Mark langsung berlari ke rumah sakit ketika mendengar hal itu, "Sayang, ayo kita pergi ke rumah sakit tadi dokter menghubungiku. Intan ternyata sudah siuman! Akhirnya dia siuman lagi setelah setahun lamanya dia berada dalam kondisi vegetatif." Mark terlihat begitu bahagia.
Bunga yang tadi merasakan kebahagiaan luar biasa karena Mark yang meminta kepada dirinya untuk menjadi istrinya yang tercinta, kini hanya bisa menatap nanar kepada Mark.
"Selamat ya, karena kekasihmu sudah sadar." Bunga merasakan hatinya begitu sakit. Ketika membayangkan akan kembali melihat kemesraan antara suaminya dan adik tirinya.
Tanpa terasa air matanya menetes di kelopak matanya. Bunga merutuki dirinya sendiri yang begitu lemah kalau sudah berurusan dengan Mark dan Intan.
Mark mendekati Bunga. Mark mencium kening Bunga dengan lembut. "Sayang, aku sadar kalau aku selama ini memang mencintai kamu. Tenanglah! Nanti aku akan menjelaskan kepada Intan tentang pernikahan kita. Aku yakin Intan pasti bisa mengerti tentang kondisi ini dan mau melupakanku sebagai kekasihnya!" Mark kemudian memeluk Bunga.
Mark berusaha meyakinkan Bunga untuk percaya dengan komitmen yang sudah dia janjikan kepada Bunga.
Entah kenapa Bunga merasa tidak yakin dengan janji Mark itu. Karena selama bertahun-tahun lamanya Bunga selalu melihat betapa bucinnya Mark kepada Intan.
"Apakah akan semudah itu kau melakukannya Mark? Kamu selama ini begitu tergila-gila kepada Intan. Aku sungguh ragu akan ada hari di mana kamu sanggup meninggalkan Intan untuk aku!" Bunga menundukkan kepalanya dengan penuh kesedihan.
Mark mencium bibir Bunga. Bunga sampai lemas seluruh tubuhnya gegara perbuatan Mark yang begitu gegabah menyentuh hati Bunga dengan cintanya dan kelembutan hati Mark seperti dulu ketika mereka pertama kali bertemu. Hati Mark saat ini memang sedang galau karena mendengar Intan yang kembali siuman. Mark juga sedang berusaha mengatur hatinya sendiri agar bisa kondisikan ketika bertemu kembali dengan Intan yang sudah sangat lama dia tunggu untuk kembali siuman.
Tetapi Mark merasa yakin dengan perasaan dirinya kepada Bunga ketika dirinya mencium bibir Bunga. "Ayo sayang, kita ke rumah sakit dan menemui Intan, kita buktikan aku sudah melupakan dia atau belum." Bunga kesulitan menelan salivanya sendiri.
"Pergilah sendiri ke rumah sakit. Aku tidak sanggup kalau harus melihatmu bermesraan dengan Intan. Aku ini wanita Mark! Aku sudah cukup melihat kemesraanmu dengan kekasih yang kau cintai!" Bunga memilih untuk mundur daripada hatinya terluka lagi.
Impian yang sudah di bangun begitu indah oleh Mark, sudah cukup bagi Bunga. Bunga cukup merasa bahagia dengan hal itu.
Mark mendekati Bunga dan berusaha untuk meyakinkan Bunga. Bahwa dirinya saat ini memang benar-benar mencintainya dan tidak ingin kehilangan Bunga.
"Ayolah, sayang. Kamu harus percaya sama aku. Aku apa membuktikan kepadamu ketulusanku dan juga niatku untuk kita membina rumah tangga dengan cara yang baik. Aku janji kepada kamu bukan? Kalau aku akan berhenti untuk menyakitimu." Mark terus saja meyakinkan Bunga.
Bunga akhirnya hanya bisa mengikuti keinginan Mark.
"Baiklah! Aku akan ikut dengan kamu!" ucap Bunga dengan pasrah.
Mark merasa senang sekali dengan keputusan Bunga untuk menemani dirinya bertemu dengan Intan. Hati Mark sudah tidak sabar untuk segera membuktikan bahwa dirinya pasti akan meminta kepada Intan untuk melupakan cinta membara di antara mereka yang sudah terjalin lama.
Sepanjang perjalanan ke rumah sakit, tidak ada pembicaraan di antara keduanya. Karena semuanya sibuk dengan pikirannya sendiri.
