.
.
.
An berlari mengitari Mobilnya dan pergi dari kawasan kampus Ana.
Ana memutar separuh badannya ke An, "apa resep tinggimu An?" tanya Ana berbinar.
An menoleh ke Ana sekilas, "perempuan sempurna tingginya 170-175 dan tinggimu 165 sudah pantas, aku rasa tubuhmu akan jelek jika memiliki tinggi 180 sepertiku." jawab An.
Ana mengangguk membenarkan, "aku bisa tambah tinggi lagi kok tapi apa kamu bisa tambah tinggi lagi?"
An diam saja sambil fokus dengan kendaraannya, Ana tersenyum manis lalu menangkup kedua pipinya.
"siapa yang membuatmu kembali? apa ada seseorang yang kamu suka disini?" tanya Ana.
An menghela nafas, "tidak ada Ana."
"baiklah aku tidak akan bertanya, tapi berapa lama tinggal disini?" tanya Ana.
"1 bulan." jawab An.
Ana menganggukkan kepalanya, "enak sekali jadi laki-laki bisa bebas kemana aja sementara aku? nginap di Asrama aja dikunjungi setiap minggu." gerutu Ana.
An memutar kedua bola matanya, "kamu perempuan..! wajar saja Papa mengkhawatirkanmu apalagi kamu dalam masa pubertas, kalau sampai terjerat pergaulan bebas siapa yang rugi dan siapa juga yang direpotkan ha?"
Ana mengangguk pelan saja, "aku memang masa puber tapi aku tau cara menjaga diri."
An juga mengomeli Ana supaya tidak ikut masuk bar apalagi minum-minuman yang memabukkan sebab tidak baik untuk kesehatan, Ana manggut-manggut patuh sebab Ia juga tidak ada waktu untuk pergi ke Bar juga penyebab utamanya adalah penjagaan ketat Rovert melalui mata-matanya mengawasi setiap gerak-gerik Ana saat beraktifitas.
.
selama beberapa hari An tinggal di Mansion Maldev serta menuruti apa saja perintah Xabara yang biasanya An sering menolak tapi karna tidak mau Passportnya ditahan oleh Rovert membuatnya tidak berkutik sama sekali.
kini An sedang berada di Taman LoveXabara dengan topi putih serta Hoodie yang menutupi sebagian wajahnya, Ia tidak terlalu suka berada di keramaian tapi entah mengapa tiba-tiba An ingin mengunjungi tempat itu.
"huhh...!" An melangkahkan kakinya menuju tempat duduk di Taman LoveXabara dan melihat setiap tanggal berharga bagi Rovert membuat senyum tipis An terbit seketika.
"jangan menyakiti hati Mommymu cucuku sayang, dulu Papamu juga sepertimu selalu saja kemana-mana supaya otaknya tidak kosong dan meninggalkan Nenek tapi setelah bertemu dengan Mommy-mu, hmm..! jangankan keluar negeri pergi ke Luar Kota saja harus membawa Mommymu nak dia berat meninggalkan Istrinya..! kamu mengerti maksud Nenek kan?" kata-kata Ratu terngiang-ngiang di kepala An.
"Papa berubah setelah bertemu Mommy? apa aku akan berubah seperti Papa?" gumam An.
An tertawa kecil seolah meledek dirinya sendiri yang pasti sulit jatuh cinta, menurut An tidak ada perempuan yang bisa menarik perhatiannya selain Xabara, Ana dan Alena saja yaitu perempuan kuat yang bisa diandalkan pasti sangat keren bagi Pria yang punya standar tinggi seperti An.
An menatap langit yang berwarna biru cerah lalu tiba-tiba Ia menoleh ketika ada seseorang yang berdiri disampingnya.
"Tu-Tuan?" sapa anak gadis itu.
An terkejut sejenak melihat gadis itu yaitu Carrina Carol yang memakai pakaian yang sama saat terakhir An menyelamatkannya.
"sedang apa kau disini?" tanya An mengedarkan pandangannya.
Carrina menggeleng kepalanya lalu memberikan sebuah gelang ke An yang menaikkan sebelah alisnya menerima gelang dengan gemerincing berwarna putih itu.
"apa ini?" tanya An menerima gelang itu.
Carrina menundukkan kepalanya, "sa-saya titip gelang itu karna besok saya akan bekerja, gelang itu sangat berarti bagi saya Tuan."
An menatap datar Carrina, "lalu kenapa memberinya padaku? aku tidak menampung barang titipan."
"saya minta Tuan menjaganya selama 10 tahun saja, jika saya tidak juga kembali untuk mengambilnya anda boleh membuangnya." kata Carrina dengan serius.
