Ternyata Dia CEOku

"Apakah Anda Alena Prameswari?" Tanya Arga.

Gadis yang sedang terlihat kesal itu terperangah dan sedikit terkejut melihat pemuda di depannya. Pria itu memakai jas abu-abu dan celana dengan warna yang senada dengan jasnya dipadukan dengan kemeja putih di dalam jas. Rambut yang tersisir rapi juga tak luput dari penglihatan Alena. Postur tubuh yang tinggi dan proposional. Tatapan mata yang tajam juga menambah ketampanan pria tersebut. Seketika Alena tidak bisa berbicara dan terpana melihat pria yang ada di depannya itu.

"Tampan," gumam Alena dalam hati.

Alena yang terpana akan penampilan pria itu sampai tidak bisa berkata-kata. Pria yang ditatap dengan penuh kekaguman hanya diam memperhatikan perempuan itu. Penampilan Alena bisa terbilang sedikit sexy untuk kencan pertama mereka.

"Tidak bukan hanya tampan, tapi tampan sekali. Ya ampun kenapa seperti ini. Tidak. Tidak. Kau tidak boleh tergoda Alena." Alena masih dengan pemikirannya sendiri menilai penampilan Arga. Arga yang tahu bahwa Alena masih berkutat dengan pemikirannya sendiri kembali bertanya kepada perempuan itu.

"Anda Alena Prameswari?" Arga bertanya kembali untuk memastikan apakah benar perempuan di depannya ini adalah orang yang diminta kakeknya untuk berkencan dengannya.

"Iya betul. Anda adalah…" Alena menghentikan ucapannya dan berpikir sejenak. Dia lupa nama orang yang akan dia temui malam ini.

"Aduh, aku lupa namanya. Siapa ya namanya?" Alena hanya dapat bergumam dalam hati dan terlihat kebingungan. Alena sempat ingin mengambil ponselnya yang ada di tas mininya. Akan tetapi pria tersebut telah menjawab kegelisahan Alena.

"Saya Arga Satria Wijaya," ucap Arga memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya, tangan tersebut pun digapai oleh Alena dan mereka berjabat tangan.

"Saya Alena Prameswari," sahut Alena. Alena yang mendengar nama Arga agak merasa familiar dengan namanya. Akan tetapi, dia menepis pikiran tersebut mungkin hanya perasaannya saja karena dia belum pernah bertemu dengan pria ini sebelumnya jadi mana mungkin dia bisa familiar dengannya.

"Apa benar ini perempuan yang ingin dijodohkan dengannya?" Arga bergumam dalam batinnya. Meskipun Arga awalnya menolak untuk dijodohkan tetapi Arga penasaran juga untuk melihat secara langsung perempuan yang diceritakan kakeknya.

"Ehm. Apa saya boleh duduk di sini?" Arga bertanya kepada Alena dan setelah mendapatkan angukan tanda diperbolehkan duduk. Arga menarik kursi yang tepat berada di depan Alena kemudian duduk.

Alena dan Arga yang sama-sama terdiam membuat keheningan canggung di antara keduanya. Arga yang memang terlambat hadir merasa agak bersalah karena Alena menunggu lama.

"Maaf menunggu lama ya. Tadi, jalanan sangat macet." Arga mencoba membuka obrolan dengan Alena.

"Yah, seharusnya Anda tidak boleh membuat wanita menunggu karena saya itu sebenarnya sangat sibuk." Alena menjawab permintaan maaf Arga. Perkataan Alena tidak dijawab oleh Arga, dia hanya terdiam masih memandangi Alena. Menurutnya, Alena sangatlah lucu dengan baju yang terlihat sedikit sexy.

Arga yang hanya diam membuat Alena sedikit sebal. Arga yang memang tidak memiliki pengalaman dengan seorang gadis tidak tahu bagaimana untuk memulai obrolan dengan Alena. Alena yang melihat Arga terdiam sedikit menyimpulkan bahwa Arga memang terpaksa mengikuti kencan buta ini.

"Jadi, kamu bekerja dimana?" Alena berinisiatif untuk bertanya. Yah, pertanyaan standar untuk berbasa-basi saja. Sebenarnya Alena telah mendapatkan sedikit informasi yang diberikan oleh Kakeknya tentang Arga tetapi dia bahkan tidak ingat nama teman kencannya apalagi tentang pekerjaannya.

"Di PT Wijaya." Arga berkata singkat sambil menyeruput kopinya. Sebelumnya mereka telah memesan minuman dan makanan ringan untuk menemani mereka mengobrol ringan.

