Pengumuman kelulusan yang mendebarkan diakhiri dengan teriak penuh haru saat kepala sekolah mengumumkan kelulusan 100% di sekolah mereka dan Mia mendapat peringkat ranking 1 dan juara umum sekolah.
Rara : “Selamat ya, kak.”
Mia : “Makasih, Ra.”
Mereka berkumpul bersama teman-teman sekelas lainnya, merayakan kelulusan mereka.
-------
Pesta kelulusan akan berlangsung malam nanti, Mia dan Rara sudah selesai berdandan dan berganti baju di rumah Rara. Gaun pesta sederhana, sedikit aksesoris dan riasan wajah natural membuat mereka tampil cantik dan memukau.
Mia dan Rara berjalan menuruni tangga, diujung tangga, Alex sudah menunggu untuk mengantar mereka ke lokasi prom night. Alex menatap lewat sudut matanya saat Mia berjalan menuruni tangga mendahului Rara.
Alex : “Cantik sekali...” gumamnya dengan wajah sedikit memerah.
Mia menatap Alex yang terlihat tampan dengan kemeja maroon sama seperti warna gaunnya. Sekilas mereka terlihat seperti couple yang cute.
Mia : “Om, tolong ya, kadar ketampanannya itu loh. Bisa over dosis nich.” kata Mia dalam hati.
Diujung tangga bawah, Mia tidak melihat satu anak tangga lagi dan hampir jatuh kalau Alex tidak segera menahan tubuhnya. Deg! Tangan kekar Alex merangkul pinggang Mia yang ramping, membuat jantung gadis itu berdebar kencang.
Mia : “Makasih, om.”
Alex : “Kamu gak pa-pa kan? Ada yang sakit?”
Mia : “Gak pa-pa, om.”
Mia tersenyum pada Alex yang merasa kalau Mia sudah tidak canggung lagi padanya.
Rara : “Eehheemmm... Ayo kita berangkat.”
Mia dan Alex saling melepaskan diri, Alex mengantar mereka ke tempat prom night.
-------
Prom night sudah dimulai, dentuman musik terdengar dari speaker yang terpasang di sekitar tempat pesta. Mia dan Rara bergabung dengan teman-teman sekelas mereka yang mendapat tempat duduk di dekat panggung. Beberapa performa dari wakil-wakil kelas 1 dan 2 bergantian naik keatas panggung, ikut memeriahkan pesta.
Mia : “Aku ambil minum dulu ya, kamu mau apa?”
Rara : “Aku ikut, kak.”
Kedua gadis manis itu berjalan mendekati meja yang penuh makanan dan minuman. Beberapa orang alumni tampak berdiri di dekat tempat minuman dan sekedar menyapa mereka. Mia mengambil minuman, sementara Rara mengambil beberapa makanan untuk mereka berdua.
Keduanya kembali ke tempat duduk dan mulai makan sambil bercanda dengan teman sekelasnya. Rara yang masih merasa haus, kembali ke tempat minuman dan membawa dua gelas minuman lagi. Beberapa kali Rara bolak-balik mengambilkan minuman untuk teman-teman mereka juga.
Suasana mulai aneh setelah salah satu teman mereka mulai mengatakan hal-hal gak jelas. Mia mengernyitkan keningnya, ia mencium gelas yang Rara pegang dan mencium sedikit bau alkohol pada minuman itu. Cepat-cepat Mia mengambil gelas di tangan Rara dan beberapa teman mereka, langsung menumpahkannya.
Mia : “Jangan minum lagi, ada alkoholnya! Kamu gak pa-pa, Ra?”
Rara : “Aku pusing, kak.”
Mia : “Diam dulu disini, yang lain ada yang pusing?”
Rata-rata mereka memegangi kepalanya, Mia bertindak cepat, ia meminta salah satu teman mereka yang masih sadar untuk menghubungi keluarga masing-masing teman mereka yang mulai teler. Sementara Mia mendekati bu guru Mira, wali kelas mereka.
Mia : “Maaf, bu. Sepertinya ada yang tidak beres dengan minuman yang disajikan. Teman-teman saya ada yang mabuk. Ibu bisa tolong cek?”
Bu Mira : “Kenapa bisa begitu? Coba saya cek kesana.”
Mia kembali duduk di samping Rara yang menelungkupkan wajahnya di meja. Ia menelpon Alex dan minta dijemput sekarang juga.
Mia : “Halo, om. Bisa jemput Rara sekarang?”
Alex : “Apa pestanya sudah selesai? “
Mia : “Pestanya agak kacau, om. Sebaiknya kami pulang saja.”
Alex : “Ok, tunggu sebentar ya.”
Bu Mira mendekati mereka berdua,
Bu Mira : “Kalian bisa pulang? Ada sedikit masalah, dan beberapa murid sudah dijemput orang tua masing-masing.”
Mia : “Saya akan pulang dengan Rara, bu. Papa Rara otw kesini.”
Bu Mira : “Tapi Mia gak mabuk kan?”
