Dueoksini

... Resa yang mendengar percakapan Naga dengan salah satu karyawannya harus menghpus air matanya beberapa kali karena terharu mengetahui Naga sebagai bos yang luar biasa bijaksana kepada karyawannya. Ketika Naga dan Resa berjalan diluar ruang perawatan Resa memuji Naga karena telah menjadi bos yang sangat peduli kepada karyawannya. Dengan santai Naga menjelaskan bahwa bekerja bukan hanya tentang profesionalitas saja tapi juga melibatkan hal - hal sederhana seperti memanusiakan manusia....

... Resa mengantarkan Naga hingga ke pintu depan rumah sakit untuk kembali ke restorannya dan secara tidak sengaja bertemu dengan Umar kakaknya Resa. Resa yang melihat kakaknya cukup panik karena dirinya sedang bersama Naga tapi Naga dengan santai pamit kepada Resa dan pergi begitu saja melewati Umar. Resa menjelaskan bahwa salah satu karyawan Naga jatuh pingsan sehingga harus di bawa ke rumah sakit dan ibu dari karyawan tersebut juga sedang sakit sehingga di bawah ke rumah sakit setelahnya....

“Aku tidak pernah menentang pilihanmu apapun alasannya, tapi apakah kamu sudah memikirkan matang - matang tentang ke depannya?” tanya Umar sambil menatap Resa yang membuat Resa cukup bimbang.

“Aku akan berusaha meyakinkan Mamah dan Papah agar merestui hubungan kami.” jawab Resa penuh percaya diri sambil menatap kakaknya.

“Kamu tahu betul bahwa itu tidak akan pernah terjadi Resa.” jawab Umar santai.

“Kakak datang membawakan beberapa makanan untukmu makan siang karena kamu baru pulang dari pelatihan medis sebagai pelatih. Mamah dan Papah memintamu pulang akhir pekan ini karena kamu sudah lebih dari satu Minggu belum pulang ke rumah.” lanjut Umar santai.

“Iya kak, Sabtu nanti aku akan pulang ke rumah.” jawab Resa sambil mengangguk.

... Kebersamaan Resa dan Naga saat berjalan menuju pintu depan rumah sakit bukan hanya disaksikan oleh Umar saja tapi disaksikan pula oleh direktur rumah sakit yang mana sang direktur juga merupakan kenalan dari Mamahnya Resa. Sang Direktur memberitahukan hal itu kepada Mamahnya Resa tapi Mamahnya Resa menjawab bahwa dirinya tidak mengenal pria bernama Naga. Direktur rumah sakit yang paham maksud dari perkataan Mamahnya Resa langsung meminta maaf dan mengakhiri panggilan tersebut....

... Jam 10 pagi besoknya Naga pergi seorang diri ke sebuah cafe yang ternyata untuk bertemu dengan mamahnya Resa. Mamahnya Resa masih menganggap remeh Naga karena kedua orang tua kandung Naga dimana ayahnya dikhianati salah satu teman kerjanya yang membuat ayahnya dipecat. Akibat pemecatan tersebut ayahnya tidak bisa mencari pekerjaan lain karena pengaruh mamahnya Resa yang begitu kuat di berbagai sektor industri....

... Merasa gagal ayahnya depresi hingga akhirnya meninggal dunia ketika Naga masih duduk di sekolah dasar. Naga yang dibesarkan oleh Bundanya bertemu dengan Resa kala masa SMA dan hal itu membuat perseteruan antara keluarga Naga dengan mamahnya Resa kembali memanas. Dampaknya Naga tidak bisa berkuliah dimanapun akibat pengaruh mamahnya Resa sekalipun Bundanya Naga sudah bersujud meminta maaf kepada Mamahnya Resa....

“Memang pengaruhku yang melakukan semua hal kepada hidupmu.” kata Mamahnya Resa sambil tersenyum penuh kemenangan.

“Aku tahu karena tidak mungkin orang lain selain dirimu yang mampu melakukannya.” jawab Naga santai.

“Namun seiring waktu berlalu, aku berterima kasih atas apa yang kamu lakukan kepadaku karena berkatmu kamu tidak akan lagi bisa menggangguku.” jawab Naga penuh percaya diri sambil menatap mamahnya Resa tajam.

“Benarkah? Jika aku mau itu sangat mudah bagiku.” jawab Mamahnya Resa sambil tersenyum penuh kemenangan.

“Menyedihkan manusia sepertimu merasa kuat hanya karena memiliki uang dan pengaruh dalam beberapa hal. Jika aku mau aku bisa menghancurkanmu secara perlahan hingga membuatmu lebih memilih mati daripada berurusan denganku.” jawab Naga dingin sambil menatap Mamahnya Resa tajam.

“Baiklah, kamu dan Rere harus berhenti bertemu karena kamu tidak layak untuk Rere.” jawab Mamahnya Resa penuh percaya diri.

... Mamahnya Resa menjelaskan bahwa ada perbedaan besar antara keluarganya dengan keluarga Naga sekalipun Naga sekarang sudah menjadi pemilik restoran yang cukup terkenal. Mamahnya Resa khawatir Naga tidak bisa membahagiakan Resa atau bahkan memiliki niat lain mendekati Resa yang mungkin akan menjadi beban bagi Resa di masa yang akan datang. Mendengar hal itu Naga hanya tersenyum sinis dan berkata bahwa orang - orang yang suka meremehkan orang lain bagaikan sebuah ampelas yang digunakan untuk mengampelas sepotong kayu....