"Oh. Di PT Wijaya." Alena hanya bergumam sambil meminum lemon teanya. "Loh, bukannya itu PT Wijaya itu kantorku ya," batin Alena terheran-heran. Kemudian, Alena memerhatikan wajah Arga. Sepertinya tidak ada karyawan seperti Arga. Dia terlalu tampan untuk menjadi karyawan. Apa dia karyawan baru ya? Alena berar-benar tidak pernah bertemu dengan Arga sebelumnya.

"Di bagian mana?" Alena bertanya kembali kepada Arga. Masih dengan wajahnya yang penasaran. Kemudian, dia mengingat kembali nama yang disebutkan oleh Arga, Arga Satria Wijaya. Dia kembali merasa familiar dengan nama tersebut.

"CEO" ujar Arga singkat.

"Mana ada bagian CEO?" sahut Alena yang masih belum sadar bahwa Arga benar-benar seorang CEO.

"Ap.. apa? Anda benar-benar CEO di PT Wijaya?" Alena bertanya kembali ingin melihat wajah Arga, mungkin itu hanya gurauan atau Arga berbohong tentang jabatannya. Namun, yang terlihat bukanlah wajah penuh gurauan atau kebohongan. Wajah serius Arga terpatri di depannya kemudian Arga pun mengangguk.

Alena yang melihat wajah serius Arga berdiri dan memekik lalu menutup wajahnya. Ya Tuhan, ternyata dia CEO di kantorku! Alena sedikit meringis dan terbersit kekhawatirannya apabila bertemu dengan Arga di kantor. Akan tetapi, Alena berpikir sedikit rasional, peluang CEO bertemu dengan karyawan biasa seperti dia pasti sangat kecil. Sedikit mengatur nafas, Alena kembali duduk dan bersiap melancarkan tujuannya agar Arga tidak ingin melanjutkan perjodohan ini.

Arga melihat tingkah laku Alena yang sedikit absurt itu hanya menggeleng perlahan kemudian tersenyum seperti melihat tontonan menarik. Apalagi melihat Alena yang tiba-tiba memekik dan menutup wajahnya, Arga ingin sekali tertawa karena menurutnya sangat lucu. Arga berpikir sepertinya tidak buruk juga untuk melanjutkan perjodohan ini, perempuan di depannya ini sangat menarik.

"Baiklah, aku harus mengaku dahulu sebelum kau tau sendiri. Aku itu adalah seorang playgirl, aku banyak berteman dan bermain dengan pria." Alena mencoba agar Arga tidak tertarik dengannya. Akan tetapi, Arga tidak bereaksi satu pun, dia hanya terdiam dan masih terlihat memerhatikan Alena untuk menunggu apa yang ingin diucapkan Alena selanjutnya.

"Tadi saja, sebelum bertemu denganmu, aku bertemu dahulu dengan pria lain," lanjut Alena yang terdengar mengumbar keburukannya sendiri.

"Saya tidak keberatan kalau kamu ingin bertemu dengan temanmu." Arga memberikan pernyataan yang membuat Alena keheranan. Yang benar saja dia tidak keberatan kalau aku bertemu teman pria. Alena berpikir Arga tampaknya sedikit mempunyai kelainan atau tidak waras. Alena sibuk dengan pikirannya sendiri dan berpikir cara apa yang harus dia lakukan agar Arga tidak mau melanjutkan perjodohan ini.

Tiba-tiba suara dering ponsel Arga terdengar memecahkan konsentrasi Alena yang sedang berpikir.

"Halo, ya apa ada? Baiklah, nanti saya akan datang ke lokasi untuk mengeceknya langsung." Arga sedang menerima telepon dari salah satu manager di perusahaannya. Setelah selesai berbicara Arga menatap Alena.

"Saya minta maaf Alena, saya harus pergi sekarang karena ada sedikit masalah di perusahaan." Arga mengutarakan permintaan maafnya kepada Alena.

"Oh baiklah, tidak apa-apa." Alena berpikir berarti memang Arga tidak tertarik kepadanya. Jadi, Arga memanfaatkan kondisi perusahaan untuk pergi saja darinya. Ada sebersit rasa kecewa dalam dirinya. Namun, Alena segera menepisnya.

"Sebelumnya, mana ponselmu Alena?" Arga meminta ponsel Alena. Alena yang entah kebingungan atau sedang tidak berpikir jernih memberikan ponselnya kepada Arga. Arga yang melihat Alena yang menyodorkan ponselnya tersenyum dan mengetikkan nomor teleponnya sendiri.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Seolah baru tersadar dari kebingungannya Alena bertanya kepada Arga. Arga terlihat mengetikkan sesuatu di ponselnya sendiri.

"Aku menyimpan nomorku di ponselmu dan aku juga sudah menyimpan nomorku di ponselku." Arga kemudian berdiri dan berpamitan kepada Alena.

