Alex mulai melajukan mobilnya kearah sekolah Mia, sebenarnya ia tidak ada keperluan apa-apa disana, tapi Alex tidak bohong ketika bilang mau ke rumah clientnya di jalan S. Ia benar-benar punya client di sana.
Selama dalam perjalanan, Mia lebih memilih diam, ia merasa canggung hanya berdua dengan Alex. Terlebih lagi
perasaannya sudah berubah sejak pandangan pertama pada duda keren ini. Tapi Mia tidak bisa menahan rasa penasarannya lama-lama, ia ingin menanyakan sesuatu,
Mia : “Emm… om. Saya boleh nanya?”
Alex : “Oh, iya. Tanya apa?”
Mia : “Maaf ya kalau saya lancang, berapa usia om sekarang?”
Alex : “Tahun ini 38 tahun, memangnya kenapa?”
Mia : “Om nikahnya muda ya.”
Alex : “Ya, begitulah. Om nikah umur 20 tahun. Maklum darah muda, jadi agak susah menahan hawa nafsu.”
Alex tersenyum menatap Mia, mereka sedang berhenti di lampu merah. Mia langsung meleleh melihat senyuman Alex,
Mia : “Sumpah ganteng banget, imanku tetaplah bertahan.” Mia berkata dalam hati.
Alex : “Kalau Mia udah punya pacar?”
Mia : “Pacar? Oh, belum om. Masih fokus sekolah biar bisa kuliah.”
Kring! Kring! Tiba-tiba telpon Alex berdering dari dalam tasnya.
Alex : “Mia, tolong ambilkan HP saya, di dalam tas di belakang.”
Mia melepas sabuk pengamannya dan sedikit mencondongkan tubuhnya ke arah Alex yang bisa mencium wangi tubuh Mia dengan jelas. Alex kecil semakin memberontak dibawah sana, Alex menggeser duduknya membuat lengannya tidak sengaja menyenggol payudara Mia.
Alex : “Eh, maaf Mia. Saya gak sengaja. Siapa yang telpon?”
Mia : “Gak ada namanya, om. Mau diangkat?”
Alex : “Iya, tolong terima, tempelkan di telinga saya.”
Mia menekan tombol hijau dan mendekatkan HP ke telinga Alex.
Alex : “Selamat sore... “
Pak Yadi : “(Sore, Pak Alex. Bisa ketemu sekarang?)”
Alex : “Pak Yadi, saya sudah otw ke rumah bapak. Sebentar lagi sampai.”
Pak Yadi : “(Kebetulan sekali, saya tunggu ya, pak.)”
Alex : “Baik Pak Yadi.”
Alex memegang tangan Mia yang masih memegang HP-nya, ia menghentikan mobil di pinggir jalan.
Alex : “Eh, maaf Mia. Saya mau lihat alamat Pak Yadi.”
Mia memberikan HP Alex, tangannya serasa tersetrum ketika tangan Alex memegang tangannya tadi. Mia melihat rumahnya sudah dekat dan berniat berjalan kaki dari sana.
Mia : “Om, rumah saya sudah dekat. Saya turun disini ya. Terima kasih sudah mengantar saya.”
Alex : “Eh, tunggu Mia. Kamu tahu alamat ini?” Alex memperlihatkan sepenggal alamat di WA, lagi-lagi tangan Alex menarik tangan Mia.
Mia : “Loh, ini alamat rumah saya, om. Itu gerbangnya kelihatan dari sini warna coklat. Om mau ketemu siapa?”
Alex : “Mau ketemu Pak Yadi, Mia kenal?”
Mia : “Mungkin om saya, om. Kita kesana aja.”
Alex masih memegang tangan Mia, ia *** tangan Mia sambil men-scroll WA membaca kembali percakapannya dengan Pak Yadi. Perbuatan Alex membuat Mia gelisah, ia ingin menarik tangannya, tapi Mia juga menikmati remasan tangan Alex. Tin! Tin! Suara klakson mengagetkan Alex, ia tak sengaja parkir di depan rumah orang. Alex melihat tangannya yang menggenggam tangan Mia.
Alex : “Maaf Mia, kita ke rumahmu ya.”
Mia terdiam, kata-kata Alex terdengar seperti laki-laki yang ingin melamar kekasihnya. Jantung Mia kembali berdebar kencang, wajahnya sedikit merona. Ia masih merasakan kehangatan tangan Alex di tangannya.
