Bab 9 : Chef Rey Mazhar

Beberapa bulan kemudian.

"Bunda.....Ozkhan nggak mau sekolah!!'Masih pagi pagi buta anak tampan itu sudah berbuat ulah.

"Kenapa anak bunda nggak mau sekolah?"Elna mencoba membujuk Ozkhan yang masih berada di atas tempat tidur,tidak mau mandi sama sekali.

"Teman teman Ozkhan di sekolah mengejek Ozkhan kalau Ozkhan nggak punya ayah."akunya sambil tertunduk.

Elna terdiam,inilah yang dia takutkan selama ini,saat anaknya tumbuh dan mulai menjalani aktivitas seperti anak anak pada umumnya,pasti hal ini akan terjadi.Dia juga bingung,saat sang putra mulai bertanya keberadaan ayahnya,beribu macam alasan dan kebohongan akan dia lontarkan untuk menenangkan Ozkhan.

Elna mengusap rambut Ozkhan dengan sayang,menarik tubuh mungil itu dan memeluknya dengan erat.

"Sabar ya sayang,nanti ayah akan datang menemui Ozkhan saat waktunya tiba,sekarang ayah Ozkhan masih sibuk bekerja,dan tempatnya jauuuhhh sekali dari rumah Ozkhan,saat pekerjaan ayah selesai,ayah pasti akan datang menemui Ozkhan.Ok.."

"Bunda nggak bohongkan?"tanyanya penuh harap sambil menatap Elna.

"Iya sayang."jawabnya berbohong.

"Sekarang Ozkhan mandi dulu ya,nanti ke sekolahnya berangkat bareng bunda."

Ozkhan mengangguk,dan mengangkat tangannya agar Elna membantu membuka pakaiannya.

"Ihhh..anak bunda manja banget sih,biasa juga buka bajunya sendiri."Elna menggelitik perut Ozkhan hingga anak itu tidak bisa menahan tawanya.

Efrina yang dari tadi mendengar percakapan anak dan cucunya terlihat sangat sedih,Elna yang tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ayah,pasti merasakan hal yang sama yang Ozkhan rasakan saat ini.

"Maafkan Anne Elna,ini semua kesalahan Anne."Batin Efrina menghapus air mata yang menetes di pipinya,kemudian berlalu meninggalkan Elna dan Ozkhan.

Wajah cantik Elna terlihat murung begitu tiba di hotel,tidak seperti biasa yang selalu nampak ceria,ini semua karena keluhan Ozkhan tadi pagi,kali ini dia bisa mengatasinya,tapi dia tidak yakin bisa melewati pertanyaan serupa suatu saat nanti.

"Kenapa lecek gitu?tanya Rey yang baru keluar dari ruangannya.

"Nggak kok chef,mungkin lelah aja."ujar elna dengan senyum yang sedikit di paksakan.

"Kenapa masuk?harusnya istirahat aja di rumah."Lanjut Rey.

"Saya justru tambah sakit kalau tinggal di rumah."Elna kemudian membantu Rey yang mulai sibuk mempersiapkan menu untuk makan siang sebentar lagi.

"Ooo..ya,setelah pulang kamu ada acara nggak?"Tanya Rey di sela sela kesibukannya.

"Nggak ada chef."

"Hhhmmmm....kalau gitu mau nggak temani aku jalan jalan."Ajak Rey harap harap cemas.

"Chef Rey mau jalan jalan ke mana?"Elna menatap Rey yang berdiri cukup dekat dengannya.

"Ibuku besok datang dari luar negeri,ini pertemuan pertama ku setelah lima tahun,dan aku berencana mengunjunginya besok.Namun sebagai anak yang berbakti,nggak mungkin kan kalau hanya datang dengan tangan kosong?"

"Iya sih Chef..."Setelah beberapa saat berpikir,Elna memutuskan untuk menemani Rey."Ok deh,, aku temenin."

Kesibukan di dapur mulai terlihat kembali,wajar ini sudah jam makan siang.Semenjak Elna bekerja beberapa bulan lalu,tingkat pesanan pastry semakin banyak,dan itu terbukti dari jarangnya dia beristirahat.Ada saja orderan yang masuk di kitchen nya,dan tentu saja omset yang di hasilkan pasti lebih besar.Dalam beberapa bulan terakhir ini,restoran mereka di padati pengunjung,dan itu akan membludak di siang hari seperti saat sekarang,lebih lebih jika weekend,sudah bisa di pastikan Elna akan pulang tengah malam,untungnya,Ozkhan sangat mengerti situasi Elna dan tidak rewel sama sekali.

