to

2025-03-14

0

nobita

nobita

hmhmh aku jadi terharu dengan sikapnya ustad Amar

2025-02-24

0

lihat semua
Episodes
1 1. Kena Hukuman
2 2. Partner Of Crime
3 3. Munafik!
4 4. Penyelamat
5 5. Pulang Ke Rumah
6 6. Menikah?
7 7. Ayo Menikah!
8 8. Sah!
9 9. Pindah ke Apartemen
10 10. Om Suami
11 11. Masuk Organisasi
12 12. Alergi
13 13. 'Suami Tidak Pernah Marah Pada Istri'
14 14. Dia Om Saya!
15 15. Kedatangan Keluarga Syahla
16 16. Istri Yang Sempurna
17 17. Naik Kereta Gantung
18 18. Gosip
19 19. Diantar Kak Rama
20 20. Kamus Bahasa Wanita
21 21. Toxic
22 22. Ngelabrak!
23 23. Sakit Tipes
24 24. Saya Kan Pasien!
25 25. Kak Anne Hamil
26 26. Adegan Romantis
27 27. Ready! Action!
28 28. Kalau Saya Suka Kamu, Gimana?
29 29. Malu Banget!
30 30. Bertemu Kak Anne
31 31. Saya Nggak Akan Cemburu
32 32. Om Suami Selingkuh?
33 33. Mama Mertua
34 34. Saya Cemburu!
35 35. Seratus Hari Pernikahan
36 36. Sakit?
37 37. Masakan Syahla
38 38. Saya Suaminya Syahla
39 39. Kak Rama Menyerah
40 40. Pulang Ke Rumah Mertua
41 41. Bulek
42 42. Masa Lalu Bulek
43 43. Pergi Ke Al-Raudhah
44 44. Apa Istimewanya Suamimu?
45 45. Penyelesaian Yang Sederhana
46 46. Rumah Ternyaman
47 47. Kembali ke Jakarta
48 48. Mas Sayang
49 49. Badai (1)
50 50. Badai (2)
51 51. Istri Anda yang Menggoda Saya
52 52. Hari Esok Akan Lebih Baik
53 53. Maafkan Saya
54 54. Tidak Ada Bukti
55 55. Konferensi Pers
56 56. Pengakuan Kak Rama
57 57. Cucu yang Dibanggakan
58 58. Pengakuan Kak Anne
59 59. Diculik?
60 60. Kabur!
61 61. Tertangkap
62 62. Damai
63 63. Bersiap Untuk Berpisah
64 64. Ustadz Amar Pergi
65 65. Harapan
66 66. Selamat Ulang Tahun
67 Pengumuman-Pengumuman
68 67. Orang-orang baru
69 68. Kunci Sebuah Hubungan
70 69. Sayang Jangan Marah-Marah
71 70. Intropeksi
72 71. Aku Sudah Menikah
73 72. Rencana Naik Gunung
74 73. Naik Gunung
75 74. Puncak
76 75. Turun Gunung
77 76. Mas Suami Pulang
78 77. Tamu Tak Diundang
79 78. Aku Bapaknya!
80 79. Semoga Selamat Sampai Tujuan
81 80. Kedatangan Dasha
82 81. Menjemput Suami
83 82. Kita Cerai
84 83. Pulang
85 84. Jaga Jarak
86 85. Hamil?
87 86. Boleh Duduk Di Sini?
88 87. Keputusan Besar
89 88. Anything For You
90 89. Aku Gendut!
91 90. Tanda-tanda Melahirkan
92 91. Lahir!
93 92. Muhammad Khalid Ibnu Ammar
94 93. Keluarga Bahagia
95 94. Happy Ending
96 Novel baru
97 Permaisuri Pengganti
Episodes

Updated 97 Episodes

1
1. Kena Hukuman
2
2. Partner Of Crime
3
3. Munafik!
4
4. Penyelamat
5
5. Pulang Ke Rumah
6
6. Menikah?
7
7. Ayo Menikah!
8
8. Sah!
9
9. Pindah ke Apartemen
10
10. Om Suami
11
11. Masuk Organisasi
12
12. Alergi
13
13. 'Suami Tidak Pernah Marah Pada Istri'
14
14. Dia Om Saya!
15
15. Kedatangan Keluarga Syahla
16
16. Istri Yang Sempurna
17
17. Naik Kereta Gantung
18
18. Gosip
19
19. Diantar Kak Rama
20
20. Kamus Bahasa Wanita
21
21. Toxic
22
22. Ngelabrak!
23
23. Sakit Tipes
24
24. Saya Kan Pasien!
25
25. Kak Anne Hamil
26
26. Adegan Romantis
27
27. Ready! Action!
28
28. Kalau Saya Suka Kamu, Gimana?
29
29. Malu Banget!
30
30. Bertemu Kak Anne
31
31. Saya Nggak Akan Cemburu
32
32. Om Suami Selingkuh?
33
33. Mama Mertua
34
34. Saya Cemburu!
35
35. Seratus Hari Pernikahan
36
36. Sakit?
37
37. Masakan Syahla
38
38. Saya Suaminya Syahla
39
39. Kak Rama Menyerah
40
40. Pulang Ke Rumah Mertua
41
41. Bulek
42
42. Masa Lalu Bulek
43
43. Pergi Ke Al-Raudhah
44
44. Apa Istimewanya Suamimu?
45
45. Penyelesaian Yang Sederhana
46
46. Rumah Ternyaman
47
47. Kembali ke Jakarta
48
48. Mas Sayang
49
49. Badai (1)
50
50. Badai (2)
51
51. Istri Anda yang Menggoda Saya
52
52. Hari Esok Akan Lebih Baik
53
53. Maafkan Saya
54
54. Tidak Ada Bukti
55
55. Konferensi Pers
56
56. Pengakuan Kak Rama
57
57. Cucu yang Dibanggakan
58
58. Pengakuan Kak Anne
59
59. Diculik?
60
60. Kabur!
61
61. Tertangkap
62
62. Damai
63
63. Bersiap Untuk Berpisah
64
64. Ustadz Amar Pergi
65
65. Harapan
66
66. Selamat Ulang Tahun
67
Pengumuman-Pengumuman
68
67. Orang-orang baru
69
68. Kunci Sebuah Hubungan
70
69. Sayang Jangan Marah-Marah
71
70. Intropeksi
72
71. Aku Sudah Menikah
73
72. Rencana Naik Gunung
74
73. Naik Gunung
75
74. Puncak
76
75. Turun Gunung
77
76. Mas Suami Pulang
78
77. Tamu Tak Diundang
79
78. Aku Bapaknya!
80
79. Semoga Selamat Sampai Tujuan
81
80. Kedatangan Dasha
82
81. Menjemput Suami
83
82. Kita Cerai
84
83. Pulang
85
84. Jaga Jarak
86
85. Hamil?
87
86. Boleh Duduk Di Sini?
88
87. Keputusan Besar
89
88. Anything For You
90
89. Aku Gendut!
91
90. Tanda-tanda Melahirkan
92
91. Lahir!
93
92. Muhammad Khalid Ibnu Ammar
94
93. Keluarga Bahagia
95
94. Happy Ending
96
Novel baru
97
Permaisuri Pengganti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!