Akhirnya perjuangan dimulai lagi, ujian masuk universitas mereka lewati tanpa banyak rintangan dan Rara yakin kalau dirinya bisa lulus. Mia tersenyum melihat semangat Rara, ia juga yakin bisa lulus dan kuliah.
Tiga hari berikutnya jadi hari yang mendebarkan bagi mereka, setelah ujian masuk, Mia tidak pernah datang lagi ke rumah Rara. Ia tidak punya alasan yang bisa ia berikan pada mamanya yang masih curiga dengan perasaan Mia pada Alex.
Tring! Suara notif e-mail masuk ke HP Mia. Itu e-mail pemberitahuan kalau ia lulus tes masuk universitas dan diwajibkan melengkapi berkas dan melakukan pembayaran sekitar 2 minggu lagi. Mia tersenyum lega, ia ingin menanyakan bagaimana dengan Rara, tapi Rara sudah menelponnya duluan.
Rara : “Kaakk Miiiaaa...!!! Rara lulusss!!! Kakak juga kan?”
Mia : “Aku gak...”
Rara : “Kakak gak lulus??!!”
Mia : “Kamu tuch ya. Kalo uda seneng, lupa ngerem... aku belum selesai ngomong. Aku juga lulus, tapi aku gak punya kelengkapan untuk berkas yang diperlukan. Kamu gimana?”
Rara : “Emang berkas apalagi?”
Mia : “Astaga, Rara! Baca lagi e-mailnya yang teliti.”
Rara : “Tunggu, kak. Rara scroll dulu e-mailnya...”
Mia : “Jadi gimana?”
Rara : “Hehe, sama gak punya juga. Besok kita urus ya, kak.”
Mia : “Ok, sampai jumpa besok.”
-------
Pagi berikutnya, Mia sudah sampai di depan rumah Rara. Si kembar yang sedang menonton TV, segera bangun dari duduknya dan berebutan memeluk Mia.
Mario : “Kak Mia, kangen...”
Marie : “Kak, kok baru kesini?”
Mia : “Maaf ya, kakak agak sibuk, kan harus daftar kuliah.”
Si kembar memaksa Mia duduk bersama mereka di ruang keluarga, mengapit Mia kanan dan kiri. Mario bersandar di lengan Mia, ia merasa nyaman dengan aroma tubuh Mia. Sementara Marie tiduran di paha Mia. Nenek yang mendengar kedatangan Mia, segera keluar dan memergoki kedua cucunya menempel seperti perangko pada Mia.
Nenek : “Eh, Mia. Kapan datang? Rio, Riri, kak Mia-nya jangan dijepit gitu dong. Gak bisa nafas, ntar.”
Mia : “Gak pa-pa, nek. Nenek sehat-sehat kan?”
Nenek : “Nenek sehat, Mia. Mia mau ketemu Rara?”
Mia : “Iya, nek. Mau siapkan berkas untuk daftar ulang. Mia lulus tes masuk sama Rara.”
Nenek : “Kebetulan Rara masih keluar sama papanya, sepertinya mau ngurus berkas juga. Tunggu sebentar ya. Riri, ambilin kak Mia nya minum dulu.”
Marie : “Iya, nek.”
Mario pindah membaringkan kepalanya di paha Mia, ia meraih tangan Mia agar mengelus kepalanya. Nenek melihat kasih sayang Mia untuk kedua cucunya. Ia mulai berharap Mia bisa menjadi ibu yang baik untuk cucunya dan istri yang baik untuk Alex.
-------
Rara akhirnya kembali bersama Alex, ia membawa berkas-berkas untuk pendaftaran ulang yang membutuhkan tanda tangan Mia saja. Mia masih tidak bisa beranjak dari duduknya di ruang keluarga. Mario dan Marie masih memeluk tubuhnya sambil menonton TV.
Rara : “Kalian bisa minggir bentar gak?”
Mario dan Marie menyingkir dari atas tubuh Mia, tapi masih duduk di dekat Mia. Rara mengeluarkan berkas-berkas itu agar bisa ditanda tangani Mia.
Mia : “Loh, kok uda selesai?”
Rara : “Papa yang bantu, kak. Kakak tinggal tanda tangan disini aja.” Mia membolak-balik berkas itu setelah menandatanganinya,
Mia : “Loh, ini bukannya bukti pembayaran ya. Aku transfer ya, minta no. rekening-mu dong.”
Rara : “Papa yang bayar, kak. Kata papa gak usah diganti, nanti aja kalau kakak uda kerja.”
Mia : “Tapi aku punya uangnya, Ra. Mintain no. rekening ke papamu dong.” Alex sejak datang tadi memang langsung masuk ke kamarnya.
Rara : “Nanti Rara minta, ya kak. Sekarang kita ngapain?”
Mario & Marie : “Maiiinnn...!!”
Mia tidak bisa mengelak saat tubuh Rio dan Riri menabraknya hingga terjengkang. Anak-anak itu lupa kalau mereka sudah SMA sekarang dan tubuh mereka sudah tumbuh lebih besar. Mia tertawa kegeliaan saat si kembar menggelitiki tubuhnya.
Rara segera menjauhkan berkas ke atas meja dan mengambil permainan UNO. Mereka segera duduk melingkar dan Mia membagikan kartu.
Mereka berempat bermain sampai tiba waktunya makan siang. Ruang keluarga sudah berantakan karena
permainan mereka. Rara dan Mia membereskan ruang keluarga, sementara si kembar membawa gelas-gelas minuman dan piring makanan yang tadi dibawakan mb Minah untuk cemilan mereka, ke dapur.
Alex keluar dari kamarnya setelah nenek memanggilnya, mereka duduk bersama di ruang makan seperti sebuah keluarga yang utuh. Alex duduk disamping Mia, diikuti Rara, Mario, Marie dan Nenek. Sesekali lengan Alex menyenggol lengan Mia ketika mengambil makanan, dan wajah Mia memerah menerima sentuhan Alex.
Nenek memandang sekeliling, menikmati pemandangan keluarga utuh yang bahagia.
Nenek : “Andai saja bisa jadi kenyataan, pasti keluarga ini akan bahagia lagi. Selvi, ibu harap kamu bisa bantu mempersatukan mereka.” Gumam nenek dalam hati.
--------
Tak terasa kegiatan sebagai makasiswa mulai menyibukkan Rara dan Mia, mereka harus mengikuti kegiatan pengenalan kampus atau ospek. Setiap hari selama tiga hari mereka pergi pagi pulang malam untuk kegiatan itu. Bahkan Mia tidak sempat berkunjung ke rumah Rara lagi.
Belum lagi setelah ospek, mereka langsung mulai pengenalan kuliah. Kegiatan mereka sangat padat dari pagi sampai sore.
Mia menundukkan kepalanya ke atas meja belajar Rara, akhir pekan ini banyak sekali tugas yang harus mereka selesaikan untuk minggu depan. Untung saja meskipun berbeda jurusan, tugas mereka sama, jadinya bisa berbagi jawaban. Mia sudah menyelesaikan jawaban bagiannya dan ia berusaha mengurangi rasa pegal di pundak
dan lehernya.
Seseorang mulai memijat pundak Mia, membuatnya mulai merasa rileks.
Mia : “Makasih, Ra. Badanku pegal sekali, sepertinya kita harus ke spa. Besok kita jalan yuk.”
Alex : “Aku bisa pijitin seluruh badan kalau kamu mau.” Bisik Alex di telinga Mia.
Mia : “Ooommm...!!!”
Mia terperanjat menyadari kalau bukan Rara yang sejak tadi memijat tubuhnya. Tapi pijatan Alex benar-benar membuat Mia merasa nyaman. Maklum statusnya duda, pasti lebih pengalaman menjamah.
Alex : “Sssttt... Teriakan kamu bisa bikin orang salah paham.”
Mia : “Om ngapain kesini? Rara mana?”
Alex : “Rara minta tolong aku bantu ngerjain tugasnya juga. Kalian harus menggambar kan? Mana buku gambarnya.”
Mia : “Ini, om. Memangnya om bisa gambar?”
Alex : “Kalau aku bisa gimana? Aku dapat hadiah apa?”
Mia : “Om boleh minta satu permintaan, tapi gak boleh aneh dan nakal.”
Alex : “Cukup adil. Ingat janjimu ya.”
Alex mulai bekerja menggambar sesuai tema yang diminta dalam tugas. Mia memperhatikan hasil gambar Alex yang cukup aneh.
Mia : “Om yakin bisa?”
Alex : “Ini belum selesai. Coba ambilkan pensil warna, crayon, atau spidol warna.”
Mia mengambil apapun yang bisa ia temukan di meja Rara. Ia penasaran akan jadi seperti apa gambar itu. Alex mulai menambahkan warna, dan jadilah gambar tugas itu. Mia mengagumi gambar di depannya,
Mia : “Wow! Om punya bakat. Gambar ini indah sekali.”
Alex : “Kamu lebih indah.” Gombal Alex sambil merapikan kertas gambar di depannya.
Mia : “Rara mana sih? Kok gak balik-balik.”
Alex : “Tadi lagi bantu nenek buat pisang goreng, bentar lagi juga naik. Mana gambarmu?”
Mia : “Gak ah, om. Gambar saya jelek.”
Alex : “Coba lihat... atau...”
Mia cepat-cepat mengambil buku gambarnya dan memberikannya pada Alex yang langsung membukanya. Gambar
Mia masih berupa sketsa mentah, entah apa yang ingin ia gambar.
Mia : “Jelek kan, om.”
Alex : “Gak juga, cuma belum selesai. Mau aku bantu? Tapi permintaannya jadi 2 ya.”
Mia berpikir sejenak,
Mia : “Loh, bukannya gambar yang om buat tadi itu untuk saya?”
Alex : “Itu buat Rara...”
Mia : “Ta... tapi? Kenapa saya yang ngasi janji sama om?”
Alex : “Iya, kan aku sudah bantu kalian.”
Mia : “Saya gak mau kalau permintaannya nambah.”
Alex : “Ya sudah, selesaikan sendiri kalau gitu.”
Mia cemberut, ia sudah hampir menarik buku gambarnya dari tangan Alex, tapi Alex menahannya. Alex
menggenggam tangan Mia, menatapnya lembut. Mencari cinta yang ada hanya untuknya di mata Mia.
Alex : “Apa kau mencintaiku? Karena aku sudah mencintaimu.” Kata hati Alex berharap suara hatinya akan di dengar hati Mia.
-------
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca novel author ini, jangan lupa juga baca novel author yang lain ‘Menantu untuk Ibu’, ‘Perempuan IDOL’, ‘Jebakan Cinta’ dengan cerita yang tidak kalah seru.
Ingat like, fav, komen, kri~~~~tik dan sarannya ya para reader.
Dukungan kalian sangat berarti untuk author.
--------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 602 Episodes
Comments
Yoni Asih
klok wajahnya kayak lee min ho yaaa bs di bicarakan baik2
2021-01-20
0
Ilham Rasya
lanjut like
2020-09-22
0
Narni Dilla
udh lamar aja om dari pada buat dosa
2020-08-01
0