Mia : “Saya gak pa-pa, bu. Nanti saya kabarin kalau papa Rara sudah datang.”
Bu Mira : “Ok, tolong jaga Rara ya, Ibu mau cek murid lainnya.”
Mia : “Baik bu.”
--------
Alex tiba di tempat prom, ia memandang sekeliling tempat prom yang mulai gak jelas. Ia melihat Mia duduk di kursi dekat panggung, sementara Rara tertidur di meja.
Alex : “Ada apa, Mia? Rara kenapa?”
Mia : “Kita bicara di mobil ya, om. Terlalu berisik disini.”
Alex menggendong Rara dan Mia mengikutinya, mereka berjalan ke arah mobil Alex terparkir. Setelah membaringkan Rara di jok belakang, Alex meminta Mia duduk didepan saja.
Mia : “Saya harus WA bu Mira dulu.”
Mia mengetik sesuatu di HP-nya, dan Alex mulai menjalankan mobilnya ke arah rumah.
Alex : “Apa yang terjadi sebenarnya?”
Mia : “Saya juga kurang tahu, om. Tadi kami makan dan minum biasa saja, tapi ada teman kami yang mulai bertingkah tidak wajar. Saya curiga dan ternyata di dalam gelas yang Rara pegang, tercium bau alkohol.”
Alex : “Kamu minum juga?”
Mia : “Saya ingat cuma minum 2 gelas, om. Tapi sepertinya alkoholnya cukup tinggi. Sekarang saya sedikit pusing.”
Kring! Kring! HP Mia berdering, mamanya menelpon,
Mia : “Iya, mah.”
Mama Mia : “...”
Mia : “Mia baik-baik aja, cuma pusing dikit. Rara yang agak berat, mah.”
Mama Mia : “...”
Mia : “Minuman keras? Kok bisa?”
Mama Mia : “...”
Mia : “Mungkin Mia nginap di rumah Rara aja ya, mah. Boleh mah?”
Mama Mia : “...”
Mia : “Iya, mah. Dah, mah.”
Mia mematikan HP-nya dan menatap Rara yang masih tidur dibelakang.
Alex : “Mamamu bilang apa?”
Mia : “Kejadian di tempat prom tadi gak disengaja, ada alumni yang datang membawa minuman keras dan gak sengaja menumpahkannya ke campuran minuman. Waktu mereka memberitahukan ke bagian acara, beberapa murid sudah mengambil habis campuran minuman itu. Akhirnya prom jadi kacau. Om, maaf ya Mia gak bisa jagain Rara.”
Alex : “Kenapa minta maaf? Bukan salah kamu juga yang penting kalian berdua sudah aman.”
Alex menggenggam tangan Mia, mereka berhenti karena lampu merah. Mia merasakan kehangatan pada tangan Alex dan balik menggenggamnya.
-------
Sampai di rumah Rara, Alex menggendong Rara naik ke lantai 2 sementara Mia masih duduk di dalam mobil. Ia merasa semakin pusing dan matanya berkunang-kunang. Baru saja Mia menutup pintu mobil, Alex sudah berdiri di sampingnya.
Alex : “Kamu masih pusing?”
Mia : “...”
Alex menahan tubuh Mia yang hampir jatuh, dan membawanya ke dalam rumah. Saat akan membawa Mia ke lantai 2, Alex menatap Mia sejenak dan membawanya masuk ke dalam kamarnya.
Mia : “Om, saya dimana?” Mia membuka matanya setelah Alex membantunya duduk di tempat tidur.
Alex : “Kamu istirahat disini ya. Ini ada baju ganti... aku bantu ya...”
Mia : “Ja... jangan, om. Saya bisa sendiri. Om, saya ke kamar Rara aja ya.”
Alex : “Rara tidur sama mb Minah, gak ada tempat lain. Kamu tidur disini, aku tidur di sofa.”
Mia masih duduk diam, ia menunduk menatap kaos Alex yang ada di tangannya. Kepalanya kembali pusing, dan bruk! Mia jatuh tertidur di atas tempat tidur Alex.
-------
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca novel author ini, jangan lupa juga baca novel author yang lain ‘Menantu untuk Ibu’, ‘Perempuan IDOL’, ‘Jebakan Cinta’ dengan cerita yang tidak kalah seru.
Ingat like, fav, komen, kritik dan sarannya ya para reader.
Dukungan kalian sangat berarti untuk author.
--------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 602 Episodes
Comments
Solaichah Solaichah
duh si om ngebet bingit
2021-01-27
0
Enok Hapsoh Mariyana
si duren udah ga tahan , sabar ah thor kalo cinta ga akan kemana tih si mia nya
2021-01-10
0
Radin Zakiyah Musbich
suka kak ❤️❤️❤️
jgn lupa mampir jg ke novelku dg judul:
"AMBIVALENSI LOVE"
kisah cinta beda agama,
ku tunggu like and coment nya ya 🐳🐳🐳
2020-10-06
0