Salma masuk ke dapur dan melihat Yumna yang berada di dalam pelukan Wafri, dadanya sungguh sesak dan panas menyaksikan pemandangan tersebut. Dia meletakkan gelas dengan kasar di atas meja kemudian berbalik dan bergegas meninggalkan dapur tersebut.
"Salma, tunggu!" panggil Wafri.
Salma menghentikan langkahnya tanpa menoleh ke belakang.
"Bisa kita bicara sebentar?" tanya wafri.
Yumna menggelengkan kepalanya mencegah Wafri untuk berbicara dengan Salma, karena Yumna khawatir Salma akan semakin marah. Wafri melirik Yumna dan tersenyum serta mengangguk pelan.
"Apa yang ingin Anda bicarakan? bukankah sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, karena Anda sendiri yang memutuskan ikatan yang pernah ada di antara kita," ucap Salma tegas dengan posisi masih membelakangi Wafri dan Yumna.
Kata-kata yang keluar dari mulut Salma seperti orang asing dan terdengar marah, dia benar-benar sangat marah saat ini.
"Aku minta maaf kalau apa yang sudah terjadi melukai perasaanmu, maafkan aku dan Yumna. Tapi jujur, aku sangat mencintai Yumna dan aku tidak ingin melanjutkan pernikahan kita karena tidak ingin membuatmu terluka dengan berpura-pura mencintaimu dan hatiku menginginkan Yumna."
"Ck, Anda tidak usah mencari alasan sebagai pembelaan, karena aku cukup tahu kalau Anda lelaki tidak bertanggung jawab. harusnya kalau Anda ingin memulai hubungan yang lain, Anda selesaikan dulu hubungan Anda sebelumnya, satu lagi untukmu yang bergelar adikku, jangan sampai kamu merasakan apa yang aku rasakan ditinggal seseorang karena dia berpindah ke lain hati tanpa kepastian."
Setelah mengatakan itu Salma langsung berlalu pergi. Yumna menggenggam kuat tangan Wafri memberikan ketenangan kepada Wafri. Agar wafri tidak terpancing dengan omongan Salma.
Salma masuk ke kamarnya dia duduk di pinggiran tempat tidur dan menangis tersedu-sedu. Dia meremas bajunya, dadanya terasa begitu sakit dengan kenyataan yang diterimanya. Dia tidak menyangka semua angan dan impian yang diharapkannya hancur berantakan, bahkan sebulan terakhir ini dia sudah begitu bersemangat menyelesaikan skripsinya, agar dia selesai tepat waktu dan segera pulang untuk mempersiapkan pernikahannya. Tapi dia tidak menyangka kalau semua rencana tersebut tidak akan pernah terjadi.
Salma juga ingat kalau dia sudah memberitahukan kabar tersebut kepada teman-temannya. Salma akan merasa malu jika teman-temannya tahu kalau iya tidak jadi menikah apalagi kalau teman-temannya tahu calon suaminya menikahi Adiknya sendiri.
Bunda Laila masuk ke dalam kamar Salma, dia duduk di samping putrinya dan menyentuh bahu putrinya tersebut.
"Maafkan Bunda, Nak. Kalian berdua anak-anak Bunda, Bunda sama besar menyayangi kalian. Bunda dan ayah terpaksa memutuskan tidak melanjutkan pernikahan kamu dengan Wafri, karena Wafri dan Yumna yang saling mencintai. Bunda tidak ingin pernikahan kalian tetap terjadi, tapi kalian tidak ada yang bahagia. Kamu tidak akan pernah bahagia karena Wafri mencintai Yumna."
"Percayalah, Nak. Semua yang terjadi sudah takdir dari Allah Yang Maha Kuasa. Bunda tahu kamu sudah lama mengagumi dan menyukai Wafri, tapi ingatlah, Nak! Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang, maka Allah timpakan ke kamu pedihnya sebuah pengharapan. Supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap selain Dia. Maka Allah menghalangi mu dari perkara tersebut agar kamu kembali berharap kepada-Nya.
"Jangan menyerah saat doa-doamu belum terjawab. Jika kamu mampu bersabar, Allah mampu memberikan lebih dari apa yang kamu minta. Kamu Putri Bunda yang baik, bunda sangat mengenal kamu, Nak. Kamu cantik, kamu anak yang cerdas. Bunda yakin kamu akan mendapatkan pasangan yang benar-benar menyayangi dan mencintai kamu."
Salma menangis dan memeluk bundanya. Bunda Laila memeluk putrinya tersebut dan mengusap punggungnya.
"Saat ini Mungkin perasaan kamu tidak baik-baik saja. Tapi, Bunda yakin seiring berjalannya waktu kamu akan mengerti dan akan berdamai dengan semua yang terjadi. Jangan bersedih, masih ada bunda dan ayah untuk kamu. Kami akan selalu berada di sisimu, Nak. Salma menganggukkan kepalanya di dalam dekapan Bunda Laila
**
Salma sedang berada di dapur dan mengambil sesuatu dari dalam lemari pendingin. Yumna yang juga menuju dapur, melihat Salma berada di sana dan menegurnya.
"Mbak ... Mbak lagi apa?" Yumna berusaha menegur Salma.
Salma sama sekali tidak menjawab sapaan yumna.
