Bab 4 : Maafkan aku

Arka terbangun jam sepuluh pagi, hal yang belum pernah dia lakukan.Dia duduk mengumpulkan nyawa yang masih beterbangan kemana mana.

Sakit kepala yang dia rasakan semalam, pagi ini sudah jauh berkurang,dia mulai meregangkan tubuhnya yang terasa pegal,sadar kalau saat ini dia tidak mengenakan apapun,Arka tertegun,seperti ada sesuatu yang terjadi semalam, dan akhir nya ingatan itu kembali ke beberapa jam yang lalu saat dirinya tengah melakukan sesuatu yang melanggar norma agama.

"Apa yang telah kulakukan?" Batin Arka.

Dia menggusar rambutnya,tubuh telanjang dengan tempat tidur yang berantakan menandakan kalau hal besar baru saja terjadi.

"Gadis...ya gadis itu.." Arka bangkit dan mengenakan celananya yang tergeletak di lantai, kemudian mencari hampir ke seluruh bagian kamar,namun wanita itu sama sekali tidak terlihat di manapun.

Arka segera membuka laci nakas di samping tempat tidur,takut kalau jangan jangan gadis yang dia tiduri semalam berusaha menipunya,tapi dugaannya salah besar, ponsel, dompet beserta isinya masih utuh, tidak berkurang sedikitpun, tempatnya saja masih sama seperti di awal Arka meletakkannya.

Arka kembali menatap tempat tidur yang acak acakan dan fokusnya pada seprei putih yang nampak terkena noda.Arka mendekat memperhatikan warna tersebut, warna merah yang sudah mulai menggelap,tidak banyak tapi dia tau apa itu."Gila,, gila,,aku pasti sudah gila,,"hanya kalimat itu yang dia katakan sambil memijit kepalanya.

"Dia masih perawan,, astaga, kenapa aku bisa meniduri nya?" Dia tidak

habis pikir,bisa bisanya dia meniduri gadis yang dia perkirakan delapan tahun lebih muda darinya.

Arka menjatuhkan tubuhnya di sofa, sakit kepala yang sudah berangsur membaik sekarang justru menjadi lebih parah.

Arka menelpon Denis,terlalu lama berpikir membuat Arka pusing.

"Kamu di mana?" Tanya Arka.

"Lagi di lobby tuan, ada yang tuan perlukan?" ujar Denis.

"Siapkan mobil,lima belas menit lagi aku turun." perintah Arka.

"Baik tuan."

Tepat lima belas menit kemudian, Arka keluar dari hotel,Denis sudah berdiri di samping mobil dan menutup pintu saat Arka masuk ke dalam kendaraan mewah tersebut.

"Tuan langsung mau ke bandara?" Tanya Denis setelah menyalakan mesin.

"Kita ke mansion." ujar Arka singkat.

"Nis.. " Panggil Arka beberapa saat setelah mereka meninggalkan hotel.

"Iya tuan."

"Aku ingin kau mencari tau tentang seorang wanita untukku." lanjutnya.

Hening,Denis tidak menjawab sama sekali.

"Kenapa kau diam?"Arka kesal.

" Saya tidak mengerti maksud anda tuan."Wajar kalau Denis bingung,itu karena semenjak menjadi asisten Arka,Denis tidak pernah sekalipun mendengar dari mulut sang bos membahas mengenai makhluk indah ciptaan Tuhan itu.

"Hhhh..... "Arka menghela nafas.

"Apa aku harus mengulanginya!!?"Suaranya naik satu oktaf menandakan kalau saat ini Arka sedang dalam keadaan emosi.

"Baiklah, boleh saya tau namanya tuan?"tanya Denis.

" Nama...?? "

"Iya tuan."

Arka memijit keningnya.Kesal dia sangat kesal, bagaimana mungkin dirinya meniduri seorang gadis tanpa menanyakan identitasnya terlebih dulu?

"Sialll.. "Arka mengumpat.

Denis yang memperhatikan tingkah laku bosnya mulai menaruh curiga.

" Namanya siapa tuan?biar saya suruh anak buah saya untuk mencarinya."lanjut Denis.

"Sudahlah... "Arka menyandarkan tubuhnya dan menatap sebuah kalung yang dia pegang sejak tadi,kalung berlian berinisial E yang dia temukan di samping tempat tidur sebelum dia meninggalkan hotel.

"E... apakah itu inisial namamu?"Batin Arka.

