Mia baru selesai mandi dan berganti baju di kamar mandi lantai 2
ketika ia melihat Rara duduk di pinggir tempat tidurnya, sedang melamun.
Mia : “Ra…”
Rara : “…”
Mia memperhatikan sejak kembali dari lapangan, Rara sedikit murung. Ia
mengingat kepingan kejadian yang tadi terjadi dan mulai mengambil satu
kesimpulan.
Mia : “Rara…” Kali ini Mia menyentuh bahu Rara, membuat gadis itu
menoleh padanya.
Mia : “Maaf ya, Ra. Aku gak bermaksud menggantikanmu merawat Riri.
Tadi aku reflex dan hanya ingin membantu saja.”
Rara : “Kok kakak bisa tahu?”
Mia : “Ra, kamu lupa kalau aku 4 tahun lebih tua dari kamu. Lebih
banyak pengalaman yang sudah aku lalui sampai saat ini. Hal-hal sensitive
seperti ini sudah pernah aku alami.” Mia mengacak rambut Rara gemas.
Rara : “Maaf ya, kak. Rara seperti anak kecil saja.”
Mia : “Wajar saja, Ra. Sejak mamamu pergi, kamu sudah terbiasa
mengurus si kembar. Itu sebuah kebiasaan, ketika ada orang lain yang
menggantikanmu, pasti kamu akan merasa kecewa, kan. Kamu tidak perlu minta maaf
untuk itu.”
Rara : “Kak, kau sangat baik. Aku ingin kita selamanya jadi kakak
adik.”
Mia : “…”
Rara memeluk Mia erat, Mia bahkan tidak berani mengatakan apa-apa
terhadap harapan Rara. Hatinya tidak bisa bohong kalau Mia sudah terjatuh pada
papa Rara. Tapi sepertinya Rara tidak akan mau menerima kenyataan kalau Mia
berkata yang sebenarnya.
Rara membantu Mia memandikan Riri yang terluka, Mia sengaja hanya
sekedar membantu agar Rara punya lebih banyak waktu bersama Riri. Ia tidak
ingin menjadi penengah diantara kakak beradik itu, akan lebih baik kedekatan
Mia sedikit berkurang terhadap keluarga Rara. Ia takut mengecewakan Rara
nantinya.
-------
Mereka makan malam bersama, Mia duduk diapit Riri dan Rara sementara
nenek, Alex, dan Mario duduk di seberang mereka. Sesekali Alex mencuri pandang
menatap wajah cantik Mia, tapi hal berbeda ditunjukkan Mia yang menahan
perasaannya mati-matian. Mia terlihat acuh pada Alex dan hanya sekedar ngobrol
biasa saja.
Mia lebih banyak mengobrol dengan Rara dan Riri, sampai makan malam
selesai, Mia membantu Rara dan mb Minah merapikan meja makan. Sementara Alex,
nenek, Mario dan Marie duduk di ruang keluarga menonton TV.
Rara dan Mia juga ikut duduk di ruang keluarga tapi Mia memilih duduk
disamping Mario yang duduk agak jauh dari Alex. Mario menyandarkan kepalanya di
bahu Mia sebelah kanan sementara Riri di bahu sebelah kiri. Mereka fokus
menonton TV sampai si kembar mulai menguap.
Nenek : “Nenek sudah ngantuk, kalian cepat tidur ya.”
Mario : “Iya, nek. Kak Mia, kita tidur yuk.”
Marie : “Ayo, kak. Kita keatas.”
Rara dan Mia bangun dari duduknya, si kembar sudah lebih dulu naik ke
atas. Alex seperti ingin menahan Mia lebih lama di ruang TV, tapi ia tidak
menemukan alasan yang tepat. Akhirnya Alex hanya bisa mematikan TV dan masuk ke
kamarnya.
Mia dan Rara masuk ke kamar si kembar dan melihat keduanya sudah pulas
tertidur. Rara mematikan lampu kamar si kembar, lalu mengajak Mia masuk ke
kamar Rara. Mereka mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur yang lebih nyaman.
Rara memakai piyama dengan celana pendek, sedangkan Mia memakai pakaian tidur
terusan dengan tali kecil dan pendek. Mereka beranjak tidur tanpa ngobrol lagi.
-------
Tengah malam, Mia terbangun karena haus. Ia tidak sengaja menyenggol
Rara saat ingin mengambil air minum di atas nakas.
Rara : “Kenapa, kak?”
Mia : “Aku haus sekali, airnya sudah habis. Aku ke bawah dulu ya. Kamu
lanjut aja tidur.”
Rara kembali mendekap gulingnya dan tertidur. Mia membuka pintu kamar
Rara dan keluar sambil membawa gelas yang kosong. Pelan-pelan Rara menuruni
tangga karena sedikit gelap. Ia ingin menyalakan lampu, tapi tidak tahu dimana
saklarnya.
