Si kembar baru turun dari mobil yang menjemput mereka bersama nenek
Rara, mereka menatap penuh minat pada sepatu milik Mia yang tergeletak di depan
pintu.
Mario : “Sepertinya ada tamu.”
Marie : “Mungkin teman kakak, ini sepatu sekolah kan.”
Nenek : “Kalian kenapa masih di depan pintu, ayo masuk.”
Tin! Ketiganya menoleh melihat ojol datang menghampiri mereka,
Ojol : “Maaf, pesanan atas nama Rara.”
Mario : “Wih, kakak pesen pizza. Berapa, mas?”
Ojol : “Semuanya 150rb.”
Mario : “Tunggu bentar ya.” Mario mengeluarkan dompetnya dan melihat
isinya hanya 50rb, ia menatap neneknya yang sudah mengeluarkan dompet dan
membayar ojol itu.
Ojol : “Terima kasih, bu. Permisi.”
Nenek : “Iya. Ayo cepat bawa masuk, kasi kan kakakmu.”
Rara yang sudah melihat notif dari ojol, hampir keluar dari rumah. Ia
melihat Mario membawa pizza pesanannya,
Rara : “Rio, sini kasi kakak. Tadi yang bayar siapa?”
Mario : “Nenek, kak. Rio mau dong.”
Rara mencium tangan neneknya dan memberikan uang yang tadi diberikan
papanya.
Nenek : “Ada tamu ya, Ra?”
Rara : “Iya, temen Rara, nek. Rio sama Riri ganti baju dulu, cuci
tangan, nanti ambil pizza di kamar kakak ya.”
Mario dan Marie mengikuti kata-kata Rara, meskipun hanya berbeda 3
tahun, si kembar sangat menghormati Rara karena sejak kecil, Rara juga ikut
mengasuh mereka berdua.
Rara : “Nenek mau pizza?”
Nenek : “Nenek mau makan aja, kalian cukup makan pizza aja? Mau nenek
bawakan cemilan?”
Mb Minah, ART sekaligus sopir si kembar masuk ke dalam rumah setelah
memarkir mobil.
Mb Minah : “Neng Rara, papa sudah pulang ya? Tumben sudah ada mobilnya
di garasi.”
Rara : “Iya, mb. Katanya capek, itu lagi tiduran di kamar.”
Nenek : “Papamu sudah makan, Ra?”
Rara : “Rara gak nanya, nek. Coba Rara tanya dulu…”
Nenek : “Biar nenek aja yang tanya, cepat bawa pizza itu, takutnya Rio
dan Riri sudah nunggu diatas.”
-------
Rara melenggang keatas, ia berhenti di depan kamarnya ketika mendengar
gelak tawa si kembar. Waktu Rara membuka pintu, ia melihat Rio dan Riri tertawa
terpingkal-pingkal mendengarkan Mia yang sedang menceritakan lelucon konyol.
Rara : “Kalian lagi cerita apa sich? Kok seru banget.”
Rara ikut tersenyum melihat kedua adiknya tertawa, bahkan Riri yang
jarang tertawa juga bisa tertawa lepas seperti itu. Rara meletakkan pizza di
depan mereka,
Rara : “Kak Mia, ayo dimakan pizza-nya. Rio dan Riri sudah cuci
tangan?”
Mario & Marie : “Sudah kak.”
Rara : “Aku ambil minum dulu ya, kak.”
Mia : “Aku bantu ya.”
Rara : “Kakak disini saja, cuma bentar kok.”
Rara kembali turun ke bawah, ia melihat papa dan neneknya sudah duduk
di meja makan, menatapnya yang baru turun.
Rara : “Kenapa?”
Alex : “Si kembar kenapa bisa ketawa keras begitu? Kedengeran sampai
sini loh.”
Rara : “Lagi bercanda sama kak Mia, pah. Kak Mia cerita hal lucu,
makanya mereka ketawa.”
Rara mengambil minum dari kulkas dan menuangkannya ke teko besar, ia
membawa beberapa gelas plastik agar mudah membawanya ke atas.
Nenek : “Tumben ya nenek dengar tawa mereka seperti itu. Mia itu teman
kamu? Kok manggilnya kakak?”
Rara : “Iya, nek. Kami beda 4 tahun, kayaknya Rara pernah cerita dech.
Kak Mia yang pindah dari negara A itu loh nek.”
Nenek : “Oh, yang cantik itu ya. Nenek mau kenalan juga dong.”
Rara : “Nanti Rara kenalin ya, tadi baru ketemu papa aja.”
Nenek melihat wajah Alex yang sedikit merona, baru kali ini nenek
melihat wajah Alex lebih berseri. Wajah yang ia perlihatkan hanya ketika ada
Selvi dulu.
Rara : “Rara keatas dulu ya. Ntar pizza-nya keburu habis.”
--------
Rara berjalan menaiki tangga, nenek dan Alex kembali melanjutkan
makan,
Nenek : “Nak, kamu sudah ketemu Mia? Apa dia cantik?”
Alex : “…Cantik kok, bu.”
Nenek : “Ibu perhatikan wajahmu sedikit berubah, apa tadi terjadi
sesuatu sebelum ibu pulang?”
Alex : “…Maksud ibu apa?” Alex menghilangkan rasa gugupnya dengan
minum air putih, tiba-tiba tenggorokannya terasa kering.
Nenek : “Ibu cuma tanya, kenapa kamu gugup begitu.”
Alex : “…”
Nenek tersenyum melihat tingkah Alex yang berubah sejak kedatangan
Mia, nenek berpikir mungkin ini saatnya bagi Alex untuk membina rumah tangga
lagi setelah kepergian Selvi. Tapi apa Rara mau menerima Mia sebagai ibu
tirinya karena mereka sekolah di tempat yang sama. Nenek menggelengkan
kepalanya, ia berpikir terlalu jauh.
-------
Sementara dari lantai atas kembali terdengar gelak tawa si kembar dan
Rara,
Rara : “Aduduuh… udah… perutku sakit…” Rara mencoba menghentikan
tawanya karena perutnya sudah sakit.
Pizza di depan mereka sudah hampir habis, sementara tumpukan soal
Fisika masih menunggu untuk dikerjakan. Rara meminta kedua adiknya keluar dari
kamarnya agar ia bisa fokus belajar.
Mario : “Yah, padahal masih mau dengar ceritanya kak Mia.”
Marie : “Ayo keluar dulu, besok-besok kak Mia kan bisa cerita lagi. Ya
kak?”
Mia : “Iya, anak manis. Kakak belajar dulu ya. Habis ulangan, pasti
kakak kesini lagi.”
Si kembar memeluk Mia dan keluar dari kamar Rara.
Rara : “Tumben si kembar bisa langsung akrab dengan orang baru. Kakak
kan tumben aku ajak kesini, tapi bisa langsung akrab dengan mereka.”
Mia : “Kebetulan aja kali, Ra. Ayo kita mulai belajar, keburu malam
ntar, aku gak boleh pulang malam-malam.”
Rara : “Tau gitu, aku minta ijin tante tadi biar kakak bisa nginap
disini. Fisika itu susah tau, kak. Bakalan lama deh belajarnya.”
Mia : “Fisika gampang kok kalau tahu triknya. Kita coba ya.”
Rara mulai mengerjakan soal Fisika sambil sesekali bertanya pada Mia
yang mengajarinya dengan sabar. Beberapa kali Mia memberikan trik-trik
menghafal rumus Fisika, sampai Rara benar-benar paham dan bisa mengerjakan soal
latihan sendiri.
-------
Tak terasa sudah 3 jam berlalu, Rara merenggangkan otot pinggangnya
yang kaku, ia melemaskan seluruh tubuhnya dan merasa penat. Akhirnya ia bisa
mengerjakan semua soal latihan tanpa kesalahan dan bantuan dari Mia. Bruk! Rara
merebahkan tubuhnya ke bantal di sekitar karpet.
Mia : “Bagaimana? Masi ada yang belum mengerti?”
Rara : “Kakak hebat sekali ya, bisa paham semuanya.”
Mia : “Kan sudah kukatakan kalau aku sebenarnya sudah lulus sejak 4
tahun lalu, tapi gara-gara ijasah SMA-ku hilang, terpaksa sekolah lagi.”
Rara : “Kak, sebentar lagi ujian akhir, tapi aku belum siap juga.
Kakak mau kan bantu aku belajar, jadi kita bisa lulus sama-sama dan kuliah. Bukannya
univ. yang kita tuju sama ya.”
Mia : “Boleh aja. Ayo sama-sama berjuang. Eh, uda sore, aku pulang
dulu ya.”
Mia mengemasi barang-barangnya, ia kembali mengganti bajunya dengan
seragam SMA dan menutupinya dengan cardigan hitam. Rara mengantar Mia turun,
dibawah mereka bertemu dengan nenek Rara.
Rara : “Nek, ini kak Mia. Kak Mia, ini nenekku.”
Mia menunduk mencium tangan nenek Rara yang mengelus rambut hitam Mia.
Nenek : “Sudah mau pulang, nak? Gak makan dulu?”
Mia : “Lain kali ya, nenek. Nanti Mia kesorean pulangnya. Mia permisi,
nek.”
Nenek : “Sering-sering main kesini ya, cantik.”
Mia tersipu mendengar pujian nenek Rara, ia tidak melihat ketika
membuka pintu, si kembar tiba-tiba masuk dan menabraknya hingga jatuh
terjengkang. Beruntung Mia jatuh diatas karpet tebal, sehingga bokongnya tidak terlalu sakit.
Belum lagi si kembar langsung menyergapnya, tidak membiarkan Mia
bangun. Si kembar mencium pipi Mia kiri dan kanan.
Mario : “Kakak, jangan pulang dulu. Main sama kita ya.”
Marie : “Iya, kak. Bentar aja.”
Mia : “Besok kakak kesini lagi ya, kakak pulang dulu udah sore.
Memangnya kalian gak ada PR?”
Mario & Marie : “Gak ada! Peluk!”
Si kembar kompak memeluk tubuh Mia yang masih terlentang, menguwel-uwel dadaMia yang montok
dengan pipi mereka. Mia kegelian hingga tertawa.
Nenek : “Astaga kalian ini! Kak Mia sampai jatuh begitu, ayo cepat
bangun.”
Alex yang melihat kejadian itu dari depan pintu hanya terpana, ia bisa
melihat warna CD yang dipakai Mia ketika jatuh tadi. CD putih dengan renda,
kesukaan Alex. Bagian bawah tubuhnya langsung berontak, membuatnya tidak nyaman.
Mia akhirnya bisa bangun setelah si kembar menyingkir, baju seragamnya
sedikit terbuka, memperlihatkan sebagian tubuh bagian atasnyapada Alex. Mia segera merapikan
pakaiannya dan berdiri.
Mia : “Nenek, Rara, Rio, Riri, kakak pulang dulu ya. Terima kasih.”
Saat Mia menoleh ke depan pintu, ia melihat Alex yang masih bengong.
Mia menyadari sesuatu yang membuatnya memegang bagian depan baju seragamnya.
Sepertinya tadi Alex sempat melihat sesuatu disana.
Mia : “Om, saya pamit pulang. Permisi.”
Alex : “Ah iya, eh tunggu, dimana rumahmu?”
Mia : “Saya tinggal di jalan S dekat sekolah, om.”
Alex : “Kebetulan saya mau ke daerah sana juga, ada perlu. Sekalian
saya antar pulang ya. Tunggu sebentar.”
Mia baru akan menolak, tapi Alex keburu masuk mengambil kunci mobil. Mia
duduk di teras rumah sambil menunduk memakai sepatunya lagi. Alex sudah siap
dan rapi dengan kemeja dan celana panjang, ia membawa tas kerjanya dan kunci
mobil.
Alex : “Ayo, jalan.”
Mario & Marie : “Papa mau kemana?”
Alex : “Papa mau ke rumah client sambil anterin kak Mia pulang. Kalian
di rumah aja ya.”
Si kembar melambaikan tangan pada Mia sementara Rara dan neneknya
saling pandang melihat kelakuan Alex.
Rara : “Sejak kapan papa mau kerja setelah pulang dari kantor?”
Nenek : “Sepertinya papamu kesambet…”
Rara : “Kesambet apa, nek?”
Nenek : “Bule…ih, jadi ngomong gak jelas dech. Ayo masuk, Rio, Riri
cepat mandi.” Nenek tidak meneruskan kata-katanya, takut Rara berpikiran yang
tidak-tidak.
-------
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca novel author ini,
jangan lupa juga baca novel author yang lain ‘Menantu untuk Ibu’, ‘Perempuan
IDOL’, ‘Jebakan Cinta’ dengan cerita yang tidak kalah seru.
Ingat like, fav, komen, kritik dan sarannya ya para reader.
Dukungan kalian sangat berarti untuk author.
--------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 602 Episodes
Comments
࿅xena_wild ˡⁱᵒⁿあᬊ𝄞༗
aq g bosen2 sm duren manis😂😂
2021-04-06
0
Bunda Beygum Hermawan
Si kembar ganti aja nama nya jdi RIA dan RIO jgn MARIO dan MARIA,kan jdi 3R namanya RARA RIO dan RIA 😂
2021-01-21
0
Christa Auliffie Sumarandak
mantap
2021-01-20
0