"Udah ketemu ikannya?"
Suara itu mengejutkan Agatha, hingga tanpa sengaja kakinya salah memijak batuan kolam dan tubuhnya terjatuh ke belakang.
"Aargh.."
GREP.. Kedua tangan Andre menangkapnya. Dengan cepat menarik tubuh mungil Agatha ke dalam pelukannya. Perlahan kepala Agatha mendongak, menatap wajah tampan di hadapannya. Agatha terkesiap, tatkala menyadari Andre juga menatapnya. Kedua mata coklat itu bertemu. Degupan jantung yang sama, helaan napas yang terhembus bersama-sama seolah mengisyaratkan akan sesuatu.
"Tha, ini aku udah dapat jaringnya!" ujar Ivan berjalan mendekat
Moment romantis yang terjadi sepersekian detik lamanya pun berakhir. Kini Agatha kembali memasang wajah datarnya.
"Sini biar Gue yang ambil ikannya." Andre merebut jaring ikan kecil yang Ivan pinjam dari tukang kebun.
"Ndre. Ikan koki kecil yang itu cukup kayaknya dimasukin ke kaleng ini." tunjuk Agatha pada ikan yang diincarnya tadi
Andre duduk di tepi kolam, mengikuti arahan Agatha.
"Kak Andre disini ternyata! Aku cariin kemana-mana loh? Gimana udah ketemu ikannya!" suara Audrey mendekat ke arah Andre yang masih duduk di bawah
"Kak itu lucu, ikan yang warnanya merah. Itu aja kak!" pinta Audrey menunjuk ikan emas yang lumayan besar.
"Tempatnya nggak cukup Drey!" protes Ivan
"Ih lagian kok cari tempat kayak gitu sih Kak! Yang bagusan dikit nggak ada ya? Botol kaca gitu. Apa toples-toples bekas! Mana muat itu buat ikanku?" balasnya mulai mengacaukan suasana
"Lo bisa diem nggak?" ucap Andre tanpa menoleh
"Ih jangan marah gitu dong Kak. Ya udah pakai ikan itu aja yang orange kan agak kecilan tuh." lanjut Audrey kembali mengatur Andre
Andre menurunkan lengannya. Dengan sigap ditangkapnya seekor ikan kecil yang diminta Agatha.
"Ih kok ikannya jelek sih kak!" protes Audrey sekali lagi
"Berisik banget sih jadi cewek!" kesal Andre mencoba mengambil ikan kecil itu
"Tha, ini." Andre menyerahkannya pada Agatha
Dengan senyuman lebar, Agatha menatap ikan kecil itu berputar-putar untuk beradaptasi. Andre dan lainnya pun memutuskan untuk segera kembali. Namun, dengan sengaja Audrey menabrak lengan kiri Agatha dan mengambil paksa ikan dalam kaleng yang dibawanya.
"Sini, biar aku yang maju ke Kak Dika. Aku yang pegang cluenya, jadi cuma aku yang bisa menjelaskan." ujar Audrey berjalan mendahului mereka bertiga.
Agatha hanya menatap tajam tanpa suara. Jauh dalam hatinya dongkol bukan main, melihat kerja kerasnya harus diakui orang lain. Namun mengingat keadaan genting saat ini, Agatha memilih mengabaikannya.
Di lapangan, tampak beberapa tim sudah berbaris melapor pada Dika. Ada yang berhasil dengan baik, ada yang kembali dengan tangan kosong. Bahkan ada yang salah membawa benda yang dimaksud dalam clue.
"Kak Dika ini hasil kerja timku." ujar Audrey membawakan secarik kertas bersama seekor ikan.
"Okey ini juga benar. Berkumpul sebelah sana ya!" ujar Dika menunjuk ke sebelah selatan lapangan
"Kita berhasil Kak Andre!" teriaknya kegirangan
Agatha dan Ivan saling berpandangan. Muak sekali dengan kelakuan gadis cantik ini.
"Eh kak! Itu apa? Kok kaos kakak ada darahnya?" tanya Audrey menyadari sesuatu di baju Andre
Andre menundukkan kepalanya, melihat ada noda kemerahan di dekat lengannya.
"Kak Andre sakit ya? Mimisan atau luka. Mana kak sini biar aku obati!" tanya Audrey
Agatha menganati sekilas noda yang audrey tunjukkan. Pandangannya beralih ke jemari kirinya yang terluka. Benar saat Andre menolongnya tadi, tangan kirinya tanpa sengaja menempel.
"Itu karena ini!" ujar Agatha mengangkat tangan kirinya yang tergores pisau tadi.
