.
.
.
An masih diam memperhatikan lalu Ia bisa melihat ketika Pria Buntel menarik paksa wanita yang menang itu bukannya bangga.
An melangkah mundur dan mencari Pria Buntel itu untuk mendapatkan Wanita yang menjadi incarannya sebagai Asisten bukan hal lain hanya seorang Asisten saja.
"hei... bodohh..!! tidak bergunaa?? apa kau memang gila ha?? kau sengaja membuatku Rugii?" teriak Pria Buntel memukuli kepala Wanita yang duduk dengan kepala tertunduk itu, sungguh Wanita itu diperlakukan seperti binatang yang tidak dianggap.
"apa kau tidak tau berapa kerugianku saat ini?? mereka semua menarik uang yang sudah di taruhkan karna kau yang sok kuat tadi." maki Pria Buntel itu terus saja memukuli kepala Wanita itu.
tiba-tiba saja Wanita itu merasa aneh hingga perlahan kepalanya mendongak dan melihat An yang tengah menahan tangan Pria Buntel yang ingin memukulinya.
"aku beli dia..!" kata An dengan serius.
"Ap-Apa Tuan?" tanya Pria Buntel itu terkesima.
An mengeluarkan Ponselnya lalu meminta nomor rekening Pria Buntel itu dengan senang hati Pria Buntel itu memberitau nomor rekeningnya.
kringg!!
"sepertinya sudah terkirim." kata An.
Pria Buntel itu hampir saja terjatuh dilantai saking lemasnya lututnya melihat nominal yang diberikan An.
"Tu-Tuan yakin mau wanita yang ini? sa-saya bisa memberikan budak yang lebih baik." kata Pria Buntel itu dengan hormat.
An tidak menjawab lalu melirik ke arah Wanita yang mendongak memandangnya sembari memperhatikan penampilan An yang sepertinya bukan Pria Cab*l tapi mengapa menginginkan Orang tidak berguna sepertinya.
"berdiri..!" titah An ke Wanita itu yang segera bangkit melihat ke arah Pria Buntel itu dengan linglung.
"aku sudah membelimu darinya mulai sekarang aku Tuanmu dan kau adalah Budak-ku." kata An dengan dingin dan datar.
"Ba-Baik." jawab Wanita itu masih kebingungan.
"ternyata kau berguna juga, ada yang mau dengan orang bodoh dan tidak berguna sepertimu." kata Pria Buntel itu dengan sindiran kasarnya.
"dia Budak-ku hanya aku yang bisa memarahinya dan kau tidak pantas lagi memarahi budak-ku." kata An menatap tajam Pria Buntel itu yang langsung melangkah mundur.
"ma-maafkan saya Tuan." ucap Pria Buntel itu dengan kepala tertunduk.
An berbalik lalu melangkah pergi namun Wanita yang telah Ia beli itu tidak terdengar mengikutinya sehingga An berhenti dan melirik kesamping.
"kau tidak ikut aku?" tanya An.
"i-iya." kata Wanita itu dengan gelagapan segera berlari menyusul An.
"siapa namamu?" tanya An membuat Wanita itu kaget sebab ini pertama kalinya ada Manusia yang menanyakan namanya padahal biasanya Ia dipanggil si Bodoh, si tidak berguna dan hal hina lainnya.
"Ayunda." jawab Wanita itu dengan kepala tertunduk.
"kau bisa menyetir?" tanya An.
"bi-bisa." jawab Ayunda.
An melempar Kunci Mobilnya ke Ayunda yang beruntung sekali cepat menangkapnya, Ayunda pun berlari dengan langkah lebar mengikuti An walau badannya terasa remuk habis berkelahi tapi sekarang malah bersemangat sekali Ayunda bekerja pada sosok yang pertama kali menanyakan namanya.
Malam hari, di Perusahaan BlackMald milik An.
An berjalan didepan dan setiap pijakan An membuat semua lampu yang berada diatas mereka menyala membuat Ayunda tercengang tapi masih berusaha menyadarkan diri mengikuti An jangan sampai An marah karna tingkah memalukannya yang tidak terlalu mengetahui teknologi.
"seberapa kaya Tuan Ini?" batin Ayunda seketika Ia bersemangat ingin bekerja keras supaya bisa merebut hak asuh anaknya pada mantan suaminya dengan membayar uang yang di sebutkan oleh mantan sebagai syarat untuk mendapatkan hak asuh anaknya.
An membuka sebuah Ruangan yang tak jauh dari Ruangannya sebagai Presdir utama.
"ini Ruanganmu dan itu Kamarmu disana, tempat ini Pelatihan sekaligus tempat tinggal Bodyguard. besok bersiaplah untuk dilatih oleh Orang-ku." kata An dengan datar.
"baik Tuan." jawab Ayunda.
An melihat penampilan Ayunda lalu menghela nafas, "ada pakaian ganti?" tanya An.
"sa-saya akan jemput kembali ke Tuan Lama saya Tuan Muda." kata Ayunda dengan serius dan tidak malu mengatakan bahwa Ia miskin.
"kenapa kau kembali kesana? aku sanggup membelikan Peliharaanku pakaian apalagi seorang Budak." kata An dengan dingin.
Ayunda tidak mengerti lalu An langsung pergi saja dari sana tanpa menjelaskan kata-katanya.
"ap-apa maksudnya?" gumam Ayunda tidak mengerti tapi Ia faham kalau An tidak mau Ayunda menginjakkan kaki ke Rumah Tuan Lamanya.
Ayunda berkeliling di Ruangannya yang dikatakan sangat megah bagi ukuran Budak sepertinya, hingga tiba-tiba seseorang mengetuk pintu dan terlihatlah banyak wanita mengantarkan Baju-baju serta sepatu untuk Ayunda sebagai Budak barunya.
"kami permisi Nona Bu--Budak..!" kata salah satu Pelayan seketika terbelalak membuat yang lain panik.
Ayunda hanya melongoh lalu mereka semua segera melarikan diri, "apa-apaan ini? hanya seorang Budak diberi kemewahan ini? sebenarnya sekaya apa Tuan itu?" gumam Ayunda yang memang terisolasi sendiri dari dunia sosmed.
.
.
pagi-pagi,
An memerintahkan Ayunda datang ke Ruangannya yang sudah An beritau tadi malam, dengan cepat Ayunda datang ke Ruangan An ternyata sudah ada Wel di sana.
"Ayunda?" tebak Wel mengucek-ngucek kedua matanya.
Ayunda terkejut melihat Wel yang seorang mantan kekasihnya ketika masa SMA, "K-Kau?"
"sedang apa kau disini? bukannya kau sudah menikah dan punya anak?" tanya Wel heran.
Ayunda dengan cepat melihat ke arah An yang memandang datar saja mereka berdua, Ayunda takut An akan memecatnya hanya karna sudah pernah berkeluarga.
"Ak-Aku sudah lama bercerai." kata Ayunda dengan gerogi.
Wel melebarkan matanya tidak percaya, "kau mencampakkanku karna lelakimu itu yang selalu ada untukmu itu kenapa bisa bercerai?"
Ayunda menundukkan kepalanya sambil memainkan jemari tangannya, "hmmm!" cicitnya sangat malu malah merasa sudah kehilangan muka.
"berani sekali kalian membuatku mendengar pembicaraan tidak penting kalian di Ruanganku ini." kata An dengan dingin.
Wel seketika tersadar lalu segera menjelaskan bahwa Ia putus dengan Ayunda karna ketidak sengajaannya hari itu bertemu dengan An tapi jujur saja An adalah alasan Wel tidak menyesali masalah percintaannya yang kandas akibat terlalu sibuk mendapatkan Uang lebih dari An.
Ayunda akhirnya faham alasan Wel dulu mempertahankan An daripada mempertahankan hubungannya sehingga Ayunda berpaling hati tapi namanya karma pasti akan berlaku.
"tapi kenapa harus dia Tuan?" tanya Wel seakan tidak terima Ayunda menjadi rekan sekaligus Asisten An.
"kau ajari dia dengan baik." perintah An.
"Tuaaaannn? kenapa Tiba-tiba mau Asisten perempuan?? aku tidak mau melatihnya." protes Wel.
An menatap datar Wel, "terserahku dan itu tugasmu..!"
"aku tidak mau CLBK dengannya yang sudah bekas Pria lain, Tuan??" rengek Wel seperti bocah.
"itu masalahmu." ketus An tidak peduli.
Wel menatap kesal Ayunda yang menunduk merasakan seribu penyesalan pada Wel tapi tidak berani meminta maaf karna menurut Ayunda percuma saja sebab Ia merasa sangat tidak pantas dimaafkan.
"cari yang lain saja Tuan." kata Wel begitu berani melawan An lalu pergi dari Ruangan An.
An diam saja lalu mata nya bertemu dengan mata Ayunda, "aku tidak peduli masa lalu kalian tapi ini masalah pekerjaan, kau faham maksudku kan?"
"ba-baik Tuan." jawab Ayunda menundukkan kepalanya lalu berlari menyusul Wel untuk meminta diajarkan walau Ia harus memasang muka tembok yang penting Ayunda harus mengumpulkan banyak uang demi mendapatkan hak asuh anaknya.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Ernadina 86
weh mantannya Wel...wel wel wel lama2 kamu nanti bakal bantu Ayunda dapetin hak asuh anaknya
2023-10-06
1
Sani Srimulyani
ternyata mantan to.....
2023-07-25
1
imah
dunia sempit🤭
2023-07-23
1