Pandangan Agatha mengikuti kemana langkah kaki Andre menjauh. Kedua matanya menyendu ketika Andre tidak lagi ada dalam pantauannya. Sejenak Agatha terdiam, ada pancaran berbeda dari Andre hari ini. Melihatnya barusan, Agatha seperti menemukan sosok Ricky yang baru. Entah kenapa pikirannya kembali berkecamuk. Pintasan kejadian laka yang dia alami berputar seperti sekumpulan adegan film yang rusak. Agatha terhuyung, kepalanya berputar seolah tak mampu memijakkan kakinya dengan benar.
"Kamu nggak apa-apa?" suara Ivan terdengar saat kedua tangannya menangkap tubuh Agatha yang hampir terjatuh
Agatha menggeleng pelan. Ivan memapahnya untuk kembali ke bangku panjang tempat mereka duduk tadi.
"Kamu kenapa sih Tha? Sakit? Atau lapar?" tanya Ivan mengusap pelan bahu Agatha
Lagi-lagi Agatha menggeleng.
"Besok jam 3 sore kita belajar bareng ya. Aku mau langsung pulang aja. Nggak enak badan." balas Agatha mengemasi buku-buku yang hendak dipinjamnya.
"Udah gitu aja baca bukunya?" tanya Ivan keheranan
"Dilanjut di rumah aja. Udah ya, aku duluan." pamit Agatha mengambil tas kemudian pergi.
Ivan menatap Agatha yang masih sedikit sempoyongan. Ingin menolongnya lagi, tapi dia tidak ingin disalahpahami. Ivan membiarkan Agatha pergi begitu saja.
...****************...
Agatha Catalina, gadis itu tampak sedang berbicara dengan seseorang via video call. Tawa bahagia tersirat di wajahnya yang bulat, pun halnya dengan Kayla yang meski baru beberapa bulan berpisah sudah sangat jauh berbeda.
"Key, itu kenapa sih rambutnya jadi pirang? Sengaja biar beda gitu ya?" tanya Agatha menyadari bahwa sahabatnya jauh lebih dewasa dan cantik.
"Nggak Tha, ini kemarin cuma jadi bahan praktik anak-anak magang SMK Kecantikan. Lumayan kan dapat cepek. Hehe." balas Kayla memainkan rambut panjangnya
"Owh gitu, kirain situ udah punya pacar terus ganti model sekarang. Haha." seloroh Agatha
"Mana ada? Yang ada kamu kali Tha udah ada yang baru makanya lupa sama sahabat sendiri!" balas Kayla tak mau kalah
Agatha hanya menepuk jidatnya sambil tertawa kencang. Begitulah dia jika dihadapan Kayla, berbagai obrolan tidak berguna terlepas tanpa kontrol seolah sudah bertahun-tahun tak bertemu.
"Eh Tha, kamu masih inget nggak gerakan tari pas kita masih SD dulu? Tari apa itu namanya?" tanya Kayla memutar bola matanya ke atas
"Gembrung kibarkah?" terka Agatha
Kayla mengangguk.
"Yang kamu jatuh di panggung itu kan?" goda Agatha
"Yak elah pakai diingetin segala Tha!" protes Kayla dengan wajah cemberut. Agatha tertawa. Wajah Kayla yang sok polos tapi tidak lugu itu membuatnya semakin ingin menggoda sahabatnya.
"Ajarin dong! Minggu depan aku ada praktik tari loh. Mana aku belum latihan sama sekali!" gerutu Kayla
"Latihan berkali-kali pun tetap aja kaku Key! Nggak ada basic kamu di tari, mending nglukis aja! Lukisan abstrak! Kayak pas dulu itu, sampai kamu sendiri aja nggak tahu temanya apa, saking abstraknya." tukas Agatha kembali mengenang hal-hal lucu lainnya
"Agatha! Kok meledek terus sih! Marah nih aku." Kayla melotot ke arah Agatha dengan dua tangan di pinggang
Sontak Agatha kembali tertawa.
"Udah ah cepetan ajarin!" pinta Kayla dengan wajah memelas.
"Oke oke aku ambil selendang dulu."
Terdengar suara mobil berhenti di halaman depan. Tampak Ivan turun menghampiri Kristin yang tengah duduk merapikan bunga dalam pot kecil.
"Sore tante, Agathanya ada?" tanya Ivan dengan sopan
"Eh Ivan ya? Masuk aja. Dia di ruang tengah." balas Kristin menunjukkan arahnya
"Baik tante, saya permisi dulu." ujar Ivan mencoba masuk ke dalam rumah
IVAN POV
Suara musik jawa yang diputar dalam volume sedang terdengar di telingaku. Aku semakin penasaran, kenapa Agatha suka sekali mendengar lagu seperti ini. Kakiku semakin masuk ke dalam rumah. Sekilas menoleh ke kamar Agatha yang tertutup dengan tirai menyibak. Lalu aku melanjutkan langkahku ke arah ruang tengah dan sedikit terkejut melihat pemandangan di hadapanku. Agatha Catalina, gadis itu menari dengan lincahnya. Selendang kuning tersampir di belakang lehernya Dengan celana pendek yang menunjukkan kaki mulusnya membuatku hanya bisa tercengang melihatnya. Gadis itu dengan senyum yang lebar sedang menunjukkan sebuah tarian pada seseorang di hadapannya. Aku menelan ludahku, entah kenapa jantungku yang berdetak tak karuan membuat tenggorokanku terasa kering. Aku memalingkan wajah sesaat. Takut jika Agatha akan marah jika aku memelototinya seperti itu. Namun, tetap saja kecantikan dan pesona Agatha lagi-lagi membuatku jatuh. Aku mengikuti penampilan itu hingga akhir dan tanpa sadar memberikan sebuah tepuk tangan.
