"Kamu.. Kamu pelakunya.."
Kedua mata Agatha terpejam setelah mengatakan kalimat itu.
"Agatha.. Bangun!" ujar Kayla menepuk pelan pipi sahabatnya
"Dia kenapa sih?" tanya Andre keheranan melihat Agatha yang tiba-tiba pingsan
"Nggak tahu kak, tadi itu dia minta tolong aku buat ngikuti mobil hitam itu. Terus pas udah sampai tiba-tiba dia lemas dan pingsan." ujar Kayla menunjuk ke arah mobil Andre
"Lo tahu rumah teman Lo ini?" tanya Andre
"Tahu kak. Dia tinggal di perumahan Samitra kak. No A02." terang Kayla.
"Bentar Gue minta tolong teman Gue dulu." ujar Andre yang menjauh dari mereka
Andre tampak menelepon seseorang. Tak lama kemudian, Andre kembali.
"Bentar lagi teman Gue datang. Ayo kita bawa teman Lo ke pos satpam dulu!" ujar Andre berusaha mengangkat tubuh Agatha.
Andre menatap wajah polos gadis yang digendongnya. Kedua matanya bengkak, dengan warna kehitaman mengitarinya. Seolah menunjukkan kesedihan mendalam yang Agatha alami.
"Permisi Pak, ini teman saya pingsan. Saya sedang nunggu jemputan. Boleh saya rebahkan dia disini dulu Pak?" ujar Andre sopan
"Oh iya silahkan. Bawa masuk." balas satpam itu dengan ramah
"Kepanasan ya Mbak temannya ini?" tanya satpam pada Kayla
"Nggak tahu Pak tiba-tiba aja dia pingsan. Tapi emang sih Pak, 2 minggu yang lalu dia sempat kecelakaan. Apa mungkin kondisinya belum pulih benar ya?" terka Kayla menatap ke arah Agatha yang terbaring di lantai
"Kenapa Lo ajak main? Kalau Lo tahu dia masih belum sehat." celetuk Andre
"Aku nggak ngajak main Kak. Tadi aku mau ngantar dia pulang. Sampai di jalan ketemu sama mobil hitam itu. Dia nyuruh aku ngikutin, ya udah aku ikutin aja!" sergah Kayla
Andre menatap ke arah mobilnya. Melihat ke arah plat nomor yang sangat mudah untuk di hapal. Tiba-tiba dia merasa khawatir. Andre keluar dari pos dan terus menerus menghubungi Ivan. Berharap sahabatnya itu segera sampai, sementara Kayla mencoba menyadarkan Agatha dengan minyak yang dia bawa.
"Kasihan ya teman Mbak ini." ujar Pak satpam mendekat ke arah Kayla
"Iya Pak. Pacarnya meninggal. Dan orang yang nabrak mereka kabur. Sampai sekarang belum ketemu pelakunya." balas Kayla
DEG.. Mata tajam Andre mengarah ke pos satpam yang terbuka itu. Jantungnya berpacu, beradu dengan suara napasnya yang semakin tidak beraturan.
"Nggak mungkin. Nggak mungkin kan mereka tahu." gumamnya semakin gusar.
Andre mondar mandir di halaman parkir sambil sesekali mengecek ponselnya yang sedari tadi tidak berbunyi.
"Kemana juga sih Ivan ini? Lama banget!" umpatnya
"Kak!" panggil Kayla
Andre menoleh dan mendapati Kayla menyodorkan sebotol air.
"Thank's." ucapnya singkat seraya meneguk habis air dalam botol
"Maaf ya kak. Lagi-lagi kita ngrepotin kakak." ujar Kayla
Andre tak menanggapi Kayla. Matanya menelisik ke arah mobil yang berdatangan. Belum ada tanda-tanda Ivan disana. Ia pun mendesah pelan.
"Kakak sekolah di SMA Binus ya? Kok tadi bisa di warungnya Bu Imah." tanya Kayla
"Gimana teman Lo? Udah sadar?" tanya Andre sengaja mengalihkan pembicaraan Kayla.
Kayla menggeleng. "Kasihan dia Kak. Pacarnya baru aja meninggal. Jahat banget orang yang nabrak. Bisa-bisanya dia lari dan nggak bertanggung jawab." balas Kayla
Andre terdiam. Enggan menanggapi ocehan gadis di sampingnya itu. Tidak ingin larut dan merasa bersalah, Andre pun meninggalkan Kayla tanpa kata-kata.
"Lah kok malah pergi sih!" gerutu Kayla
Sebuah jeep merah berhenti di hadapannya. Seorang pria dengan kaca mata hitam turun dan menghampirinya.
"Emm maaf, kamu cewek yang tadi di warung Bu Imah itu kan?" tanya Ivan
"Iya kak. Kakak temannya kakak yang itu bukan. Yang.. Ganteng." ujar Kayla berhati-hati
Ivan terdiam. Tertegun sejenak dengan istilah ganteng yang Kayla lontarkan.
"Maksud aku kakak yang itu.. Yang nolongin tadi. Siapa ya namanya?" ujar Kayla gelagapan
"Andre. Namanya Andre." balas Ivan
"Yang kayak chinese itu kan." tanya Kayla memastikan
"Iya benar. Mana temanmu?" tanya Ivan tanpa basa-basi
"Itu kak disana. Di pos satpam." Kayla menunjuk ke arah Agatha berada.