Elna meregangkan tubuhnya saat Rey membuka pintu tanpa mengetuk.

"Maaf..."Rey berbalik dan merutuki dirinya karena lupa mengetuk pintu dan alhasil matanya tanpa sengaja melihat pinggang langsing Elna yang saat itu mengenakan tshirt pendek yang apabila tangan di angkat ke atas otomatis bagian pinggang dan sekitarnya akan terekspos.

"Gleek..Rey harus menelan ludahnya kasar,susah payah dia mengatur nafas agar bisa normal kembali.

Wajah Elna memerah sempurna,selain pria yang pernah merenggut kesuciannya,tidak ada seorang lelaki pun yang pernah melihat tubuhnya sampai hari ini,hingga Rey datang dan tanpa sengaja melihat bagian yang tidak bisa dia lihat.Meskipun telah melahirkan seorang anak yang sangat tampan,tapi tubuhnya dia rawat dengan baik.Dia bahkan masih bisa di sandingkan dengan ABG.

"Chef Rey udah mau pulang?" Elna mencoba mencairkan suasana yang tiba tiba berubah dingin.

"Iya... aku tunggu di luar, jangan terlalu lama."Rey langsung keluar ruangan, bagaimanapun dia coba untuk bernafas dengan stabil tapi rasanya sulit sekali, jadi keputusan yang tepat adalah berlalu sesegera mungkin dari hadapan wanita yang sudah mengambil sebagian hatinya.

Kebersamaan Rey dan Elna beberapa bulan ini,menimbulkan getaran aneh yang di rasakan Rey.Jantungnya selalu berdetak kencang saat bersama dengan Elna.

Kadang Rey berpikir ini mungkin pelarian dari kekasih hatinya yang lebih memilih pria lain meskipun pria itu adalah kakaknya sendiri.Tapi seiring berjalan nya waktu,perasaan itu jadi sulit dia kendalikan.Hanya saja dia belum berani untuk mengungkapkannya, karena itu dia merasa seperti pecundang, harga dirinya sebagai seorang laki laki seakan di pertaruhkan.

Tapi kembali lagi, dia harus berpikir logis,masalahnya kenapa sampai saat ini dia belum mengungkapkan perasaan nya,itu karena sikap Elna sejak pertama kali bertemu hingga saat ini masih sama,dia selalu menganggap kalau Rey adalah kiblatnya, guru dalam segala hal.Tidak pernah sekalipun hatinya bergetar saat bersama atau berdua dengan Rey.Jadi sudah seharusnya Rey berusaha lebih keras untuk mendapatkan hati Elna.

Mereka tiba di salah satu mall yang jaraknya lebih dekat dengan hotel.Seperti layaknya sepasang kekasih,mereka berjalan berdampingan,kadang saling melempar senyum satu sama lain,hanya saja,perasaan mereka tidaklah sama,yang satu berharap lebih sedangkan yang satunya lagi biasa saja.

"Tadi aku belum sempat makan di hotel,bagaimana kalau kita makan dulu.."Ajaknya pada Elna yang sedang asik dengan ponselnya.

"Boleh,chef mau makan apa?"

"Ganti panggilanmu saat kita berada di luar."

Elna menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Aku harus panggil apa?"

"Panggil senyamanmu saja."Lanjutnya,dia hampir saja tertawa melihat Elna yang nampak kebingungan.

"Chef Rey,itulah panggilan yang nyaman untuk saya chef."ujarnya polos.

"Ha..ha..ha.."Rey sudah tidak mampu menahan tawanya.

"Kamu itu lucu sekali."Tanpa sadar Rey mengusap rambut Elna,membuat Elna salah tingkah dan merasa tidak nyaman dengan perlakuan rey.

"Maksud aku tuh,selain panggilanmu tiap hari itu yang membuat telingaku terasa sakit,chef Rey,,,ini bagaimana,chef Rey,,kalau yang itu di campur nggak papa kan?Chef Rey,,,chef rey,,,,aku sampai bosan mendengarnya."Rey protes,dan kenyataannya memang seperti itu.Elna tersipu malu mendengar keluhan rey.

"Maafkan aku chef."

