Setelah menyelesaikan urusan pembayaran dan menerima resep dari dokter Benny, Alex keluar sebentar untuk menebus obat. Sementara mb Minah memasak bubur untuk nenek dan Riri, Mario sudah pulang dari sekolah.
Mario : “Kak Mia... peluk...”
Mia yang sedang duduk di ruang keluarga bersama Rara, langsung ditimpa oleh tubuh Mario yang sedikit gempal.
Mia : “Rio kenapa? Kok lemes?”
Rio : “Laper, ngantuk, capek, peluk...”
Rara menatap heran pada adiknya, secapek apapun Mario atau Marie, mereka tidak pernah minta dipeluk oleh siapapun. Alex yang baru datang juga cuma bengong menatap putra bungsunya memeluk Mia dengan erat.
Mia : “Rio, mau peluk... sampai... aduh, aku gak... bisa nafas...”
Rio melonggarkan pelukannya, membiarkan Mia menarik nafas dalam,
Mia : “Ya, ampun. Rio mandi dulu ya, waktu SMP perasaan gak segede ini dech.”
Rio : “Rio ikut fitness, kak. Biar kuat dan bisa jagain kak Mia.”
Mia : “Jagain dari siapa?”
Rio : “Laki-laki yang jahat, kak. Pokoknya kak Mia gak boleh deket sama laki-laki kecuali papa dan aku.”
Mia : “Kok gitu?”
Rio : “Karena Rio sayang sama kak Mia.”
Mia tersenyum manis, ia menoleh pada Rara yang bergerak memeluknya juga.
Rara : “Rara juga sayang sama kak Mia.”
Kedua bersaudara itu memeluk Mia erat, membuat Alex tersenyum senang. Akhirnya ada sedikit jalan untuk hubungannya dengan Mia.
Alex : “Papa juga mau dipeluk dong.”
Rio : “Papa gak boleh peluk kak Mia.”
Alex : “Kenapa?”
Rio : “Cuma Rio yang boleh peluk.”
Disaat seperti ini Alex bisa melihat sifat posesifnya di dalam diri Rio, sifat yang membuat Selvi sering marah
padanya dulu.
Alex : “Hais, cepet mandi sana, bau acem…”
Rio ngloyor ke kamarnya sementara Alex memberikan bungkusan obat pada Mia, ia duduk di samping Mia yang langsung membuka dan membaca obat-obat itu.
Mia : “Ini untuk Rara, ini untuk Riri dan untuk nenek.”
Mia bangun dari duduknya dan masuk ke kamar nenek yang sedang makan bubur bersama Riri.
Mia : “Nenek, ini obatnya. Habis makan, minum yang ini dulu. Riri sudah makan?”
Riri : “Sudah, kak. Tapi dikit aja.”
Mia : “Iya, gak pa-pa. Minum obat dulu ya.”
Nenek tersenyum melihat Mia mengurus Riri dengan baik, setelah minum obat, Riri minta Mia memeluknya sampai tidur. Mia melakukan yang diminta Riri dan ketiduran disisi Riri.
-------
Saat makan malam, Rara, Rio, Nenek, dan Alex duduk di meja makan.
Nenek : “Mb Minah, nanti tolong bangunkan Mia ya. Dia belum mandi dan makan.”
Alex : “Biarkan dia istirahat dulu, bu. Nanti aku pindahkan dia ke kamar, aku bisa tidur sama Rio.”
Nenek : “Ya, sudah.”
Mereka menyelesaikan makan malam, Rara dan Rio kembali ke kamar mereka untuk istirahat lebih awal. Mia dan Riri masih tidur di kamar nenek, tinggal nenek dan Alex yang masih betah duduk di meja makan,
Nenek : “Apa kamu baik-baik saja, nak?”
Alex : “Aku sehat, bu.”
Nenek : “Bukan itu maksud ibu. Sudah terlalu lama kamu sendiri, apa kamu gak ingin berumah tangga lagi.”
Alex : “… Ibu tahu sendiri, anak-anak sudah cukup besar untuk menilai. Aku gak bisa sembarangan mencari pendamping hidup.”
Nenek : “Ibu rasa kau sudah menemukannya, kan.”
Alex : “Siapa yang ibu maksud?”
Nenek : “Mia. Jangan mengelak lagi dari ibu, beberapa kali ibu lihat kamu melakukan sesuatu sama Mia.”
Alex : “…”
Nenek : “Ibu gak nglarang, tapi lebih baik kalian menikah saja dulu. Ibu was-was setiap kali Mia kesini dan menginap, kalian belum terlalu jauh kan?”
Alex : “…”
Nenek : “Jadi sudah jauh ya. Apa Mia sudah terlambat datang bulan?”
Alex : “Aku belum menyentuhnya sampai kesana, bu. Terus terang aku bingung, bu. Bagaimana mengatakan pada Rara dan si kembar? Kalau mereka menolak Mia, kami gak akan bisa ketemu lagi, bu.”
Nenek : “Apa kau sudah mengatakan perasaanmu pada Mia?”
Alex : “Belum, bu.”
Nenek memukul kepala Alex dengan napkin yang masih dipegangnya.
Nenek : “Status hubungan kalian gimana sich? Kamu belum bilang apa-apa sama Mia, terus kalian melakukan itu tanpa status?”
Alex : “Mungkin karena kami sudah saling jatuh cinta, jadi gak perlu diomongin, bu.”