Sekelebat bayangan melintas di pikiran Arka, bagaimana semalam dia tidak bisa mengendalikan gairahnya saat menikmati tubuh gadis itu.Sebenar nya ini juga hal pertama bagi Arka,walaupun berciuman adalah sesuatu yang biasa dia lakukan dan itu jelas tanpa sepengetahuan Denis.

"Ah.. ini sungguh luar biasa..aku menginginkan gadis itu... "Arka bermonolog dalam hati,

Tidak ada lagi perbincangan antara Denis dan Arka sampai mereka tiba di mansion.

Berbeda dengan Elna, saat tersadar, dia segera bangun.

Kaget,, itulah yang terjadi padanya, melihat tubuhnya yang polos,bercak merah keunguan di hampir seluruh bagian tubuhnya, dan laki laki yang sedang tertidur lelap di sebelah nya.

Elna menangis, dia bingung, sebenarnya apa yang sedang terjadi,otaknya mulai mencerna kejadian semalam namun, tidak satupun yang dia ingat,dan sekarang dia terbangun dalam keadaan tidak mengenakan sehelai benang pun.

Elna menangis,agar suaranya tidak membangunkan pria yang masih tertidur di sebelah nya,dia harus membekap mulutnya sendiri.Perlahan dia bangun,memunguti pakaian yang berserakan di lantai,kemudian melangkah meninggalkan kamar hotel tersebut.

Efrina sudah menunggu di depan rumah, semalaman dia tidak tidur,Efrina khawatir karena Elna belum juga pulang, padahal anak itu jika keluar rumah, jam sepuluh malam pasti sudah kembali, tapi kali ini tidak ada kabar sama sekali.

Efrina berjalan mondar mandir, sesekali mengintip ke jalan raya.Setelah beberapa saat menunggu, Elna muncul dalam keadaan yang sangat kacau.

" Elna.... "Efrina menghampiri Elna.

Elna mengangkat wajahnya, seketika airmatanya menetes menatap wajah sang bunda.

" Anne..... "Elna memeluk Efrina.

" Maafkan Elna Anne.... "Kalimat itu yang pertama kali dia ucapkan saat memeluk Efrina.

Efrina melerai pelukan Elna,melihat kondisi putrinya yang sangat kacau, dadanya bergemuruh,dia sudah bisa memastikan kalau ada sesuatu yang terjadi pada anaknya.

"Ayo,ngomongnya di dalam saja... "ajak Efrina.

Segelas susu hangat dia buatkan untuk Elna yang terus menunduk dan terlihat gemetar.

" Minum dulu susunya.. "perintah Efrina.

Dengan terpaksa, Elna meminum susu buatan Efrina, susu yang tiap hari dia konsumsi dan rasanya enak saat ini jadi terasa pahit di lidahnya.

Elna menaruh gelas di meja.Perlahan dia menatap wajah teduh Efrina.Ibu yang selalu menemani suka dukanya selama enam belas tahun terakhir.

" Anne... maafkan Elna... "kalimat itu terulang lagi.

Efrina menghela nafasnya kasar." Hhhhh... "

"Anne akan bertanya padamu.. "ujarnya penuh penekanan.

" Apa kamu bertengkar?"pertanyaan pertama Efrina untuk Elna.

Elna menggeleng.

"Apa kamu melukai temanmu?"pertanyaan kedua Efrina.

Elna menggeleng sekali lagi.

" Baiklah, ini pertanyaan Anne yang terakhir.Di mana kamu tidur semalam?"pertanyaan kali ini membuat hatinya gelisah, perasaan cemas itu datang, terus terang dia takut, takut dengan apa yang dia pikirkan sejak semalam benar benar terjadi.

"Di...di hotel Anne... ma.. maafkan Elna... " Setelah menjawab pertanyaan Efrina netra indahnya kembali mengeluarkan cairan bening yang tidak mampu dia tahan.

Efrina memeluk Elna, tanpa di jelaskan pun, Efrina sudah tau apa yang membuat putrinya sekacau itu.

"Tenanglah sayang,, Anne tau ini sepenuhnya bukan kesalahanmu." Ujar Efrina menenangkan Elna, padahal dia sendiri saat ini sedang tidak baik baik saja.

Setelah tangisnya mereda, Efrina menyuruh Elna untuk beristirahat.

"Masuk ke kamarmu dan istirahatlah." Efrina mengantar Elna masuk ke kamar dan menyelimuti sang putri yang nampak sangat rapuh.

Setelah menutup pintu, Efrina berlari dan masuk ke dalam kamarnya,tangis yang sejak tadi dia tahan kini dia tumpah kan semua.