"Sudahlah,,bagaimana kalau panggil kak Rey aja,umurku empat tahun lebih tua darimu."

"Mmmmm...baiklah,tapi hanya saat tidak berada di hotel kan?"

Rey mengangguk lalu tersenyum,sebenarnya dia ingin panggilan itu selalu dia dengar baik di hotel ataupun di luar,tapi untuk sekarang,biarlah seperti ini saja dulu.

Pilihan mereka jatuh pada restoran Jepang yang hari ini tidak terlalu ramai.Ramen dengan kuah pedas menjadi menu makan malam Rey dan Elna kali ini.

"Ibunya kak Rey selama ini tinggal di mana sampai lama gitu nggak ketemu?"Tanya Elna.

"Ayahku menjalankan bisnis di Turki,dan ibuku selalu mendampingi ke manapun ayahku pergi,sebenarnya tiap enam bulan sekali,mereka kembali ke Indonesia,hanya aku kadang nggak sempat untuk bertemu dengannya.Kalaupun datang paling tiga hari di sini setelah itu balik lagi ke Turki.Dan kamu tau sendirikan bagaimana pekerjaan kita yang sangat menyita waktu.

"Kak Rey memangnya nggak tinggal di rumah?"

"Nggak,aku punya apartemen sendiri,dari dulu aku sudah hidup mandiri,dan mereka nggak mempermasalahkan itu sama sekali."

Elna manggut manggut,dan semua gerakan sekecil apapun yang dia buat tidak luput dari perhatian Rey.

"Kak Rey nggak punya saudara?"Tanya Elna lagi, dia jadi penasaran dengan kehidupan pribadi head chef nya itu.

"Ada,kakak laki laki yang empat tahun lebih tua dariku."

...****************...

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

dan kakak dr chef Ray lah ayah dr Ozkhan.. sungguh takdir yg sangat rumit dr Author... dan malangnya Arka juga penyebab kekasih Ray berpaling dr nya

2024-07-10

1

Sri Darmayanti

Sri Darmayanti

Arka - yg hamilin Elna-
tunangan sm Freya

Rey - kk yg suka sm Elna y othor

2024-06-14

2

sherly

sherly

jgn bilang yg hamilin Elna tu Abang si chef Rey...