... Setelah kayu tersebut berubah menjadi indah maka ampelas tersebut cukup dibuang ke tempat sampah. Naga kemudian membayar tagihan kopi yang diantarkan pramusaji di tengah pembicaraannya dengan Mamahnya Resa sebelum pergi. Mendengar perkataan Naga, Mamahnya Resa hanya mampu terdiam dan setelah meminum seteguk kopi Mamahnya Resa langsung pergi kembali....

... Di rumah sakit tiba - tiba ambulance membawa sepasang suami istri dalam kondisi kritis dengan luka benda tumpul di kepala mereka masing - masing. Belum sempat ditolong nyawa kedua pasangan tersebut telah tiada yang membuat jasad kedua pasangan tersebut langsung di urus sebelum masuk kamar jenazah. Anak perempuan yang masih kelas 6 SD dilakukan pemeriksaan fisik dan psikis akibat kejadian tersebut oleh dokter yang ada di rumah sakit....

... Kejadiaan naas tersebut cukup menggemparkan seluruh rumah sakit hingga ke masyarakat umum setelah berita tersebut tersebar luas. Pada awalnya keadaan rumah sakit baik - baik saja tapi ketika jam sudah mendekati waktunya makan siang tiba - tiba ada beberapa staf rumah sakit yang izin pergi dengan mengatakan bahwa mereka akan makan siang di dekat gunung Sanggabuana. Perkataan tersebut memang terasa janggal tapi orang - orang disekitarnya berpikir bahwa mereka mungkin memang sudah izin bekerja setengah hari dan memutuskan untuk berlibur ke sekitar gunung Sanggubuana bersama - sama....

... Orang - orang yang pamit untuk pergi ke gunung Sanggabuana semakin banyak yang membuat orang - orang disekitar merasa ada yang aneh. Yuna yang mendengar hal itu coba mencari tahu apa yang sedang terjadi dan tiba - tiba Yuna merasakan aura sihir yang cukup kuat dari seorang anak kecil. Anak kecil tersebut menatap Yuna sambil tersenyum menyeramkan lalu tiba - tiba anak tersebut berlari melarikan diri yang membuat Yuna mengejar anak tersebut....

... Ketika Yuna mengejak anak tersebut hingga ke area parkiran mobil, Yuna kehilangan jejak dari anak tersebut dan malah melihat Resa yang naik mobil bersama Bela, Lusi, dan Angela pergi dari rumah sakit. Yuna bertanya ke dokter lain yang bersama Resa, Bela, Lusi, dan Angela sebelumnya, dokter tersebut berkata bahwa mereka berempat izin untuk pergi ke gunung Sanggabuana. Lao yang kebetulan sedang ada perlu ke rumah sakit tempat Yuna bekerja langsung menghampiri Yuna karena merasa ada sesuatu yang janggal....

“Apa yang terjadi Yuna?” tanya Lao memastikan.

“Sejak jam 11 tadi orang - orang pamit untuk pergi ke gunung Sanggabuana, mereka pergi satu persatu baik itu perawat, dokter, pasien ataupun keluarga pasien termasuk semua anggota timku.” jawab Yuna cemas.

“Tadi aku juga bertemu dengan seorang anak kecil perempuan yang tersenyum menyeramkan. Ketika aku berlari mengejar anak tersebut tiba - tiba anak tersebut menghilang entah kemana.” lanjut Yuna kebingungan.

“Dueoksini.” jawab Lao penuh percaya diri.

“Apa itu Dueoksini?” tanya Yuna kebingungan.

“Salah satu makhluk mitologi dari Korea Selatan yang mampu memanipulasi pikiran seseorang untuk saling membunuh. Naga memberitahuku makhluk sihir yang melakukan pembakaran tempo hari adalah Gapsangoe salah satu makhluk mitologi dari Korea Selatan juga.” jelas Lao lugas.

“Sejak saat itu aku membaca beberapa artikel tentang makhluk sihir dan mitologi dari berbagai negara. Dari penjabaranmu aku langsung teringat Dueoksini dan jika benar gunung Sanggabuana akan jadi area pemakaman masal.” lanjut Lao yang membuat Yuna terkejut.

“Ayo kita selamatkan mereka Lao!” ajak Yuna penuh percaya diri.

... Tanpa banyak bicara Lao dan Yuna langsung pergi menuju gunung Sanggabuana dengan mobil milik Yuna. Ketika tiba di kaki gunung Sanggabuana Yuna dan Lao melihat banyak orang yang mulai mendaki ke arah puncak gunung tersebut. Lao dan Yuna langsung mencari keberadaan Dueoksini yang memanipulasi pikiran orang - orang dengan penuh kewaspadaan....

... Ketika Lao melihat wujud Dueoksini yang menyamar jadi seorang anak perempuan, Lao langsung mengeluarkan belati sihir miliknya dan menyalurkan energi sihirnya hingga membuat belati tersebut menjadi sebuah anak panah yang siap ditembakan dari busurnya. Ketika Lao merasa bidikannya sudah akurat, Lao langsung melesatkan belati energinya hingga berhasil menusuk tubuh Dueoksini kecil dan membangkitkan Dueoksini dengan tubuh aslinya. Dueoksini yang mengetahui keberadaan Lao langsung berlari ke arah Lao tapi dengan sigap Lao memanggil belati energinya kembali lalu mengubahnya menjadi sebilah pedang panjang dan menebas kepala Dueoksini hingga musnah bagaikan debu yang tertiup angin....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!