"Maafkan Anne karena tidak bisa menjagamu sayang... "tangis pilu Efrina sungguh membuat siapa saja yang mendengarnya akan ikut merasakan.

Cukup lama dia bertahan di dalam kamar tersebut, dan setelah merasa lebih baik Efrina bangkit,saat ini bukan waktunya untuk larut dalam kesedihan,dia punya tanggung jawab sebagai orang tua tunggal untuk menghidupi sangat putri.

La creme cake and cookies harus dia buka karena itu adalah penyambung hidup mereka berdua.Dengan langkah gontai dia berjalan ke toko kue miliknya.Rumahnya terpisah dengan toko, namun jaraknya tidak terlalu jauh.

Seminggu berlalu sejak kejadian hari itu, tidak pernah lagi terdengar tawa dan canda dari seorang Elnara,keceriaan yang selalu menghiasi hari harinya kini hilang.

Trauma itu kini hadir di hidupnya, bayangkan pernah sekali waktu, ada pelanggan pria yang mampir ke toko kuenya,pria itu mengenakan setelan jas lengkap dengan postur tubuh yang tinggi membuat Elnara tiba tiba gemetar dan berlari keluar,dia butuh udara segar, jika tidak bisa saja dia pingsan di hadapan customer nya itu.

Terkadang dia berpikir keras, apa sebenarnya yang terjadi hari itu,kenapa dengan mudahnya bahkan bisa di katakan dengan sukarela dia terjerumus dan melakukan hal hal yang harusnya di lakukan pasangan suami istri.

Namun sampai saat ini, dia belum menemukan jawaban atas pertanyaan itu.

Yang jelas hidupnya sekarang kacau,dan untuk mengembalikan nya seperti semula, itu adalah sesuatu yang mustahil.

...\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*...

Terpopuler

Comments

Hilda Yanti

Hilda Yanti

sungguh malang nasib Elna ternoda tanpa di tahu siapa pria yg menodainya. ikut larut juga dlm cerita ini, bagus author ceritanya menarik.

2024-09-29

1

aNDiaNa

aNDiaNa

🙁☹️😢😢😭

2024-08-09

1

Sandisalbiah

Sandisalbiah

mungkin ada yg sengaja menjebak mereka tp di sini tetap Elnara yg paling di rugikan.. untung dia tdk sampai depresi tp kejadian itutetap meninggalkan trauma dlm hidupnya tambah lagi masadepan dia yg bakal berantakan

