BAB V Ujian

“Aku tahu, dan akulah penyebab kematiannya. Akulah orang yang sudah menabraknya.”

Ucapku dalam hati

POV END

Agatha berdiri dan membersihkan rok sekolahnya. Tampak Ivan masih menatap nisan di hadapannya tanpa suara.

“Ayo. Sudah cukup untuk hari ini. Aku akan kemari lagi untuk merayakan kelulusanku nanti.” Ujar Agatha

“Dia pasti pria yang baik.” Gumam Ivan

Agatha tersenyum. Ivan mengikuti langkah kecilnya keluar dari pemakaman.

“Kamu kelas 12 juga?” tanya Ivan

Agatha mengangguk.

“Kamu sekolah di depan ya?” tanya Agatha menatap lurus ke SMP di hadapannya

“Bukan. Aku sekolah di SMA Binus.” Balas Ivan

“Apa aku terlihat seperti anak SMP?” tanyanya keheranan

“Depan yang ku maksud. Depan sekolahku. Bukan depan pemakaman ini.” Jelas Agatha lirih

“Owh, Iya. Aku sekolah disana.” Balas Ivan kembali menepuk jidatnya

“Cowok tadi, dia temanmu ya?” tanya Agatha tanpa menoleh

Ivan terdiam. Mencoba mengingat laki-laki yang Agatha maksud.

“Ricky? Aku tidak mengenalnya.” Balas Ivan dengan hati-hati

Tampak Agatha menghela napas. Kali ini dia menghadap ke arah Ivan.

“Cowok tempramen itu. Dua kali aku bertemu dengannya. Dia juga pernah menolongku sekali. Dan memarahiku berkali-kali.” Ujar Agatha

Ivan tersenym. Andrelah cowok yang Agatha maksud.

“Namanya Andre. Dia teman dekatku. Sebenarnya dia baik, hanya kurang kasih sayang. Dia selalu diperlakukan berbeda dengan kakak laki-lakinya.” Terang Ivan

Agatha hanya mengangkat bahu. Tanda dia tidak peduli.

“Aku mau pulang. Pulanglah!” ujar Agatha menuju ke tepian jalan guna mencari taksi

“Biar ku antar. Ini mobilku.” Tawar Ivan menunjuk ke arah jeep merah miliknya

“Aku sudah tahu. Kamu mengantarku dengan ini kemarin.” Balas Agatha singkat

“Kamu mau kan ku antar, Mbak?” Logat Ivan tampak aneh menyebut kata Mbak yang terasa asing baginya

“Agatha. Kita sepantaran jadi panggil Agatha saja!” ujar Agatha

Ivan tersenyum.

“Aku ingin pulang sendiri. Terima kasih sudah menemaniku tadi.” Ujar Agatha lalu masuk ke dalam taksi yang sudah dicegatnya.

Ivan menatap taksi yang semakin menjauh.

"Agatha." gumamnya

...****************...

Hari ujian nasional sudah dimulai. Agatha mengawali paginya dengan setumpuk soal-soal try out yang dipelajarinya semalam. Baru pukul 06.30. Namun dia sudah bersiap di dalam kelasnya.

"Tha, serius amat. Kamu kan pinter udah pasti bisa ngerjainlah nanti." ujar Kayla yang baru datang

"Ini penentuan Key. Aku harus fokus." gumam Agatha tanpa mengalihkan pandangannya

"Eh Tha, kamu jadi ambil jurusan akuntansi di UNAIR?" tanya Kayla

Agatha hanya mengangguk.

"Saingannya berat loh. Dan akuntansi kan memusingkan. Aku aja males belajar hitung-hitungan. Mending sastra." ujar Kayla

"Meskipun berat bukan berarti nggak bisa kan Key?" ujar Agatha menutup soal-soal yang dibawanya.

"Ricky kuliah disana. Aku cuma pengen nerusin perjuangan dia yang belum selesai. Ya memang sih aku nggak akan bisa ambil jurusan yang sama." lanjut Agatha dengan raut sedih

"Duh Agatha, kok sedih lagi sih. Ingat ini ujian loh, kita harus semangat. Masih banyak mimpi yang harus kamu perjuangkan. Buat Ricky bangga sama kamu!" ujar Kayla mengalihkan

Agatha tersenyum. Digenggamnya tangan Kayla yang berada di hadapannya.

"Makasih ya Key, kamu selalu ada buatku." ujar Agatha yang dibalas anggukan oleh Kayla.

Tak lama berselang ujian dimulai. Bulir-bulir soal berhasil Agatha lalui dengan mudah. Agatha meneliti kembali satu per satu jawaban yang dia lingkari. Dalam hatinya terpanjat do'a agar beberapa hari ke depan berakhir dengan mudah.

"Waktu tinggal 5 menit lagi. Tolong dicek kembali sebelum dikumpulkan." ujar pengawas ujian

Agatha mengecek ulang identitasnya. Setelah dipastikan benar, dia segera menyerahkan lembar ujian dan keluar ruangan.

