BAB XVI PUB LANGGANAN

Sabtu yang indah, begitulah Agatha menamai akhir pekannya. Dimana dia bisa menikmati jam halu yang panjang di dalam kamar bersama dengan deretan novel percintaan yang dipinjamnya tempo hari. Agatha masih terbaring di tempat tidurnya, sambil menikmati hasil kerja keras dari para penulis itu. Kadang tertawa, menangis atau bahkan berteriak histeris saking mendalami peran dari tokoh utama dalam setiap cerita. Ya, memang satu kebiasaannya itu sulit dipahami dengan bahasa manusia. Bukan, ini hanya bahasa Agatha seorang.

Agatha menutup cover tebal berwarna putih itu dengan semburat kemerahan di wajahnya. Tersipu, mendapatkan akhir bahagia kembali dari buku yang dibacanya kali ini.

"Cerita ini, kenapa sangat mirip dengan kisah kita Ric. Hanya endingnya saja yang jauh berbeda. Dia dipertemukan dalam pernikahan setelah perjalanan panjang yang menyulitkan. Sedangkan kita, dipisahkan dengan mudah oleh kematian." gumam Agatha menunduk lesu.

Sejenak bayangan Ricky kembali memenuhi kepalanya, Ricky yang selalu menghargainya, mengerti dirinya. Bahkan dia yang tidak pernah marah menghadapi tingkah kekanakan Agatha yang aneh.

"Tidak ada yang sepertimu Ric. Bahkan dia yang ku kira sebaik dirimu pun tidaklah sama. Bagiku sekarang dia tetaplah laki-laki brengsek yang dengan mudah merusak wanita tanpa mau menanggung akibatnya. Entah apapun alasannya Ric, aku tetap tidak bisa membenarkannya. Aku membencinya Ric. Sedalam apapun aku iba dengan masa lalunya, dia tetaplah orang yang tidak baik di mataku sekarang."

Air mata Agatha menetes, hatinya berubah kalut dalam sekejab. Agatha menarik selimut bulunya kembali. Membaringkan tubuhnya dalam isakan dan larut dalam kesedihan. Entah kegalauan apalagi yang dia tangisi sekarang. Agatha bahkan tidak mengerti apa yang benar-benar dia mau, dan tidak.

TOK.. TOK.. Suara ketukan pintu terdengar berkali-kali. Panggilan Kristin semakin jelas dan menuntut Agatha untuk membukakan pintu. Agatha mengusap wajahnya dengan selimut, lalu memasang senyum yang dipaksakan sebelum akhirnya membuka pintu kamar.

"Tha, temanmu kesini. Katanya sudah janjian." ujar Kristin

Agatha mengernyit. Tidak merasa memiliki janji dengan siapapun. Agatha mencoba mengingat-ingat, dan..

"Ya Tuhan. Agatha lupa, Ivan kan ngajak Agatha malam mingguan Ma!" pekik Agatha sambil menepuk jidatnya sendiri

Kristin hanya geleng-geleng kepala.

"Bilangin Ivan ya Ma. 15 menit lagi, Agatha susul ke depan." ujarnya buru-buru menutup pintu kamar

Kristin akhirnya kembali ke ruang tamu. Menyuguhkan secangkir teh hangat pada Ivan yang sudah menunggu dari tadi.

"Maaf ya, Agatha memang suka lupa kalau punya janji. Dulu, biasanya Ricky yang ingetin, semua kegiatan Agatha, Rickylah yang memanage. Bahkan, Ricky juga sering saya minta menginap untuk mengajari Agatha belajar. Syukurlah, sekarang Agatha sudah jauh lebih baik daripada dulu." terang Kristin dengan pandangan menerawang

Ivan tersenyum kikuk, sebegitu berartinya Ricky untuk Agatha. Bahkan bisa dibilang setengah dari kehidupan Agatha bergantung pada Ricky.

"Kalau boleh saya tahu, Ivan ini hanya teman dekatnya Agatha atau.." Kalimat Kristin terhenti ketika Agatha tiba dengan dress putih yang cantik.

"Itu anaknya sudah siap." ujar Kristin mengalihkan

Agatha tersenyum dan ikut duduk di sebelahnya.

"Sorry banget ya Van. Aku lupa. Keasyikan baca buku sih!" ujar Agatha tersenyum malu

"Kebiasaan kamu Tha. Tiap Sabtu pasti mager. Dulu aja pas ada Ricky, tiap sabtu pasti jalan-jalan. Minggunya jogging, siangnya ke perpustakaan. Sekarang ini kok cuma di rumah aja!" seloroh Kristin sambil mengusap pelan rambut Agatha

Agatha tertunduk. Benar apa yang Kristin katakan, tanpa Ricky hidupnya tidak berwarna lagi.

"Sudah sana berangkat. Jangan pulang malam-malam ya Nak Ivan!" pesan Kristin mengerti gestur tubuh Agatha yang mulai tak nyaman

"Iya tante. Saya pergi dulu ya!" pamit Ivan dengan sopan diikuti Agatha yang keluar rumah.

Ivan membukakan pintu mobilnya, dan membiarkan Agatha masuk ke dalam. Lalu dia beralih ke kursi kemudi dan berujar, "Sebenarnya, Andre yang minta aku buat ngajak kamu Tha. Dia bilang pengen nraktir kamu."

