Keesokan harinya, Mia bertemu Rara di depan sekolah. Papa Rara yang mengantar Rara pagi itu memanggil Mia.
Alex : “Mia, selamat pagi.”
Mia : “Pagi, om. Mau ke kantor?”
Alex : “Iya, selamat ulangan ya, moga sukses.”
Mia : “Makasih, om.”
Rara : “Ayo kita masuk, ntar keburu bel. Aku gugup nich kak.”
Mia : “Uda belajar kan, kenapa mesti gugup. Ayo masuk.”
Alex masih menatap Mia yang berlalu dari samping mobilnya.
Alex : “Makin dilihat makin cantik. Astaga, masa aku harus mandi lagi pagi ini.” Melihat Mia di pagi hari membuat hasrat Alex membara. Ia mengendarai mobilnya menuju kantor. Suasana hatinya sedang baik hari itu.
-------
Pulang sekolah, Mia dan Rara berjalan keluar sekolah. Rara tersenyum senang karena ulangan Fisikanya berjalan lancar, ia bisa menjawab sebagian besar soal Fisika dan menyelesaikan jawabannya tepat waktu. Mereka mencoba memesan ojol yang agak susah dipesan.
Rara : “Kak, si kembar ingin ketemu lagi sama kakak. Tadi pagi mereka ribut sekali memintaku membujukmu. Kakak bisa kan ke rumah hari ini?”
Mia : “Iya, Ra. Lagian kan besok kita libur, tapi aku gak bawa baju ganti nich. Masa pake punyamu lagi. Gimana kalau kita ke rumahku dulu sekalian aku ganti baju dan ijin sama mamaku.”
Rara mengangguk, jarak dari sekolah ke rumah Mia cukup dekat. Mereka bisa berjalan kaki kesana.
Sampai di rumah Mia, mama Mia sedang menyiapkan makan siang. Ia menyambut Rara dan Mia yang sudah masuk ke dalam rumah.
Mia : “Mah, Mia ijin ke rumah Rara ya. Pulangnya sebelum makan malam kok.”
Mama Mia : “Iya, memangnya kalian mau belajar lagi? Besok kan libur.”
Rara : “Adik-adik saya mau ketemu kak Mia, tante. Kemarin mereka sempat main sama kak Mia keliatan bahagia banget.”
Mia : “Ra, aku ganti baju dulu ya.”
-------
Mama Mia mengajak Rara duduk sementara Mia mengganti bajunya.
Mama Mia : “Besok kan libur panjang, Rara sama papa mama gak liburan?”
Rara : “Libur kali ini belum bisa kemana-mana, tante. Papa sibuk kerja, kalau mama sudah lama pergi.”
Mama Mia : “Aduh, maaf ya Rara. Tante beneran gak tahu.”
Rara : “Gak pa-pa kok tante. Mama pergi waktu lahirin si kembar, makanya si kembar pasti manja banget kalau ketemu perempuan yang mereka sukai. Maklum, gak dapet kasih sayang dari mama. Tapi Rara heran loh waktu pertama ketemu kak Mia, si kembar bisa langsung akrab gitu.”
Mama Mia : “Trus papa Rara gak nikah lagi? Berapa umur si kembar sekarang?”
Rara : “Papa belum mau nikah lagi, tante. Kata papa, yang penting ada Rara dan si kembar, papa sudah cukup bahagia. Si kembar sudah kelas 3 SMP sekarang, tante.”
Mama Mia : “Cukup lama juga ya. Eh, Rara makan siang disini dulu ya. Tante masak soto ayam loh.”
Mama Mia menuntun Rara ke meja makan, sementara Mia datang dari kamarnya sudah berpakaian santai.
Mama Mia : “Mia, ajak Rara makan dulu. Kalau mau, Mia boleh nginep di rumah Rara malam ini. Biar si kembar puas main sama kamu.”
Mia : “Iya, mah. Ra, ayo makan dulu.”
Mereka makan siang bersama, dan mama Mia membungkus soto ayam untuk si kembar dan nenek Rara.
--------
Mia dan Rara tiba rumah Rara diantar sopir keluarga Mia, mereka masuk ke dalam rumah Rara dan disambut si kembar yang hampir membuat Mia jatuh lagi.
Rara : “Adeekk... sabar dulu sebentar. Kak Mia bisa jatuh lagi nanti.”
Nenek : “Rio, Riri, cepat selesaikan makannya. Mia ayo makan siang dulu.” Rara dan Mia bergantian mencium tangan nenek Rara.
Rara : “Kita uda makan di rumah kak Mia, nek. Ini ada soto ayam buatan mama kak Mia. Enak banget. Nenek kan paling suka soto ayam.”
Mia : “Iya, nek. Dicobain ya.”
Nenek : “Aduh, repot-repot makasih banyak ya, Mia.”
Rara : “Nek, Rara sama kak Mia ke kamar dulu ya. Malam ini kak Mia nginep disini.”
Mario & Marie : “Hooreee, kak Mia nginep. Nanti bobo sama kita, ya kak.”
Mia : “Iya, sayang... Lanjutin makannya ya, kakak ke atas dulu.”
