BAB IX SISI LAIN

"Kamu.."

"Kita ketemu lagi. No 35!" ujar Ivan dengan wajah riangnya

Aku tersenyum, akhirnya aku tidak sendirian di kampus yang luas ini.

"Ada satu lagi nomor 35. Disana." tukasku menunjuk ke arah kertas yang diangkat

"Ayo kita samperin." ajak Ivan tanpa sadar menarik tanganku

"Kak permisi, no. 35 ya? Ini aku juga!" seloroh seorang gadis cantik menghampiri kami

"Oh iya! Jadi satu tim berempat nih?" tanya Ivan memastikan

Aku hanya mengangkat bahu. Mana ku tahu ada berapa orang yang memegang angka 35. Kami berjalan menuju satu orang yang masih setia mengangkat nomornya. 35.. DEG.. Hatiku berdesir. Pria itu bukan orang asing.

"Andre!" pekik Ivan menemui sahabat lamanya

"Lo kuliah disini juga?" tanyanya sambil mengamati topi koran dengan pita berwarna hijau

"Psikologi?" gumamku

"Mau jadi psikolog Lo. Aduh sempit banget sih dunia. Kita bertiga ketemu lagi!" ujar Ivan

"Kalian satu SMA ya dulu?" tanya gadis itu

"Bukan. Tapi sekolah kita tetanggaan. Ayo kenalan dulu. Gue Ivan!" balas Ivan cepat

"Audrey. Salam kenal kak! Kakak ini namanya siapa?" tanya Audrey mengarahkan pandangannya ke Andre yang masih saling menatap denganku

"Dia Andre. Nama kalian hampir sama loh. Jangan-jangan jodoh!" celetuk Ivan

"Agatha." Andre menyebut namaku

"Owh kakak ini namanya Agatha?" tanya Audrey

"Lo tanya nama Gue, tapi nggak tanya nama dia. Apa itu yang dinamakan perkenalan?" tukas Andre dengan wajah sinis

Suasana mendadak canggung.

"Kita satu tim sekarang. Apapun nanti tugasnya kita harus kerja sama." ujar Agatha mencoba mencairkan suasana

"Tos dulu dong!" ucap Ivan mengulurkan tangannya dan dengan cepat Audrey mengikuti

"Kekanakan." satu kata yang Andre ucapkan membuyarkan semangat Ivan. Gegas dia menarik tangannya kembali. Pun halnya Audrey

"Oke. Waktunya habis!" ujar Kak Dika dan mahasiswa senior lainnya mengecek ke arah kami satu per satu.

"Ada yang belum dapat pasangan?" tanyanya sekali lagi.

"Ada satu kak dari Fakultas Ekonomi. Dua orang dari Fakultas kedokteran." teriak mereka setelah menemukan mahasiswa yang tercecer

Aku menatap 16 orang yang tidak beruntung berjajar di depan kami. Menunggu hukuman Kak Dika setelah acara ini selesai.

"Sudah bersama tim masing-masing ya? Oke, kakak senior kalian akan memberikan 1 amplop berisi clue. Sebuah benda yang harus kalian cari dan bawa kesini dalam waktu 20 menit." ujar Kak Dika

Satu per satu kakak senior mulai berpencar dan membagikan amplop pada setiap tim. Aku berniat membuka amplop yang kakak itu berikan padaku. Namun dengan cepat, Audrey menariknya.

"Biar ku buka!" ujarnya merobek amplop itu degan kasar.

"Apa isinya Drey?" tanya Ivan mendekat karena begitu penasaran.

"Ketika mulut terbuka dan tertutup secara teratur. Dengan kedua mata melotot bahkan tak sempat berkedip. Ku kibaskan lambaian tanganku yang cantik ke kanan kanan dan kiri secara bergantian. Tidakkah kau terbuai dengan pesonaku?" Audrey membaca isi kertas tersebut

"Tidak sama sekali!" ujar Andre tiba-tiba

Aku menatap ekspresi wajahnya yang terlihat kesal.

"Ini clue nya Ndre!" ujar Ivan

"Apapun itu, Gue nggak akan tertarik. Lo bukan tipe Gue." lanjut Andre menatap ke arah Audrey

"Kok gitu sih kak? Aku cuma baca ini loh. Lihat!" ujar Audrey membalikkan kertasnya ke arah Andre

Aku hanya melihat ekpresinya yang kaku. Dia mengedikkan bahu tanda tidak tahu. "Apa sebegitu dalam trauma yang kamu alami? Sampai segala hal mengingatkanmu pada rasa sakitmu?" gumamku lirih

"Sorry! Gue lagi banyak masalah." Andre bicara padaku. Seolah mendengar gumamanku barusan.

"Kalian berdua ngomongin apa sih!" tanya Audrey

"Kak Agatha nggak jelas deh!" lanjutnya

"Sudah terima amplopnya ya?" tanya kak Dika

"Sekarang dalam waktu 20 menit cari benda itu dan bawa kesini. Bagi yang gagal nanti juga akan ada sanksi tersendiri. Satu dua.. Sekarang!" pandu Kak Dika

Ku lihat para mahasiswa berlarian kembali, mungkin mereka sudah memahami clue dan tahu harus kemana.