Nenek : “Hadeh, ibu jadi pusing. Pastikan dulu perasaan Mia padamu, baru pikirkan anak-anak. Ibu gak habis pikir
anak muda jaman sekarang, bisa berhubungan tanpa status jelas.”
Alex : “Semua karena cinta, bu.”
Nenek : “Cinta, cinta… sudah ach, ibu mau tidur. Cepat bawa Mia ke kamarmu, tapi ingat kamu harus tidur di kamar Rio.”
Alex : “Iya, bu.”
Alex ikut masuk ke kamar nenek, ia membopong Mia dan membawanya masuk ke kamarnya. Mia sama sekali tidak terbangun, saat Alex mencium keningnya.
-------
Entah jam berapa, Mia menggeliat bangun. Ia menatap sekeliling dan menyadari kalau ia tidur di kamar Alex. Mia
merasa sedikit haus dan tidak nyaman dengan tubuhnya karena belum mandi. Dilihatnya tas ranselnya tergeletak di samping lemari Alex.
Mia memutuskan mandi di kamar mandi Alex, lima belas menit kemudian, ia keluar sudah berganti pakaian dengan rambut sedikit basah. Ia merasa sedikit lapar dan ingin makan sedikit sebelum kembali tidur.
Mia tertegun di depan kamar Alex, ia menatap Alex yang sudah duduk di meja makan, dengan makanan hangat diatas meja.
Alex : “Sudah bangun, ayo makan dulu. Kamu pasti lapar.”
Mia duduk di depan Alex, ia mengambil sedikit nasi dan lauk.
Alex : “Kenapa makan sedikit sekali?”
Mia : “Kalau terlalu kenyang, nanti saya gak bisa tidur lagi, om. Ini sudah jam berapa ya?”
Alex : “Baru jam 11.”
Mia : “Om gak tidur?”
Alex hanya diam, tadi ia ketiduran di ruang keluarga karena terlalu asyik menonton sepak bola. Saat Mia mandi, Alex terbangun dan segera memanaskan makanan.
Mia : “Oh, iya. Saya tadi tidur di kamar om ya. Saya akan tidur bersama Rara, om bisa istirahat sekarang. Tapi
kenapa saya bisa disana?”
Alex : “Tadi aku yang membawamu kesana, biar bisa istirahat dengan nyaman. Aku tidur di kamar Rio saja. Kamu bisa tidur di kamarku lagi.”
Mia : “Saya gak enak, om.”
Alex : “Rara sudah nyaman beristirahat, masa kamu sekamar sama Rio, kalau sekamar sama aku sich mau aja.”
Mia : “Iih, lebih bahaya sekamar sama om, gak?”
Alex : “Justru lebih berbahaya tidur sekamar sama Rio, kalau terjadi sesuatu bagaimana?”
Mia : “Bapak sama anak sama aja. Ya sudah, saya pakai kamar om lagi.”
Mia menyelesaikan makan malamnya dan membereskan meja makan. Alex hanya menatapnya, terlihat sangat senang melihat cara Mia mengurus rumah.
Mia : “Om gak tidur?”
Alex : “Aku boleh nanya? Kamu ingin menikah di umur berapa?”
Mia : “Menikah? Kerja aja belum, om. Tapi mungkin di umur 25 atau 26 tahun.”
Alex : “Terlalu lama, kamu gak berencana tahun ini?”
Mia : “Calonnya belum ada, om. Lagian kuliah saya gimana?”
Alex : “Calonnya ada. Kalau kuliah, bisa diatur lah.”
Mia : “Siapa?”
Alex : “Aku.”
Mia : “Jangan bercanda, om. Hal serius seperti ini saya harus pertimbangkan baik-baik.”
Alex : “Apa aku kurang memenuhi syaratmu? Aku tahu, aku duda dan punya anak 3.”
Mia : “Saya gak masalah dengan itu.. tapi bagaimana dengan anak-anak? Rara tidak akan menerima calon ibu tiri yang umurnya tidak jauh berbeda dengan dia.”
Alex : “Jadi kau setuju menikah denganku.”
Mia : “Itu kesimpulan darimana, om. Saya aja gak tahu perasaan om sama saya.”
Alex : “Aku sayang kamu, Mia.”
Jdeer! Mia terpana mendengar kata-kata Alex, bagaikan mendengar suara petir di malam buta. Dia tidak menyangka kalau Alex akan mengatakan isi hatinya.
Alex : “Aku harus mengatakan ini, kalau gak kamu akan direbut laki-laki lain duluan. Apa kamu juga merasakan yang sama?”
Mia : “…”
Alex : “Kita jalani aja dulu ya, sampai kita siap mengatakannya pada anak-anak.”
Mereka berpegangan tangan saling menatap satu sama lain, menyatukan perasaan mereka yang semakin dalam. Tanpa mereka sadari, seseorang sudah berdiri di dekat mereka dan mendengar semuanya.
-------
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca novel author ini, jangan lupa juga baca novel author yang lain ‘Menantu untuk Ibu’, ‘Perempuan IDOL’, ‘Jebakan Cinta’ dengan cerita yang tidak kalah seru.
Ingat like, fav, komen, kritik dan sarannya ya para reader.
Dukungan kalian sangat berarti untuk author.
--------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 602 Episodes
Comments
Komenk Sellow Soblah
lucu ke senyum2 sendiri 🤣🤣
2020-08-27
1
t_win
siapa ya yg nguping itu?😆😆😆
2020-08-06
1
Murtini Marlove
siapa kah orang yg melihat itu
2020-08-05
1