14. Dia Om Saya!

"Hai Dek Lala," kemunculan Kak Rama pagi itu tidak hanya mengejutkan Syahla, tapi juga semua mahasiswa di kelas itu.

"Ha-Hai Kak," Syahla menjawab gugup. Ia belum terbiasa dengan pandangan orang-orang yang memperhatikannya.

"Nih, laptopnya. Jaga baik-baik ya. Dia anak gua satu-satunya,"

Syahla tertawa canggung. Menerima tas berisi laptop itu sambil tersenyum. "Pinjam dulu ya Kak,"

"Oke, santai aja La. Habis ini Lo masih ada kelas nggak? Anak-anak Persma ngajak ngumpul di kantin,"

"Oh, kebetulan kosong sampai jam 10 sih Kak," Syahla melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Nanti setelah ini saya langsung ke kantin aja."

"Oke, Gua tunggu ya Dek Lala," sambil berlalu, Kak Rama mengusap kepala Syahla. Jelas teman-temannya berteriak shock, apalagi Syahla, dia terkejut bukan main.

"Eh, eh, sejak kapan Lo deket sama Kak Rama?"

"Lo siapanya Kak Rama? Kenapa bisa kenal?"

"Gue boleh minta nomernya nggak?"

Syahla kelabakan mendengar pertanyaan beruntun teman-teman sekelasnya.

"Sorry temen-temen, aku—"

"Norak banget sih, kalian semua!" Anggika yang berada di samping Syahla berteriak kesal. "Kalau mau minta nomernya Kak Rama, minta aja sendiri! Jangan gangguin temen Gue!"

Kelompok gadis-gadis itu tersentak mendengar teriakan Anggika, lalu langsung mundur teratur. Saling berbisik mencibir.

"Apaan sih, nggak jelas banget."

"Sok kecakepan,"

Syahla merasa tidak enak hati mendengar cemoohan mereka pada Anggika.

"Maaf ya Nggi, gara-gara aku.."

"Stop! Nggak usah minta maaf segala! Emang bener kok kata Gue, mereka itu norak! Cuma perkara cowok aja langsung heboh,"

Syahla mengusap-usap punggung temannya agar emosinya teredam.

"Lagian, kok Lo bisa kenal sama orang kaya begitu sih?"

"Orang kaya begitu? Memangnya Kak Rama bagaimana?"

"Dia itu terkenal playboy tahu,"

"Oh iya?" Syahla mengerutkan keningnya. "Tapi kelihatannya dia baik kok,"

"Duh, Syahlaku sayang. Jangan cuma lihat orang dari luarnya aja. Nih ya, dia emang kelihatannya ganteng, baik, perhatian. Tapi aslinya, ceweknya dimana-mana! Cewek-cewek norak itu juga suka sama dia cuma karena lihat mukanya doang! Padahal mah aslinya zonk,"

Syahla meringis mendengar ucapan blak-blakan Anggika. Dia khawatir teman-teman yang lain akan mendengar perkataan itu dan malah semakin membenci Anggika.

Untunglah, dosen segera masuk ke kelas mereka. Meredam emosi Anggika dan lirikan tajam para pemuja Kak Rama.

...----------------...

"Sini La!" Kak Rama melambaikan tangan saat Syahla memasuki kantin. Kak Rama tampak duduk bersama beberapa mahasiswa lainnya.

"Anak baru ya? Sini duduk samping Gue," tukas seorang mahasiswa laki-laki dengan rambut gondrong. Syahla meringis, dia tidak terbiasa duduk bersama laki-laki, pada akhirnya memilih duduk di antara para mahasiswi.

"Halo Kak," Syahla menyalami para mahasiswi yang jumlahnya lima orang itu. Mereka balas menyalaminya dengan ramah.

Selanjutnya, mereka memesan makanan dan mulai rapat kecil-kecilan tentang kegiatan mereka. Karena saat ini sudah masuk akhir bulan, mereka mulai mempersiapkan penerbitan majalah kampus di awal bulan depan.

"Lagi nggak ada topik hot nih," Amel, salah satu anggota Persma mengeluh.

"Gimana kalau membahas dosen yang dicurigai korupsi?" usul Kak Hasan, salah satu anggota Persma yang lain.