"Apa ya ini? Masak penari? Kan lenggak lenggok trus mulutnya komat kamit!" ujar Audrey

"Penyanyi kali! Kalau orang nyanyi kan pasti sambil joget." seloroh Ivan

"Tapi dimana kita bisa dapetin itu? Kan ini kampus bukan bar!" keluh Audrey

Aku mengingat setiap kata yang ku dengar dalam clue tersebut. Ketika mulut terbuka dan tertutup secara teratur. Kedua mata melotot tanpa sempat berkedip. Ya Tuhan.. batinku

"Ikan! Jawabannya ikan!" tukasku

"Kok ikan sih kak. Emang ikan bisa melambai? Ada-ada aja deh kak!" bantah Audrey tampak tak menyukaiku

"Kak Dika nggak mungkin ngasih clue penyanyi atau penari yang jelas nggak ada di area kampus!" ujarku

"Tapi ya bukan ikan juga! Kak Agatha mau kita kalah ya trus dapat hukuman?" sinisnya menolak keras usulanku

"Sini biar Gue lihat!" Andre menarik kasar kertas itu. Membacanya sekilas

"Lo pernah lihat ikan nggak? Mulutnya suka buka tutup! Matanya juga melotot, siripnya gerak buat renang. Jadi clue ini ikan jawabannya!" ujar Andre

"Oh iya bener banget!" imbuh Ivan

"Iya ya! Ikan kan begitu geraknya. Pinter banget sih Kak Andre!" puji Audrey

Aku melirik tajam ke arahnya. Aku lebih dulu menjawab pertanyaannya tapi dia dengan bodohnya malah memuji Andre. Sudahlah toh aku tidak butuh pengakuan darinya!

"Agatha, dia yang menjawabnya! Gue cuma bantu jelasin ke Lo pada." bantah Andre seolah tahu yang ku pikirkan

Ku lihat gadis cantik ini hanya memutar bola matanya malas.

"Kita cari dimana ya?" tanya Ivan

"Iya loh kak, kampusnya luas banget!" imbuh Audrey

"Waktu udah berjalan 5 menit. Kalau kita tetap disini. Kita nggak akan dapat apapun!" ujarku mulai kesal

"Iya tapi dimana kak? Emang kakak tahu di sekolah ini ada kolam atau something else?" tanya Audrey terus mendebatku

"Kita bagi dua tim. Gue sama Agatha. Lo sama Ivan. Kita berpencar." usul Andre

"Yah, padahal aku pengen nyari bareng kak Andre!" ujarnya dengan wajah sedih yang dibuat-buat

Dengan kesal aku menarik tangan Ivan dan membawanya pergi. Muak sudah dengan drama gadis ini.

"Ayo Van, di dekat papan pengumuman setahuku ada kolam ikan. Kita kesana." ajakku paksa

Ivan hanya melongo dengan responku. Pun halnya Andre yang tak senang melihatku menarik sahabatnya. Tunggu tak senang kenapa?

POV END

Agatha membawa pria yang sedari tadi senyum-senyum seperti orang gila.

"Kamu kenapa sih Tha? Tumben tiba-tiba ngajak aku? Takut kena mental ya satu tim sama Andre?" gurau Ivan

"Bukan! Kamu lihat kan, dia drama banget. Nggak dewasa. Waktu kita terbatas, masih sempat-sempatnya pdkt. Udah gitu, tahu dia salah malah nyalahin aku balik! Resek." umpat Agatha mengundang tawa Ivan

"Aku kira kamu nggak bisa ngomel, ternyata untuk sisi yang ini. Sama aja kayak cewek yang lain." balas Ivan membuat langkah Agatha terhenti

"Cari botol, gelas atau apapun yang bisa buat tempat ikan. Aku yang nangkap ikannya." ujar Agatha

"Emang bisa?" tanya Ivan mendapat lirikan tajam Agatha

"Oke.. Oke aku cari." Ivan berlarian menuju tempat sampah dan mencari botol bekas.

Agatha mengamati kolam ikan besar yang ada tepat di bawah papan pengumuman. Mencari ikan yang paling kecil, yang sekiranya muat dimasukkan ke dalam wadah.

"Itu dia!" tunjuk Agatha pada sebuah ikan koki mutiara dengan bentol-bentol hitam di sepanjang tubuhnya.

"Tha, adanya ini gimana dong?" ujar Ivan menunjukkan sekaleng bekas minuman

"Nggak apa-apa. Ayo cari cutter buat ngilangin bagian atasnya." ajak Agatha.

Agatha berlari kembali menuju kantin.

"Mau jajan Tha? Jangan sekarang lah!" ujar Ivan dengan wajah frustasinya

Agatha mengangkat pisau di tangannya.

"Eh, iya iya jajan aja nggak apa-apa." ujar Ivan ketakutan

"Pegangi kalengnya." ujar Agatha dan Ivan hanya menurut.

Dengan sigap Agatha memotong tepian atas kaleng. SRET.. Darah segar menetes dari jari Agatha yang terluka

"Aaargh.. Perih." ujarnya tapi terus melanjutkan memotong bagian atas kaleng hingga terbuka.

"Aku ambilin kotak obat ya!" ujar Ivan

"Nggak usah, nggak keburu nanti. Makasih ya bu pisaunya. Saya kembalikan." ujar Agatha lalu mencuci kalengnya dengan air kran

"Aku cari pinjaman jaring buat ambil ikannya." ivan tampak berlari ke arah tempat penjaga kebun tinggal.

Agatha kembali ke kolam. Menatap ikan yang sedari tadi diincarnya.

"Udah ketemu ikannya?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!