Setelah acara lamaran selesai, diputuskan bahwa pernikahan akan berlangsung satu bulan kemudian. Tentunya hal tersebut membuat kedua belah pihak sibuk mempersiapkan pernikahan antara Arga dan Alena, karena satu bulan merupakan waktu yang sangat singkat. Tidak terkecuali, Arga dan Alena. Mereka berdua yang sepakat untuk menyembunyikan status pertunangan mereka, juga sibuk mempersiapkan pernikahan. Seperti hari ini, mereka janji untuk bertemu dan membahas kesepakatan mereka serta persiapan pernikahan. Walau Mommy Leona sangat ingin mempersiapkannya sendiri tetapi Alena dan Mama Amira juga bersikeras ikut andil dalam persiapan pernikahan.
Arga
Nanti kita bertemu di cafe x, setelah pulang kerja.
Alena
Baiklah.
Alena menghela napasnya singkat saat mendapat pesan dari Arga. Alena belum menceritakan pertunangannya dengan Arga kepada sahabatnya Vania.
"Alena, hari ini kita ngopi-ngopi yuk sekalian cuci mata. Habis gajian kan kita." Vania mengajak Alena jalan sambil mengetikkan sesuatu di komputernya.
"Aku hari ini tidak bisa Van, ada janji soalnya," tolak Alena.
"Wah, janji sama siapa nih? Tumben. Jangan-jangan sama yang mau dijodohin sama kamu ya? Kencan kedua ya ini" Vania yang penasaran bertanya kepada Alena. Alena yang ditanya seperti itu terdiam, agak bingung untuk menjawab pertanyaan sahabatnya itu.
"Ya begitulah, Van," jawab Alena ambigu.
"Begitu bagaimana sih? Ambigu deh jawaban kamu. Jadi kemarin gagal dong ya kamu buat teman kencan kamu itu tidak tertarik? Malah lanjut nih ceritanya? Cie cie kencan kedua," Goda Vania yang membuat pipi Alena merona.
"Nah, kan mukanya merah, beneran ya ternyata? Jadi, lancar dong perjodohannya. Tidak single lagi ya?" Vania kembali menggoda Alena yang dibalas dengan tepukan ringan di lengannya.
"Udah ah, lanjut kerja aja. Males aku membicarakan itu." Alena berceloteh sambil menampakkan wajah yang seolah-olah marah.
"Yah, begitu aja ngambek. Dah ga ada teman jomblo lagi dong ya aku." Vania bermonolog pada dirinya sendiri.
Alena yang mendengarnya hanya melirik singkat sambil tersenyum saja. Dia belum ingin memberitahukan tentang pertunangannya dengan Arga. Di samping, kisah masa lalunya dengan kekasih dan sahabatnya yang telah membuatnya trauma. Alena khawatir sikap dari Vania berubah kalau tahu bahwa yang menjadi tunangannya adalah CEO tempat mereka bekerja.
***
Gadis yang memakai blush berwarna pink itu mengedarkan pandangannya ke penjuru cafe. Akhirnya, netra gadis itu tertuju pada pria tampan yang sedang sibuk dengan gawainya.
"Maaf, menunggu lama ya?" Alena bertanya kepada Arga.
"Yah, aku menunggu sekitar tiga puluh menit. Lumayanlah," sahut Arga yang mematikan gawainya lalu perhatiannya tertuju pada gadis yang berada di depannya.
"Jadi, apa yang akan kita bahas di sini?" Alena mengatakan hal tersebut sambil memanggil pelayan untuk memesan minuman untuknya.
"Kita membahas dahulu kesepakatan kita. Jadi, bagaimana apa kamu setuju dengan perkataanku kemarin. Kita tidak perlu mencampuri urusan masing-masing tetapi tidak boleh berhubungan dengan pria atau wanita lain." Arga mengawali kesepakatan yang akan mereka bicarakan.
"Baik, aku setuju dengan usulmu. Perlu hitam di atas putih tidak?" Alena bertanya sambil mengangguk-anggukkan kepala tanda setuju.
"Kurasa itu tidak perlu. Lalu, satu lagi kita menjadi suami dan istri sampai keadaan Kakekku membaik. Aku tahu Kakekmu telah menolong Kakekku di masa lalu. Namun, kamu tahu bukan di antara kita tidak ada cinta. Jadi, kita tidak dapat menjamin kehidupan pernikahan kita akan berjalan dengan lancar.
"Akan tetapi, sampai kapan keadaan Kakekmu membaik? Apa kamu bisa menjamin kalau nanti kita berpisah Kakekmu tidak akan sakit lagi?" Terasa janggal sekali kalau harus menunggu hingga Kakek Danu sembuh yang tidak tahu kapan karena ternyata Kakek Danu menderita penyakit jantung yang bisa kambuh tiba-tiba.
"Kita pikirkan nanti saja persoalan itu." ujar Arga yang kebingungan menjawab pertanyaan Alena. Mereka akhirnya membicarakan tentang persiapan pernikahan mereka. Arga mengajak Alena untuk menuju pusat perbelanjaan terdekat untuk membelikan Alena perlengkapan yang dibutuhkan untuk pernikahan mereka.
Arga berjalan mendahului Alena, mereka menuju toko perhiasan yang menurut Alena terlalu mewah.
"Arga, kita ke toko yang samping saja. Beli yang sederhana saja untukku." Alena memberikan saran kepada Arga.
"Sudah disini saja, ini merupakan toko langganan Mommy. Tadi Mommy sudah memperingatiku harus membeli di toko ini." Setelah diberitahukan hal tersebut, akhirnya Alena menuruti perkataan Arga.
Saat mereka sedang melihat-lihat set perhiasan yang sekiranya cocok untuk Alena. Mata Alena tertuju pada satu set perhiasan yang cantik namun sederhana.
"Kamu mau yang itu?" Arga yang melihat Alena terus menatap set perhiasan tersebut bertanya kepada Alena.
"Iya." Alena menjawab sambil tersenyum malu. Arga benar-benar peduli padanya. "Cincinnya tidak perlu. Pakai yang ini saja." Alena berujar sambil menunjuk jari manisnya.
"Tidak. Kita beli satu set saja. Ini untuk hadiah pernikahan dariku. Lagipula saat aku mengenakannya padamu, kamu terlihat tidak suka dengan cincin itu." Arga menolak usul dari Alena lalu meminta pelayan toko untuk segera melakukan proses pembayaran. Alena yang merasa tersindir mencoba membantah perkataan Arga.
"Bukannya aku tidak suka, hanya aku tidak ikut memilihkan cincin ini. Aku suka kok." Bibir Alena mengerucut saat memberitahukan hal tersebut membuat Arga jadi gemas dan salah tingkah.
"Iya, aku tahu. Yasudah, kita beli saja sudah terlanjur dibayar." Arga menengahi perselisihan di antara mereka. Saat mereka berdua keluar dari toko perhiasan suara seorang pria menghentikan langkah mereka.
"Alena." Pria tersebut berkata lalu memegang tangan Alena.
"Aku mohon, bicara padaku sekali saja." Pria tersebut terus saja memegang tangan Alena. Alena mencoba melepaskan pegangan pria tersebut namun sangat sulit. Alena sudah tidak ingin bertemu dengan pria yang telah menorehkan luka dalam pada hatinya. Akan tetapi, takdir seperti mengejeknya karena selalu mempertemukan Alena dengannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
An nisaa Lestari
lanjut thor🥰🥰🥰
2023-10-29
0