"Jangan," cegah Kak Rama. "Kebenarannya belum terungkap. Jangan sampai kita menggiring opini ke arah yang salah."

Syahla mengangguk-anggukkan kepalanya. Perkataan Kak Rama benar, mereka tidak boleh menyebarkan suatu berita berdasarkan dugaan semata.

"Eh, lihat tuh," Tunjuk Amel dengan wajah terpesona. Syahla yang duduk di seberang Amel terpaksa membalikkan badan demi melihat apa yang ditunjuk gadis itu. Saat menoleh, ia terkejut ternyata yang dimaksud adalah Ustadz Amar.

"Dia itu dosen baru di Fakultas Gue. Sumpah, orangnya ganteng banget, tapi sayangnya galak luar biasa!" Celetuk Kak Anne, yang memang kuliah di jurusan kimia.

Syahla menelan makanannya sambil mendengarkan dalam diam.

"Gimana kalau kita bikin berita tentang doi aja?" Amel tampaknya merasa idenya sangat cemerlang. Lain halnya dengan Syahla yang jantungnya sudah berdebar tak karuan.

"Kita bisa wawancara dia soal kehidupan pribadinya! Soal pendidikan, agama, atau pasangannya!"

"Uhuk!" Syahla tersedak kuah bakso yang sedang ia seruput mendengar ide luar biasa dari Amel.

"Eh, eh, kenapa Lala? Nih, minum, minum," Kak Rama menyodorkan es jeruknya kepada Syahla. Syahla meminumnya sampai habis.

"Ide bagus sih," tukas Kak Anne. "Tapi, Pak Amar itu terkenal dingin banget kaya kulkas. Memang Lo yakin bisa mewawancarai dia?"

"Duh, gue suka deh yang dingin-dingin begitu," Amel tersenyum genit.

Syahla mulai ketar-ketir. Dia harus segera menyuruh Ustadz Amar untuk menolak diwawancara!

...----------------...

Keluar dari gedung Fakultas, mobil Ustadz Amar sudah menunggu dengan manis. Syahla benar-benar sudah dibuat jantungan beberapa kali hari ini. Saat dia mau menghampiri mobil itu, Kak Rama datang dengan motor besarnya.

"Hai Lala," sapa Kak Rama setelah membuka helmnya. "Ayo, biar Gua antar."

"Ah.. Itu Kak, Saya—" Belum selesai Syahla menjawab, Ustadz Amar keluar dari dalam mobil. Syahla semakin panik. Ngapain sih harus keluar dari mobil segala?

"Kenapa diem? Tenang, Gua udah punya SIM kok,"

Bukan itu masalahnya! Syahla ingin sekali menyuruh Kak Rama cepat-cepat pergi dari situ. Tapi sudah terlambat karena Ustadz Amar sudah berdiri di depan mereka.

"Ada apa ya?" Tanya Ustadz Amar.

Kak Rama menoleh mendengar suara laki-laki yang tiba-tiba muncul di sampingnya. Dahinya berkerut saat melihat siapa yang bicara.

"Loh, bapak kan?"

"Amar, dosen Fakultas MIPA." Ustadz Amar mengulurkan tangan meminta bersalaman.

"Oh, halo Pak, saya Rama, kakak tingkat Lala sekaligus Ketua organisasi Persma." Kak Rama menyalami Ustadz Amar dengan senyum lebar.

"Lala?" Ustadz Amar melirik tajam ke arah sang istri yang malah menoleh ke arah yang lain.

"Oh, itu nama panggilan saya buat Syahla. Biasa pak, panggilan kesayangan," ujar Kak Rama berseloroh.

Mata Ustadz Amar melotot mendengar ucapan Kak Rama. "Kalian ini ada hubungan apa ya?"

"Nggak ada hubungan apa-apa kok!" Syahla mengelak cepat. "Kita cuma senior dan junior saja!"

"Oh ya? Sekarang senior sama junior pulangnya bisa bareng ya?"

"Loh, Lala kenal sama Pak Amar?" Kak Rama malah merasa keheranan mendengar percakapan akrab kedua orang itu.

"I-iya. Pak Amar itu, Om Su—Om saya!"

