Salma bisa melihat kesedihan yang terpancar di wajah Yumna, walaupun dia kesal dan marah terhadap Yumna tapi di sudut hatinya yang lain, dia tetap tidak tega melihat Yumna mendengar apa yang dikatakan oleh Umi Hana.
"Umi, apa Umi tahu siapa yang akan memberikan materi kajian kita hari ini," tanya Salma kepada Umi Hana untuk mengalihkan pembicaraan.
"Katanya seorang Ustadzah Kondang yang sudah menjadi seorang artis juga, benarkah begitu?" Umi Hana balik bertanya.
"Iya, Umi. Lebih tepatnya mantan Aktris yang sekarang sudah beralih profesi menjadi Ustadzah. Tapi karena pembawaan materinya bisa menyampaikan dengan gaya ala anak muda sehingga kalangan anak-anak muda seperti kami ini lebih senang mengikutinya, serta gaya bahasanya yang mudah dipahami juga."
"Oh ... kalau begitu biar Umi dengar dulu, kalau seandainya Umi juga menyukainya, berarti Umi pun masih berjiwa muda."
"Hahaha ...."
Umi Hana dan Salma pun tertawa bersama. Sedangkan Yumna hanya tersenyum tipis saja. Yumna bisa melihat kalau Umi Hana begitu menikmati kebersamaannya dengan Salma, tidak seperti bersama dengan dirinya. Beberapa waktu kemudian, setelah mereka mendengar 'kan tausiah yang diberikan oleh seorang Ustadzah muda dan terkenal tersebut, memberi arti dan pesan tersendiri bagi jamaah yang hadir, tidak terkecuali bagi Salma dan Yumna.
Salma begitu tertegun mendengar isi kajian yang disampaikan. Dirinya merasa tertampar dan merasa malu kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dia sempat begitu marah ketika pernikahannya dengan Wafri batal. Sepenggal isi ceramah tersebut membuat ia beristighfar berkali-kali
Jodoh itu takdir bukan qadar, beda antara qadar dan takdir. Kalau Qadar itu ketetapan Allah, yang dikukuhkan sebelum kita lahir dan tidak akan berubah sampai meninggal. Mau bagaimanapun, mau nangis sekalipun, itu tidak akan berubah. Diantara Qadar itu adalah ajal. Tapi ... jodoh itu adalah takdir (ketetapan) Allah yang di kukuhkan sesuai dengan ikhtiar (usaha) makhluknya, yang terkadang ikhtiar kita pun keliru sehingga diberikan hidayah.
Jodoh itu ada di tangan Allah SWT, terkadang sekuat apapun kita berusaha, sehebat apapun ikhtiar kita, tapi kalau Allah memiliki rencana lain kita gak bisa apa-apa. Maksud nya apa? hadirkan Allah di dalamnya. Jodoh itu dicari dan dinanti. di cari dengan cara terbaik, dan di nanti dengan penantian terbaik, ketika kita mendapatkan seseorang sesuai mau kita maka Alhamdulillah, tapi ketika yang kita inginkan itu tidak berpihak pada kita, maka jangan galau ... jangan gelisah. bisa jadi orang yang selama ini kita harapkan bukanlah yang terbaik untuk kita.
"Astaghfirullah ... Astagfirullah. Aku sungguh begitu hina meragukan kekuasaanmu ya allah," gumam Salma sambil menyapu dengan ibu jari sudut matanya yang berair.
Sedangkan Yumna, yang mendengarkan kajian yang disampaikan oleh Ustadzah tersebut juga tertegun dan ikut tersentil hatinya, karena sempat menyesali dengan semua yang terjadi pada dirinya. Salah satunya yaitu pernikahannya dengan Wafri.
Takdir !!! dia pun meyakini kalau seseorang yang sudah menjadi suaminya tersebut adalah takdirnya. Bagaimana takdirnya itu bisa menjadi baik kedepannya? maka dia harus melakukan ikhtiar yang baik pula. Ya, Yumna menyadari kalau dia lah yang harus menjalankan takdir itu. Agar bisa menjadi baik, maka dia pun harus berikhtiar dengan cara baik.
Setelah mendengarkan kajian, semua para jamaah pun keluar dari masjid tersebut.
"Apa kamu tidak ingin singgah ke rumah Umi, Nak? rumah umi juga tidak jauh dari sini."
"Terima kasih, Umi. Insyaallah lain waktu Salma akan singgah Umi, kebetulan hari ini Salma juga ada keperluan yang lain dulu.
"Oh ... begitu, ya sudah tidak apa-apa, kamu hati-hati."
"Ya, Umi. Kalau begitu, Salma pamit dulu!" Salma pun menyalami Umi Hana dan melirik sebentar ke arah Yumna.