"Maaf tidak bisa mengantarmu. Kamu tunggu di sini saja dahulu. Nanti aku akan meminta supir untuk mengantarmu." Arga mengucapkannya sambil memberikan ponsel Alena. Kemudian, Arga pergi dan meninggalkan Alena yang masih melihat kepergian Arga dari tempat duduknya.

Terpopuler

Comments

An nisaa Lestari

An nisaa Lestari

mantap thor🥰🥰🥰

2023-10-29

1

lihat semua
Episodes
1 Kakek yang Pemaksa
2 Persiapan Kencan
3 Masa Lalu
4 Kencan Buta
5 Ternyata Dia CEOku
6 Lamaran
7 Lamaran 2
8 Kencan Kedua
9 Bertemu Kembali
10 Permintaan Kakek Danu
11 Sah!!!
12 Menginap
13 Tidur Bersama
14 Ajakan Makan Siang
15 Gosip
16 Simpanan CEO
17 Di mana Alena?
18 Menemukan Alena
19 Sakitnya Alena
20 Status Alena
21 Hukuman
22 Pemecatan
23 Dijenguk Mama Mertua
24 Perintah Arga
25 Bertemu Alena
26 Kesalahpahaman
27 Tidak Mengubah Apa pun
28 Siapakah wanita itu?
29 Mantan Kekasih Arga
30 Apakah Kamu Cemburu?
31 Malam Syahdu
32 Candu
33 Skandal
34 Tak Perlu Ikut Campur
35 Publikasi
36 Karya Baru Author Miss Yune
37 Ternyata Alena
38 Ulat Bulu
39 Hampir Kehilangan
40 Meminta Maaf
41 Kabar Baik
42 Derita Silvia
43 Pernyataan Arga
44 Alena Ngidam
45 Tujuh Bulanan
46 Baby A
47 Prolog Season 2 - Adam & Vania
48 Vania Larasati
49 Tolong Aku!
50 Bertanggung Jawab
51 Mengantar Vania
52 Bertemu Calon Mertua
53 Harus Menikah
54 Alena yang penasaran
55 Vania Shock
56 Menjenguk Baby A
57 Adam Berubah
58 Melihat Adam
59 Tidak Bisa Memilih
60 Permintaan Clara
61 Selamat Tinggal
62 Penyesalan Adam
63 Kehilangan
64 Kekecewaan Gio
65 Tidak Peduli
66 Kesedihan Vania
67 Permintaan Clara
68 Clara Menyerah
69 Cerita Vania
70 Vania Pergi
71 Adam Sakit
72 Menemukan Vania
73 Akhir Bahagia (TAMAT)
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Kakek yang Pemaksa
2
Persiapan Kencan
3
Masa Lalu
4
Kencan Buta
5
Ternyata Dia CEOku
6
Lamaran
7
Lamaran 2
8
Kencan Kedua
9
Bertemu Kembali
10
Permintaan Kakek Danu
11
Sah!!!
12
Menginap
13
Tidur Bersama
14
Ajakan Makan Siang
15
Gosip
16
Simpanan CEO
17
Di mana Alena?
18
Menemukan Alena
19
Sakitnya Alena
20
Status Alena
21
Hukuman
22
Pemecatan
23
Dijenguk Mama Mertua
24
Perintah Arga
25
Bertemu Alena
26
Kesalahpahaman
27
Tidak Mengubah Apa pun
28
Siapakah wanita itu?
29
Mantan Kekasih Arga
30
Apakah Kamu Cemburu?
31
Malam Syahdu
32
Candu
33
Skandal
34
Tak Perlu Ikut Campur
35
Publikasi
36
Karya Baru Author Miss Yune
37
Ternyata Alena
38
Ulat Bulu
39
Hampir Kehilangan
40
Meminta Maaf
41
Kabar Baik
42
Derita Silvia
43
Pernyataan Arga
44
Alena Ngidam
45
Tujuh Bulanan
46
Baby A
47
Prolog Season 2 - Adam & Vania
48
Vania Larasati
49
Tolong Aku!
50
Bertanggung Jawab
51
Mengantar Vania
52
Bertemu Calon Mertua
53
Harus Menikah
54
Alena yang penasaran
55
Vania Shock
56
Menjenguk Baby A
57
Adam Berubah
58
Melihat Adam
59
Tidak Bisa Memilih
60
Permintaan Clara
61
Selamat Tinggal
62
Penyesalan Adam
63
Kehilangan
64
Kekecewaan Gio
65
Tidak Peduli
66
Kesedihan Vania
67
Permintaan Clara
68
Clara Menyerah
69
Cerita Vania
70
Vania Pergi
71
Adam Sakit
72
Menemukan Vania
73
Akhir Bahagia (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!