Ijab Kabul yang telah diucapkan oleh Arga merupakan pertanda ikatan kedua keluarga terjalin. Saat ini, Arga dan Alena masih menunggu Kakek Danu yang sedang dirawat di rumah sakit. Hari ini merupakan hari ketiga semenjak Kakek Danu dirawat, sejak itu pula keduanya tidak berangkat kerja. Tidak seperti pasangan yang baru menikah biasanya, yang cuti bekerja dikarenakan bulan madu. Mereka berdua kompak untuk merawat Kakek Danu di rumah sakit, entah mengapa walaupun baru menjadi cucu menantu di keluarga Wijaya. Alena merasa sangat dekat dengan mereka semua.
"Alena, Arga kalian berangkat bulan madu saja. Kesehatan Kakek sudah membaik lagipula banyak orang yang dapat menunggu Kakek di rumah sakit. Tidak perlu kalian setiap hari menginap di rumah sakit." Kakek Danu berkata demikian setelah dilihat tidak ada keinginan dari cucu dan menantunya untuk pergi bulan madu. Jangankan bulan madu, mereka bisa dibilang belum melakukan malam pertama.
"Tidak apa-apa, Kek. Kami menunggu Kakek agar sembuh terlebih dahulu baru kami dapat berbulan madu dengan tenang." ujar Alena yang sedang mengupas buah untuk Kakek Danu.
"Tidak apa-apa bagaimana? Kalau kalian tidak berbulan madu bagaimana kakek dapat menimang cucu. Kakek sangat ingin menimang cucu." Lagi-lagi kakek meminta sesuatu hal yang sulit untuk diwujudkan.
"Sudahlah, kek. Pikirkan dahulu kesehatan Kakek agar nantinya dapat menimang cucu. Kalau kakek tidak sehat bagaimana bisa menimang cucu nanti." Arga menjawab celotehan Kakek dengan nada sedikit ketus. Alena yang berada di sebelahnya menyenggol lengan Arga.
"Dasar cucu durhaka. Kamu mengharapkan kakek cepat mati begitu." Kakek yang merasa kesal dengan perkataan Arga memelototkan matanya.
"Kek, sudahlah. Sekarang Kakek harus sehat dahulu baru bisa memikirkan kami." Alena menengahi perdebatan mereka.
Setelah lima hari menginap di rumah sakit. Kakek Danu akhirnya dapat kembali pulang, Alena dan Arga ikut mengantarkan Kakek Danu ke mansionnya. Setibanya mereka di mansion, Kakek Danu meminta mereka untuk menginap dahulu di mansionnya. Alena dan Arga awalnya keberatan , tetapi seperti biasa mereka akhirnya luluh juga dan menginap di mansion Kakek Danu. Keduanya sepakat, setelah mereka menikah akan tinggal diapartement Arga.
"Terima kasih, Alena kamu telah ikut merawat Kakek Danu saat di rumah sakit." Mommy Leona berterima kasih kepada Alena. Mommy Leona juga sering mengunjungi Kakek namun Alena dan Arga yang menunggui Kakek saat beliau berada di rumah sakit.
"Iya Mom. Sudah menjadi kewajiban Alena juga sebagai cucu menantu untuk ikut merawat Kakek Danu," jawab Alena sambil tersenyum manis.
Meja makan telah ditata dan disajikan sedemikian rupa untuk makan malam keluarga. Mereka menikmati makan malam yang tersedia. Setelah itu, Mommy Leona tambak mengobrol santai dengan Alena di ruang keluarga. Adapun Arga ikut duduk di ruangan tersebut namun sedang mengecek email yang masuk.
"Alena, mama ada hadiah untukmu. Nanti kamu bisa lihat di kamar Arga ya. Mommy telah menyiapkan khusus untukmu." Mommy Leona berkata sambil mengedipkan matanya. Alena yang bingung dengan kode diberikan oleh Mommy Leona hanya menganguk-anggukan kepalanya.
"Mommy harap rumah ini segera ramai oleh tangisan bayi," ujar Mommy Leona.
Perkataan Mommy Leona didengar oleh Arga. Arga mengangkat wajahnya dan memperlihatkan wajar kesalnya.
"Ma, sudahlah. Jangan seperti Kakek, kami itu baru menikah lima hari. Masa diberikan kode terus untuk mempunyai momongan. Sabarlah ma." Dengan nada tegasnya Arga memberikan pengertian kepada Mommy Leona. Mommy Leona menatap menantunya yang terlihat sedikit canggung. Sadar bahwa perkataannya mungkin membawa tekanan kepada menantunya, Mommy Leona segera meminta maaf kepada Alena.
"Alena, maafkan Mommy ya. Mommy memang tidak sabaran. Mulai sekarang, Mommy tidak akan berbicara sembarangan lagi." Perasaan bersalah menyeruak di dada Mommy Leona, terlihat dari matanya yang berkaca-kaca. Hati Mommy Leona memang sangat lembut, dia sangat mudah untuk bersimpati kepada apa pun.
