Pacar Kontrak Seumur Hidup
Seorang gadis berambut pendek sebahu tengah merapikan rambutnya yang dia ikat satu. Sambil mengecek kembali penampilannya di depan cermin, Teresa menampilkan senyum ramahnya. Bersiap untuk menyambut pengunjung toko, tempat dia bekerja.
Memasuki penghujung tahun memang membuat mall tampak lebih padat pengunjung. Bertepatan dengan hari libur, juga banyaknya event sale yang diadakan oleh hampir seluruh toko. Tidak ketinggalan juga dengan toko pakaian wanita yang tengah Teresa jaga.
Lalu-lalang pengunjung di toko tidak membuat Teresa lengah, meski punggungnya telah berteriak nyeri karena sudah hampir setengah hari dia berdiri tanpa bersandar. Dia tetap semangat untuk melayani setiap pengunjung yang datang.
Teresa berjalan mengitari toko, guna memantau pengunjung yang ingin berbelanja. Dari kejauhan, mata Teresa memicing tajam. Begitu dia melihat salah seorang ibu-ibu memasukkan beberapa one set bikini ke dalam tasnya dengan terburu-buru.
“PENCURI!!! teriak Teresa dengan mengambil ancang-ancang untuk menangkap pencuri itu.
Para pengunjung yang mendengar teriakan Teresa sontak berhamburan untuk mengamankan diri. Hal itu membuat dirinya sedikit kesulitan untuk mengejar ibu pencuri itu yang telah berhasil keluar dari toko. Beruntung para satpam penjaga sigap untuk segera mengamankan pengunjung dan juga membantu Teresa mengejar si pencuri.
Teresa memacu kakinya untuk berlari sekencang mungkin. Memakai rok bukan alasan untuk menghambatnya dalam berlari. Bahkan, dia mengabaikan teriakan orang-orang sekitarnya yang menyuruhnya untuk berhenti.
“Aku tuh lagi ngejar pencuri, kok malah di suruh berhenti sih!” batinnya. Hingga suara pecahan ember dan tubuhnya yang limbung membuat dia memejamkan matanya dengan rapat.
BRAK!!
Cukup lama Teresa berada di posisi telungkup. Mencoba merasakan sakit, tapi tidak ada tanda-tanda sakit itu muncul di badannya. Dia mencerna akan kejadian itu dengan mengerjap-ngerjapkan matanya. Teresa mencoba menggerakkan badannya yang seolah tidak berada di atas lantai yang basah dan dingin. Kemudian dia membelalakkan matanya dengan napas yang tercekat. Dia tersadar jika saat ini dirinya menindih tubuh seseorang. Lebih mengejutkannya lagi, bibirnya kini saling menempel dengan bibir orang itu.
“Ciuman pertama gue!!!” pekiknya dalam hati.
Teresa dengan terburu-buru menjauhkan tubuhnya. Dia berdiri, dengan tertunduk malu. Tidak lupa dia mengulurkan tangannya untuk membantu orang itu berdiri. Dirinya tidak berani menatap orang yang dia tabrak, yang ternyata seorang pria. Meskipun suara pekikan para pengunjung mall di sekitarnya membuat dia penasaran. Dia tetap menundukkan wajahnya.
“Ekhem!”
Teresa semakin menciut takut begitu mendengar suara deheman dalam pria itu. “Maaf, Pak. Saya tidak sengaja,” ucap Teresa gugup.
Teresa meringis ngeri, karena telah membuat pakaian pria itu kotor dan juga basah. Mati aku kalau dia minta ganti rugi.
Pria itu menatap datar Teresa yang sedari tadi menunduk ketakutan. Dia menelisik tubuh gadis di hadapannya itu, dan tersenyum samar begitu melihat nametag yang gadis itu kenakan di dada sebelah kirinya.
“Hmm. Sampai bertemu lagi!” jawab pria asing itu kemudian berlalu pergi berjalan meninggalkannya.
Mendengar langkah kaki yang semakin menjauhinya membuat Teresa memberanikan diri untuk mendongakkan kepalanya. Dia melihat punggung lebar pria asing itu dengan raut wajah yang bingung. Apa maksudnya coba?
***
Gagal menangkap si pencuri yang membawa kabur barang dagangan. Membuat Teresa harus menghadap atasannya. Saat ini dia telah berada di ruangan Sinta, sang manager. Dia tidak berani bicara sepatah kata pun sejak dia masuk ruangan ini.
Sinta bukanlah atasan yang kejam. Malahan, dia termasuk atasan yang sangat jarang memarahi anak buahnya. Dia hanya sesekali menegur untuk memperbaiki kinerja anak buahnya. Namun, yang kali ini sepertinya merupakan hal yang fatal baginya.
Sinta menghela napas membuat Teresa mencuri pandang takut-takut ke arahnya. “Teresa!”
“Iya, Buk.”
“Bagaimana bisa kamu kecolongan seperti tadi?! Baru kali ini kinerja kamu mengecewakan saya, Tere!” seru Sinta dengan memijit pelipisnya.
“Maaf, Buk. Saya sudah sebisa mungkin untuk mengejarnya tadi,” sesal Teresa.
Lagi-lagi Sinta menghela napas mendengar penuturan Teresa. “Ya sudah. Mau bagaimana lagi?! Kamu juga sudah paham, kan. Dengan peraturan toko dan konsekuensinya?”
Teresa mau tidak mau harus menanggung kerugian itu, yang memang sudah menjadi konsekuensinya. “Paham, Buk. Ibu bisa memotong gaji saya bulan ini,” sahutnya dengan lesu.
“Ya sudah sana! Kamu boleh pergi! Lain kali kerja yang bener. Biar gak terjadi hal kayak gini lagi,” titah Sinta yang di angguki paham oleh Teresa.
Teresa keluar dari ruangan sang manager dengan lemas. Dia pun duduk di salah satu kursi tunggu untuk para pengunjung. Mendapat sanksi atas kelalaiannya membuat Teresa mau tidak mau harus lebih berhemat dalam bulan ini.
Sebagai salah seorang teman yang dekat dengan Teresa. Fira begitu mengerti dengan kesulitan yang di alami oleh temannya itu. Menjadi tulang punggung keluarganya sejak kematian sang ayah dan membayar pengobatan sang ibu bukanlah hal mudah. Akan tetapi Teresa hampir tidak mengeluh. Bahkan Fira harus memancingnya terlebih dulu agar dia mau bercerita.
“Tere!” tegur Fira.
Teresa yang sedang termenung, tersentak kaget mendapat tepukan di punggungnya. Dia mengubah mimik wajahnya dengan senyuman begitu dia melihat Fira lah yang mengagetkannya.
“Bagaimana?” tanya Fira yang kini beralih duduk di samping Teresa.
“Sesuai peraturan yang berlaku, he he,” jawab Teresa menyengir.
“Sabar, yaa. Nanti aku traktir makan malam deh. Sekalian titip buat ibu kamu.”
Mendengar hal itu sontak Teresa menolaknya. Dia sudah merasa banyak berhutang budi kepada Fira yang sering membantunya. Jadi dia tidak mau merepotkan Fira lagi.
“Aku ngambek kalo kamu nolak," ancam Fira dengan wajah yang memberengut seolah-olah marah.
Teresa memandangi ekspresi temannya itu. Kemudian menghela napas berat. “Gak usah, Fir. Beneran deh. Aku gak mau ngerepotin kamu terus.”
“Santai aja, Tere. Kamu kan sudah aku anggap kayak saudara sendiri,” jawab Fira tersenyum.
Teresa mendesah pasrah dengan sisi keras kepala temannya itu. Walau begitu dia tidak lupa untuk tersenyum berterima kasih atas kebaikan Fira.
***
Meskipun telah mendapat musibah dengan harus merelakan gajinya. Bukan berarti Teresa akan meratapi nasibnya. Kepribadiannya yang ceria dan positive sejak kecil. Membuat dia tidak berlarut dalam kesedihan terlalu lama.
Pagi ini, dia sudah menebarkan senyumannya kembali. Teresa memang sangat aktif dan rajin. Dia bahkan sudah memulai pekerjaannya di tengah teman yang lain masih berada di ruang ganti.
Teresa menata ulang pakaian-pakaian yang tidak tergantung rapi ulah pengunjung, menjadi seperti semula. Sesuai warna dan ukuran. Di temani dengan suara televisi yang menyala membuat seorang Teresa tidak begitu peduli dengan sekitar. Lagian juga masih terlalu pagi untuk mendapati seorang pengunjung yang datang, pikirnya. Jadi, Teresa melanjutkan acara menatanya dengan hikmat.
“Berita panas hari ini, datang dari seorang CEO Max Group, Jevon Maxwell. Kali ini dia mematahkan gosip yang sudah beredar lama. Video dengan berdurasi kurang dari 15 detik itu menampilkan dirinya tengah berciuman panas bersama seorang perempuan asing di area publik. Hal itu secara tidak langsung mengklarifikasi bahwa dirinya normal, tidak seperti yang di kabarkan sebelumnya”
“Teresa!!” seru Fira membuat si empunya nama terlonjak kaget. Tidak sampai di situ, dirinya kembali terlonjak, begitu Fira dengan tidak sabar menyeret Teresa ke tengah-tengah toko.
Fira memutar kepala Teresa untuk mendongak melihat ke layar televisi di atasnya. Teresa mengernyit bingung melihat video yang menampilkan orang yang sedang tumpang tindih berciuman di area umum.
“Apa sih, Fir?” tanyanya kesal.
Namun ,kini dia terdiam membeku, dengan membelalakkan mata dan mulut yang menganga. Dia tak menyangka ada orang iseng yang memvideo dirinya kemarin. Sampai berani menyebarkan di media sosial.
Teresa juga menyesali kebodohannya karena dia baru menyadari orang yang dia tabrak adalah seorang CEO Max Group, Jevon Maxwel, pria tampan yang kejam. Begitulah julukannya. Ya Tuhan tolong hambamu ini.
Banyak pandang mata yang kini tengah menatapnya. Seolah membenarkan jika dirinya adalah orang yang sama dengan yang berada di dalam video memalukan itu.
“Itu bener Teresa, kan?!” celetuk salah satu teman kerjanya.
“Kok lo bisa main sama orang kelas kakap, Tere?” tanya salah satu temannya lagi.
“Gak nyangka, ya. Teresa mainnya sama kelas atas. Gak sesuai dengan wajahnya yang terlihat lugu itu.”
“Mana mungkin seorang CEO memiliki hubungan dengan orang miskin. Kalau iya mungkin ada suatu hal. Seperti ... jual diri?” ucap salah seorang pengunjung dan masih ada banyak lagi komentar-komentar negative lainnya.
Teresa hanya bisa terdiam, bingung bagaimana harus menjelaskannya. Karena berita itu terlalu di lebih-lebihkan. Kejadian yang sebenarnya tidak segila yang wartawan itu jabarkan.
Ingin rasanya Teresa berteriak dan memaki mereka yang masih terus mengatainya. Jika itu hanya sebuah insiden. Namun dia tidak punya kekuatan untuk melakukan itu. Dirinya hanya orang kecil yang di pandang sebelah mata. Bukan orang yang berkuasa yang bisa membungkam siapa saja dengan mudahnya.
Emosi Teresa yang akan meledak kembali tenang ketika dirinya merasa ada elusan di lengannya. Dia menoleh ke arah Fira. Dengan menggelengkan kepalanya.
Bagaikan tengah bertelepati Fira menganggukkan kepalanya, guna menenangkan temannya. “Aku lebih percaya ke kamu. Pasti itu cuma kesalahpahaman, kan?!” bisik Fira yang di iyakan oleh Teresa.
***
Di dalam restoran yang berdinding kaca. Seseorang tengah menikmati tontonan yang menarik baginya. Tepat di depan matanya. Dia tersenyum tipis memandangi seorang gadis yang tengah berbincang bersama temannya dengan raut lelah.
Seorang itu menyesap americano miliknya kemudian kembali melihat toko pakaian wanita, tempat gadis itu berada dengan menyeringai. “Its show time, gadis kecil!”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
Ig:@saffana219
Wah, gpp Tere, walaupun kamu di potong gaji, tapi bonus nya di kiseo Ceo🤗😅
2023-08-29
1
J
nahhhh kannnn
2023-08-17
1
J
alaram bahaya weee
2023-08-17
1