Ustadz Amar langsung menatap istrinya dengan tatapan tajam. Syahla yang sudah tidak sanggup menatap balik sang suami akhirnya segera mendekati Ustadz Amar.

"Maaf ya Kak, saya memang tinggal sama Om saya. Jadi untuk pergi dan pulang ke kampus, saya selalu bareng Om saya. Kita permisi dulu ya Kak,"

Tanpa menunggu jawaban Kak Rama, Syahla langsung menarik lengan Ustadz Amar. Cepat-cepat membawanya masuk ke mobil.

Kak Rama yang ditinggalkan hanya bisa melihat mereka dengan heran. "Jadi, Pak Amar itu oomnya Lala? Kenapa tadi waktu di kantin dia nggak bilang apa-apa?"

Terpopuler

Comments

Ega Egi

Ega Egi

syahla itu kn pernah tinggal di pesantren jg ya.. pastinya tau agama dong,dn pasti di lajarin peraturan " dn sikap dlm bergaul dgn yg bukan muhrim, apalagi sikap sm suami, harusnya kn dia sdh tau,tapi ini kok...🤔

2025-01-07

1

Nurmiati Aruan

Nurmiati Aruan

jangan keterlaluan donk syahla...

2024-07-31

0

efvi ulyaniek

efvi ulyaniek

kasian amar

2024-05-26

1

lihat semua
Episodes
1 1. Kena Hukuman
2 2. Partner Of Crime
3 3. Munafik!
4 4. Penyelamat
5 5. Pulang Ke Rumah
6 6. Menikah?
7 7. Ayo Menikah!
8 8. Sah!
9 9. Pindah ke Apartemen
10 10. Om Suami
11 11. Masuk Organisasi
12 12. Alergi
13 13. 'Suami Tidak Pernah Marah Pada Istri'
14 14. Dia Om Saya!
15 15. Kedatangan Keluarga Syahla
16 16. Istri Yang Sempurna
17 17. Naik Kereta Gantung
18 18. Gosip
19 19. Diantar Kak Rama
20 20. Kamus Bahasa Wanita
21 21. Toxic
22 22. Ngelabrak!
23 23. Sakit Tipes
24 24. Saya Kan Pasien!
25 25. Kak Anne Hamil
26 26. Adegan Romantis
27 27. Ready! Action!
28 28. Kalau Saya Suka Kamu, Gimana?
29 29. Malu Banget!
30 30. Bertemu Kak Anne
31 31. Saya Nggak Akan Cemburu
32 32. Om Suami Selingkuh?
33 33. Mama Mertua
34 34. Saya Cemburu!
35 35. Seratus Hari Pernikahan
36 36. Sakit?
37 37. Masakan Syahla
38 38. Saya Suaminya Syahla
39 39. Kak Rama Menyerah
40 40. Pulang Ke Rumah Mertua
41 41. Bulek
42 42. Masa Lalu Bulek
43 43. Pergi Ke Al-Raudhah
44 44. Apa Istimewanya Suamimu?
45 45. Penyelesaian Yang Sederhana
46 46. Rumah Ternyaman
47 47. Kembali ke Jakarta
48 48. Mas Sayang
49 49. Badai (1)
50 50. Badai (2)
51 51. Istri Anda yang Menggoda Saya
52 52. Hari Esok Akan Lebih Baik
53 53. Maafkan Saya
54 54. Tidak Ada Bukti
55 55. Konferensi Pers
56 56. Pengakuan Kak Rama
57 57. Cucu yang Dibanggakan
58 58. Pengakuan Kak Anne
59 59. Diculik?
60 60. Kabur!
61 61. Tertangkap
62 62. Damai
63 63. Bersiap Untuk Berpisah
64 64. Ustadz Amar Pergi
65 65. Harapan
66 66. Selamat Ulang Tahun
67 Pengumuman-Pengumuman
68 67. Orang-orang baru
69 68. Kunci Sebuah Hubungan
70 69. Sayang Jangan Marah-Marah
71 70. Intropeksi
72 71. Aku Sudah Menikah
73 72. Rencana Naik Gunung
74 73. Naik Gunung
75 74. Puncak
76 75. Turun Gunung
77 76. Mas Suami Pulang
78 77. Tamu Tak Diundang
79 78. Aku Bapaknya!
80 79. Semoga Selamat Sampai Tujuan
81 80. Kedatangan Dasha
82 81. Menjemput Suami
83 82. Kita Cerai
84 83. Pulang
85 84. Jaga Jarak
86 85. Hamil?
87 86. Boleh Duduk Di Sini?
88 87. Keputusan Besar
89 88. Anything For You
90 89. Aku Gendut!
91 90. Tanda-tanda Melahirkan
92 91. Lahir!
93 92. Muhammad Khalid Ibnu Ammar
94 93. Keluarga Bahagia
95 94. Happy Ending
96 Novel baru
97 Permaisuri Pengganti
Episodes