Alena yang mendengar permohonan maaf dari mertuanya menggelengkan kepala seraya memegang lembut tangan Mommy Leona.
"Tidak Mom, tidak apa-apa. Wajar saja Mommy mengatakan hal tersebut kepadaku. Itu berarti, Mommy perhatian dan sayang kepadaku," ucap Alena yang malah membuat Mommy Leona menitikkan air mata. Alena yang melihat hal tersebut, panik dan meminta Arga untuk menenangkan Mommy Leona.
"Mommy sangat bersyukur, kamu mau menikah dengan Arga. Semoga kalian diberikan kebahagiaan selamanya." Doa Mommy Alena tersebut hanya dijawab dengan angukan oleh Alena. Karena hari telah larut, mereka akhirnya menuju kamar masing-masing untuk beristirahat.
"Jangan lupa lihat hadiah dari Mommy ya kamu juga harus menggunakannya malam ini." Mommy Leona berpesan kepada Alena yang hendak berjalan beriringan dengan Arga.
"Iya, Ma. Nanti Alena lihat dan gunakan hadiahnya," jawab Alena yang sebenarnya juga penasaran hadiah yang diberikan oleh Mommy Leona.
Arga membimbing Alena untuk beristirahat di kamarnya. Tentu saja bila menginap di mansion ini, mereka akan tidur dalam satu kamar. Tidak dapat dipungkiri terdapat perasaan canggung di dalam diri Alena. Ini adalah kali pertama dia akan tidur dalam ruangan yang sama dengan suaminya. Memikirkannya saja membuat Alena sedikit bergidik. Arga membuka pintu kamarnya, terlihat kamar yang luas didominasi warna silver. Aroma maskulin tercium oleh Alena, membuat Alena canggung.
"Ehm, aku mau mandi dulu." Arga memecahkan kecanggungan di antara mereka.
Bunyi shower terdengar tak lama setelah Arga memasuki kamar mandi. Alena menghela napasnya. Netranya melihat sekeliling kamar Arga, terdapat satu foto keluarga yang terpajang di dekat meja yang terdapat di kamar Arga. Foto yang terdiri dari tiga orang yang Alena yakini adalah Arga dan kedua orang tuanya. Pandangannya teralihkan dengan sebuah paper bag yang terlihat mencolok di kamar Arga. Alena berjalan pelan menuju nakas yang terdapat di sebelah tempat tidur. Terdapat sebuah goodie bag kecil yang berwarna merah muda. Alena meraihnya dan melihat kartu kecil yang terdapat di depan goodie bag tersebut.
Jangan lupa, malam ini kamu harus memakainya ya. -Mommy Leona-
Alena tersenyum seraya bersyukur mempunyai mertua yang sangat perhatian seperti Mommy Leona. Diterima dengan baik di dalam keluarga ini memang merupakan anugerah terindah. Meskipun belum terdapat perasaan di antara mereka berdua. Apalagi melihat sikap Arga yang terlihat sangat cuek dan hanya gila kerja.
"Aku sudah selesai. Kamu bisa menggunakan kamar mandi bila ingin mandi." Arga berujar tepat di belakang Alena dan membuat gadis itu terkejut. Seketika dia memalingkan tubuhnya , namun gadis yang sedang memegang paper bag itu hilang keseimbangan sehingga hampir terjatuh. Arga yang melihat hal tersebut segera meraih pinggang Alena untuk mencegah Alena yang hampir terjatuh.
Jarak mereka sangatlah dekat. Hembusan napas Arga tercium oleh Alena, wangi tubuh Arga yang maskulin membuat Alena terkesima. Alena melihat tubuh Arga yang belum menggunakan pakaian. Terlihat otot perut sixpact laki-laki yang terpampang nyata di depannya, ternyata Arga hanya memakai handuk dari bagian pinggangnya saja. Alena berteriak seraya menutup matanya.
"Aaaaaa." Arga yang mendengar teriakan Alena dengan jarak yang sangat dekat membekap mulut Alena. Arga mendekap mulut Alena dengan posisi masih memeluk tubuhnya karena tadi Alena hampir saja terjatuh.
"Sttt... Jangan berisik. Semua orang sedang tidur dan aku belum memasang kedap suara di kamarku." Arga memperingatkan Alena untuk tidak berisik namun Alena yang terkejut masih saja terlihat ingin memperdengarkan suara teriakannya.
"Bisa diam tidak atau aku akan menciummu sampai kamu bisa diam." Mendengar ancaman Arga, Alena diam dan menganggukkan kepalanya. Setelah di lepaskan Alena menutup mukanya dan berlari menuju kamar mandi.
"Dasar, gadis yang aneh." Arga menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menatap Alena yang lari ke kamar mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
An nisaa Lestari
seru nih thor. nitip sendal 😅😅
2023-10-29
1
Mam Jes
lanjut
2023-08-26
1