"Hati-hati, Mbak," ucap Yumna.
Salma hanya mengganggu 'kan kepalanya. Sepeninggal Salma, Yumna dan Umi Hana pun menuju mobil mereka yang sudah ditunggu oleh sop Kiai Asy'ari. Mereka berdua segera masuk mobil dan melaju pulang ke rumah. Setelah sampai di depan rumah, Umi Hana segera turun bersama dengan Yumna.
"Yumna, Ayo masuk dulu!Umi ada sesuatu untuk kamu."
"Oh ... iya, Umi. Baiklah," jawab Yumna.
Mereka berdua pun masuk ke dalam rumah. Umi Hana mengajak Yumna duduk di meja makan. "Kamu mau minum sesuatu, Yumna?"
"Umi, tidak perlu repot-repot. Nanti, kalau Yumna ingin minum, Yumna akan mengambilnya sendiri. Apa umi ingin sesuatu? biar Yumna ambilkan." Yumna balik bertanya ingin melayani mertuanya.
"Tidak, terima kasih! O ya, Umi ingin memberikan ini kepadamu," ucap Umi Hana yang menyerahkan satu paper bag.
"Apa ini umi?"
"Buka dan lihat saja isinya!"
Yumna pun membuka paper bag tersebut dan bisa dilihatnya dua buah botol dengan isian seperti jus, tapi lebih pekat dan tertulis di situ adalah Jamu kesuburan. Yumna mengerutkan keningnya dan sejurus kemudian menerbitkan senyum getir tak terlihat.
"Kamu minum ya, itu jamu kesuburan terbaik yang Umi carikan buat kamu, Umi harap kamu bersedia meminumnya supaya kandungan kamu subur dan sehat."
"Terima kasih, Umi. Terima kasih atas kepedulian Umi. Seharusnya Umi tidak perlu repot-repot seperti ini, karena Yumna dan Mas Wafri pun sudah melakukan pengobatan."
"Iya, pengobatan yang kamu lakukan itu 'kan secara medis, Ini Umi bantu dengan cara tradisional, Biar kerjanya dua kali lebih cepat."
Yumna mengganggukan kepalanya dan tersenyum tipis.
"Baiklah, Umi. Yumna akan meminumnya. Kalau begitu, Yumna pamit pulang dulu ya, Umi. Karena siang ini Yumna berencana akan pergi ke toko Mas Wafri."
"Baiklah kalau begitu," jawab Umi Hana.
Yumna pun berpamitan pada Umi Hana dan kemudian dia meninggalkan rumah Umi dan segera menuju rumahnya. Yumna juga sudah memberitahukan pada Wafri kalau dia sudah ada di rumah.
Wafri mengatakan akan menjemput setelah selesai salat Zuhur. Saat Yumna menata makanan di atas meja makan, dia bisa mendengar kalau mobil Wafri memasuki pekarangan rumah mereka. Yumna pun segera menuju pintu untuk menyambut kedatangan suaminya tersebut.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, Suami." Yumna berdiri dibalim pintu dengan senyum lebar indahnya.
"Kayaknya ada yang beda nih!" ucap Wafri menelisik pada wajah Yumna dengan memicingkan matanya.
"Iya 'kah?" Yumna balik bertanya sambil memegang kedua pipinya. "Emang apanya yang beda, Mas?" tanya Yumna.
"Ada aroma-aroma bucin," bisik Wafri ke telinga Yumna sambil berlalu meninggalkan Yumna.
"Ih ... Mas! bisa aja kamu godain aku ya." muka Yumna memerah dan mrasa malu, ia segera mengejar suaminya.
Wafri tersenyum senang karena berhasil menggoda istrinya. Ia berhenti mendadak, sehingga Yumna pun menabrak punggung Wafri.
"Aw!" Yumna yang mengusap dahinya karena menabrak punggung kokoh suaminya.
Wafri pun tersenyum dan segera berbalik menghadap Yumna.
"Ngapain harus lari-lari? tuh 'kan nabrak! Bilang aja mau meluk Mas, pakai acara nabrak-nabrak segala."
"Mas Ge-eR, mana ada! Mas ngapain tiba-tiba berhenti."
"Sini Mas lihat," ucap Wafri sambil meneliti kening Yumna.
'Cup'
Wafri mencium kening Yumna.
"Loh ... kok malah dicium? katanya mau lihat aja.
"Itu salah satu obat mujarab dari Mas, biar nggak bengkak. Hahaha ...."
Yumna mencebikkan bibirnya. "Mas, modus!"
"Tapi, kamu suka 'kan?" Yumna pun tersipu malu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 109 Episodes
Comments