2024-06-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Acara perpisahan sekolah
2 Bab 2 : Arka Kemal Gaozhan
3 Bab 3 : Hilangnya kesucian
4 Bab 4 : Maafkan aku
5 Bab 5 : Terpuruk
6 Bab 6 : Elnara Ziya Mehr
7 Bab 7 : Chef pastry
8 Bab 8 : Tunangan
9 Bab 9 : Chef Rey Mazhar
10 Bab 10 : Perkara onion ring
11 Bab 11 : Putra kedua
12 Bab 12 : Cerita masa lalu
13 Bab 13 : Kaukah itu?
14 Bab 14 : Mencari tahu
15 Bab 15 : Efrina teyze
16 Bab 16 : Kunjungan Alara Mehr
17 Bab 17 : Mulai curiga
18 Bab 18 : Interaksi pertama Arka dan Elna
19 Bab 19 : Cucu pertama Gaozhan
20 Bab 20 : Masa lalu kelam
21 Bab 21 : Mengakui
22 Bab 22 : Kedatangan freya
23 Bab 23 : Ozkhan sakit
24 Bab 24 : Pertemuan pertama
25 Bab 25 : Kawan lama
26 Bab 26 : Cemburu?
27 Bab 27 : Menjaga Ozkhan
28 Bab 28 : Ozkhan tau
29 Bab 29 : Khawatir
30 Bab 30 : Masa kritis terlewati
31 Bab 31 : Ozkhan pulang
32 Bab 32 : Elna akhirnya tau
33 Bab 33 : Janji Arka
34 Bab 34 : Jangan sembunyikan sesuatu dariku
35 Bab 35 : Menuju akad
36 Bab 36 : Sah
37 bab 37 : Dia adalah putrimu
38 Bab 38 : Batalnya pertunangan
39 Bab 39 : Untuk yang kedua kali
40 Bab 40 : Wajah asli Rey Mazhar Gaozhan
41 Bab 41 : Ehran Mehr
42 Bab 42 : Pertemuan setelah sekian lama
43 Bab 43 : Rencana tuan Ehran Mehr
44 Bab 44 : Apa kau punya musuh ?
45 Bab 45 : Permintaan Efrina
46 Bab 46 : Kecelakaan
47 Bab 47 : Elna akhirnya setuju
48 Bab 48 : Kencan
49 Bab 49 : Kencan part 2
50 Bab 50 : Hamil
51 Bab 51 : Elna kecelakaan
52 Bab 52 : Mertua?
53 Bab 53 : Dalang sebenarnya
54 Bab 54 : Nasehat Ozhkan
55 Bab 55 : Pertemuan setelah sekian lama
56 Bab 56 : Aku mencintaimu
57 Bab 57 : Mencoba menerima keadaan
58 Bab 58 : Terima kasih
59 Bab 59 : Kisah lama
60 Bab 60 : Baba Aslan
61 Bab 61 : Masa depan?
62 Bab 62 : Selamat jalan Baba
63 Bab 63 : Ozkhan dan Serra
64 Bab 64 : Dua puluh tahun silam
65 Bab 65 : Di ujung tanduk
66 Bab 66 : Dia sudah datang
67 Bab 67 : Proposal aneh
68 Bab 68 : Jatuh cinta?
69 Bab 69 : Menikahi musuh
70 Bab 70 : Apa yang terjadi?
71 Bab 71 : Kau jahat
72 Bab 72 : Iris kembali
73 Bab 73 : Terbongkar
74 Bab 74 : Penasaran
75 Bab 75 : Anne Alara dan Arissa
76 Bab 76 : Kenyataan menyakitkan
77 Bab 77 : Aku pamit
78 Bab 78 : keluar dari mansion
79 Bab 79 : Rey murka
80 Bab 80 : Berkumpul kembali
81 Bab 81 : Aku merindukanmu
82 Bab 81 : Di kurung?
83 Bab 83 : Misi di mulai
84 Bab 84 : Aku datang menjemputmu
85 Bab 85 : Haruskah aku membuatnya ke neraka?
86 Bab 86 : kutukan
87 Bab 87 : Berdua
88 Bab 88 : Pertemuan Efrina dan Freya
89 Bab 89 : Ayah Hadyan,sampai jumpa di kehidupan selanjutnya
90 Bab 90 : Terima kasih ayah
91 Bab 91 : Persiapan meninggalkan Indonesia
92 bab 92 : Habislah aku
93 Bab 93 : Grindelwald
94 Bab 94 : Kumpul keluarga
95 Bab 95 : Arissa dan Serra
96 Bab 96 : Istanbul,Turki
97 Bab 97 : Altan Yusuf Gaozhan
98 Bab 98 : Rencana kunjungan
99 Bab 99 : Keluarga adalah segalanya
100 Bab 100 : Perlahan semua kembali pada tempatnya
101 Bab 101 : Bagaimana kabarmu?
102 Bab 102 : Kencan buta
103 Bab 103 : Kencan buta yang gagal
104 Bab 104 : Aku mencintai adikmu,tuan
105 Bab 105 : Calon adik ipar
106 Bab 106 : Lamaran
107 Bab 107 : Pernikahan
108 Bab 108 : Malam pertama
109 Bab 109 : Perkara lipstik
110 Bab 110 : Serra hamil?
111 Bab 110 : Anne Zara
112 Bab 112 :Blue Iris
113 Bab 113 : Reena Quibele Mehr
114 Bab 114 : Kebersamaan (end)