"Cantik. Kamu luar biasa Tha." pujiku
"Hah! Kak Ivan? Itu Kak Ivan kan Tha?" pekik suara wanita yang ku kenal
Aku menoleh, melihat ke arah layar laptop yang menyala. Kayla, gadis itu berambut pirang sekarang.
"Kalian pacaran?" terka Kayla
"Jangan berspekulasi berlebihan. Kita teman sekelas sekarang. Ivan disini untuk belajar bersama." tukas Agatha
Entah kenapa aku sedikit kecewa dengan jawabannya. Tunggu kecewa? Tapi kenapa? Memang belum ada apapun diantara kita. Belum bukan berarti tidak kan? Kenapa otakku ini. Selalu berpikir yang aneh-aneh.
"Kak Ivan apa kabar?" tanya Kayla dengan senangnya
"Sangat baik! Temanmu ini pandai sekali menari. Aku baru tahu hari ini dan langsung menyukainya." ucapku sembarangan
"Kak Ivan suka ya sama Agatha?" teriak Kayla dengan wajah menggoda
Aku menoleh ke arah Agatha. Gadis ini sudah kembali ke dirinya yang datar. Sama sekali tidak tertarik dengan ocehan sahabatnya yang selalu menjodohkan kami.
"Udah udah! Kita mau belajar dulu ya Key. Vicall nya kita lanjutkan nanti malam. Okey!" ujar Agatha mematikan sambungannya
Agatha menatap ke arahku yang bingung dengan perbuatannya.
"Kalau diladeni terus, pasti kemana-mana ngomongnya. Jadi, lebih baik diakhiri saja kan?" tanyanya sambil menyiapkan materi belajar kami
Aku hanya mengangguk.
"Aku ganti baju dulu." pamit Agatha masuk ke dalam kamar.
Aku berdiri untuk berkeliling sebentar. Kedua mataku terfokus pada sebuah foto Agatha kecil. Terlihat dia memakai kebaya putih, dengan riasan sederhana dan sanggul di rambutnya sedang membawa sebuah piala. Cantik, gumamku. Membayangkan dia menggunakan gaun putih panjang dengan riasan yang sama berjalan di altar bersamaku membuatku tanpa sadar senyum-senyum sendiri.
Sebuah tangan dingin menempel di dahiku. Sejenak aku berjingkat dan menyadari Agatha menatapku heran.
"Kamu nggak sakit kan Van?" tanyanya mengernyitkan dahi
Dengan cepat aku menggelengkan kepala sambil menggaruk tengkukku yang tidak gatal. Hal yang sering aku lakukan saat salah tingkah.
"Oke, ayo kita mulai. Ini PDA namanya. Persamaan dasar akuntansi. Sebelum belajar lebih jauh tentang akuntansi, alangkah baiknya kamu mengerti ini dulu. Aku sudah merangkumnya untukmu Van. Jadi tolong pelajari dengan baik." Aku mendengarkan Agatha yang terus mengoceh, menerangkan satu per satu istilah aneh yang tidak ku pahami. Aku larut dalam suaranya, nada bicaranya yang pelan dan terkesan lembut dengan sikap yang tegas. Perpaduan pas untuk seorang pendamping. Mataku menatap rambut pendeknya yang terikat dengan asal, menampilkan sisa-sisa rambut di wajahnya yang bulat.
"Ivan kamu dengerin nggak sih?" tanyanya menyadari arti tatapanku
"Eh iya aku denger kok Tha. Lanjut!" ujarku gelagapan
Agatha melirik tajam ke arahku. " Fokus Van! Jangan mikir macam-macam!"
Aku hanya tersenyum simpul. Sedikit malu dengan ulahku sendiri. Tiba-tida ponselku berdering. Aku melihat nama Andre sedang menelepon.
"Aku angkat sebentar ya Tha." ijinku padanya. Dia hanya mengangguk sambil menggaris bawahi hal penting yang akan ku pelajari.
"Halo Ndre!" sapaku
"Tolong Gue Van. Gue jatuh dari motor." ucapnya dengan suara bergetar
"Lo nabrak orang lagi!" pekikku tanpa sengaja. Ku lihat Agatha menatap ke arahku.
"Gue jatuh sendiri." ujarnya singkat
"Lo nggak lagi mabuk kan Ndre?" tanyaku
"Nggak. Gue sadar. Cuma nyelip aja tadi ban motor Gue. Lo jemput Gue ya, Gue di jalan bhayangkara. Dekat pertigaan yang ada warkopnya." ujarnya
"Oke-oke Gue kesana. Tapi Lo nggak apa-apa kan ini?" tanyaku sekali lagi
"Kalau dia nggak apa-apa, dia nggak mungkin nelpon kamu Van!" seloroh Agatha sedikit sewot.
Ku lirik ke arah matanya yang memicing. Aku kembali tersenyum lebar. Sedikit malu dengan sikap konyolku.
"Ndre! Tunggu Gue. Gue otw." balasku mematikan telepon
"Aku mau antar Andre dulu ya Tha." pamitku mengemasi barang-barangku
"Aku ikut.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments