Bab 3 : Hilangnya kesucian

Satu jam sebelum tragedi terjadi

"Saya mohon tuan, jangan memecat saya..." Pak Narendra terus saja memohon pada Arka, tapi seperti kata katanya tadi, dia tidak akan luluh dengan apapun, matipun di depannya dia sama sekali tidak akan peduli,sadis bukan? itulah Arka Kemal Gaozhan, saat kau melakukan kesalahan padanya,jika bukan hidupmu yang menderita maka nyawamu yang akan melayang.

Dengan satu gerakan tangan saja,Denis sudah paham apa maksud dari Arka, segera dia menyingkirkan hama yang masih setia bergelayut di kaki sang bos memohon untuk di ampuni.

"Jangan tuan Denis, jangan.. saya mohon.. "Kali ini Narendra meminta Denis untuk tidak menyeretnya keluar dari ruangan, tapi percuma saja,Denis adalah Arka, mereka seperti satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan.

Tanpa suara, Denis menyeret paksa Narendra keluar dari ruangan dan membuangnya seperti sampah.

"Barang barang di ruangan anda, akan saya kirimkan secepatnya, selamat tinggal pak Narendra dan terima kasih banyak atas dedikasi anda selama puluhan tahun mengabdi di perusahaan saya,dan silahkan tunggu proses nya, kuasa hukum Iris Company yang akan mengurusnya.Itu adalah ucapan terima kasih dari tuan Arka untuk anda." Denis membacakan pesan teks yang di kirim Arka beberapa menit lalu di hadapan Narendra yang tertunduk lesu dengan linangan air mata penyesalan.

Setelah kepergian Narendra,dengan santai Arka kembali menikmati kopi yang di siapkan untuknya.Melihat tingkah laku Arka yang sulit di baca membuat atmosfer dalam ruangan itu malah terasa semakin mencekam.

"Tanzania Peaberry,, siapa yang punya ide menyiapkan ini padaku?" tanyanya di tengah kesunyian.

"Saya tuan." Adelia berdiri dengan memasang senyum secantik mungkin.

Perasaan tenang yang dia rasakan seketika kembali menghadirkan amarah yang sempat mereda.

Praaanngggg...

Arka membuang cangkir berisi kopi begitu saja setelah mengetahui kalau Adelia lah yang menyiapkan nya.Arka tidak penasaran dari mana Adelia mengetahui semua apa yang dia suka dan tidak dia sukai, tentu saja karena selama ini Adelia sudah mengganggu kehidupan pribadinya lewat dunia maya.

Arka meninggalkan ruangan dengan aura yang tidak tertebak.Beberapa menit melangkah,badannya mulai terasa panas.

"****... " Arka mengumpat sambil memegang kepalanya.

"Dasar Wanita ular,,kelihatan nya kau ingin bermain main denganku." lanjutnya dengan wajah memerah menahan amarah.

Meski Arka hanya meminum sedikit,tapi efek obat yang Adelia campurkan ke dalam kopi, bisa membuatnya hampir menggila karena gairah bercinta yang di timbulkan obat tersebut.

Adelia yang melihat Arka keluar tentu saja mengikuti dari belakang,mengendap endap seperti seorang penguntit.Namun bukan Arka namanya kalau tidak bisa membaca situasi yang sedang dia hadapi saat ini.

Dia mengambil langkah lebar agar Adelia tidak bisa mengikuti nya lagi,dan berhasil.Untung saja,saat tiba tadi Arka lebih memilih kamar biasa meskipun terlihat masing sangat mewah ketimbang president suite yang biasa dia tempati saat menginap di salah satu hotelnya, jadi Adelia tidak akan menemukan keberadaan nya.

Kepala Arka bertambah sakit saat dia baru saja menutup pintu kamar.Di pikirannya saat ini adalah, dia harus masuk ke kamar mandi, menyiram tubuhnya dengan air dingin agar hasrat bercinta yang ada dalam otak nya berangsur angsur menghilang.

