.
.
.
An menggeleng kepalanya lalu mengelus kepala Alena, "lebih baik kita kembali?"
"hmm!! ayo kembali kita bicarakan semuanya di Rumah."
An melepas pelukannya dengan Alena menangkup pipi Alena, "bagaimana kamu bertemu dengan DJ?"
Alena menatap keluarganya yang langsung berbalik dan memandangnya seolah memang sangat ingin mendengar jawaban Alena.
"Al-Alena tidak tau." jawab Alena tersenyum kikuk.
"Ayo Pulang..! yang penting Alena baik-baik saja." ajak Ana.
Keluarga An pun berangkat detik itu juga kembali ke Indonesia mengabaikan kekacauan yang ada di tempat itu.
.
di Mansion Maldev,
Alena berulang kali mengatakan bahwa Ia yakin tidak pernah bertemu dengan DJ bahkan jujur saja Alena baru pertama kali bertemu dengan DJ di pertarungan itu menggantikan Rosy yang seharusnya menjadi lawan Alena.
"sudahlah..! Papa sudah mengurus masalah itu tidak akan bocor ke Publik." kata Rovert dengan datar.
"kita istirahat saja..! kalian pasti lelah, kepala Nenek sudah sangat berat." kata Ratu yang sejak beberapa jam yang lalu belum juga baikan.
Xabara menuntun Ratu dibantu oleh Ana sementara Rovert berbicara dengan Alena juga An.
"apa kamu akan terus mengikuti pertandingan Anggar itu Alena?" tanya An serius.
"kenapa? apa Alena tidak boleh bermain Anggar lagi? Alena sudah sangat sedih dihari pertama abang menonton Alena secara langsung malah gagal gegara kumpulan ulat hijau itu." gerutu Alena.
Rovert yang tadi serius bibirnya langsung berkedut seketika mendengar perkataan Alena yang sangat polos seperti tidak tau apapun selain tekatnya yang ingin menang itu saja.
An menarik nafas panjang lalu mengelus kepala Alena, "Adikku yang terbaik kenapa harus diragukan hmm? aku sebagai Abangmu sering menonton siaran langsung mu saat bertanding, Abang tau kemampuanmu Alena."
Alena tersenyum lebar, "melihat Abang yang sangat seksi tadi, Alena yakin dengan keputusan ini Bang !! Alena tidak mau mundur apapun yang Alena hadapi beberapa jam yang lalu !"
Alena sudah tau arti tatapan Keluarganya yang hanya tidak mau dirinya terluka jadi menjelaskannya secara langsung bahwa Ia tidak akan mengundurkan diri dari Hobinya itu. An dan Rovert pun saling melihat satu sama lain.
"kalau begitu pembicaraan selesai..! Alena mau tidur." kata Alena sambil berdiri lalu berlari riang tanpa ada beban pergi dari hadapan Rovert dan An.
Rovert memandang kepergian Alena saja dengan pasrah sementara An memijit pangkal hidungnya.
"aku akan atasi Pa." kata An.
"Papa juga membantumu." balas Rovert.
ke esokan harinya Rovert dan An pun sibuk dengan pekerjaan yaitu mencabut masalah yang terjadi pada Alena sampai ke akar-akarnya tapi anehnya semua bukti sudah terkumpul tanpa kesulitan Rovert dan An bisa mengatasi masalah Alena dengan cepat.
"kenapa?" tanya Rovert ke An.
"ada yang membantu Alena." jawab An.
Rovert mengangguk, "sudah berapa kali ini Alena selalu saja punya kesatria tersembunyi dibelakangnya."
An menoleh ke Rovert, "maksud Papa?" tanya An serius.
Rovert menceritakan setiap ada masalah yang terjadi pada Alena pasti esok harinya akan tuntas seolah sudah ada Orang Cerdas yang menjaga Alena selama ini.
"apa Papa menemukan Orangnya?" tanya An.
Rovert menggeleng, "Papa seorang pencari data pribadi terbaik tapi data Orang dibelakang Alena tidak bisa Papa temukan, dia seperti tidak ingin balasan apapun selain menjadi Kesatria dibelakang Alena saja."
"dia tidak mau menunjukkan diri?" tanya An.
Rovert mengangguk, "biarkan saja siapapun Orang itu tidak membahayakan Alena sama sekali."
An pun membenarkan sebab jika permasalahannya membahayakan Alena sudah pasti mereka tidak akan bisa sesantai ini.
.
setelah menyelesaikan masalah Alena tentu saja An kembali ke Perusahaannya yang sudah tertinggal 1 harian sudah menumpuk pekerjaan apalagi An tidak punya Asisten bahkan Wel pun kerepotan mengatasi pekerjaan An yang tidak mau punya Asisten perempuan.
"apa belum ada yang mau menjadi Asisten-ku?" tanya An dengan datar ke Wel yang kelagapan ditanya seperti itu oleh An.
An meletakkan berkas pentingnya, "Wel..?"
"iya Tuan?" balas Wel.
"jika aku belum dapat Asisten baru maka kau-lah yang harus menjadi Asistenku tidak peduli sesibuk apa jabatanmu yang lain itu." kata An dengan senyum tipis.
Wel menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "T-Tuan?"
"kau tau jika tidak ingin repot kan?" senyum tipis An
Wel pun sadar maksud kata-kata An jika Asisten baru untuk An belum ditemukan maka Wel harus mengambil 2 jabatan sekaligus tentu pekerjaan Wel akan semakin sulit.
"saya akan cari Asisten baru untuk Tuan." jawab Wel.
beberapa jam kemudian,
Tok... tok.. tok...!
An yang sedang berada di Balkon Ruangan Kerjanya pun melirik sekilas dan ternyata Wel cukup mengenal An yang suka dengan ketenangan jadi pasti berada di Balkon yang menghadap pemandangan berupa bangunan-bangunan tinggi puluhan tingkat dengan suara burung beterbangan lebih menenangkan menurut An daripada musik yang memekakkan gendang telinga.
"saya menemukan Asisten baru untuk Tuan Muda tapi hmm?" kata Wel dengan ragu-ragu.
An memutar separuh badannya dengan posisi yang begitu gagah itu malah membuat mata Pria yang dibawa oleh Wel berbinar penuh kekaguman ke arah An, An memicingkan matanya lalu menangkap cara Pria itu menatapnya membuat An langsung menatap tajam Wel.
"Ha?" Wel kelihatan linglung di tatap seperti itu oleh An.
"Halo Tuan Muda An? kenalkan nama saya Vio." kata Pria Banci itu dengan genit lalu mengedip-ngedipkan matanya dengan nakal ke An.
An segera putar badan, "aku tidak terima." kata An tegas tanpa melihat pendidikan Pria Banci itu.
"Tapi Tuan Muda?" protes Vio segera ditarik lengannya oleh Wel yang ketakutan.
An membuang nafas kasar, "apa aku harus cari Asisten perempuan?" gumam An.
tiba-tiba An teringat akan sesuatu tanpa berpikir panjang Ia langsung beranjak pergi dari Ruangan serta Perusahaannya.
.
An menyamar mengenakan pakaian hitam, masker hitam juga topi hitam memasuki sebuah tempat dikenal dengan nama Kasino khusus untuk pertarungan ilegal diminati banyak orang.
"yang ini bayarannya 50 Juta..!" teriak seorang Pria buntel dengan mic nya menunjuk ke Pria yang diminati banyak Orang.
An memperhatikan saja suasana diatas Ring taruhan banyak para pemimpin gila yang gemar bertaruh.
"wanita itu harus mati...!" kata salah satu Pria dengan sinis ke lawan Pria berbadan tegap yang di minati banyak Orang sehingga semua Orang bertaruh modal akan kemenangan Pria itu.
"kita mulaii !!" teriak Pria Buntel yang menjadi pemilik Kasino.
Priittt!!!
Pertarungan pun terjadi antara Pria yang disorakin semangat oleh banyak Orang untuk mengalahkan wanita yang menjadi lawannya.
An seketika menyunggingkan senyum tipisnya melihat kemampuan wanita itu yang selalu terjatuh dan terjatuh tapi bisa bangkit melakukan perlawanan sampai lawannya keluar dari Arena dan tak sadarkan diri, seketika para penonton bersorak tidak terima.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Alejandra
Kayaknya cowok yang dikasih permen waktu Alena umur 3th dech...
2024-01-22
1
Ernadina 86
😂😂😂😂😂😂😂😂kan kan yg penting cowok walau 1/2
2023-10-06
1
M
kalo gk slah anak y tuan agam yg istrinya mati kecelakaan. dia sedih d hibur Alena dg permen caramel. dia kasih coklat buat Alena. klo tdk salah.
2023-08-02
2