"Mbak, aku minta maaf ... sungguh aku sama sekali tidak berniat menyakitimu seperti ini, Mbak."
"Stop!!! cukup!!! aku berada di rumah ini, itu karena masih menghormati ayah dan bunda. Ingat satu hal!! aku masih belum memaafkan mu. Jadi, tolong kalau kamu bertemu dengan Aku di rumah ini, anggap saja kamu tidak melihatku, tidak perlu berbasa-basi untuk menegurku,"ucap Salma tegas berlalu meninggalkan Yumna.
Yumna merasa sedih dan meneteskan air mata. Dia menangis di meja dapur, dia tidak menyangka hubungannya dengan Salma akan seperti ini padahal dari dulu mereka tidak pernah bertengkar ataupun berebut apapun mereka akan selalu berbagi dan saling menyayangi. Yumna hendak menuju kamarnya, tiba-tiba ia merasakan pusing dan sakit tidak tertahankan pada perutny.
'Brrruuukkk'
Tubuh Yumna ambruk ke lantai.
"Ya Allah, Non. Apa yang terjadi? bangun, Non," ucap Mbok Narti.
Mbok Narti mencoba menyadarkan Yunna tapi tidak memberikan reaksi apapun, dia berlari ke ruang tengah untuk mencari bantuan.
"Bunda ... Bunda ... tolong Non Yumna, Bunda! Non Yumna pingsan di dapur," ucap Mbok Narti ngos-ngosan karena berlari.
"Apa? Yumna pingsan?" bersamaan dengan ucapan Bunda yang mengatakan Yumna pingsan, Wafri pun masuk ke dalam rumah.
"Siapa yang pingsan, Bun?" tanya Wafri.
"Non Yumna pingsan di dapur-"
Belum selesai mbok Narti berbicara, Wafri sudah melesat menuju dapur.
Wafri melihat Yumna yang sudah tergeletak di lantai, dia mengangkat kepala Yumna, meletakkan di pahanya dan menepuk-nepuk pelan.
"Ya Allah, Dek. bangun sayang ... Yumna bangun!"
Karena tidak ada reaksi, Wafri segera mengangkat Yumna.Tapi saat mengangkat tubuh Yumna, Wafri merasakan telapak tangannya basah.
"Darah? Bunda ... Yumna berdarah," ucap Wafri panik.
"Astaghfirullahaladzim, Wafri cepat bawa Yumna ke rumah sakit," ucap Bunda Laila panik.
Wafri pun membawa Yumna ke dalam mobil dan diletakkan di belakang di atas pangkuan Bunda Laila. Sedangkan Wafri menyetir mobil. Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju ke sebuah rumah sakit terdekat.
Dia sungguh panik melihat Yumna yang pingsan dan berdarah. "Yumna, Mas mohon bertahanlah," ucap Wafri sambil menyetir dan terus melirik ke belakang. "Apa yang sebenarnya terjadi pada Yumna, Bun?" tanya Wafri panik.
"Kamu menyetir saja Wafri, fokus ke depan," jawab Bunda Laila.
Bunda Laila tidak ingin berspekulasi apapun saat ini, dia berharap dugaannya itu salah. Baik Wafri atau Bunda Laila sangat panik dan takut saat ini, mereka hanya berdoa semoga Yumna baik-baiksaja.
Mereka sampai di sebuah rumah sakit dan segera membawa Yumna masuk ke dalam UGD, dan Yumna langsung ditangani oleh Dokter dan Perawat yang bertugas.
"Bapak ... Ibu, Silahkan tunggu di luar! kami akan menangani pasien."
"Tapi saya suaminya dan saya ingin mendampinginya."
"Baiklah, kalau begitu satu orang saja yang menemani pasien. yang lain silakan tunggu di luar," ucap perawat tersebut.
Wafri pun masuk ke dalam ruangan tersebut dan berdiri di sisi Yumna. Dokter melakukan pengecekan dan para perawat memasangkan infus pada tangan Yumna. Setelah melakukan pengecekan berbagai hal, Dokter berbicara pada wafri.
"Maaf Pak, sepertinya pasien mengalami keguguran untuk lebih jelasnya nanti kita akan melakukan USG, Apakah ini abortus komplit atau incomplete. lebih jelasnya nanti akan dijelaskan oleh Dokter kandungan. Sebaiknya, sekarang kita membawa pasien ke poli kandungan.
Yumna pun segera dibawa ke dalam poli kandungan dan dilakukan pemeriksaan oleh Dokter kandungan tersebut. Dokter kandungan melakukan pengecekan kurang lebih hampir 5 menit.
"Maaf, Pak. istri anda mengalami keguguran dan itu tidak bisa diselamatkan karena dia mengalami abortus incomplete artinya keguguran ini tidak bisa dilanjutkan dan juga harus dilakukan kuretase untuk mengeluarkan sisa-sisa jaringan dalam rahimnya."
"Astagfirullah ... Astaghfirullah ... "
Wafri mengucap berkali-kali, dia menitikkan air matanya tidak menyangka dengan apa yang terjadi saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
😔😭
2023-11-02
0
Sriwahyuni 555
ya Allahh kasian yumna
2023-10-21
0
Lili Aprilia
stress banget pasti Yumna nya Ampe keguguran tuhhhh......kasiannya yumna
2023-10-18
2