An menatap Carrina yang sepertinya sangat serius sekali mengatakan hal itu.
"bagaimana kau bisa tau aku disini?" tanya An lalu berdiri dari duduknya sambil menggenggam gelang titipan Carrina.
"sa-saya disuruh bertemu dengan Tuan saya yang baru disini dan kebetulan saja saya bertemu Tuan." jawab Carrina menunduk sopan lalu segera lari dari An tanpa menoleh ke arah An lagi.
An melihat saja Carrina yang berlari menuju sebuah Mobil mewah yang baru saja datang, An menaikkan sebelah alisnya ketika melihat salah satu orang dari dalam Mobil itu membukakan pintu untuk Carrina.
"kenapa aku?" An merasa tidak biasa melihat sorot mata seseorang dari dalam Mobil itu ke arah Carrina.
An menggeleng kepalanya, "apa peduliku? dia bekerja kenapa aku harus melarangnya? biarkan saja dia yang akan menderita nanti."
An malah salah faham mengira Carrina bekerja sebagai calon wanita malam tapi karna janjinya tentu saja An harus menjaga gelang titipan Carrina selama 10 tahun kalau lewat dari batas waktu itu maka An bisa membuangnya.
.
An tiba di Kamarnya langsung menuju kamar mandi ketika Ia melempar pakaian kotor terdengar suara gemerincing yang membuat An menoleh ke arah pakaian kotornya itu.
An mengambil pakaian kotornya dan terjatuhlah gelang titipan Carrina lalu An menghela nafas panjang.
"merepotkan saja..!" gumam An meletakkan gelang itu di westafel lalu kembali melanjutkan aktifitasnya untuk membersihkan diri.
setelah selesai mandi An meletakkan gelang itu di brankas pentingnya bukan karna berharga tapi karna janjinya dan An takut jika Xabara atau adiknya melihat gelang itu akan salah faham mengira An sedang kasmaran padahal tidak sama sekali.
sejak saat itu An tidak melihat gelang itu lagi karna Ia letakkan di tempat yang paling tersudut, bahkan saat An pergi ke Korea Selatan untuk Kuliah pun Ia tidak membawa gelang itu.
waktu berlalu begitu cepat saat An sudah selesai dengan kuliahnya pun tidak memikirkan pemilik gelang itu sama sekali.
kini umur An telah genap 26 tahun dan Ia menjadi seorang Pria yang sangat mapan serta sangat tampan tentu idaman banyak wanita tapi tidak ada satupun ada wanita maupun gadis yang bisa membuat hati seorang Herdian Roxab Maldev bergetar apalagi berdebar.
sosok An semakin terkenal di dunia Mafia sebagai Generasi Master mematikan saat membantai targetnya, An disebut sebagai Master dari segala Psikopat Mafia yang ada di zaman nya, juga disebut-sebut sebagai Malaikat Maut bagi musuhnya dan Malaikat tidak bersayap bagi sebagian yang di bantu oleh An.
"An?" panggil Xabara.
An yang sedang memainkan laptopnya pun segera bangkit mendekati Xabara.
"ada apa Mommy? apa ada masalah?" tanya An.
Xabara tersenyum, "Mommy dengar kamu membuat Pria yang mengejar Ana babak belur ya?"
An mengerutkan keningnya, "dari mana Mommy tau?"
An tidak pernah memberitau masalahnya pada Xabara.
"anak itu melapor ke Polisi dan Papamu dipanggil karna dia berani menyebut nama Papamu di kantor Polisi."
An berubah dingin, "benarkah Mom? aku akan habisi dia sekarang juga."
An hendak pergi tapi ditahan oleh Xabara.
"Papamu sudah mengatasi masalahmu, Dia tidak marah sama sekali malah dia kesal kenapa kamu tidak membuat gigi anak itu rontok semua." kata Xabara yang juga tidak marah dengan tindakan An.
An menghela nafas panjang, "maafkan An yang membuat kalian harus terlibat masalah bocah sepertinya."
Xabara terkekeh pelan, "tidak apa, lebih baik kamu makan ya? kamu belum makan kan? tinggalkan saja kesibukanmu itu."
Xabara menarik An untuk makan malam sebab karna kesibukan An itu membuat Putranya sering telat makan.
memang benar kata-kata orang terdahulu kalau kasih sayang Ibu itu sepanjang massa walau Anak-anaknya sudah dewasa seorang Ibu akan selalu memperhatikan anak-anaknya.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 262 Episodes
Comments
Sani Srimulyani
kira2 carrina kerja apaan ya......
2023-07-25
1
Sama Lia
semangat author...
2023-07-20
1
Sucii Amidasarii
Terimakasihhh yaaa?!!
2023-07-19
2