Alex menghentikan mobilnya di depan rumah Mia, Mia turun dari mobil dan menunggu Alex turun. Alex turun setelah merapikan penampilannya, ia mengambil tasnya dan mengunci mobil. Mia berjalan masuk ke halaman rumahnya setelah membuka gerbang.
Mia : “Mari om. Kita masuk.”
Saat itu semua orang sedang berkumpul di ruang keluarga, menunggu saat makan malam. Ada nenek dan kakek Mia, mama Mia, om Yadi, dan tante Lisa, istrinya. Anak om Yadi dan tante Lisa sedang ada di dalam kamar. Mia masuk ke dalam rumah bersama Alex, ia mempersilakan Alex duduk di ruang tamu. Sementara Mia menyapa semua orang di ruang keluarga.
Mia : “Om Yadi, ada tamu di depan.”
Om Yadi : “Oh, siapa Mia?”
Mia : “Itu om Alex.”
Semua orang menoleh ke arah ruang tamu, penasaran dengan sosok Alex.
Mama Mia : “Mia kenal sama dia?”
Mia : “Om Alex itu papanya Rara, mah. Mia juga baru tahu tadi. Mia buatin minum dulu ya.”
Mama Mia : “Dia mengantarmu pulang?”
Mia : “Kebetulan client om Alex itu om Yadi dan mereka ada janji ketemu. Mia juga kaget tadi.”
Mama Mia kembali melirik Alex yang sedang diskusi dengan Yadi, adiknya. Ia merasa sikap Mia agak aneh setelah kembali dari rumah Rara.
Mia membawakan minuman untuk Alex dan Yadi, Alex tersenyum menatap Mia dan mengucapkan terima
kasih.
Alex : “Terima kasih, Mia.”
Om Yadi : “Pak Alex kenal sama Mia?”
Alex : “Mia teman anak saya, Pak Yadi.”
Om Yadi : “Pantas saja, sampai mana kita tadi?”
Alex melirik Mia yang berjalan kembali ke ruang keluarga, sesekali Mia berbalik menatap Alex yang masih bicara dengan Yadi. Senyumnya mengembang membuat mamanya semakin curiga.
Mia : “Ma, Mia mandi dulu ya.”
Mia melenggang ke kamarnya, ia harus mandi dulu sebelum makan malam keluarga. Nenek dan kakek Mia
selalu mengatakan setidaknya mereka harus berkumpul satu kali saat makan, sambil bercerita untuk menjaga komunikasi antara keluarga.
Saat kembali, Mia melihat Alex sudah tidak ada di ruang tamu, sepertinya Alex sudah pulang. Sedikit kecewa ia duduk di meja makan bersama yang lainnya. Selama makan malam, Mia tak banyak bicara, ia mengatakan sudah cukup lelah setelah belajar bersama Rara selama 3 jam. Kata-kata Mia membuat mamanya semakin yakin ada sesuatu yang terjadi pada Mia.
Kebiasaan Mia saat pulang sekolah adalah menyapa semua orang dan mulai berceloteh membicarakan kegiatannya di hari itu, tapi sejak datang dia lebih banyak melamun. Mia juga tidak terlalu suka ketika diminta membuatkan minuman untuk tamu, tapi tadi ia membuatnya sendiri dengan suka rela.
Mama Mia mulai berpikir kalau Mia menyukai suami orang. Jelas-jelas tadi Mia bilang kalau Alex itu papa Rara, artinya Alex sudah menikah dan punya anak. Salah besar kalau Mia sampai jatuh cinta pada Alex. Pikiran mama Mia melayang memikirkan kemungkinan terburuk anaknya jadi pelakor. Ia menghentikan makannya dan minum air yang banyak. Mama Mia harus mencari tahu lebih detail sebelum semuanya terlambat.
-------
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca novel author ini, jangan lupa juga baca novel author yang lain ‘Menantu untuk Ibu’, ‘Perempuan IDOL’, ‘Jebakan Cinta’ dengan cerita yang tidak kalah seru.
Ingat like, fav, komen, kritik dan sarannya ya para reader.
Dukungan kalian sangat berarti untuk author.
--------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 602 Episodes
Comments
Radin Zakiyah Musbich
saya mampir,
sekalian ijin promo ya thor.... 😁
jangan lupa mampir di novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE"
kisah cinta beda agama....
tinggalkan jejak ya 🥰🥰🥰
2020-09-11
0
Ilham Rasya
jejak
2020-09-05
0
Eni Supriyono
duren..dgn 3 anak...
2020-08-25
0