Adam yang dimintai Arga untuk menyiapkan segala keperluan pernikahannya dapat bekerja dengan cepat. Dengan koneksi yang dimiliki oleh perusahaan, Adam dengan mudah mendapat segala keperluan pernikahan Arga dari penghulu sampai MUA yang akan mendandani Alena. MUA telah datang satu jam lebih awal sebelum Adam datang. Alena awalnya tidak ingin dimake up, tetapi Mommy Leona meyakinkannya untuk tetap dimake up.
"Mom, aku tidak perlu di make up. Sudahlah, biasa saja tidak apa-apa. Aku akan mendandani diriku sendiri." Alena berujar kepada Mommy Leona.
"Tidak Alena. Walaupun pernikahan ini terkesan dadakan, tetapi tetap saja Mommy harap berkesan untuk dirimu. Lagipula, pernikahan ini merupakan pernikahan seumur hidup, setiap wanita pasti ingin tampil berbeda di hari pernikahan." Mommy Leona membujuk Alena agar mau di make up oleh MUA yang telah datang. Alena yang dibujuk Mommy Leona pun akhirnya luluh dan bersedia di make up, padahal Alena tidak apa-apa kalau tidak di make up.
Selain di make up, disiapkan pula dress cantik berwarna putih dengan aksen brukat yang terlihat sangat elegan. Alena disediakan ruangan khusus untuk berdandan dan berganti baju. Selama di make up, Alena masih berpikir tentang pernikahan ya malam ini. Benar-benar tidak dapat dia duga, malam ini dia akan menjadi seorang istri. Menjadi istri dari Arga Saputra Wijaya yang merupakan CEO dari perusahaan yang besar, dan yang sangat kebetulan merupakan CEO tempatnya bekerja.
Arga yang tetap terlihat datar dan seolah tidak masalah dengan pernikahan ini juga sebenarnya sangat gugup. Dia menutupi kegugupannya dengan mengobrol ringan bersama Kakeknya. Dua jam setelah melakukan persiapan tersebut, Adam datang bersama penghulu menuju rumah sakit tempat Kakek Danu dirawat.
"Jadi, bagaimana persiapan pernikahannya?" Arga yang melihat Adam telah datang segera menghampirinya dan bertanya kepada sekretarisnya itu.
"Iya, semua sudah aku persiapkan dengan baik. Penghulu, saksi, dan dokumen yang harus ditanda tangani juga telah disiapkan." jawab Adam yang sepertinya sangat mudah mempersiapkan hal-hal yang sebenarnya perlu berminggu-minggu untuk melengkapinya.
"Baiklah. Aku akan berbicara dengan keluarga Alena terlebih dahulu." Arga lalu menuju tepat keluarga Alena menunggu, di sana terdapat Papa Fauzan, Mama Amira, dan Paman Romi.
"Permisi Om, persiapan pernikahan telah selesai. Mari kita laksanakan Om." Arga mengatakan hal tersebut kepada Papa Fauzan.
"Panggil saja saya Papa, sama seperti Alena memanggil saya. Sebentar lagi, kamu akan menjadi menantu saya." kata Pak Fauzan.
"Baiklah, Pa." Dengan sedikit canggung Arga mengubah panggilannya kepada Pak Fauzan.
Di ruangan Kakek Danu dirawat telah berkumpul kedua keluarga untuk menyaksikan hal yang paling membahagiakan bagi sebagian besar orang. Pernikahan yang merupakan penyatuan dua orang pria dan wanita ke dalam sebuah ikatan yang suci. Bukan hanya mengikat kedua orang tersebut, pernikahan juga menyatukan kedua keluarga.
"Baik, sudah hadir semua yang ada di sini. Yang mana Ayah dari mempelai wanita? Harap duduk di samping saya. Dan mempelai pria harap duduk di depannya" Pak Penghulu segera mengarahkan Pak Fauzan dan Arga untuk menduduki Kursi masing-masing. Ruang rawat inap tersebut telah disulap sedemikian rupa agar Kakek Danu dapat menyaksikan pernikahan antara Arga dan Alena.
"Baik. Lalu, mempelai wanitanya bisa duduk di sebelah mempelai pria." Alena yang telah selesai di make up memasuki ruangan. Terlihat sangat anggun dan memesona Alena menuju kursi yang akan didudukinya. Arga tidak dapat berkedip menatap Alena, "cantik sekali " batin Arga. Penghulu mengarahkan Pak Fauzan dan Arga agar dapat mengucapkan ijab kabul dengan baik.
“Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau Arga Saputra Wijaya bin Bara Wijaya dengan anak saya yang bernama Alena Prameswari dengan mas kawinnya berupa 100 gram emas dan uang sebesar Rp 500.000.000, dibayar tunai.” Pak Fauzan mengucapkan hal tersebut dengan lantang.
Akhirnya, dengan satu tarikan napas. Arga mengucapkan kalimat yang dapat mengubah bukan hanya statusnya namun juga tanggung jawabnya bertambah.
"Saya terima nikah dan kawinnya Alena Prameswari binti Muhammad Fauzan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai." Arga mengatakan ijab kabul dengan baik.
"Bagaimana, saksi?" tanya Pak Penghulu.
"Sah!!!" Para saksi mengucapkan hal tersebut dengan lantang.
Akhirnya Arga dan Alena sah sebagai suami istri. Mereka menandatangani buku nikah yang berarti pernikahan mereka juga sah menurut negara. Alena meneteskan air matanya, ada rasa haru menyeruak di dada ketika ijab kabul tersebut selesai diucapkan oleh Arga. Arga mengambil tangan Alena dan menyematkan cincin pernikahan di jari manis mereka. Setelah cincin tersebut disematkan Alena meraih tangan Arga dan mencium tangan tersebut dengan khidmat. Arga mengecup dahi Alena dengan lembut. Tersemat doa-doa untuk kebahagiaan sepasang suami istri tersebut yang diaminkan semua orang yang berada di ruangan yang penuh dengan rasa haru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
An nisaa Lestari
omg ga sabar nih thor😊😊
2023-10-29
0
Mam Jes
lanjut thor
2023-08-25
1