"Tha, pulang bareng yuk!" ajak Kayla

"Cuma pulang bareng ya Key. Nggak ada mampir-mampir kayak waktu itu." tegas Agatha

"Yak elah Tha, masak mampir buat beli jajan juga nggak boleh. Kan bentar doang!" protes Kayla

"Key, kita masih ujian loh besok. Matematika lagi. Aku harus belajar keras." balas Agatha dengan wajah serius

"Temenin bentar aja loh Tha. Di Bu Imah situ! Laper nih." paksa Kayla

Agatha menghela napas. Kebiasaan ngemil sahabatnya tidak akan bisa berubah. Karena tanpa makanan Kayla tidak bisa berkonsentrasi.

Agatha menurut saja saat Kayla menarik tangannya keluar gerbang sekolah. Kayla bersenandung ringan dengan suara cemprengnya sambil mengayun-ayunkan tangan Agatha seperti anak kecil. Tepat di hadapannya, Ivan tengah melambaikan tangan padanya. Agatha tertunduk, berusaha menghindar. Namun sayangnya Kayla malah membawanya mendekat.

"Eh Kak Ivan. Nongkrong disini juga?" tanya Kayla

"Iya nih, laper habis ujian." ujar Ivan sambil terus menatap ke arah Agatha

"Sama dong. Bu Imah. Siomay dua ya. Sama es jeruk satu. Kamu apa Tha?" tanya Kayla

"Es coklat." balas Agatha yang duduk di salah satu bangku

"Gimana ujianmu? Aman kan?" tanya Ivan

"Aman dong kak! Kan bahasa itu mapel favoritku. Hehe." sahut Kayla

Ivan tak menanggapi, dan hanya menatap lurus ke arah Agatha.

"Tha.." panggil Ivan

"Woy Van, makan nggak ajak-ajak!" seloroh Nathan yang datang bersama Andre

"Lo pada lama sih! Gue udah nungguin dari tadi. Tapi nggak keluar-keluar." keluh Ivan

"Biasa lagi ada bisnis sama adik kelas. Ya nggak Ndre?" ujar Nathan ikut bergabung

Agatha menoleh begitu nama Andre disebut. Cowok chinese itu juga menatap ke arahnya.

"Cewek gila ini lagi!" ujarnya tersenyum miring

"Kok Kak Andre bilangnya gitu sih?" protes Kayla

"Temen Lo ini, nggak bisa nyeberang. Atau buta warna kali ya! Nggak bisa bedain hijau sama merah." ujar Andre disambut tawa oleh Nathan

Agatha melirik sekilas ke arah Ivan yang tampak tak senang dengan ucapan Andre.

"Ini pesenannya Mbak." ujar Bu Imah

"Makasih Bu." balas Kayla senang

Agatha mencampur siomay di hadpannya, seperti biasa dia menambahkan beberapa sendok sambal ke piringnya.

"Kamu nggak takut kepedesan?" tanya Ivan yang tengah mengamatinya

Agatha menggeleng.

"Udah kebal kali ya Ndre tuh lambung!" celetuk Nathan

"Atau nggak punya lambung kali, ember!" lanjut Andre menjadikan Agatha bahan tertawaan

Agatha makan dalam diam, sama sekali tidak terganggu dengan suara berisik dua anak nakal di hadapannya. Ivan yang tampak kepergok beberapa kali sedang mencuri pandang ke arahnya, kini menjadi semakin penasaran. Sosok seperti apa Agatha sebenarnya.

"Aku udah selesai Key. Kalau kamu udah juga. Ayo pulang." ujar Agatha mengakhiri makan siangnya

"Biar aku yang bayar!" tawar Ivan tiba-tiba

"Van, Lo nggak apa-apa kan?" tanya Andre menyentuh jidat Ivan.

Ivan menggeleng pelan.

"Aku bayar sendiri." Agatha berdiri memberikan selembar dua puluh ribuan dan menarik Kayla pergi.

"Hey jangan lupa gandeng tuh temen Lo, biar gak nerobos lampu hijau kayak kemarin-kemarin!" teriak Andre

Agatha terhenti, menoleh sekilas ke arah Andre. Agatha tersenyum samar dan menganggukkan kepalanya. Entah apa maksud Agatha, yang jelas perbuatannya berhasil menghentikan tawa Andre.

"Cowok yang waktu itu Lo tabrak itu pacarnya Agatha! Dan Lo bukannya nunjukkin rasa bersalah Lo sama dia, malah ngatain dia kayak gitu! Sekarang Gue tahu, kenapa Om Braja berbuat nggak adil sama Lo!" ujar Ivan

Tangan Andre mengepal. Ingin rasanya dia memukul mulut lancang Ivan yang sudah berani menyebut nama papanya di depan Andre.

"Gue bakal bilang ke dia yang sejujurnya. Setelah ujian terakhir nanti, kalau Lo pelaku tabrak lari waktu itu!" ujar Ivan

Andre menatap tajam ke arah Ivan, giginya bergemulutuk menahan amarah.

"Udah bro jangan berantem disini. Tenang. Tenang." lerai Nathan melihat ketegangan keduanya.

"Gue bakal buktiin ke Lo Van. Lo atau Gue yang lebih dia percaya!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!