.
.
.
An mendorong tangan Lancord kebelakang sampai terjatuh mengenai bangku Bar yang ada, tidak banyak yang melihat An dan Lancord seperti itu sebab suara musik lebih keras dibanding suara perkelahian mereka itu hanya beberapa Orang yang kebetulan dekat dengan mereka yang menonton saja sambil menjauh tanpa berani melerai.
tiba-tiba musik berhenti membuat suasana yang tadi riuh berubah linglung serta kebingungan.
Lancord segera berdiri, "aku benci disebut Bodoh..!"
"kau fikir aku takut? kau mau jari kelingkingku ini?" ledek An menunjukkan jari kelingkingnya.
Ana mendengar suara An pun segera berlari ke Saudara kembarnya yang dimana-mana selalu saja membuat keributan, kebetulan musik lagi berhenti entah kesalahan teknis apa sehingga Ana mendengar keributan An dan Lancord.
"An??" Ana merangkul lengan An yang sedang menyindir Lancord entah apa masalahnya.
Ana kenal siapa Lancord sebab Ia juga merupakan salah satu anggota BlackMaster yang dipimpin oleh An.
"bukan aku yang memulainya." jelas An ke Ana.
Ana menghela nafas, "lebih baik kita pulang saja."
Lancord malah dengan seringainya mengatakan ingin jari kelingking Ana membuat An marah lalu menarik kerah baju Lancord serta menyeretnya Keluar Bar, Ana menepuk keningnya sambil menyusul saudara kembarnya itu.
suasana Bar yang biasanya berisik tentu berubah hening seketika bahkan setelah An dan Ana keluar dari tempat itu.
bugghhhh?!
"berani sekali kau mengincar anggota tubuh saudara kembarku." Kata An.
Lancord membuang ludahnya kesamping walau sudah darah tapi tidak membuatnya takut melawan An, sungguh Ia tidak suka ejekan An yang seolah mengatainya memang bodoh juga mengejek nya yang suka koleksi jari kelingking manusia padahal memang benar tapi malah tidak terima.
Ana keluar dari Bar lalu berdecak sebal melihat Lancord dan An sedang adu kekuatan, "aduuh..! kenapa kacau begini sih? memang An ini selalu saja buat keributan padahal dia sendiri tidak suka bising."
"An?? sudah An!!" teriak Ana.
An dan Lancord bukannya berhenti masih saja bertarung sampai Ana bosan merasa buang-buang suara saja hanya duduk bersila menunggu pertarungan dua pimpinan Mafia itu selesai.
"kenapa dia marah diejek koleksi jari kelingking? bukankah dia memang seperti itu? dasar aneh..!" gerutu Ana yang heran dengan masalah mereka hanya karna jari kelingking.
An berhasil menendang kepala Lancord yang terkapar di rerumputan, "sudah aku bilang kan kalau kau bukan tandinganku."
Lancord berusaha untuk bangkit tapi tubuhnya terasa remuk akibat beberapa kali terkena pukulan An yang benar Master dari segala Master.
"sudah selesai?" tanya Ana dengan wajah datarnya mendongak ke An yang sudah berdiri dihadapannya.
"menurutmu?" tanya An sambil menarik lengan Ana untuk segera berdiri.
.
di dalam Mobil,
"kenapa menyerangnya?" tanya Ana basa-basi sambil memutar badan ke arah An.
"sudah aku bilang bukan aku yang memulainya, dia yang tiba-tiba memperingatiku karna sudah membun*h bawahannya yang sudah menjadi boneka uji cobamu itu." jelas An.
Ana mengerutkan keningnya, "sejak kapan mereka jadi kawan? apa sejak malam itu?"
An mengangkat bahunya acuh lalu Ana berdecak sebal bertambahlah musuh An yang membuat An malah tertawa sebab Lancord itu tidak ada apa-apanya bagi An.
"jangan spelekan musuh.!" kata Ana dengan serius.
An diam saja karna Ia juga tau hanya saja harga dirinya yang dijuluki gelar Master dari segala Master itu memang membuatnya seperti itu padahal hatinya tentu tidak pernah meremehkan musuh apalagi musuh dibalik selimut (paling dekat seperti teman).
"lain kali lebih hati-hati, aku akan membuatkanmu Ramuan anti kebal racun." kata Ana dengan serius.
"maksudmu? kenapa tiba-tiba?" tanya An.
Ana memutar kedua bola matanya dengan jengah, "apa kamu tidak tau kalau Lancord itu punya racun khasnya yang bisa membuat lawannya lumpuh beberapa saat?"