2024-07-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Acara perpisahan sekolah
2 Bab 2 : Arka Kemal Gaozhan
3 Bab 3 : Hilangnya kesucian
4 Bab 4 : Maafkan aku
5 Bab 5 : Terpuruk
6 Bab 6 : Elnara Ziya Mehr
7 Bab 7 : Chef pastry
8 Bab 8 : Tunangan
9 Bab 9 : Chef Rey Mazhar
10 Bab 10 : Perkara onion ring
11 Bab 11 : Putra kedua
12 Bab 12 : Cerita masa lalu
13 Bab 13 : Kaukah itu?
14 Bab 14 : Mencari tahu
15 Bab 15 : Efrina teyze
16 Bab 16 : Kunjungan Alara Mehr
17 Bab 17 : Mulai curiga
18 Bab 18 : Interaksi pertama Arka dan Elna
19 Bab 19 : Cucu pertama Gaozhan
20 Bab 20 : Masa lalu kelam
21 Bab 21 : Mengakui
22 Bab 22 : Kedatangan freya
23 Bab 23 : Ozkhan sakit
24 Bab 24 : Pertemuan pertama
25 Bab 25 : Kawan lama
26 Bab 26 : Cemburu?
27 Bab 27 : Menjaga Ozkhan
28 Bab 28 : Ozkhan tau
29 Bab 29 : Khawatir
30 Bab 30 : Masa kritis terlewati
31 Bab 31 : Ozkhan pulang
32 Bab 32 : Elna akhirnya tau
33 Bab 33 : Janji Arka
34 Bab 34 : Jangan sembunyikan sesuatu dariku
35 Bab 35 : Menuju akad
36 Bab 36 : Sah
37 bab 37 : Dia adalah putrimu
38 Bab 38 : Batalnya pertunangan
39 Bab 39 : Untuk yang kedua kali
40 Bab 40 : Wajah asli Rey Mazhar Gaozhan
41 Bab 41 : Ehran Mehr
42 Bab 42 : Pertemuan setelah sekian lama
43 Bab 43 : Rencana tuan Ehran Mehr
44 Bab 44 : Apa kau punya musuh ?
45 Bab 45 : Permintaan Efrina
46 Bab 46 : Kecelakaan
47 Bab 47 : Elna akhirnya setuju
48 Bab 48 : Kencan
49 Bab 49 : Kencan part 2
50 Bab 50 : Hamil
51 Bab 51 : Elna kecelakaan
52 Bab 52 : Mertua?
53 Bab 53 : Dalang sebenarnya
54 Bab 54 : Nasehat Ozhkan
55 Bab 55 : Pertemuan setelah sekian lama
56 Bab 56 : Aku mencintaimu
57 Bab 57 : Mencoba menerima keadaan
58 Bab 58 : Terima kasih
59 Bab 59 : Kisah lama
60 Bab 60 : Baba Aslan
61 Bab 61 : Masa depan?
62 Bab 62 : Selamat jalan Baba
63 Bab 63 : Ozkhan dan Serra
64 Bab 64 : Dua puluh tahun silam
65 Bab 65 : Di ujung tanduk
66 Bab 66 : Dia sudah datang
67 Bab 67 : Proposal aneh
68 Bab 68 : Jatuh cinta?
69 Bab 69 : Menikahi musuh
70 Bab 70 : Apa yang terjadi?
71 Bab 71 : Kau jahat
72 Bab 72 : Iris kembali
73 Bab 73 : Terbongkar
74 Bab 74 : Penasaran
75 Bab 75 : Anne Alara dan Arissa
76 Bab 76 : Kenyataan menyakitkan
77 Bab 77 : Aku pamit
78 Bab 78 : keluar dari mansion
79 Bab 79 : Rey murka
80 Bab 80 : Berkumpul kembali
81 Bab 81 : Aku merindukanmu
82 Bab 81 : Di kurung?
83 Bab 83 : Misi di mulai
84 Bab 84 : Aku datang menjemputmu
85 Bab 85 : Haruskah aku membuatnya ke neraka?
86 Bab 86 : kutukan
87 Bab 87 : Berdua
88 Bab 88 : Pertemuan Efrina dan Freya
89 Bab 89 : Ayah Hadyan,sampai jumpa di kehidupan selanjutnya
90 Bab 90 : Terima kasih ayah
91 Bab 91 : Persiapan meninggalkan Indonesia
92 bab 92 : Habislah aku
93 Bab 93 : Grindelwald
94 Bab 94 : Kumpul keluarga
95 Bab 95 : Arissa dan Serra
96 Bab 96 : Istanbul,Turki
97 Bab 97 : Altan Yusuf Gaozhan
98 Bab 98 : Rencana kunjungan
99 Bab 99 : Keluarga adalah segalanya
100 Bab 100 : Perlahan semua kembali pada tempatnya
101 Bab 101 : Bagaimana kabarmu?
102 Bab 102 : Kencan buta
103 Bab 103 : Kencan buta yang gagal
104 Bab 104 : Aku mencintai adikmu,tuan
105 Bab 105 : Calon adik ipar
106 Bab 106 : Lamaran
107 Bab 107 : Pernikahan
108 Bab 108 : Malam pertama
109 Bab 109 : Perkara lipstik
110 Bab 110 : Serra hamil?
111 Bab 110 : Anne Zara
112 Bab 112 :Blue Iris
113 Bab 113 : Reena Quibele Mehr
114 Bab 114 : Kebersamaan (end)