Updated 97 Episodes

1
1. Kena Hukuman
2
2. Partner Of Crime
3
3. Munafik!
4
4. Penyelamat
5
5. Pulang Ke Rumah
6
6. Menikah?
7
7. Ayo Menikah!
8
8. Sah!
9
9. Pindah ke Apartemen
10
10. Om Suami
11
11. Masuk Organisasi
12
12. Alergi
13
13. 'Suami Tidak Pernah Marah Pada Istri'
14
14. Dia Om Saya!
15
15. Kedatangan Keluarga Syahla
16
16. Istri Yang Sempurna
17
17. Naik Kereta Gantung
18
18. Gosip
19
19. Diantar Kak Rama
20
20. Kamus Bahasa Wanita
21
21. Toxic
22
22. Ngelabrak!
23
23. Sakit Tipes
24
24. Saya Kan Pasien!
25
25. Kak Anne Hamil
26
26. Adegan Romantis
27
27. Ready! Action!
28
28. Kalau Saya Suka Kamu, Gimana?
29
29. Malu Banget!
30
30. Bertemu Kak Anne
31
31. Saya Nggak Akan Cemburu
32
32. Om Suami Selingkuh?
33
33. Mama Mertua
34
34. Saya Cemburu!
35
35. Seratus Hari Pernikahan
36
36. Sakit?
37
37. Masakan Syahla
38
38. Saya Suaminya Syahla
39
39. Kak Rama Menyerah
40
40. Pulang Ke Rumah Mertua
41
41. Bulek
42
42. Masa Lalu Bulek
43
43. Pergi Ke Al-Raudhah
44
44. Apa Istimewanya Suamimu?
45
45. Penyelesaian Yang Sederhana
46
46. Rumah Ternyaman
47
47. Kembali ke Jakarta
48
48. Mas Sayang
49
49. Badai (1)
50
50. Badai (2)
51
51. Istri Anda yang Menggoda Saya
52
52. Hari Esok Akan Lebih Baik
53
53. Maafkan Saya
54
54. Tidak Ada Bukti
55
55. Konferensi Pers
56
56. Pengakuan Kak Rama
57
57. Cucu yang Dibanggakan
58
58. Pengakuan Kak Anne
59
59. Diculik?
60
60. Kabur!
61
61. Tertangkap
62
62. Damai
63
63. Bersiap Untuk Berpisah
64
64. Ustadz Amar Pergi
65
65. Harapan
66
66. Selamat Ulang Tahun
67
Pengumuman-Pengumuman
68
67. Orang-orang baru
69
68. Kunci Sebuah Hubungan
70
69. Sayang Jangan Marah-Marah
71
70. Intropeksi
72
71. Aku Sudah Menikah
73
72. Rencana Naik Gunung
74
73. Naik Gunung
75
74. Puncak
76
75. Turun Gunung
77
76. Mas Suami Pulang
78
77. Tamu Tak Diundang
79
78. Aku Bapaknya!
80
79. Semoga Selamat Sampai Tujuan
81
80. Kedatangan Dasha
82
81. Menjemput Suami
83
82. Kita Cerai
84
83. Pulang
85
84. Jaga Jarak
86
85. Hamil?
87
86. Boleh Duduk Di Sini?
88
87. Keputusan Besar
89
88. Anything For You
90
89. Aku Gendut!
91
90. Tanda-tanda Melahirkan
92
91. Lahir!
93
92. Muhammad Khalid Ibnu Ammar
94
93. Keluarga Bahagia
95
94. Happy Ending
96
Novel baru
97
Permaisuri Pengganti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!