An mengangguk, "tentu saja aku tau, jangan bilang kamu meremehkan kemampuanku yang bisa saja terkena racun yang kamu maksud itu?" tanya An dengan datar.
"mencegah lebih baik daripada mengobati..!" kata Ana dengan santai.
An melihat wajah Ana lalu mengambil pembersih muka dilaci Mobilnya dan melemparnya ke Ana.
Ana menangkap itu pun mengerucutkan bibirnya segera Ia membersihkan wajahnya yang penuh dengan make-up, walau tidak tebal tapi Rovert tidak suka jika anaknya ketahuan berdandan berlebihan sebab bisa mengundang tatapan Pria jahat apalagi paras Ana dan Alena sudah sangat cantik tanpa make-up. yang paling utama menurut Rovert maupun An tentu saja Pria yang tulus akan menyukai perempuan yang tidak berdandan sebab tidak akan pernah disamakan dengan wanita tidak benar.
"jangan berhubungan dengan teman kampusmu itu lagi." titah An.
"lalu aku berteman dengan siapa? teman baikku cuma Ariel itu pun kamu membencinya dan dia juga jaga jarak dekat denganku hanya karna takut padamu." kesal Ana.
"Alena saja." jawab An.
Ana menarik nafas dalam-dalam, sungguh sabar sekali Ana menghadapi tingkah An yang sangat posesif itu sama seperti Papanya.
"Alena juga punya kesibukan An, dia terpilih lagi jadi pemain Anggar salah satu perwakilan negara kita ke Jepang..!" ketus Ana.
"ikuti saja dia..!" jawab An santai.
Ana berdecak menyebut An menyebalkan juga membosankan.
.
di tempat lain,
Carrina tersentak mendengar panggilan Pelayannya sambil bersimpuh meminta Carrina untuk menenangkan Lancord yang sedang mengamuk tidak mau di obati.
"apa dia terluka lagi?" tanya Carrina.
"benar Nona..!" jawab si Pelayan setia Carrina.
Carrina menganggukkan kepalanya lalu mengikat penutup wajah yang biasa ia gunakan untuk menutupi kecantikannya sesuai permintaan Lancord yang tidak ingin wajah Carrina dilihat lelaki manapun.
Carrina menemui Lancord yang sudah melempar banyak barang-barang di Ruangannya, "Lancord?" panggil Carrina.
Lancord tidak sengaja melempar vas Bunga ke Carrina dan tangan Carrina melindungi kepalanya hingga tangannya terkena Vas Bunga hal itu membuat para Pelayan memekik syok dan kian gemetar karna berlian kesayangan Tuan Mereka terluka.
"Carrina?" Lancord seketika berdiri dengan raut wajah khawatir mendekati Carrina berulang kali meminta maaf.
Carrina menggeleng kepalanya, "tanganku tidak apa-apa.!"
"diobati..!" titah Lancord.
"tapi kamu juga harus diobati." jawaban Carrina membuat Lancord tersenyum lembut dan situasi yang tadinya panas sudah kembali dingin karna Carrina bisa mendinginkan kepala Lancord yang meledak-ledak karna amarahnya itu.
Lancord sendiri yang mengobati tangan Carrina dengan lembut, "apa sakit?" tanya Lancord.
"tidak sakit." jawab Carrina sambil memperhatikan wajah Lancord yang babak belur.
"aku berkelahi dengan Master An." ujar Lancord yang tau rasa penasaran Carrina.
Carrina melebarkan matanya, "ke-kenapa? apa dia yang memulainya duluan?" tanya Carrina.
"kamu sangat mengerti aku Carrina." senyum lebar Lancord lalu meringis memegang sudut bibirnya yang terasa perih saat tersenyum lebar.
Carrina meminta Dokter mengobati Lancord sebab tangannya tidak diizinkan mengobati Lancord karna terluka akibat terkena Vas bunga, memang hanya Carrina yang penurut dan bisa membuat seorang Lancord tergila-gila pada nya.
"aku tau dia memulainya tapi aku percaya dengan perasaanku kalau kamu-lah yang memancingnya Lancord." batin Carrina yang tidak kenal dekat An tapi hatinya seolah sangat mengenal watak An.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Sani Srimulyani
ternyata carrina lebih mengenal sosok An dibanding kamu, kasian deh.
2023-07-25
1
Ayu Octaviany
makin seru Thor , next...
2023-07-22
1
Ratna Anggraeni
lanjut,.,.💃💃💃💃💃
2023-07-22
1