Mark terus menggenggam telapak tangan Bunga dan sesekali menciumnya dengan lembut. Bunga merasa bahagia. Ya! Akhirnya Bunga memutuskan akan menikmati itu semua dari Mark. Karena dia tidak tahu kapan lagi dirinya akan mendapatkan perlakuan semanis itu dari suaminya.
Bunga langsung menghapus air matanya yang tadi sempat jatuh karena sedih. 'Aku janji padamu, Bunga! Aku pasti bisa meminta kepada Intan untukku. Aku gak akan pernah membiarkan Haikal merebut kamu dariku.' batin Mark yang merasa sedikit ragu juga.
Bagaimanapun juga Mark sadar bahwa dirinya telah memiliki hubungan yang cukup dalam bersama Intan selama bertahun-tahun lamanya.
Setelah sampai di rumah sakit, Mark melihat Intan yang sedang diperiksa oleh dokter yang menangani dia. Kedua orang tua Intan juga sudah ada di sana.
Mark sedikit bingung sekarang. Intan merentangkan kedua tangannya dan meminta pelukan dari Mark. Intan sudah mendengarkan semuanya dari ibunya. Kalau Mark dan Bunga sudah menikah.
"Sayang! kemarilah, sayang! Kenapa kau malah bengongg di situ? Apa kau tidak merindukan aku?" tanya Intan dengan suara seraknya. Mungkin karena lama tidak bicara membuat pita suara Intan agak bermasalah.
Mark menggendeng tangan Bunga lalu menariknya untuk mendekatkan diri kepada Intan yang mengerutkan keningnya karena tidak suka dengan hal itu.
"Lepaskan tanganmu, Sayang! Kenapa kau menggenggam tangan dia terus? Kak Bunga! Kakak jangan coba-coba untuk merebut Mark dariku, ya! Karena Mark selamanya akan menjadi milikku!" Bunga terkesima melihat Intan yang begitu bersemangat menunjukkan taringnya dan kekuasaannya di hadapan Bunga yang lain seakan-akan menjadi orang ketiga di dalam hubungan mereka.
Mark menjadi bingung karena berdiri diantara dua wanita yang sama-sama penting di dalam hatinya. "Kak Bunga! Aku peringatkan sekali lagi kepadamu. Kamu hanya menjadi pengantin pengganti aku. Sekarang aku sudah kembali. Jadi, sebaiknya Kak Bunga kembalikan Mark kepadaku! Pemiliknya yang sesungguhnya!" Intan menampakan wujud aslinya di hadapan Bunga.
Bunga hendak mundur dan berusaha melepaskan tangannya dari genggaman tangan Mark, tapi Mark malah semakin mengeratkan genggaman tangannya.
"Kami sudah menikah Intan! Aku harap kamu bisa menerima hal itu!" ucap Mark dengan suara gemetar dan dada yang bergemuruh.
Intan langsung histeris karena mendengar apa yang dikatakan oleh Mark. Intan tidak mau menerima kenyataan itu.
"Tidak, Mark! Kamu harus segera menceraikan Kak Bunga dan kembali kepadaku! Hanya aku yang mencintaimu dan akan membuatmu bahagia untuk selamanya!" Intan berusaha untuk melepaskan inpus yang ada di tangannya.
Ibunya Intan tentu saja merasa sangat khawatir dengan hal itu. "Sayang, kau jangan gegabah! Hati-hati, anakku! Kau baru saja siuman setelah koma begitu lama. Mama mohon, Bunga! Turuti keinginan Intan untuk bercerai dengan Mark. Kembalikan Mark kepada Intan. Karena memang dialah satu-satunya kekasih Mark." Bunga begitu lemas tubuhnya mendengar ucapan ibu tirinya yang begitu egois dan kejam.
Bunga melihat kepada ayahnya yang hanya bisa menunduk sedih. Bunga tahu kalau Ayahnya juga berada di pihak Intan dan ibunya.
Bunga yang merasa kesal dan sedih, akhirnya menghempaskan tangan Mark darinya dan memilih untuk pergi. Hati Bunga sedih ketika melihat Mark malahan memeluk Intan, alih-alih mengejar dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
kinoy
pergi aj lah bunga..ngapain laki lemah mcm c mark diharepin..tunggu aj c mark tau kbnrn y&nyesel gmn kelakuam c intan
2023-08-04
3
Lilik Utami
mending cerai dan pergi dari hidup mark aja bunga carilah kebahagiaan kamu,tenang aja masih ada haikal
2023-08-04
0
Innara Maulida
udah si carai aja bunga masih ada Haikal yg peduli sama kamu
2023-08-04
0