.
.
.
"katakan alasanmu kembali son!" pinta Rovert menatap Putranya dengan seksama.
An diam saja sambil melipat kakinya, "hanya Buronan."
Rovert memutar kedua bola matanya dengan malas, "jangan bilang kamu kembali karna DM dari seseorang yang minta pertolonganmu ha?"
An menatap Rovert sekilas lalu mengambil minuman dimeja.
Rovert berdecak tidak percaya, "kenapa masalah DM kamu langsung pulang Son kalau Mommymu yang meminta pulang kenapa tidak mau?? apa mereka lebih penting dari Keluargamu he?"
An menatap datar Rovert, "aku sudah dewasa Papa, tidak usah dimanja lebih baik manjakan Ana dan Alena saja."
Rovert menggeleng kepalanya, "dasar keras kepala..! kamu memang tidak perlu dimanja oleh Papamu ini tapi kamu itu seorang Anak dari wanita yang sangat Papa Cintai, apa kamu tidak bisa menurut padanya ha? lain kali ubah sifat kerasmu itu."
An diam saja tanpa menjawab.
"dengar tidak?" tanya Rovert.
An menghela nafas, "aku dengar Papa..! lagian aku sering VC-an sama Mommy."
Rovert memukul kepala An yang menatap kesal Rovert saja tapi Protes Ia sudah dewasa jadi tidak perlu dipukul namun jawaban Rovert malah berbalik.
"justru karna kamu sudah besar maka nya Papa pukul biar otakmu yang bergeser itu kembali ke tempat yang benar." ketus Rovert.
An diam lalu kembali minum dengan tenang membuat Rovert merasa geram sekali tingkah Putra nya yang keras itu sampai-sampai Rovert bertanya kalau An meniru sifat siapa? Ratu mengatakan An mengikuti sifat kerasnya Rovert yang juga keras hati seperti An sampai tega meninggalkan Ratu demi sekolah di Kanada.
Rovert tidak berkaca dari masa lalunya bahwa apa yang An lakukan pada Xabara sama persis seperti apa yang Rovert lakukan pada Ratu dahulu kala sebelum bertemu dengan Xabara.
pletakk...!
"Papaaa??" kesal An di pukul lagi kepalanya oleh Rovert.
"awas saja kamu tidak mendengarkan Mommy mu lagi, Papa akan sita Blackcard dan Passport mu biar tidak bisa kemana-mana." ancam Rovert.
An tersentak karna ancaman Rovert tidak pernah main-main padanya, selama ini Passport itu lebih berharga dari Ponsel seharga puluhan juta bagi An. An tidak terima jika Passportnya di sita oleh Rovert.
"aku janji akan menuruti Mommy." kata An dengan pasrah.
Rovert mengangguk, "bagus son..! Papa tidak peduli apapun hobbi mu tapi Mommymu itu terlalu mencintaimu, menurut sedikit padanya kenapa ha? pulang 1 minggu apa itu sulit? lagian Papa memberimu uang banyak bukan untuk ditimbun kan?"
"iya Papa." jawab An menurut.
Rovert tersenyum tipis, ternyata Passport memang kelemahan An sehingga membuat Anaknya itu menurut.
"Papa dengar dari Mommymu kalau kamu mau kuliah di Korsel, apa benar?" tanya Rovert beberapa saat kemudian.
"hmm..! Mommy suruh tetap disini selama 1 bulan." jawab An lalu mengambil ponselnya yang ada pesan masuk.
Rovert mengangguk, "Papa tidak akan mempersalahkanmu jika membangkang pada Papa Son, tapi dengan tegas Papa katakan kalau kamu membuat Mommymu sedih Papa tidak akan segan-segan menghukummu Son..!"
An memandang Rovert sekilas lalu menganggukkan kepala karna tau Rovert memang selalu seperti itu, Rovert sangat memanjakan anaknya tapi paling anti jika mereka saling menyakiti hati satu sama lain apalagi membuat Xabara sedih.
"Papa aku keluar..!" kata An.
Rovert menaikkan sebelah alisnya, "mau kemana?" tanya Rovert.
An menunjukkan pesan Ana yang meminta dirinya menjemput kembarannya itu, Rovert menganga membaca pesan itu.
"apa Ana tau kamu pulang son?" tanya Rovert sebab Ia tau Ana tinggal di Asrama kampus bukan di Mansion kalaupun pulang pun hanya sesekali saja.
An mengangkat bahunya acuh lalu melenggang pergi dari Rovert yang menghela nafas memijit pelipisnya karna punya anak seperti An yang kalau diajak bicara kian menyebalkan saja.
An menjumpai Xabara di dapur, Xabara menangkup rahang An.
"mau kemana sayang?" tanya Xabara.
"Ana tau aku pulang Mom, jadi dia minta aku yang menjemputnya." jawab An.
Xabara mengulum senyum, "dia pasti mau pamerin kamu sayang ke teman-teman kampusnya."
An diam sesaat lalu mengulas senyum, "kalau begitu An pergi ya Mommy?"
Xabara mengangguk, "cepat pulang ya? Mommy masak makanan kesukaan kamu sayang."
"hmm." jawab An menurut lalu pergi dari Xabara yang mengerutkan keningnya seketika mendengar kepatuhan An sebab biasanya An pasti ada saja alasannya seperti bilang akan terlambat atau ingin nongkrong di Mal atau di Ruangan Privat sambil main game.
"tumben." gumam Xabara tersenyum lalu kembali melanjutkan aktifitasnya dan tiba-tiba Xabara menyadari sesuatu bahwa An berubah lebih penurut setelah berbicara dengan Rovert.
Xabara terkekeh seketika karna sudah tau kalau Rovert pasti menekan An untuk lebih patuh padanya,
"menggemaskan sekali bayi besarku itu." gumam Xabara membayangkan Rovert menekan An sampai bisa jadi penurut begitu.
.
An menjemput Ana di Kampus Raksasa yang dibangun oleh Rovert.
"An?" Ana berlari kecil ke arah An lalu memeluk An yang baru saja bertemu setelah sekian tahun tak bersua.
An mengelus punggung Ana dengan sorot mata tajam pada para lelaki yang sepertinya tertarik pada saudara kembarnya, mereka yang ditatap segera melarikan diri dan ada yang pura-pura tidak melihat An yang menatap tajam mereka padahal jujur saja sebagian besar dari mereka juga takut.
"kamu makin tinggi An." kata Ana melepas pelukannya dari An dan tersenyum manis mengusap bahu An yang tinggi darinya padahal dulu mereka sama tinggi.
An menyentil telinga Ana yang melotot seketika, "apa kamu menebar pesona pada anak laki-laki ha?" tatap tajam An ke saudara kembarnya itu.
Ana mengelus telinganya, "aku tidak melakukan hal itu memang mereka saja yang menyukaiku padahal aku sudah bilang kalau aku menyukai seseorang dan tidak mau berpacaran selain sama dia."
An memicingkan matanya curiga, "siapa?? aku akan membunuhnya untukmu, kamu masih dibawah umur jangan kegatelan main pacar-pacaran jadi perempuan itu mahal dikit."
Ana memutar kedua bola matanya dengan malas, "itu hanya trik untuk membuat mereka menyerah dan lagi kapan aku jadi perempuan murah ha? aku tidak mudah didapatkan." kata Ana dengan jengah.
An dan Ana malah sibuk berdebat mulut sampai kedua teman Ana datang didekat Ana sambil cengar-cengir.
"Halooo Kak An? ka-kami teman seasrama dengan Ana."
An melirik sekilas pada salah satu gadis yang seumuran dengan Ana, "Kak?" beo nya pelan lalu beralih ke Ana yang tersenyum manis menangkup kedua pipi An.
"Kakak tampanku iya kan? Kamu sangat terkenal disini dan mereka penggemarmu." kata Ana dengan gemas mencubit kedua pipi An yang menatap datar saja Ana yang tengah menggodanya.
"cepat balik...!" An menarik tas sandang Ana meninggalkan kedua teman Ana yang malah bersorak kegirangan bisa melihat An secara langsung walau dicuekin.
Ana mengerucutkan bibirnya di tarik seperti anak kecil oleh An padahal mereka sebaya-an, An cuek saja akan gerutuan Ana yang menyindirnya mentang-mentang sudah tambah tinggi.
"cepat masuk..!" An membuka pintu Mobilnya.
"An mentang-mentang tambah tinggi kamu tidak bisa menindasku." Ana berkacak pinggang sambil mendongak menantang An yang terus melangkah maju ke arah Ana.
bukan Ana yang baper tapi Orang-orang yang melihat mereka malahan meleleh melihat cara An mendekati saudara kembarnya itu, Ana mendorong tubuh An yang hanya mundur satu langkah saja.
"ckk..! jangan bawel..!" An membalik tubuh Ana dan memaksanya masuk ke Mobil.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Sani Srimulyani
lanjut ka.
2023-07-23
1
Dedy Harianto
setuju sama An jadi perempuan itu harus mahal 🥰🥰🥰
2023-07-22
2
Ratna Anggraeni
lanjut,.,.
gk sabar nunggu cerita Alena 🤭🤭🤭🤭🤭
2023-07-20
1