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Bab 1 : Acara perpisahan sekolah
2
Bab 2 : Arka Kemal Gaozhan
3
Bab 3 : Hilangnya kesucian
4
Bab 4 : Maafkan aku
5
Bab 5 : Terpuruk
6
Bab 6 : Elnara Ziya Mehr
7
Bab 7 : Chef pastry
8
Bab 8 : Tunangan
9
Bab 9 : Chef Rey Mazhar
10
Bab 10 : Perkara onion ring
11
Bab 11 : Putra kedua
12
Bab 12 : Cerita masa lalu
13
Bab 13 : Kaukah itu?
14
Bab 14 : Mencari tahu
15
Bab 15 : Efrina teyze
16
Bab 16 : Kunjungan Alara Mehr
17
Bab 17 : Mulai curiga
18
Bab 18 : Interaksi pertama Arka dan Elna
19
Bab 19 : Cucu pertama Gaozhan
20
Bab 20 : Masa lalu kelam
21
Bab 21 : Mengakui
22
Bab 22 : Kedatangan freya
23
Bab 23 : Ozkhan sakit
24
Bab 24 : Pertemuan pertama
25
Bab 25 : Kawan lama
26
Bab 26 : Cemburu?
27
Bab 27 : Menjaga Ozkhan
28
Bab 28 : Ozkhan tau
29
Bab 29 : Khawatir
30
Bab 30 : Masa kritis terlewati
31
Bab 31 : Ozkhan pulang
32
Bab 32 : Elna akhirnya tau
33
Bab 33 : Janji Arka
34
Bab 34 : Jangan sembunyikan sesuatu dariku
35
Bab 35 : Menuju akad
36
Bab 36 : Sah
37
bab 37 : Dia adalah putrimu
38
Bab 38 : Batalnya pertunangan
39
Bab 39 : Untuk yang kedua kali
40
Bab 40 : Wajah asli Rey Mazhar Gaozhan
41
Bab 41 : Ehran Mehr
42
Bab 42 : Pertemuan setelah sekian lama
43
Bab 43 : Rencana tuan Ehran Mehr
44
Bab 44 : Apa kau punya musuh ?
45
Bab 45 : Permintaan Efrina
46
Bab 46 : Kecelakaan
47
Bab 47 : Elna akhirnya setuju
48
Bab 48 : Kencan
49
Bab 49 : Kencan part 2
50
Bab 50 : Hamil
51
Bab 51 : Elna kecelakaan
52
Bab 52 : Mertua?
53
Bab 53 : Dalang sebenarnya
54
Bab 54 : Nasehat Ozhkan
55
Bab 55 : Pertemuan setelah sekian lama
56
Bab 56 : Aku mencintaimu
57
Bab 57 : Mencoba menerima keadaan
58
Bab 58 : Terima kasih
59
Bab 59 : Kisah lama
60
Bab 60 : Baba Aslan
61
Bab 61 : Masa depan?
62
Bab 62 : Selamat jalan Baba
63
Bab 63 : Ozkhan dan Serra
64
Bab 64 : Dua puluh tahun silam
65
Bab 65 : Di ujung tanduk
66
Bab 66 : Dia sudah datang
67
Bab 67 : Proposal aneh
68
Bab 68 : Jatuh cinta?
69
Bab 69 : Menikahi musuh
70
Bab 70 : Apa yang terjadi?
71
Bab 71 : Kau jahat
72
Bab 72 : Iris kembali
73
Bab 73 : Terbongkar
74
Bab 74 : Penasaran
75
Bab 75 : Anne Alara dan Arissa
76
Bab 76 : Kenyataan menyakitkan
77
Bab 77 : Aku pamit
78
Bab 78 : keluar dari mansion
79
Bab 79 : Rey murka
80
Bab 80 : Berkumpul kembali
81
Bab 81 : Aku merindukanmu
82
Bab 81 : Di kurung?
83
Bab 83 : Misi di mulai
84
Bab 84 : Aku datang menjemputmu
85
Bab 85 : Haruskah aku membuatnya ke neraka?
86
Bab 86 : kutukan
87
Bab 87 : Berdua
88
Bab 88 : Pertemuan Efrina dan Freya
89
Bab 89 : Ayah Hadyan,sampai jumpa di kehidupan selanjutnya
90
Bab 90 : Terima kasih ayah
91
Bab 91 : Persiapan meninggalkan Indonesia
92
bab 92 : Habislah aku
93
Bab 93 : Grindelwald
94
Bab 94 : Kumpul keluarga
95
Bab 95 : Arissa dan Serra
96
Bab 96 : Istanbul,Turki
97
Bab 97 : Altan Yusuf Gaozhan
98
Bab 98 : Rencana kunjungan
99
Bab 99 : Keluarga adalah segalanya
100
Bab 100 : Perlahan semua kembali pada tempatnya
101
Bab 101 : Bagaimana kabarmu?
102
Bab 102 : Kencan buta
103
Bab 103 : Kencan buta yang gagal
104
Bab 104 : Aku mencintai adikmu,tuan
105
Bab 105 : Calon adik ipar
106
Bab 106 : Lamaran
107
Bab 107 : Pernikahan
108
Bab 108 : Malam pertama
109
Bab 109 : Perkara lipstik
110
Bab 110 : Serra hamil?
111
Bab 110 : Anne Zara
112
Bab 112 :Blue Iris
113
Bab 113 : Reena Quibele Mehr
114
Bab 114 : Kebersamaan (end)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!