"Mobil ini kan..." gumam Agatha
Pria itu menoleh. Wajah familiar menghampirinya dengan seulas senyum.
"Sudah ku duga kamu pasti disini!" tukas Ivan
Agatha tersenyum tipis. Heran, kenapa pria ini masih saja berkeliaran di sekitarnya. Padahal respon Agatha tidak terlalu bagus padanya.
"Mau ku antar pulang?" tawar Ivan memberikan tumpangan
Kali ini Agatha mengangguk. Senyum lebar terlukis di wajah Ivan. Dengan cepat dia mendahului Agatha untuk membukakan pintu. Agatha sedikir berjingkat untuk naik ke mobil jeep Ivan.
"Mau ku bantu?" tanya Ivan
Agatha hanya diam dan menarik pintu untuk menutupnya. Ivan pun ikut duduk di bangku kemudi.
"Kamu mendengarkannya?" tanya Agatha
"Tidak. Hari ini aku tidak ikut masuk ke dalam makam. Aku hanya di depan menunggumu." balas Ivan sembari menyetir
"Waktu itu, waktu aku bicara pada Ricky dan mengatakan akan kemari di hari kelulusanku. Kamu pasti mendengarnya kan?" tanya Agatha
"Owh, nggak kok. Tadi aku melihatmu membeli bunga itu lagi, dan aku langsung tahu kemana tujuanmu." balas Ivan
Agatha terdiam, pandangannya menatap lurus jalanan yang ramai. Banyak diantaranya siswa siswi yang merayakan kelulusan.
"Mau bergabung dengan mereka?" tanya Ivan menyadari Agatha tertarik dengan kerumunan siswa yang coret-coret seragam.
Agatha menggeleng.
"Apa rencanamu setelah ini? Kuliah, bekerja atau menikah?" tanya Ivan berhasil membuat Agatha menoleh ke arahnya
"Maksudku, setelah ini kamu mau kuliah atau langsung bekerja?" Ivan meralat ucapannya
"Hari itu, kenapa kamu dan teman kasarmu itu menemuiku? Apa yang sebenarnya ingin kalian bicarakan?" tanya Agatha mengalihkan topik pembicaraan
"Owh itu." Tampak Ivan berpikir sejenak
"Benarkah temanmu tahu siapa pelaku yang menabrakku?" tanya Agatha tanpa ekspresi
"Itu.. Itu.." Ivan bingung menjelaskan. Salah-salah dia yang akan kena masalah.
"Lupakan. Aku akan kuliah." balas Agatha cepat.
Kali ini Ivan yang terdiam, cepat sekali berubah gadis di sebelahnya. Ivan melihat kedai es krim yang ramai. Dengan promo buy 1 get 1, dia pun menepikan mobilnya.
"Aku mau beli itu, ayo turun sebentar. Kita makan di sana." tunjuk Ivan di sebuah bangku panjang dekat taman kota
Tanpa diduga, Agatha tidak menolaknya. Dia turun lebih dulu dan ikut mengantri untuk mendapatkan promo es krim.
"Choco cookies 1." pesan Agatha
"Untuk yang free mau rasa apa kak?" tanya waitress
"Green tea." sahut Ivan
Dengan cepat dua cone es krim tersaji di hadapan mereka. Agatha mengeluarkan uang untuk membayarnya dan memberikan es krim greentea pesanan Ivan.
"Kok kamu yang nraktir sih, kan aku yang ngajak!" ucap Ivan sambil mencicipi es krim di tangannya
"Aku beli untukku sendiri. Itu free." balas Agatha
Ivan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Untuk pertama kalinya, dia kewalahan dengan sikap Agatha.
"Aku juga akan kuliah. Aku mendaftar di UNAIR. Kamu mau kuliah dimana?" terang Ivan tanpa Agatha bertanya
"Kampus yang sama. Aku ambil fakultas ekonomi." balas Agatha
"Sama. Aku juga ambil akuntansi." terang Ivan setengah tak yakin.
Sebentar kemudian Ivan memukul kepalanya sendiri, bagaimana bisa dia akan masuk ekonomi kalau jurusannya saja IPA. Apa dia akan paham?
"Aku suka es krimnya. Ini rasa favoritku. Biasanya Ricky akan memarahiku jika minum es. Dan kami akan bertengkar, lalu akhirnya dia tetap membelikanku. Meski hanya 1 cup berdua." kenang Agatha
Mata sendu itu menarik perhatian Ivan. Jantungnya kembali berdegup melihat betapa lemah gadis di hadapannya saat ini. Tapi di sisi lain, dia membangun benteng yang kuat hingga siapapun sulit menggapainya.
Tanpa sadar, rombongan motor SMA Raya melewati jalanan itu. Dan seseorang mengambil gambar mereka diam-diam.
"Kena kalian!" lirihnya
...****************...
Agatha sibuk melakukan stretching di halaman rumahnya. Dengan legging dan kaos tanpa lengan tubuh mungil Agatha tampak padat berisi. Sudah lewat 10 menit dari jam janjiannya dengan Kayla. Tapi si tukang molor itu belum juga tiba.