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Bab 1 : Acara perpisahan sekolah
2
Bab 2 : Arka Kemal Gaozhan
3
Bab 3 : Hilangnya kesucian
4
Bab 4 : Maafkan aku
5
Bab 5 : Terpuruk
6
Bab 6 : Elnara Ziya Mehr
7
Bab 7 : Chef pastry
8
Bab 8 : Tunangan
9
Bab 9 : Chef Rey Mazhar
10
Bab 10 : Perkara onion ring
11
Bab 11 : Putra kedua
12
Bab 12 : Cerita masa lalu
13
Bab 13 : Kaukah itu?
14
Bab 14 : Mencari tahu
15
Bab 15 : Efrina teyze
16
Bab 16 : Kunjungan Alara Mehr
17
Bab 17 : Mulai curiga
18
Bab 18 : Interaksi pertama Arka dan Elna
19
Bab 19 : Cucu pertama Gaozhan
20
Bab 20 : Masa lalu kelam
21
Bab 21 : Mengakui
22
Bab 22 : Kedatangan freya
23
Bab 23 : Ozkhan sakit
24
Bab 24 : Pertemuan pertama
25
Bab 25 : Kawan lama
26
Bab 26 : Cemburu?
27
Bab 27 : Menjaga Ozkhan
28
Bab 28 : Ozkhan tau
29
Bab 29 : Khawatir
30
Bab 30 : Masa kritis terlewati
31
Bab 31 : Ozkhan pulang
32
Bab 32 : Elna akhirnya tau
33
Bab 33 : Janji Arka
34
Bab 34 : Jangan sembunyikan sesuatu dariku
35
Bab 35 : Menuju akad
36
Bab 36 : Sah
37
bab 37 : Dia adalah putrimu
38
Bab 38 : Batalnya pertunangan
39
Bab 39 : Untuk yang kedua kali
40
Bab 40 : Wajah asli Rey Mazhar Gaozhan
41
Bab 41 : Ehran Mehr
42
Bab 42 : Pertemuan setelah sekian lama
43
Bab 43 : Rencana tuan Ehran Mehr
44
Bab 44 : Apa kau punya musuh ?
45
Bab 45 : Permintaan Efrina
46
Bab 46 : Kecelakaan
47
Bab 47 : Elna akhirnya setuju
48
Bab 48 : Kencan
49
Bab 49 : Kencan part 2
50
Bab 50 : Hamil
51
Bab 51 : Elna kecelakaan
52
Bab 52 : Mertua?
53
Bab 53 : Dalang sebenarnya
54
Bab 54 : Nasehat Ozhkan
55
Bab 55 : Pertemuan setelah sekian lama
56
Bab 56 : Aku mencintaimu
57
Bab 57 : Mencoba menerima keadaan
58
Bab 58 : Terima kasih
59
Bab 59 : Kisah lama
60
Bab 60 : Baba Aslan
61
Bab 61 : Masa depan?
62
Bab 62 : Selamat jalan Baba
63
Bab 63 : Ozkhan dan Serra
64
Bab 64 : Dua puluh tahun silam
65
Bab 65 : Di ujung tanduk
66
Bab 66 : Dia sudah datang
67
Bab 67 : Proposal aneh
68
Bab 68 : Jatuh cinta?
69
Bab 69 : Menikahi musuh
70
Bab 70 : Apa yang terjadi?
71
Bab 71 : Kau jahat
72
Bab 72 : Iris kembali
73
Bab 73 : Terbongkar
74
Bab 74 : Penasaran
75
Bab 75 : Anne Alara dan Arissa
76
Bab 76 : Kenyataan menyakitkan
77
Bab 77 : Aku pamit
78
Bab 78 : keluar dari mansion
79
Bab 79 : Rey murka
80
Bab 80 : Berkumpul kembali
81
Bab 81 : Aku merindukanmu
82
Bab 81 : Di kurung?
83
Bab 83 : Misi di mulai
84
Bab 84 : Aku datang menjemputmu
85
Bab 85 : Haruskah aku membuatnya ke neraka?
86
Bab 86 : kutukan
87
Bab 87 : Berdua
88
Bab 88 : Pertemuan Efrina dan Freya
89
Bab 89 : Ayah Hadyan,sampai jumpa di kehidupan selanjutnya
90
Bab 90 : Terima kasih ayah
91
Bab 91 : Persiapan meninggalkan Indonesia
92
bab 92 : Habislah aku
93
Bab 93 : Grindelwald
94
Bab 94 : Kumpul keluarga
95
Bab 95 : Arissa dan Serra
96
Bab 96 : Istanbul,Turki
97
Bab 97 : Altan Yusuf Gaozhan
98
Bab 98 : Rencana kunjungan
99
Bab 99 : Keluarga adalah segalanya
100
Bab 100 : Perlahan semua kembali pada tempatnya
101
Bab 101 : Bagaimana kabarmu?
102
Bab 102 : Kencan buta
103
Bab 103 : Kencan buta yang gagal
104
Bab 104 : Aku mencintai adikmu,tuan
105
Bab 105 : Calon adik ipar
106
Bab 106 : Lamaran
107
Bab 107 : Pernikahan
108
Bab 108 : Malam pertama
109
Bab 109 : Perkara lipstik
110
Bab 110 : Serra hamil?
111
Bab 110 : Anne Zara
112
Bab 112 :Blue Iris
113
Bab 113 : Reena Quibele Mehr
114
Bab 114 : Kebersamaan (end)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!