Namun begitu menutup pintu dan akan membuka jasnya, Arka di kagetkan dengan seorang wanita yang berada di dalam kamarnya, dan yang lebih mengejutkan adalah penampilan wanita itu yang membuat matanya tidak bisa berkedip.

"Siapa kamu!!"Arka mengurungkan niat membuka jasnya dan mendekati wanita tadi.

Elnara menoleh ke arah suara yang tentu saja pertanyaan itu di tujukan untuknya.Bukan menjawab dia terlihat lebih sibuk menatap bajunya yang tergeletak di lantai,dia hanya menunjuk tshirt nya yang teronggok di sana.Mau mengambil tapi tidak bisa,berdiri saja kepalanya terasa pusing apalagi jika harus menunduk meraih kaosnya itu. Arka terus melangkah mendekati Elna,sebagai gerakan perlindungan,Elnara merangkul bagian atas tubuhnya yang hanya mengenakan bra berwarna hitam.

" A.. anda siapa tuan? "Elna tergagap, menatap pria berjas itu dengan kesadaran yang hampir hilang.

Arka kini berjarak kurang lebih satu meter di depan nya,dan dia bisa mencium bau alkohol dari mulut Elna.

" Ini kamarku,, apa yang kau lakukan di sini!! "Arka marah, tapi dia tidak bisa menutupi gemuruh dalam dadanya,mata hazel itu tidak bisa berpaling dari silaunya berlian yang entah datang dari mana.

Dengan susah payah,Arka menelan ludahnya,tujuh belas tahun, perkiraan umur gadis itu dalam otaknya,masih sangat muda dan ranum.Bibir tipis, hidung mancung,alis tebal,kulit putih dan tubuh yang tinggi,sungguh rezeki yang tak terduga bukan?di saat dirinya menginginkan seseorang untuk membantu melepaskan hasrat yang saat ini hampir meledak, tiba tiba hadiah itu sudah berada di depan mata.

" Oh... maaf tuan,aku akan segera keluar."Elna perlahan menunduk,berusaha meraih pakaiannya namun tiba tiba dia terhuyung, untung saja Arka sigap menangkap tubuhnya yang hampir saja terjatuh mencium lantai.

Beberapa saat Elnara terdiam, namun itu tidak berlangsung lama.dengan kasar dia melepas cengkeraman tangan Arka di lengannya.

"Le.. lepas tuan,,, "

Elna berhasil melepaskan genggaman Arka,dia mencoba memakai bajunya namun itu sulit sekali dia lakukan.

"Ini kenapa sih,, lubang nya mana lagi.. " Dia membolak balik kaos berusaha untuk memakainya, namun tidak berhasil, Arka yang memperhatikan gerak gerik Elnara tersenyum,lucu juga melihat gadis belia yang sedang di bawah pengaruh alkohol itu.

"Tuan..." panggil Elnara sambil menyerahkan bajunya pada Arka."Tolong pakaikan.. "

Arka menatap Elna,cukup lama, sampai Elna kembali berkicau dan menyuruh Arka lagi, tapi kali ini dengan gaya yang sangat menggemaskan.

"Berani sekali kau menyuruhku!!"ujar Arka,namun perkataan nya itu hanya di anggap angin lalu oleh Elna.

Elna mendekati Arka,masih dengan tshirt putih di tangan kanannya.

"Apa kau tidak mendengarku!?cepatlah!! "Desak Elna.

Gairah Arka meningkat sempurna melihat wajah Elna yang sangat dekat dengannya."Oh Tuhan dia sangat cantik."Batin Arka.

Elna tidak berhenti di situ, kini dia lebih berani menarik jas Arka agar mau mendengarkan permintaan nya.

Mata hazel itu tidak berkedip menatap bibir Elna yang terus saja berceloteh,memohon agar Arka mau membantunya.

Kesabaran Arka habis,dia mencengkeram kuat lengan Elna, menatap nya dengan penuh gairah dan...

"Cuuppp." Arka mengecup bibir indah Elna.Karena terkejut refleks Elna mundur satu langkah,di sisa kesadaran nya yang semakin menipis, dia masih sempat memegang bibirnya.

"Apa ini??Apa yang kau lakukan padaku tuan?? " Elna bingung,itu terlihat dari mimik wajahnya yang justru membuat Arka semakin bersemangat.

Arka memegang tengkuk Elna agar gadis cantik itu tidak bisa bergerak, kemudian membenamkan bibir nya kembali, kali ini dia lakukan sedikit lebih agresif membuat Elna kewalahan.

"Mmmmm... mmmm... "Elna meronta,bagaimana tidak, dia tidak bisa bernapas gara gara ciuman Arka yang sangat brutal sampai tangannya harus memukul dada bidang pria itu.

Arka tau, kalau lawannya masih amatir dan mau tidak mau Arka melepas ciuman memabukkan itu.

Hening.. hanya suara nafas Elna yang memburu karena hampir kehabisan nafas.

"Inikah yang di namakan berciuman?" Elna bermonolog kemudian melanjutkan lagi."Menurut temanku berciuman itu enak, tapi kenapa rasanya aku mau mati?"Dia mendengus dan tanpa dia sadari,Arka memperhatikan semua tingkah Elna.

"Ahhh.. sudahlah, aku sebaiknya pulang." Elna berjalan gontai menjauh dari tempat Arka berdiri sambil memegang bibirnya yang terasa kebas, namun belum sempat dia memegang gagang pintu,Arka sudah lebih dulu berdiri di depannya.

"Aku heran,di usiamu yang sekarang, kamu sudah berani menyentuh alkohol,apa itu kebiasaanmu?dan apa kau mencoba bercanda denganku?Setelah menggodaku,kau ingin melarikan diri?Dan satu lagi,kau ingin keluar tanpa mengenakan pakaian?"

Elna tidak menjawab pertanyaan Arka,kepalanya kini terasa sakit sekali.

"Bisa aku meminjam tempat tidurmu? aku sangat mengantuk."ujarnya sambil melangkah ke arah tempat tidur besar di depannya.Pertanyaan pertanyaan Arka tak satupun yang dia jawab.

" Tunggu.....!! "Teriak Arka.

"Apa lagi??aku sangat mengantuk tuan.." ujar Elna.

Arka menarik tubuh Elna."Apa benar kau tidak pernah berciuman sama sekali?"tanya Arka semakin penasaran.

"Kenapa dari tadi pertanyaan mu itu itu terus?Ya..... aku memang belum pernah berciuman...PUAS.....hiks.. hiks.. hiks.. jangankan berciuman, merasakan bagaimana itu jatuh cinta dan punya pacar saja tidak pernah,,,dan kau..jangan mengejekku...!! " Berang Elna sambil menunjuk wajah Arka.

"Berani sekali kau menunjuk wajahku...sekedar kau tau, orang pertama yang menunjukku dengan kasar seperti ini adalah dirimu... " Tutur Arka, dia tidak marah sama sekali, entah kenapa melihat wajah ayu Elna membuatnya merasa tenang.

"Lagian kenapa kau menangis?Apa karena harapan mu tentang ciuman itu di luar ekspektasi?Mau aku ajarkan cara yang tepat?"Tanpa mendengar jawaban Elna, Arka ******* bibir indah itu.

Kali ini dengan lembut, tidak semaniak tadi,dan dari perlakuan Arka itu, Elna bisa menikmatinya.

Ciuman yang awalnya cuma coba coba akhirnya membangkitkan gairah Arka, dirinya yang memang sudah di beri obat oleh Adelia kini tidak mampu menahan diri.

Bagi Elna jelas tidak bisa menghindari apa yang akan terjadi selanjutnya, pengaruh minuman dengan kadar alkohol yang cukup tinggi di tambah obat perangsang tentu saja membuatnya tidak bisa menyadari lingkungan sekitar.

Dia melakukan semua di luar kesadarannya, berbeda dengan Arka, sebenarnya dia bisa menghindari semua itu, namun nalurinya sebagai pria dewasa yang butuh penyaluran hasrat seksual seakan menutupi akal sehatnya, dia tau apa yang akan dia lakukan saat ini adalah dosa besar tapi magnet yang di miliki Elna sungguh membuatnya tidak bisa berbuat apa apa.

"Aku membuat kesalahan besar, maafkan aku Anne... "

...****************...

Terpopuler

Comments

Hilda Yanti

Hilda Yanti

sungguh tragis

2024-09-29

1

Siti Aminah

Siti Aminah

ceeita ny bgs thor...aku suka

2023-12-11

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Acara perpisahan sekolah
2 Bab 2 : Arka Kemal Gaozhan
3 Bab 3 : Hilangnya kesucian
4 Bab 4 : Maafkan aku
5 Bab 5 : Terpuruk
6 Bab 6 : Elnara Ziya Mehr
7 Bab 7 : Chef pastry
8 Bab 8 : Tunangan
9 Bab 9 : Chef Rey Mazhar
10 Bab 10 : Perkara onion ring
11 Bab 11 : Putra kedua
12 Bab 12 : Cerita masa lalu
13 Bab 13 : Kaukah itu?
14 Bab 14 : Mencari tahu
15 Bab 15 : Efrina teyze
16 Bab 16 : Kunjungan Alara Mehr
17 Bab 17 : Mulai curiga
18 Bab 18 : Interaksi pertama Arka dan Elna
19 Bab 19 : Cucu pertama Gaozhan
20 Bab 20 : Masa lalu kelam
21 Bab 21 : Mengakui
22 Bab 22 : Kedatangan freya
23 Bab 23 : Ozkhan sakit
24 Bab 24 : Pertemuan pertama
25 Bab 25 : Kawan lama
26 Bab 26 : Cemburu?
27 Bab 27 : Menjaga Ozkhan
28 Bab 28 : Ozkhan tau
29 Bab 29 : Khawatir
30 Bab 30 : Masa kritis terlewati
31 Bab 31 : Ozkhan pulang
32 Bab 32 : Elna akhirnya tau
33 Bab 33 : Janji Arka
34 Bab 34 : Jangan sembunyikan sesuatu dariku
35 Bab 35 : Menuju akad
36 Bab 36 : Sah
37 bab 37 : Dia adalah putrimu
38 Bab 38 : Batalnya pertunangan
39 Bab 39 : Untuk yang kedua kali
40 Bab 40 : Wajah asli Rey Mazhar Gaozhan
41 Bab 41 : Ehran Mehr
42 Bab 42 : Pertemuan setelah sekian lama
43 Bab 43 : Rencana tuan Ehran Mehr
44 Bab 44 : Apa kau punya musuh ?
45 Bab 45 : Permintaan Efrina
46 Bab 46 : Kecelakaan
47 Bab 47 : Elna akhirnya setuju
48 Bab 48 : Kencan
49 Bab 49 : Kencan part 2
50 Bab 50 : Hamil
51 Bab 51 : Elna kecelakaan
52 Bab 52 : Mertua?
53 Bab 53 : Dalang sebenarnya
54 Bab 54 : Nasehat Ozhkan
55 Bab 55 : Pertemuan setelah sekian lama
56 Bab 56 : Aku mencintaimu
57 Bab 57 : Mencoba menerima keadaan
58 Bab 58 : Terima kasih
59 Bab 59 : Kisah lama
60 Bab 60 : Baba Aslan
61 Bab 61 : Masa depan?
62 Bab 62 : Selamat jalan Baba
63 Bab 63 : Ozkhan dan Serra
64 Bab 64 : Dua puluh tahun silam
65 Bab 65 : Di ujung tanduk
66 Bab 66 : Dia sudah datang
67 Bab 67 : Proposal aneh
68 Bab 68 : Jatuh cinta?
69 Bab 69 : Menikahi musuh
70 Bab 70 : Apa yang terjadi?
71 Bab 71 : Kau jahat
72 Bab 72 : Iris kembali
73 Bab 73 : Terbongkar
74 Bab 74 : Penasaran
75 Bab 75 : Anne Alara dan Arissa
76 Bab 76 : Kenyataan menyakitkan
77 Bab 77 : Aku pamit
78 Bab 78 : keluar dari mansion
79 Bab 79 : Rey murka
80 Bab 80 : Berkumpul kembali
81 Bab 81 : Aku merindukanmu
82 Bab 81 : Di kurung?
83 Bab 83 : Misi di mulai
84 Bab 84 : Aku datang menjemputmu
85 Bab 85 : Haruskah aku membuatnya ke neraka?
86 Bab 86 : kutukan
87 Bab 87 : Berdua
88 Bab 88 : Pertemuan Efrina dan Freya
89 Bab 89 : Ayah Hadyan,sampai jumpa di kehidupan selanjutnya
90 Bab 90 : Terima kasih ayah
91 Bab 91 : Persiapan meninggalkan Indonesia
92 bab 92 : Habislah aku
93 Bab 93 : Grindelwald
94 Bab 94 : Kumpul keluarga
95 Bab 95 : Arissa dan Serra
96 Bab 96 : Istanbul,Turki
97 Bab 97 : Altan Yusuf Gaozhan
98 Bab 98 : Rencana kunjungan
99 Bab 99 : Keluarga adalah segalanya
100 Bab 100 : Perlahan semua kembali pada tempatnya
101 Bab 101 : Bagaimana kabarmu?
102 Bab 102 : Kencan buta
103 Bab 103 : Kencan buta yang gagal
104 Bab 104 : Aku mencintai adikmu,tuan
105 Bab 105 : Calon adik ipar
106 Bab 106 : Lamaran
107 Bab 107 : Pernikahan
108 Bab 108 : Malam pertama
109 Bab 109 : Perkara lipstik
110 Bab 110 : Serra hamil?
111 Bab 110 : Anne Zara
112 Bab 112 :Blue Iris
113 Bab 113 : Reena Quibele Mehr
114 Bab 114 : Kebersamaan (end)
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Bab 1 : Acara perpisahan sekolah
2
Bab 2 : Arka Kemal Gaozhan
3
Bab 3 : Hilangnya kesucian
4
Bab 4 : Maafkan aku
5
Bab 5 : Terpuruk
6
Bab 6 : Elnara Ziya Mehr
7
Bab 7 : Chef pastry
8
Bab 8 : Tunangan
9
Bab 9 : Chef Rey Mazhar
10
Bab 10 : Perkara onion ring
11
Bab 11 : Putra kedua
12
Bab 12 : Cerita masa lalu
13
Bab 13 : Kaukah itu?
14
Bab 14 : Mencari tahu
15
Bab 15 : Efrina teyze
16
Bab 16 : Kunjungan Alara Mehr
17
Bab 17 : Mulai curiga
18
Bab 18 : Interaksi pertama Arka dan Elna
19
Bab 19 : Cucu pertama Gaozhan
20
Bab 20 : Masa lalu kelam
21
Bab 21 : Mengakui
22
Bab 22 : Kedatangan freya
23
Bab 23 : Ozkhan sakit
24
Bab 24 : Pertemuan pertama
25
Bab 25 : Kawan lama
26
Bab 26 : Cemburu?
27
Bab 27 : Menjaga Ozkhan
28
Bab 28 : Ozkhan tau
29
Bab 29 : Khawatir
30
Bab 30 : Masa kritis terlewati
31
Bab 31 : Ozkhan pulang
32
Bab 32 : Elna akhirnya tau
33
Bab 33 : Janji Arka
34
Bab 34 : Jangan sembunyikan sesuatu dariku
35
Bab 35 : Menuju akad
36
Bab 36 : Sah
37
bab 37 : Dia adalah putrimu
38
Bab 38 : Batalnya pertunangan
39
Bab 39 : Untuk yang kedua kali
40
Bab 40 : Wajah asli Rey Mazhar Gaozhan
41
Bab 41 : Ehran Mehr
42
Bab 42 : Pertemuan setelah sekian lama
43
Bab 43 : Rencana tuan Ehran Mehr
44
Bab 44 : Apa kau punya musuh ?
45
Bab 45 : Permintaan Efrina
46
Bab 46 : Kecelakaan
47
Bab 47 : Elna akhirnya setuju
48
Bab 48 : Kencan
49
Bab 49 : Kencan part 2
50
Bab 50 : Hamil
51
Bab 51 : Elna kecelakaan
52
Bab 52 : Mertua?
53
Bab 53 : Dalang sebenarnya
54
Bab 54 : Nasehat Ozhkan
55
Bab 55 : Pertemuan setelah sekian lama
56
Bab 56 : Aku mencintaimu
57
Bab 57 : Mencoba menerima keadaan
58
Bab 58 : Terima kasih
59
Bab 59 : Kisah lama
60
Bab 60 : Baba Aslan
61
Bab 61 : Masa depan?
62
Bab 62 : Selamat jalan Baba
63
Bab 63 : Ozkhan dan Serra
64
Bab 64 : Dua puluh tahun silam
65
Bab 65 : Di ujung tanduk
66
Bab 66 : Dia sudah datang
67
Bab 67 : Proposal aneh
68
Bab 68 : Jatuh cinta?
69
Bab 69 : Menikahi musuh
70
Bab 70 : Apa yang terjadi?
71
Bab 71 : Kau jahat
72
Bab 72 : Iris kembali
73
Bab 73 : Terbongkar
74
Bab 74 : Penasaran
75
Bab 75 : Anne Alara dan Arissa
76
Bab 76 : Kenyataan menyakitkan
77
Bab 77 : Aku pamit
78
Bab 78 : keluar dari mansion
79
Bab 79 : Rey murka
80
Bab 80 : Berkumpul kembali
81
Bab 81 : Aku merindukanmu
82
Bab 81 : Di kurung?
83
Bab 83 : Misi di mulai
84
Bab 84 : Aku datang menjemputmu
85
Bab 85 : Haruskah aku membuatnya ke neraka?
86
Bab 86 : kutukan
87
Bab 87 : Berdua
88
Bab 88 : Pertemuan Efrina dan Freya
89
Bab 89 : Ayah Hadyan,sampai jumpa di kehidupan selanjutnya
90
Bab 90 : Terima kasih ayah
91
Bab 91 : Persiapan meninggalkan Indonesia
92
bab 92 : Habislah aku
93
Bab 93 : Grindelwald
94
Bab 94 : Kumpul keluarga
95
Bab 95 : Arissa dan Serra
96
Bab 96 : Istanbul,Turki
97
Bab 97 : Altan Yusuf Gaozhan
98
Bab 98 : Rencana kunjungan
99
Bab 99 : Keluarga adalah segalanya
100
Bab 100 : Perlahan semua kembali pada tempatnya
101
Bab 101 : Bagaimana kabarmu?
102
Bab 102 : Kencan buta
103
Bab 103 : Kencan buta yang gagal
104
Bab 104 : Aku mencintai adikmu,tuan
105
Bab 105 : Calon adik ipar
106
Bab 106 : Lamaran
107
Bab 107 : Pernikahan
108
Bab 108 : Malam pertama
109
Bab 109 : Perkara lipstik
110
Bab 110 : Serra hamil?
111
Bab 110 : Anne Zara
112
Bab 112 :Blue Iris
113
Bab 113 : Reena Quibele Mehr
114
Bab 114 : Kebersamaan (end)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!