Nenek tersenyum senang melihat si kembar bersemangat menghabiskan makanannya. Kehadiran Mia di rumah itu membuat suasana rumah lebih ceria dari biasanya.
--------
Sementara itu di kantor Alex, ia berkutat dengan permasalahan yang terjadi di kantor cabang, beberapa kontrak mulai bermasalah karena tidak terselesaikan sesuai target. Setelah memberikan beberapa instruksi untuk asisten dan managernya, Alex menyandarkan tubuhnya ke kursi kerjanya. Ia melonggarkan dasinya yang sempat mencekik lehernya karena terlalu tegang.
Pikiran Alex melayang mengkhayalkan Mia,
Alex : “Pasti enak sekali kalau disaat begini, Mia datang dan memijat bahuku. Padahal baru ketemu tadi pagi, tapi aku mulai merindukannya.”
Alex tersenyum sambil menutup matanya, membayangkan senyuman Mia yang manis.
Kring! Kring! Tiba-tiba HP-nya berbunyi. Telpon dari rumah,
Alex : “Halo?”
Mario & Marie : “Papah!! Kak Mia mau nginep sini, papa cepetan pulang ya...”
Alex : “Beneran?”
Mario & Marie : “Bener, pah. Dadah!!”
Senyum Alex semakin lebar, ia akan segera bertemu dengan Mia lagi. Jantungnya berdegup kencang seperti menantikan kencan pertamanya dengan Selvi dulu.
-------
Sore hari, Alex sudah tiba di rumahnya, dengan tidak sabar, ia masuk ke dalam rumah dan melihat sekeliling
rumah yang sepi.
Alex : “Kemana semua orang?”
Alex meletakkan tas kerjanya di dalam kamar dan naik ke lantai 2, kamar Rara kosong, begitu juga kamar si kembar. Alex menoleh ke arah balkon lantai 2, ia bisa melihat suasana kompleks perumahan dari sana. Benar saja, anak-anaknya sedang bermain basket dengan Mia di lapangan kompleks. Beberapa pemuda kompleks juga ada disana, menonton mereka bermain.
Alex melihat seorang pemuda menghampiri Mia yang sedang minum di pinggir lapangan, hatinya mulai kacau
melihat Mia tersenyum pada pemuda itu. Alex ingin segera berlari kesana dan menarik tangan Mia pulang, tapi ia melihat Mario menarik tangan Mia menjauh dari pemuda itu.
Alex : “Anak pintar…”
Sifat Mario hampir sama dengan Alex, cemburuan dan sedikit posesif. Ia tidak suka perempuan yang disukainya didekati laki-laki lain. Alex baru ingin berbalik ke kamarnya ketika melihat Riri terjatuh, ia tertegun melihat Mia langsung menggendong Riri ke pinggir lapangan. Wajahnya terlihat cemas saat Riri menangis sambil memeluknya. Mereka bersama-sama meninggalkan lapangan, kembali ke rumah.
Alex membukakan pintu depan dan Mia masuk sambil menggendong Riri. Keringat membasahi wajah Mia karena menggendong Riri. Setelah mendudukkan Riri di sofa, Mia segera memeriksa lukanya.
Alex : “Ini kotak obatnya, Mia. Biar saya saja yang merawat lukanya.”
Mia tidak mendengarkan Alex, ia terlalu fokus membersihkan dan merawat luka Riri yang masih menangis. Perlahan darah yang mengalir di lutut Riri mulai berhenti.
Mia : “Minum dulu ya, habis ini kakak bantu mandi ya.”
Riri mengangguk, ia minum dari gelas yang disodorkan Mia, kembali memeluk Mia dan tersenyum. Alex tersenyum bahagia, ia melihat Mia sangat tulus pada anak-anaknya. Hatinya sudah 100% terjatuh pada Mia. Mario juga merasakan hal yang sama, ia tersenyum cerah. Sementara Rara merasa sedikit cemburu, biasanya Rara yang merawat kalau adik-adiknya mengalami luka. Ia merasa perhatian semua orang mulai beralih pada Mia.
-------
Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca novel author ini, jangan lupa juga baca novel author yang lain ‘Menantu untuk Ibu’, ‘Perempuan IDOL’, ‘Jebakan Cinta’ dengan cerita yang tidak kalah seru.
Ingat like, fav, komen, kritik dan sarannya ya para reader.
Dukungan kalian sangat berarti untuk author.
--------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 602 Episodes
Comments
Yoni Asih
kelas 3 smp,anak q aja klas 1 smp segede BAGOR klok suruh gendong maaf sya tidak sanggup sya ambilin gerobak aja buat ngangkutt🤣🤣canda thor
2021-01-20
1
Widyaningsih
diawal si kembar ktanya umur 3 taon..lha ini kq udh kls 3 SMP??....
2021-01-20
0
Radin Zakiyah Musbich
nengok nengok...
keren thor...
ijin promo ya 🙏
jgn lupa mampir jg ke novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE" ❤️
kisah cinta beda agama,
ku tunggu jejaknya ya 🤗🙏
2020-09-22
1