"Hih Kak Agatha gimana sih! Jadi kotor kan kaosnya Kak Andre!" Seloroh Audrey merasa tak terima
Di luar dugaan, Andre justru mendekat ke arah Agatha, mengangkat tangannya yang terluka.
"Ayo ikut! Gue obati ini." ujarnya
Agatha menatapnya ragu, sambil terus memperhatikan sekitar, takut mereka akan ketinggalan acara selanjutnya.
"Masih ada waktu. Antrian tim itu belum semuanya diperiksa. Lagipula ada juga tim yang belum kembali. Ayo!" ajak Andre meraih tangan kanan Agatha
"Kak Andre." panggil Audrey
"Udah diem!" larang Ivan
Agatha membiarkan tangannya dan Andre saling bertautan. Dua orang itu tampak seperti pasangan kekasih yang baru saja jadian. Andre hanya sesekali melirik ke arah Agatha yang menunduk. Canggung, moment yang tidak biasa ini terjadi begitu saja.
"Emangnya kamu tahu dimana UKS nya?" tanya Agatha tiba-tiba
"Nggak. Tapi Gue punya ini." Andre mengeluarkan secarik kertas dari dalam saku celananya
"Ini denah kampus. Kita bisa ikuti petunjuk ini." ujarnya mulai memahami arah jalan menuju UKS.
ANDRE POV
Nyaman. Satu kata itu yang aku rasakan saat menggenggam tangan Agatha. Dia pendiam, tenang dan juga dewasa. Kontrol emosinya sangat baik, berbeda dengan rata-rata cewek yang ku kenali. Semakin kesini, ku rasa dia bukan wanita menyebalkan. Aku memintanya duduk di atas ranjang. Mengambil kotak P3K dan mengobati lukanya. Ku lihat dia meringis. Namun dengan coolnya dia tidak menangis.
Salut sudah dengan kepribadiannya. Dia yang baru saja kehilangan kekasihnya, tapi bisa dengan mudah bersikap biasa saja. Tidak sepertiku..
"Boleh aku tanya sesuatu?" tanya Agatha tiba-tiba
Aku hanya mengangguk sambil terus membalutkan perban di tangannya.
"Kenapa kamu nggak suka Audrey?" tanyanya yang kali ini menatapku
Aku meletakkan tangannya kembali. "Dia terlalu berisik. Gue nggak suka cewek yang SKSD. Karena buat Gue itu murahan!"
Tampak dia terkejut, pun halnya aku yang merasa responnya sangat berbeda. Dia tak berkata apapun lagi. Jadi aku segera mengajaknya kembali.
"Terkadang terlalu mencintai seseorang, akan membuat kita sulit menerima orang lain. Bahkan diri sendiri sekalipun. Hal yang seharusnya tidak kita lakukan dan hal yang harusnya kita perbuat seolah jadi sesuatu yang sama. Sampai akhirnya kita akan kehilangan diri kita sendiri." ucapnya dengan tatapan kosong.
Aku menoleh ke arahnya, ku lihat kedua mata bulatnya berkaca-kaca. Namun dengan cepat dia mengusapnya.
"Aku tidak tahu sedalam apa sakit hati yang kamu rasakan. Tapi aku tahu rasanya menjadi seperti itu. Karena aku juga sedang mengalaminya." Ku dengar dia menarik napas panjang
Jantungku berdebar. Bayangan hari itu terngiang di kepalaku, saat aku melepaskan Chintya untuk yang terakhir kalinya. Saat aku membiarkannya sendiri melawan sakit yang dideritanya. Dan saat aku hanya bisa mengantarkan kepulangannya. Kakiku terhenti, putaran kejadian itu membuatku merasa pusing. Perlahan kemudian pandanganku mengabur. Aku merasakan air mataku menetes. Aku terduduk. Menopang tubuh ini dengan kedua lututku.
"Andre, kamu nggak apa-apa?" suara Agatha terdengar begitu lirih
"Andre." Suara lembut itu terus memanggilku
Aku terjatuh ke tanah. Tubuhku serasa kehilangan tenaganya. Aku merasakan sesorang memangku kepalaku. Ku rasakan teriakan kepanikan dari gadis yang sedari tadi bersamaku.
Teriakan ini. Persis seperti hari dimana aku menabraknya waktu itu. Kilasan kesedihan saat dia memangku kepala penuh darah dengan tangisan yang pilu. Mendadak tubuhku menegang, rasa bersalah menggerayangi pikiranku. Semakin lama aku merasakan lemas yang tidak bisa ku tahan.
"Maaf Tha, maafin Gue.. Ini memang salah Gue..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Kylukie
Suka banget kak sama ceritanya🤩 Semangat terus ya🥰
2023-08-21
1