Agatha menoleh ke arah Ivan. Dahinya mengernyit, heran dengan penuturan mendadak yang Ivan lontarkan.

"Andre, hari ini ngajak ngumpul aku sama Nathan, juga mungkin teman-teman kami yang lain. Dia ngajakin kamu juga, biar lebih kenal sama kita." ucap Ivan sambil menyalakan mobilnya

"Andre, dia nggak lagi cari mangsa baru kan?" Sindiran halus itu, Agatha ucapkan dengan tegas.

Ivan terdiam, tidak mengerti kenapa Agatha bisa bicara seperti itu.

"Aku lebih baik tidak punya teman. Daripada harus berada di circle yang salah!" lanjut Agatha mulai menunjukkan ketidaksukaannya

"Sorry Tha, kalau kamu emang nggak mau. Aku bisa kok ngajak kamu ke tempat lain." ujar Ivan merasa tidak enak hati

Agatha menoleh. Jelas terlihat bahwa pria di sampingnya tidak berniat buruk. Mungkin Ivan berbeda. Meski dia adalah sahabat Andre bukan berarti kelakuan mereka sama. Lagipula selama ini, Ivan selalu menjaganya tidak ada hal yang perlu Agatha khawatirkan.

"Oke aku ikut ke tempat Andremu itu! Tapi jika aku sudah tidak nyaman, kita pergi ya!" ujar Agatha lirih.

Ivan mengangguk mengerti. Sepanjang perjalanan hanya keheningan yang tercipta. Agatha sibuk menerka-nerka apa maksud Andre ingin mentraktirnya. Sedangkan dia tidak merasa melakukan apapun untuknya. Atau mungkin Andre berencana sesuatu untuk menjebaknya. Pikiran Agatha mulai tidak karuan. Benar adanya jika membaca novel dengan berbagai genre akan membuat otak lebih cepat berhalusinasi seperti sekarang.

Mobil Ivan terhenti di sebuah Pub besar dengan seluruh dinding kaca yang tampak dari luar. Ramai muda mudi tengah berkencan di sana. Agatha menghela napas lega, karena tempat nongkrong mereka ada di area ramai. Ivan melepas sabuk pengaman yang menempel di badannya. Namun, Agatha lebih dulu turun untuk melihat situasi.

"Tempatnya ramai ya!" ujar Agatha

"Iya, tapi kita di ruang VIP. Sambil karaokean di dalam. Yuk!" ajak Ivan yang tanpa sadar menggandeng tangan Agatha

Anehnya Agatha hanya menurut. Setelah memesan beberapa menu dan cocktail terbaik di Colors, Ivan membawanya ke lantai dua. Tangga kecil yang hanya muat untuk satu orang dengan penerangan temaram membuat Agatha sedikit was-was. Segera dia menarik tangannya dan menatap tajam ke arah Ivan.

"Van kamu nggak berniat macam-macam kan? Tangga ini kayak menuju ke kamar penginapan!" tukas Agatha

Ivan tertawa. "Jangan berlebihan Tha, itu room buat karaoke. Bukan kamar. Jelek-jelek gini aku nggak sem*sum itu kok. Tenang. Kamu aman!"

Agatha masih menatapnya dengan penuh selidik. Namun kakinya terus mengikuti Ivan hingga ke lantai dua. Benar ada beberapa pintu geser yang tertutup rapat. Ivan mendekati pintu no.3 dan membukanya.

AGATHA POV

Aku tertegun saat siluet seorang laki-laki sedang bercumbu dengan seorang gadis berpakaian seksi di dalam ruangan tersebut. Aku menarik jaket Ivan berharap dia paham dan mengajakku segera pergi dari sini. Namun semakin masuk ke dalam aku melihat Andre, sedang duduk di ujung sofa dengan sebotol miras di tangannya.

Andre tidak sendiri, ada seorang gadis yang ku kenal disana. Duduk dengan manjanya di pangkuan Andre sambil bernyanyi parau dengan mic di tangannya.

Hatiku memanas. Pun halnya dengan kedua mataku. Baru kemarin rasanya aku marah melihatnya mendorong gadis cantik di pelataran parkir. Kini dengan lihainya dia bermain bersama Audrey.

"Woy Ndre! Lihat Ivan, dia beneran bawa gadis cupu itu! Si teman Kayla yang malang hahaha." ucapan melantur Nathan seolah ditujukan untuk meledekku.

"Cantik juga gadis ini." ujar Nathan mendekatiku

Aroma alkohol menyeruak begitu kuat. Aku memalingkan wajahku.

"Sombong banget nih bocah! Emang dia kira, seistimewa apa Lo!" olok Nathan lagi

"Cukup Than jangan dekat-dekat. Lo lagi mabuk." sergah Ivan dengan sigap menghalangi Nathan yang berniat mendekat

Ku lihat Andre menggeser posisi Audrey. Dia berdiri dan meletakkan botol miras dengan kasar. Andre lalu berjalan ke arahku. Ku lihat tatapannya meradang, bak orang menahan amarah. Tinggal beberapa langkah lagi, namun Andre mengalihkan pandangannya.

"Dia milik Gue!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!