Baru sampai di ujung tangga paling bawah, ia melihat celah cahaya dari
kamar Alex. Sepertinya Alex belum tidur, Mia sedikit tenang ketika sedikit
cahaya itu menerangi jalan ke arah dapur.
Mia mendekati dispenser di dekat meja makan, ia menuangkan air ke
dalam gelas dan mulai meminumnya. Suara air menarik perhatian Alex, ia belum
bisa tidur dan memilih menonton film di laptopnya.
Perlahan Alex keluar dari kamarnya, ia melihat sosok perempuan berdiri
di depan dispenser, sedang minum air.
Alex : “Ra? Kenapa gak hidupkan lampu?”
Mia : “Eh, saya Mia, om. Saya cuma mau minum sebentar. Om belum tidur?”
Alex : “Belum, saya gak bisa tidur karena gak ada yang nemenin.”
Mia : “Ah, om bisa aja. Mia balik ke atas ya, om.”
Mia sudah mau ngibrit dari sana, ia takut lepas kendali kalau terlalu
lama berduaan dengan Alex. Tapi detik berikutnya, Alex sudah menarik tangannya
masuk ke dalam kamar.
Deg! Mia melirik sekeliling kamar Alex yang tidak terlalu besar,
lengkap dengan tempat tidur ukuran queen, lemari besar, meja rias, dan meja
kerja.
Mia : “O… om mau apa?”
Mia menahan tangan Alex yang hampir menutup pintu kamarnya, ia ingin
keluar dari kamar Alex, tapi tangan Alex sudah memerangkapnya ke dinding. Alex
menatap Mia yang menunduk, bibir pink Mia berkilau terkena cahaya lampu tidur,
pundak dan tubuh bagian atasnyaterekspos jelas.
Alex : “Mia… sebentar saja.”
Mia mengangkat wajahnya, menatap mata sendu Alex yang sudah dipenuhi
birahi. Alex mulai menunduk, mengecup bibir Mia yang sangat terkejut, matanya
terbelalak, seluruh tubuhnya menegang merasakan ciuman pertamanya diambil Alex.
Tubuh Mia semakin terdorong ke dinding dengan tengkuk dan pinggang
dipegangi Alex. Mia mulai meronta saat nafasnya mulai sesak, ia berusaha
mendorong Alex.
Mia : “…mmmhhpppp… om… lepas… mmmhhpp…”
Akhirnya Alex melepas ciumannya, mereka menarik nafas dengan cepat,
mencoba meraih oksigen sebanyak mungkin. Mata Alex terbelalak menyadari
perbuatannya terhadap Mia. Ia segera melepaskan pelukannya pada tubuh Mia, dan
sedikit menjauh.
Mia menatap Alex, tidak percaya dengan apa yang
baru saja dilakukan duda tampan itu. Apa ini artinya kalau Alex juga
menyukainya? Apa cinta pertama ini akan berbalas?
Alex : “Ma… maaf, Mia… Aku…”
Mia : “…kenapa, om…?”
Alex : “…”
Alex belum berani mengakui perasaannya, tadi ia sempat melihat Mia
sebagai wanita yang sudah dewasa, bukan teman sekelas anaknya. Sedangkan Mia
yang tidak menerima jawaban atas pertanyaannya, segera keluar dari kamar Alex
dan naik ke lantai 2.
Alex meraba bibirnya yang terasa manis, ia berbaring di atas tempat
tidurnya dan tersenyum senang. Sementara Mia juga tersenyum senang di samping
Rara yang masih pulas tertidur. Mereka saling memikirkan satu sama lain, tanpa
memikirkan orang-orang disekitar mereka.
-------
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca novel author ini,
jangan lupa juga baca novel author yang lain ‘Menantu untuk Ibu’, ‘Perempuan
IDOL’, ‘Jebakan Cinta’ dengan cerita yang tidak kalah seru.
Ingat like, fav, komen, kritik dan sarannya ya para reader.
Dukungan kalian sangat berarti untuk author.
--------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 602 Episodes
Comments
mizuki
kalau mau buat cerita pikir dulu segala sesuatunya thor misalnya si kembar yg udah smp kok tidur breng dn mia yg udh lulus 4 thn lalu tpi ngulang SMA, klau ijazah hilangkn bisa di urus lgi ke sekolah asal
2023-02-19
0
Nuralam
cerita si kembar gak cocok dgn umur segutu. plg sklh di jemput nenek,, mia mengendong riri,, mia mandiin riri,, sdh remaja msih tidur 1 kamar😎😎 kan gak mungkin😇😇😱😱
2022-01-11
1
arin
sprtinya slh umur ya...
2021-01-20
0