Ivan mengikuti dari belakang. Sejenak menatap gadis yang terbaring di hadapannya.
"Saya temannya Pak. Saya mau bawa dia pulang." ujar Ivan
"Oh iya silahkan Mas. Tadi sudah dikasih minyak angin juga tapi nggak sadar-sadar." terang satpam itu
"Terima kasih Pak sudah boleh berteduh. Mari." ujar Ivan mengangkat kembali tubuh Agatha dan membawanya ke mobil.
"Kak Andre kemana ya? Kok malah nggak keluar-keluar?" heran Kayla
Ivan yang menyadari niat Andre pun bergegas naik ke mobilnya.
"Tolong kamu antar aku ke rumahnya ya! Kamu bawa motor kan?" tanya Ivan dari jendela mobil
"Bawa kok Kak." ujar Kayla segera berlari mengambil kendaraannya.
AGATHA POV
Aku terbangun di kamarku. Tampak mama dan Kayla duduk di ranjangku. Tunggu bagaimana aku bisa ada di rumah? Seingatku aku menguntit mobil hitam itu di mall tadi.
"Sayang kamu udah sadar Nak? Mama khawatir." ujar mama mengusap pelan rambutku
Aku memaksakan senyumku, berusaha membuatnya tenang.
"Aku panik banget tadi Tha. Tiba-tiba kamu pingsan di parkiran. Aku takut kamu kenapa-napa Tha." ujar Kayla memegang tanganku
"Aku nggak apa-apa kok. Maaf buat kalian khawatir." ucapku lirih
Seorang pria yang tidak ku kenal berdiri di ambang pintu kamar.
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanyaku setelah menyadari wajahnya yang tidak asing.
"Dia yang nolongin kamu tadi Tha. Namanya Kak Ivan. Dia sekolah di SMA Binus." ujar Kayla
"Tadi kita ketemu kok, di warung Bu Imah." ujar Ivan dengan seulas senyum
Owh jadi dia salah satu diantara murid nakal yang membolos pelajaran tadi. Aku hanya tersenyum menanggapi jawabannya.
"Kenapa kamu bisa pingsan Nak? Apa kamu pusing? Kita periksa ke dokter ya?" tanya mama
Aku menggeleng pelan "Tadi, aku lihat mobil hitam yang nabrak aku waktu itu ma. Aku hafal plat nomor mobilnya. Aku minta Kayla buat ngikutin dia. Tapi anehnya pas berhenti di parkiran dan lihat cowok itu keluar, aku justru gemetaran ma. Aku tiba-tiba lemas dan ambruk gitu aja. Padahal aku udah lihat pelakunya, di depan mata. Tapi sayangnya..."
"Kamu tahu siapa yang udah nabrak kamu?" tanya Ivan tiba-tiba
"Aku nggak yakin sih, tapi aku kayak pernah lihat orangnya. Sayang banget pandanganku kabur dan aku nggak ingat apa-apa lagi." ujarku menitikkan air mata
"Kamu lihat orangnya Tha? Yang mana? Kok aku nggak tahu?" tanya Kayla
"Gak terlalu jelas sih Tha. Mataku buram tadi." keluhku
"Padahal kalau pelakunya ketangkap, kita bisa nuntut keadilan buat Ricky! Dan kamu bisa tenang Tha, kamu bisa balik jalani hari-hari kamu kayak biasanya." ujar Kayla menyesalkan
"Kamu.. Mau laporin pelakunya ke kantor polisi? Gimana kalau pelakunya anak sekolah?" tanya Ivan
Mataku menatap pria itu, tampak ekspresi yang sulit diartikan. Kenapa dia tiba-tiba bertanya seperti itu? batinku
"Maksudku, kita nggak tahu kan pelakunya siapa. Kalau dia masih anak sekolah, apa kamu juga mau penjarakan dia?" tanya Ivan mengulangi pertanyaannya
Aku terdiam, berpikir sejenak. Tidak etis jika aku mencebloskan anak orang dan menghancurkan masa depannya. Tapi di sisi lain, ada ketidakrelaan dalam hatiku melihat pelaku tabrak lari masih bersenang-senang di luar sana.
"Mungkin kalau hari itu, dia berhenti dan meminta maaf secara baik-baik. Mau mengantarkan aku dan Ricky ke rumah sakit. Aku akan melupakan kejadian ini. Tapi yang buat aku sakit, sebegitu pengecutnya mereka yang lari begitu tahu kondisi Ricky, sudah separah itu." ujarku mulai bergetar.
Air mataku kembali menetes. Sekuat apapun aku menahan diri, aku tetap tidak bisa berhenti menangisinya. Mama memelukku kembali, begitu juga dengan Kayla yang mulai menangis bersamaku.
Aku menatap Ivan yang perlahan berjalan mendekatiku. Entah apa yang dia pikirkan, aku sendiri bahkan tidak mengenalnya.
"Maaf, maafkan aku."
Aku terperangah. Maaf? Untuk apa.. Mungkinkah..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Grecia Amiel
Menyentuh banget.
2023-08-03
1
Heri Purnomo
Cerita yang sangat menghibur, terima kasih sudah berkarya thor! ❤️
2023-08-03
1