"Minum dulu susunya Tha." ujar Kristin menyodorkan segelas susu sapi pada Agatha
"Belum datang ya Kayla?" tanya Kristin
"Belum ma! Nggak tahu tuh padahal kemarin sepakat jam setengah 8 loh." Balas Agatha sambil menenggak habis susu di tangannya.
TIN TIN TIN.. Suara klakson bertubi-tubi telah Kayla bunyikan. Agatha hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Kayla.
"Hai tante, mau jogging dulu nih!" ujar Kayla menyalami Kristin
"Iya sana berangkat, kalau kesiangan keburu panas! Dan Tha.. Nggak usah jajan nanti makan di rumah aja, mama masakin serundeng daging buat kalian." ujar Kristin sembari masuk ke dalam
"Wah makasih tante!" pekik Kayla kegirangan
"Yakin nggak jajan?" tanya Agatha memastikan
"Hehehe ya enggaklah. Yok!" ajak Kayla yang berlari lebih dulu
Agatha mengikuti Kayla berkeliling komplek perumahan. Beberapa kali mereka bertemu dengan tetangga Agatha dan berhenti untuk mengobrol. Hingga sampailah pada lapangan voli yang penuh dengan penjual makanan.
"Ini nih kesukaanku!" gumam Kayla berlari ke arah penjual cireng
"Aku tunggu disana ya Key sekalian berjemur." ujar Agatha menepi ke arah lapangan
"Oke Tha, ntar aku susul." ujarnya
Kayla membungkuk untuk mengendurkan kembali ototnya setelah berolah raga. Tiba-tiba DUG.. Sebuah bola voli mengenai punggungnya.
"Aduh." keluh Agatha sambil menoleh ke arah anak-anak yang bermain voli.
"Sorry nggak sengaja!" Seorang pria bertubuh tegap mendekat ke arahnya
"Lain kali hati-hati dong. Ini bolanya." balas Agatha sambil mengembalikan bola.
Karena silau sulit baginya mengenali pria di hadapannya.
"Eh Lo cewek itu kan?" tanya Nathan
Agatha memicingkan matanya.
"Temannya Ivan ya?" lirih Agatha memastikan
"Hei kak, temennya Kak Andre ya!" seloroh Kayla sok akrab
"Hai juga! Kenalin Nathan." ujar Nathan mengulurkan tangan ke arah Kayla
"Kayla, ini sahabatku kak. Agatha namanya." balas Kayla sumringah
"Kok kakak disini? Rumahnya dekat sini, atau cuma main aja?" tanya Kayla
"Om ku tinggal disini. Di B12. Kalian ngapain disini?" Nathan bertanya balik
"Jogging dong! Biar sehat. Hehe, kan kebetulan rumah Agatha di sekitar sini juga. A02." ucapnya
"B12. Itu rumahnya Om Rusdi rekan kerjanya papa." ujar Agatha
"Nah iya! Kenal juga ya?" balas Nathan
Agatha hanya mengangguk.
"Eh, kak. Temen kakak itu udah punya pacar belum sih?" pertanyaan random Kayla sontak mengundang tawa Agatha
"Kok ketawa sih Tha? Namanya juga usaha kan nggak ada salahnya!" gumam Kayla
"Yang mana dulu nih?" tanya Nathan
"Kak Andrelah! Kalau kak Ivan kan udah ada yang punya." ujar Kayla melirik ke arah Agatha
"Siapa?" balas Nathan dan Agatha bersamaan.
"Anak SMA Raya lah. Ini aku tunjukin fotonya." ujar Kayla mengeluarkan ponsel tipis dari sakunya
Sebuah foto Agatha dan Ivan yang sedang makan es krim berdua di taman kota, Kayla tunjukkan dengan bangganya.
"Ini kan Lo!" tuding Nathan pada Agatha
"Iya kak emang Agatha, bisa-bisanya loh dia pacaran tanpa ngasih tahu aku!" ujar Kayla cemberut
"Lo seriusan pacaran sama Ivan. Kok dia nggak ada cerita apa-apa ya ke Gue?" ujar Nathan
Agatha terdiam, ingin rasanya dia plester mulut sahabatnya yang sok tahu ini.
"Than! Mau balik sekarang?" tanya Ivan yang tiba-tiba datang dari belakang
Kedua mata Agatha membulat.
"Dia pacar Lo ya Van?" tanya Nathan merangkul sahabatnya
Ivan melongo. Menatap ke arah Agatha yang juga mendelik ke arahnya.
"Benar kan kak kalian backstreetan?" tanya Kayla
Agatha memejamkan kedua matanya. Rumit untuk menjelaskan karena dua manusia di hadapannya tidak akan percaya. Agatha terdiam, berharap Ivan peka dan memberikan jawaban yang tepat.
"Van, beneran nggak sih kalian pacaran?" tanya Nathan sekali lagi
"Gue sama dia.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments