.
.
.
Lancord melihat Romeo memandang Pujaan hatinya langsung mencengkram kerah baju Romeo.
"berani sekali kau menatap Carrina-Ku seperti itu hah?" Lancord memukuli Romeo yang langsung terjatuh ke lantai.
Carrina segera berbalik badan lalu mengulurkan tangannya ke Pelayan nya yang segera memberikan sebuah Cadar dan Carrina menutupi wajahnya itu baru berbalik mendekati Lancord.
"maafkan Aku Lancord..! aku pikir tamu-mu perempuan." ucap Carrina menundukkan kepalanya didekat Lancord.
Lancord yang memukuli Romeo pun langsung menghentikan perbuatannya itu lalu berbalik ke arah Carrina yang memakai penutup wajah dengan kepala tertunduk, Lancord menarik nafas dalam-dalam menekan amarah serta kecemburuannya itu.
"tidak apa..! kenapa kamu kesini Carrina?" tanya Lancord memegang tangan Carrina dengan lembut tidak peduli tangannya ada darah Romeo.
"apa dia mati?" tanya Carrina.
"kenapa bertanya begitu?" tanya Lancord dengan raut wajah berbeda tidak lagi lembut.
Carrina menggeleng kepalanya, "aku hanya tidak mau rekanmu mati di tanganmu." cicit Carrina.
Lancord pun berubah lembut lalu mengelus pipi Carrina, "aku cemas akan kecantikanmu Carrina maka nya aku mengurungmu selama ini, aku takut ada Pria yang akan mengagumimu hanya aku yang boleh mengagumimu."
Carrina mengangguk patuh lalu perutnya berbunyi membuat Lancord sadar kalau Carrina menemuinya ingin mengajaknya makan bersama, Carrina memang tidak suka makan sendiri karna hal itu membuatnya merasa sendirian jadi tampak menyedihkan.
.
di Kamar mewah Carrina,
Carrina memegang dadanya yang berdebar mengingat perkataan Pria tadi yang meminta bantuan Lancord menyebut nama An.
"sudah 10 tahun lamanya aku tidak mendengar nama itu sekarang mendengar namanya saja membuat jantungku berdebar." batin Carrina berulang kali menarik nafas dan membuangnya perlahan.
Carrina harus bersabar lagi berada dalam sangkar emas Lancord berharap sosok penyelamatnya datang lagi menjemputnya serta membawanya pergi dari sangkar emas nya selama ini.
Carrina sudah belajar beladiri selama di kurung dalam sangkar emas Lancord, Lancord yang punya banyak musuh serta saingan membuat Carrina harus berlatih membela diri dan Ia mampu memainkan senjata tajam dan senjata api tanpa meleset walau dari jarak jauh sekalipun sebab Carrina punya kelebihan di tingkat Kepekaan dan Insting yang kuat jadi menggunakan hal itu untuk mempertajam kemampuannya itu.
"aku harus berlatih bisa menyembunyikan Perasaanku jika berhadapan dengannya nanti." batin Carrina yang tidak mau sosok penyelamatnya itu tau dengan Perasaannya karna takut menilainya gadis aneh yang terobsesi pada An.
.
ke esokan harinya, di tempat lain.
An masih mencari sosok Asisten baru untuknya tapi memang tidak ada yang mau menjadi Asisten seorang An.
Ana tertawa terbahak-bahak seketika mendengar percakapan An dengan Wel lewat panggilan telfon, An mematikan panggilannya lalu melirik tajam Ana yang main masuk saja ke Kamarnya.
"maaf An, aku tadi hanya mengetuk 3 kali tapi kamu tidak jawab." kata Ana sambil menahan bibirnya yang terus saja berkedut ingin tertawa.
"mau apa?" tanya An tanpa basa-basi.
"aku cuma mau tanya kenapa kamu membiarkan Romeo hidup? aku tidak sengaja melihatnya bertemu dengan Lancord si Psikopat jari kelingking tadi malam di Restaurant."
An memutar kedua bola matanya dengan malas, "tidak usah mengurusi masalah tikus kecil itu, aku sudah menyuruh Wel mencekik mati dia setelah aku menemukan Asisten baru."
"Abang..? kamu tidak akan dapat Asisten baru jika pilihan utama mu adalah Pria kecuali Banci, Ahahaha..!" kata Ana meledek.
"pergii !!?" usir An.
Ana berubah serius lalu berkata kalau Ia akan membalas dendam pada Romeo yang berani merendahkannya serta membandingkannya dengan wanita yang disembunyikan oleh Lancord.
An menaikkan sebelah alisnya, "di sembunyikan?"
Ana menganggukkan kepalanya, "Romeo gila itu mengatakan kalau aku ini memang menawan tapi gadis itu lebih menawan seperti Mutiara berlian yang disembunyikan dengan baik selama bertahun-tahun, dan lagi aku katanya Gadis Liar sementara Gadis itu sangat penurut dan jinak, dasar bedeb*h sial*n dia itu..! pokoknya Ana yang akan menghabisinya."
"ciih..! apa katanya? Mutiara berlian? sejak kapan Mutiara jadi Berlian, Pria seperti dia yang punya mata gila perempuan cantik itu harus diberi pelajaran biar tau rasa sekalian.." gerutu Ana.
Ana melihat ke arah An lalu berkata, "dan kamu cari saja Asisten baru, aku jamin sampai kapanpun kamu tidak akan menemukannya."
An menatap datar Ana yang menepuk pelan bahunya lalu berlari sambil bersorak akan punya mainan baru.
.
malam hari,
Ana menyamar dengan penampilan ala ninja nya menyeret lengan Romeo yang sedang tak sadarkan diri dengan pipi sebelah sangat merah bekas ditinju oleh Ana.
"aku jadikan alat uji coba aja tubuh Pria ini." seringai Ana terbit seketika mengingat baru-baru ini Ia membuat racun kalajengking tapi belum pernah di coba.
tidak ada yang menghalangi Ana sebab Ana sudah membuat penghuni Rumah Romeo tertidur dengan ramuan bunga tidur sehingga semua penghuni Rumah itu tidur massal.
Ana memasukkan tubuh Romeo ke dalam Mobilnya dan membawa Romeo ke Labor rahasia nya.
"dosa Pria ini sangat banyak." gerutu Ana yang tangannya semakin pegal saja menaikkan tubuh Romeo ke atas Brankar uji coba nya padahal tadi Ia menarik tubuh Romeo tidak terasa berat sama sekali.
Ana seketika menyeringai lebar seperti seorang Gadis Psikopat yang senang dapat boneka baru, Ana memasang sarung tangan dan maskernya lalu mengambil racun Kalajengkingnya.
"ahh..! akhirnya kamu punya tempat untuk di Uji ya?" gemas Ana mengetuk tutup botol racun yang sudah lama tidur di balik lemari kaca nya itu.
Ana mengambil alat suntik lalu mengambil sedikit Racun itu dan menjentik ujung jarum suntiknya dengan senang hati Ia menyuntikkan Racunnya ke tubuh Romeo.
"hmm..! tinggal tunggu efeknya berhasil atau tidak." senyum lebar Ana sambil menarik kursi tak jauh darinya dan memperhatikan boneka uji cobanya itu.
drrrtt... drttt.!!
Ana menoleh ke Ponselnya yang bergetar lalu melihat panggilan dari An dan Ana memutar kepalanya ke arah Romeo yang belum ada reaksi sama sekali sebab menurut Ana racunnya tidak akan ada reaksi sama sekali jika sempurna tapi kalau tidak sempurna maka efeknya hanya kejang-kejang jadi Ana harus menyempurnakannya lagi supaya tidak ada efek sama sekali.
"haloo??" sapa Ana.
"dimana? apa dia kamu jadikan Boneka uji cobamu?" tanya An dengan nada datar.
Ana tersenyum lebar tanpa menjawab.
"apa kamu tidak sadar sudah berapa banyak boneka uji cobamu ha?" tanya An yang sudah tau tebakannya pasti benar.
Ana menghitung jemari tangannya memang sulit sekali menghitung jumlah boneka uji coba nya selama ini.
Ana mendengar percakapan An yang bilang ke seseorang akan pergi ke tempat Ana lalu panggilan terputus.
Ana meletakkan Ponselnya, "lagian ini Boneka Uji Cobaku yang terakhir." kata Ana yang selalu mengatakan seperti itu padahal tidak pernah sesuai dengan kata-katanya itu.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Ratna Anggraeni
emang pantas Romeo di jadikan boneka uji coba sama ana 👍👍👍👍,.,dia selalu memandang wanita dengan sebelah mata ,.,😡😡😡
2023-07-21
1
nengkirana
anjiiirrr...jaih jauh dah dri ana 😄😄😄
2023-07-21
1